bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Tuxedo, Orang Kaya Sombong & Pembuat Jas

Ditulis oleh Syuri K.N.
The Tuxedo (2022)
2.1
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Tuxedo adalah salah satu serial boys love yang cukup banyak diperbincangkan. Mengisahkan drama keluarga, bisnis, dan percintaan antara seorang penjahit jas profesional dengan kliennya yang congkak.

Mini series dengan delapan episode ini dibintangi oleh Chap Suppacheep sebagai Nawee dan Green Phongsathorn sebagai Aiaoon. Mereka berdua memang udah pernah didapuk sebagai on screen partner sebelumnya, jadi ketika disatukan kembali di dalam proyek, tentunya penggemar mereka sangat antusias.

Penasaran seperti apa kisah Nawee dan Aiaoon? Berikut sinopsis dan ulasan "The Tuxedo" (2022) dari Bacaterus.

Sinopsis

the tuxedo 2022_

Aiaoon (Green Phongsathorn) adalah penjahit dan desainer berbakat yang merancang jas pria. Dia meneruskan bisnis butik keluarganya bersama dengan dua adik laki-lakinya, Oab dan Art, yang tampaknya kurang terlalu mengerti tentang dunia fashion.

Terlepas dari reputasi positif Aiaoon dan brand butik keluarganya di industri ini, ia sangat pemilih dalam menerima klien baru. Ia hanya akan membuat setelan jas untuk orang-orang yang kenal dekat dengannya saja. Ia bahkan menolak ketika ada orang yang menawarkan membuka cabang butiknya di luar negeri.

Aneh, bukan? Mungkin Aiaoon memang nggak mencari uang, tapi kepuasan bagi dirinya sendiri dan kliennya nanti yang akan mendapatkan jas buatannya.

the tuxedo 3_

Kakak Aiaoon, Oab (Pond Khunnapat), dijambret pada suatu malam. Ada orang asing yang berbaik hati menyelamatkannya, yaitu Sichol. Dalam aksi tersebut, jas yang dipakai Sichol sobek, dan Oab membawanya ke rumah untuk meminta Aiaoon membuatkan jas yang baru.

Diberi jas berdesain eksklusif dari brand ternama dengan harga selangit, Sichol (Tape Worrachai) merasa sangat senang. Apalagi kebetulan besok dia ada wawancara kerja, dan bisa berabe kalau harus pakai satu-satunya jas miliknya yang robek.

Tempat Sichol akan wawancara kerja besok adalah kediaman Khun Nawee, anak orang kaya raya yang membutuhkan seorang asisten pribadi. Keluarga Nawee juga menjalankan bisnis pakaian, sama seperti keluarga Aiaoon.

Jika Aiaoon langsung turun tangan menjaga dan menjalankan bisnis keluarganya, Nawee kurang terlibat secara langsung dalam bisnis karena ia memiliki problem tersendiri. Ia hanya menjalankan bisnis dari rumah. Sifat Nawee juga kasar, angkuh, dan sombong, sangat berbanding terbalik dengan Aiaoon yang sabar dan baik hati.

the tuxedo_

Nawee selalu merendahkan semua orang. Siapa saja, nggak pandang bulu. Apalagi Sichol yang notabene nggak ada apa-apanya dibanding dirinya. Ketika wawancara kerja, Sichol nggak memberikan impresi baik pada Nawee sehingga ia nggak diterima.

Tapi, Nawee yang sebelumnya frustasi pada pelayan-pelayannya yang menyediakan jas-jas jelek, terpana melihat setelan jas milik Sichol. Nawee harus memiliki setelan jas yang sama bagusnya seperti punya Sichol untuk pesta ulang tahun ayahnya nanti.

Jadi, Nawee pun menerima Sichol jadi asisten pribadinya, dengan satu syarat. Yaitu Sichol harus menghubungi desainer yang membuat jas miliknya itu dan orang itu harus membuatkan satu jas terbaik untuk Nawee.

tux

Walaupun nggak terlalu mengenal Aiaoon, Sichol menggunakan skill bersosialisasinya untuk mengantongi deal bahwa Aiaoon akan membuatkan jas untuk bos barunya. Sayangnya, Sichol nggak tahu terms & conditions kalau Aiaoon hanya membuat jas untuk orang-orang pilihannya aja. Disodori uang sebanyak apapun, Aiaoon tetap menolak.

Sichol berpikir mungkin Aiaoon dan Nawee punya masalah, dan ternyata benar saja, kedua keluarga mereka sempat punya sejarah jelek. Sichol pun mendatangkan desainer lain untuk bosnya, dan segera Nawee tahu kalau desainer itu bukanlah yang membuat jas Sichol.

Nawee pun mengancam akan memecat Sichol jika ia nggak berhasil membawa desainer jasnya. Sichol kembali lagi ke kediaman Aiaoon dan memohon sampai hampir bersujud, dan akhirnya Aiaoon setuju membantu Sichol.

the tuxedo 5_

Sayangnya, pertemuan pertama Nawee dan Aiaoon sangat kacau. Sikap arogan Nawee membuat Aiaoon menyesali keputusannya dan membatalkan perjanjian mereka. Lagi-lagi, Sichol yang turun tangan untuk meminta maaf dan membujuk Aiaoon, yang juga akhirnya luluh dan memberikan Nawee kesempatan kedua.

Pada pertemuan mereka selanjutnya, Aiaoon menemukan satu hal yang membuat dirinya sangat simpatik pada Nawee. Yaitu perihal trauma Nawee yang membuatnya mendekam di rumah selama belasan tahun tanpa pernah keluar sejengkal pun dari kediamannya.

Juga Nawee yang nggak pernah dianggap oleh ayah kandungnya yang sekarang punya istri baru dan seorang anak. Plot thickens ketika ayah Nawee lah yang ternyata membuat bisnis keluarga Aiaoon sempat hancur di masa lalu.

Walau menyimpan dendam pada ayah Nawee, Aiaoon tetap membuatkan jas untuk Nawee. Mereka jadi semakin dekat, bahkan Aiaoon pun menemani Nawee ketika mengadakan pesta kecil-kecilan untuk ulang tahun ayah Nawee.

Ketika Aiaoon dan Nawee menyadari perasaan masing-masing, Chanjao (Ormsin Supitcha), tunangan Aiaoon, kembali dari luar negeri dan meminta untuk segera dinikahi. Apa yang akan terjadi selanjutnya pada hubungan Aiaoon dan Nawee?

Alur Terlalu Cepat

tuxedo

Cerita "The Tuxedo" sebenarnya cukup kompleks, tapi alurnya dibuat sangat cepat. Sehingga penonton nggak diberi waktu bernafas untuk mencerna semuanya. Semuanya terlalu tiba-tiba, padahal kalau jalan ceritanya dibuat sedikit lambat akan jadi lebih bagus.

Konflik yang dibuat pun cukup padat. Ada drama keluarga, persaingan bisnis, ada tindak kriminal juga walau nggak dibahas banget (cuma disebutkan sedikit kalau ayah Nawee itu licik).

Pemeran pembantu di serial ini juga nggak banyak mejeng di depan kamera, karena fokus cerita benar-benar pada NaweeAiaoon. Malah seperti POV Nawee karena lebih banyak bahas dianya daripada Aiaoon.

Yang paling saya sayangkan adalah penempatan masalah kesehatan mental yang terlalu dipaksa. Nawee mengalami trauma hebat karena dulu diledek oleh teman-temannya.

Nawee mengalami agorafobia. Ia jadi selalu pusing hingga pingsan kalau keluar rumah. Lalu, ia bisa 'sembuh' atau berjuang untuk mau sembuh karena cinta. Picisan banget, ya?

Latar Tempat & Wardrobe OK

the tuxedo 4_

Lokasi syutingnya juga enak banget dilihat. Karena semuanya orang kaya, jadi condo Nawee hingga studio tempat kerja Aiaoon tampak mewah dan asri.

Yang paling penting, serial ini manut sama konsepnya dari awal sampai akhir, yaitu tentang dunia fesyen setelan jas pria. Aktornya juga benar-benar terlihat sibuk dengan pekerjaan sebagai desainer dan penjahit. Bukan cuma 'oh karakter ini tuh desainer', tapi Green sebagai Aiaoon benar-benar terlihat merancang pakaian (walau nggak ada scene menjahit).

Modis, kata yang selalu terngiang ketika menonton kedelapan episode "The Tuxedo". Karena latar belakang ceritanya tentang fesyen (jas pria), tentu para aktornya sering terlihat menggunakan setelan jas. Ketika para pemerannya nggak pakai setelan jas pun, mereka tampak ganteng banget dengan style artsy. Dan, itu sangat eye pleasing.

Kurang Chemistry

the tuxedo 2022_

Mohon maaf pada shipper ChapGreen, menurut saya mereka belum memberikan performa yang terbaik sebagai couple di serial ini. Romansa yang disuguhkan nggak berkembang secara alami. Pergeseran dari musuh ke saling sukanya sangat maksa, tanpa alasan yang masuk akal.

Chap sebagai Nawee juga saya pikir masih belum totalitas dalam membawakan karakter yang memiliki masa lalu traumatis. Green sebagai Aiaoon juga masih belum terlihat sebagai seseorang yang membawa dendam bertahun-tahun pada ayah Nawee.

Saya malah lebih terpukau pada akting pemeran pendukungnya. Seperti Sichol (Tape Worrachai) yang walau bertindak sebagai comic relief alias karakter yang bikin ketawa aja, tapi dia satu-satunya yang aktingnya tampak natural.

Final Verdict

the tuxedo

"The Tuxedo" bisa saya bilang layaknya FTV lokal, dengan budget yang lebih tinggi dan pemain yang lebih good looking. Soalnya kalau FTV Indonesia biasanya yang 'ganteng' dan 'cantik' cuma pemeran utama aja, tapi tokoh-tokoh yang nggak dipilihnya tuh kayak asal casting. Kalau "The Tuxedo" sampai karakter yang nggak terlalu penting juga masih cakep-cakep.

Sangat disayangkan serial ini memiliki alur yang berantakan dan kurang mencari tahu tentang hal-hal yang di-mention (terutama tentang mental health). Saya rasa walaupun ceritanya dipanjangkan (bukan mini series) pun, kisah ini akan tetap buruk eksekusinya. Bagaimana pendapatmu tentang serial ini?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram