bacaterus web banner retina

Review dan Sinopsis The Traitor (2019), Kisah Mafia Italia

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Traitor
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kisah nyata dari Tomasso Buscetta yang dikenal dengan julukan “boss of the two worlds” yang menjadi informan pertama dari Mafia yang berada di Sisilia pada tahun 1980an. The Traitor adalah sebuah film drama kriminal berbahasa Italia berdasarkan biografi Tomasso Buscetta yang merupakan produksi bersama Italia, Prancis, Brasil, dan Jerman.

Disutradarai oleh Marco Bellocchio, film dengan judul asli Il Traditore ini memaparkan perjalanan persidangan yang dihadiri oleh Buscetta di Italia untuk meruntuhkan kekuasaan Mafia Sisilia yang dianggapnya sudah keluar dari norma awal organisasi. Cerita film ditampilkan secara kronologis lengkap dengan waktu kejadiannya.

The Traitor dirilis di Italia pada 23 Mei 2019, kemudian di Prancis pada 6 November 2019. Setelah meraih Best Film di David di Donatello Award, film ini kemudian didaftarkan ke ajang Academy Awards di kategori Best International Feature Film, sayangnya tidak berhasil masuk sebagai nominator. Sony Pictures Classics yang bertindak selaku distributor untuk wilayah Amerika Utara merilis film ini pada 31 Januari 2020.

Simak review kami kali ini tentang film yang menggunakan istilah asli Mafia Sisilia, yaitu Cosa Nostra, yang sempat tidak boleh dimunculkan dalam novel dan film The Godfather ini.

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun: 2019
  • Genre: Biography, Crime, Drama
  • Produksi: IBC Movie, Kavac Film, Rai Cinema
  • Sutradara: Marco Bellocchio
  • Pemeran: Pierfrancesco Favino, Luigi Lo Cascio, Fausto Russo Alesi

Tomasso Buscetta yang sudah lama meninggalkan Italia dan hidup di Brasil, harus dipulangkan kembali ke kota Sisilia untuk menjadi informan utama pihak penegak hukum dalam meruntuhkan kekuasaan Cosa Nostra, organisasi Mafia Italia. Tentu saja kedatangannya ke tanah kelahirannya mengundang kecaman dari mantan rekan-rekannya di organisasi kriminal tersebut.

Buscetta memutuskan bersedia menjadi informan karena berbagai alasan, yaitu keselamatan keluarganya, kondisi kesehatannya yang mulai memburuk, dan kebobrokan organisasi yang pernah dibelanya sejak remaja. Begitu Buscetta bersedia menjadi informan, seluruh anggota keluarganya dilindungi oleh pihak FBI di Amerika Serikat dan kesehatannya dijamin oleh pemerintah.

Dalam persidangan awal, Buscetta tampil singkat dan padat sehingga mengundang mantan-mantan rekannya untuk melakukan pemeriksaan silang dimana saat itu semua pernyataannya membuat semua orang di organisasi tidak berkutik karenanya dan harus menjalani hukuman di penjara. Setelahnya, Buscetta kembali ke keluarganya di Amerika.

Tetapi ketika ketua organisasi, Toto Riina, ditangkap, Buscetta sekali lagi harus kembali ke Sisilia sebagai saksi pemberat. Sayangnya, kali ini justru dia yang tidak bisa mempertahankan argumentasinya karena kelihaian pengacara pembela Riina dan pejabat yang terseret dalam kasus. Meski begitu, dia tetap dianggap sebagai sosok berjasa dalam meruntuhkan kekuasaan yang sudah banyak memakan korban jiwa.

Biografi Singkat Tomasso Buscetta

Biografi Singkat Tomasso Buscetta

Tomasso Buscetta yang dilahirkan pada 13 Juli 1928 telah menjadi anggota Cosa Nostra sejak remaja. Julukannya sebagai “boss of the two worlds” tidak diungkapkan secara jelas di dalam film. Faktanya, dia berhasil menjalankan bisnis ilegalnya, yaitu menyelundupkan rokok, baik di Eropa maupun di Amerika. Oleh karena itulah, dia mendapat julukan sehebat itu.

Faktor ini yang sedikit melemahkan cerita film, sehingga kharisma Buscetta tidak tampak begitu kuat dari semestinya. Memang fokus film berada pada jalur cerita bagaimana kesaksian Buscetta mampu meruntuhkan Cosa Nostra, sehingga detail kisah lebih diutamakan pada salah satu fase terpenting dalam hidup Buscetta ini.

Setelah sebelumnya ditangkap di Amerika pada tahun 1970, Buscetta kemudian bebas dan pindah ke Brasil setelah melakukan operasi plastik dan pita suara. Pada tahun 1972, Buscetta ditangkap lagi oleh kepolisian militer Brasil karena penyelundupan narkoba dan kemudian bebas 8 tahun kemudian. Pada tahun 1983 dia ditangkap lagi dan kemudian di ekstradisi ke Italia untuk menuntaskan kasus Cosa Nostra.

Di fase ini, seluruh detail hidup Bruscetta dipaparkan dengan baik dalam film dan ditutup dengan wafatnya pada tahun 2000 di rumahnya di Miami dalam program perlindungan saksi. Sosok Tomasso Bruscetta sebelumnya sudah tiga kali diangkat ke dalam film, yaitu di Excellent Cadavers (1999), miniseri Il Capo dei Capi, dan serial TV The Mafia Kills Only in Summer.

Kisah yang Lebih Nyata dari The Godfather

Kisah yang Lebih Nyata dari The Godfather

Meski hanya sebuah cerita fiksi, The Godfather (1972) tetaplah menjadi rujukan utama dan film terbaik tentang Mafia Italia. Meski The Traitor tampil lebih nyata, tapi tidak mampu menyamai atmosfir film karya Francis Ford Coppola tersebut. Satu hal yang menjadi nilai lebih film ini ialah penggunaan istilah Cosa Nostra yang dulu dilarang untuk ditampilkan di dalam The Godfather.

Memang, di tahun 1970an Cosa Nostra masih berkuasa dan bisa menekan pihak produksi film untuk tidak menggunakan nama organisasi mereka. Tetapi setelah keruntuhannya di era 1980an, maka nama organisasi ini sudah tidak punya kuasa dan bisa ditampilkan di dalam film yang menguak lebih dalam isi organisasi kriminal ternama ini.

Menurut pengakuan Buscetta di dalam film ini, Cosa Nostra dahulu berisi orang-orang terhormat yang melakukan aksinya dengan penuh wibawa. Tetapi setelah dipenuhi oleh oknum-oknum yang rakus dengan harta dari bisnis narkoba, maka Buscetta menganggap misi organisasi sudah berubah dan tidak sesuai lagi dengan visi organisasi yang dulu pernah dibelanya.

Pernyataan Buscetta ini dibuktikan dengan banyaknya pembunuhan yang terjadi secara brutal, bahkan di dalam tubuh organisasi sendiri yang membuat kedua putranya tewas terbunuh dan dinyatakan hilang. Selain itu, mereka juga membunuh hakim Falcone dengan cara memasang bom di jalan yang dilewatinya yang kemudian disambut meriah oleh para anggota organisasi. Betapa sadisnya mereka ini.

Beban Psikologis Seumur Hidup

Beban Psikologis Seumur Hidup

Tentu saja beban psikologis pada diri Buscetta sangatlah berat, dimana dia harus melawan seluruh mantan rekan-rekannya dan organisasi yang membesarkannya. Di dalam film, area psikologis Buscetta ditampilkan dengan baik oleh Favino, dan sutradara Bellocchio menempatkan cerita pembunuhan pertama Bruscetta sebagai jawaban psikologis yang sempurna.

Kelihaian Bellocchio menahan sub-cerita sebagai penutup sempurna film sangat memuaskan kita saat film berakhir. Kita dibuat bertanya-tanya bagaimana akhir dari aksi Buscetta tersebut dan pengaruhnya terhadap kronologis cerita dengan alur maju seperti ini dan semua berhasil dituntaskan dengan baik di akhir film yang membuat kita akhirnya bisa memahami psikologis Buscetta.

The Traitor menjadi sebuah film drama yang kuat dalam seluruh fase cerita yang dipaparkan, kecuali latar belakang karakter yang hanya mendapat porsi sedikit. Kita dibawa masuk ke dalam pikiran Buscetta saat dia memutuskan menerima posisi sebagai informan, kemudian bertarung di ruang sidang, menjatuhkan kawan yang menjadi lawannya, dan menjaga keselamatan keluarganya.

Seluruh adegan ditampilkan dalam kedetailan berskala tinggi dan akurat, bahkan adegan penyiksaan dan aksi pembunuhannya terlihat sangat menyakitkan. Bagi kalian yang tidak kuat melihat banyak darah, harus banyak menutup mata saat adegan ini muncul di layar. Secara total, The Traitor tampil memuaskan sebagai drama kriminal dan cukup menghibur sebagai film biografi.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram