showpoiler-logo

Sinopsis & Review The Takeover, Perburuan Hacker di Rotterdam

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Takeover
2.2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mel sudah terbiasa meretas sistem komputer perusahaan korup untuk mengungkap kebusukannya. Tapi baru kali ini dia diburu oleh pihak yang menginginkan kematiannya setelah menyimpan virus di dalam server. Bersama pria yang baru dikenalnya, dia harus mencari cara untuk menghindar dan menghentikan aksi komplotan penjahat ini.

The Takeover adalah film action thriller berbahasa Belanda karya Annemarie van de Mond yang dirilis oleh Netflix pada 1 November 2022. Film ini mengetengahkan kisah pelarian seorang hacker.

Aksi peretasannya telah mengganggu rencana besar sebuah perusahaan jahat dari Cina untuk melakukan sabotase moda transportasi umum canggih di Rotterdam.

Memiliki alur cerita yang sangat biasa, apa hal baru yang ditawarkan oleh film ini? Simak review berikut untuk mendapatkan ulasan lengkapnya.

Sinopsis

the takeover-1_

Mel Bandison adalah seorang hacker yang kini bekerja untuk Rotramax, sebuah perusahaan transportasi berbasis teknologi komputer. Sebelum bus pintar yang bisa berjalan tanpa sopir produksi Rotramax hendak diresmikan, dia ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan akhir terkait sistem komputernya.

Saat dia menemukan kode yang tidak biasa di sistem dan seperti ada usaha peretasan dari pihak lain, Mel menyimpan virus untuk melindungi server utamanya. Dia tidak mengira jika perbuatannya itu membuat dirinya berada di bawah ancaman.

Tiba-tiba ada dua pria membobol rumahnya yang membuat Mel harus berlari menyelamatkan diri. Dia kemudian melapor kepada polisi tentang kejadian di rumahnya, namun hanya ditanggapi secara dingin oleh Detektif Dries. Melihat dua pria yang mengejarnya berada di kantor polisi, Mel langsung melarikan diri lagi.

Tidak punya tempat berlindung, dia menuju toko Thomas Dean, pria yang dikencaninya malam sebelumnya. Kemudian Mel menghubungi dua teman hacker-nya, Jay dan Yu. Tapi dua pria yang mengejar Mel menembak mereka dari luar.

Mel terpaksa melarikan diri bersama Thomas. Saat berada di sebuah bar, berita di TV mengabarkan bahwa Mel telah melakukan pembunuhan.

Thomas mendapat panggilan telepon dari seorang pria bernama Rogers yang mengancam akan membunuh Mel jika dia tidak segera memperbaiki sistem komputer server akibat virus trojan horse yang dia simpan. Mereka berlari lagi. Kali ini mengendarai motor ke luar kota untuk menemui Buddy, hacker senior yang pernah menjadi mentor Mel.

Setelah cukup lama menunggu di tepian hutan, Buddy datang dan membawa mereka ke tempat persembunyiannya. Buddy mencoba mencarikan data dan pihak yang memburu Mel. Sementara itu, Thomas berusaha menenangkan Mel yang sedang gelisah.

Buddy menemukan fakta bahwa Rotramax menjalin kerja sama dengan perusahaan pembuat software asal Cina, Xiaoming, yang memiliki spesialisasi di bidang teknologi facial recognition. Mel langsung mengerti bagaimana Rogers dan komplotannya membuat video rekayasa pembunuhan dengan menggunakan wajahnya.

Mel ingat bahwa wajahnya pernah di-scan saat memasuki bus tanpa sopir. Mel berencana untuk meretas server bus untuk mendapatkan bukti bahwa dia tidak bersalah. Mendadak Rogers dan komplotannya datang dan membunuh Buddy. Mel dan Thomas melarikan diri dengan mengendarai mobil Buddy.

Mel dan Thomas bertengkar terkait rencana Mel. Thomas tidak setuju dan menyarankan agar Mel menyerahkan diri ke polisi agar bisa melaporkan semua yang diketahuinya. Tapi Mel tidak setuju dan pergi meninggalkan Thomas menuju kantor Rotramax. Sementara itu, Thomas yang menghubungi Dries dibawa ke kantor polisi.

Mel sedang berusaha meretas server namun terhenti karena Rogers datang dengan menodongkan pistol. Rogers meminta Mel untuk melenyapkan virus trojan horse yang ditanamnya agar Xiaoming bisa mengambil alih sistem server Rotramax untuk kepentingannya. Mel mengakali Rogers dan berhasil kabur. Dries dan pasukannya berhasil menangkap Rogers.

Sayangnya, masalah belum selesai. Bus tanpa sopir melaju sendiri tak terkendali. Mel diminta bantuannya oleh Dries untuk menghentikan jalannya bus. Mel menghubungi Jay dan Yu, namun mereka tidak bisa meretas dalam waktu singkat.

Lalu bisakah Mel meretas sistem komputer bus tanpa sopir sebelum terjadi kecelakaan fatal? Lanjutkan keseruan film ini dengan menontonnya hingga selesai.

Premis Menarik dengan Eksekusi Serba Tanggung

the takeover-2_

The Takeover dibuka dengan adegan menegangkan tentang pengejaran sosok hacker oleh pihak kepolisian dengan bantuan Buddy, seorang hacker senior. Lewat beberapa tekniknya, mereka berhasil melacak keberadaan sang hacker yang ternyata adalah gadis berusia 16 tahun. Dia melakukannya dengan niat hanya sekedar main-main saja.

Peletakan adegan dengan aksen Hollywood di awal film menanamkan premis yang cukup menjanjikan tentang relasi Buddy dan Mel hingga dia menjadi hacker handal. Namun di adegan berikutnya, ketika Mel sudah dewasa, Buddy sudah tidak diceritakan lagi. Dia baru hadir kembali saat Mel membutuhkan bantuannya.

Namun chemistry yang kita harapkan antara mentor dan muridnya ini justru terkesan hambar. Padahal kita sangat ingin tahu kejadian apa yang membuat hubungan mereka renggang. Tersirat kabar bahwa Mel melaporkan Buddy ke Interpol yang membuatnya menjadi seorang buronan.

Tapi kita tidak diberi gambaran kejahatan seperti apa yang dilakukan oleh Buddy hingga dilaporkan oleh muridnya. Dan tidak dijelaskan pula alasan Mel melaporkan mentornya tersebut. Apakah masalah pribadi atau bukan. Karena pada saat bertemu, Buddy tidak terlihat marah, kesal, atau sikap negatif lainnya kepada Mel.

Kita terkejut ketika Rogers membunuh Buddy. Padahal kita masih menyimpan harapan Buddy turun tangan membantu aksi Mel. Ternyata kematian Buddy menyimpan rahasia lain yang berdampak positif bagi Mel untuk masa depannya.

Dia mewariskan semua miliknya untuk Mel lewat pesan rahasia yang telah dibuat lama sebelum mereka bertemu dan dikirimkannya sesaat sebelum ditembak oleh Rogers.

Seharusnya adegan ini sangat menyentuh, karena sangat berarti bagi Mel. Namun akibat bangunan cerita yang tipis tentang mereka, adegan ini terasa hambar dan seolah tidak berarti.

Kisah Hacker Minim Aksi Peretasan

the takeover-3_

Berbicara tentang film-film bertema hacker, kita tentu menunjuk beberapa film berikut sebagai referensi, yaitu The Net (1995), Swordfish (2001) dan Live Free or Die Hard (2007).

Mengapa ketiga film ini bisa tampil prima dalam memaparkan kisah seorang hacker? Selain akting yang meyakinkan, menit beraksi di depan komputer dengan ketegangannya disuguhkan dalam jumlah yang banyak.

Dari sisi akting, performa Holly Mae Brood tidak mengecewakan sama sekali. Kita jadi terbawa nostalgia kala Sandra Bullock harus terus berlari dikejar oleh pemburunya di film The Net.

Karakternya pun nyaris sama, dimana Mel adalah white-hat hacker yang tidak menggunakan keahliannya untuk berbuat kejahatan. Dia hanya mencuri uang kripto dari perusahaan korup untuk disumbangkan.

Namun yang membuat film ini menjadi biasa saja adalah minimnya adegan aksi di depan komputer.

Jika Stanley di Swordfish dan Matt Farrell di Live Free or Die Hard terlihat kesulitan dalam meretas server dan mengacak-acak sistem komputer di dalamnya, maka Mel tampak tidak mengalami kesulitan sama sekali. Hanya dengan beberapa ketikan saja, semua terselesaikan dengan mudah.

Akibatnya, ketegangan yang harusnya terbangun dengan baik, apalagi ketika bus tanpa sopir sudah kehilangan kendali, menjadi kurang menggigit. Padahal hanya adegan inilah yang membuat kita terbangun dari hampir lelahnya kita menahan rasa kantuk karena efek ritme yang tidak stabil dari film berdurasi 1 jam 27 menit ini.

Kota Rotterdam Ditampilkan dengan Sinematografi yang Ringan

the takeover-4_

Tidak seperti film-film Eropa pada umumnya yang selalu bisa menampilkan keindahan kota yang menjadi latar ceritanya dengan sinematografi yang apik dan indah, The Takeover hadir dengan sinematografi yang ringan, layaknya serial TV. Tak ada satupun potongan adegan yang menampakkan sudut indah kota di Belanda ini.

Adegan bus tanpa kendali yang menegangkan disuguhkan pada malam hari, sehingga tidak banyak yang bisa kita lihat dari situasi di sekitarnya, kecuali mobil-mobil yang hancur ditabrak.

Adegan penutup dimana Mel dan Thomas berbincang berdua dimana kota sebagai latar belakangnya yang seharusnya indah malah tampil blur. Sangat disayangkan sekali.

The Takeover memang tidak menambah hal yang baru di ranah action thriller. Banyaknya kesamaan cerita dengan film-film bertema sama sebelumnya, membuat jalan ceritanya mudah ditebak. Meski tempo sempat naik di adegan puncak, eksekusi yang dipaparkan tidak maksimal dan membuat ending film ini antiklimaks.

Film ini sangat cocok ditonton oleh kita yang sedang ingin santai ingin menyaksikan film action tanpa membuat kita berpikir keras. Abaikan saja lubang-lubang dalam ceritanya, setidaknya kisahnya terkesan realistis dan cukup seru di penghujung film. Tonton fil nya sekarang di Netflix, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram