Sinopsis & Review The Strange House yang Mencekam

The Strange House merupakan film drama misteri horor yang telah rilis di layanan streaming Netflix sejak tanggal 14 Mei 2021 kemarin. Film ini sendiri ceritanya berdasarkan dari buku anak-anak yang ditulis oleh Martina Wilder dengan judul aslinya bernama Das Schaurige Haus. Namun, untuk skenario filmnya ditulis oleh Marcel Kawentel bersama dengan Timo Lombeck.

Film ini secara singkatnya bercerita tentang sebuah keluarga yang baru saja pindah dari Jerman ke desa terpencil yang berada di Austria. Kedua anak dari keluarga pemilik rumah sebelumnya ternyata mengalami tragedi pembunuhan yang misterius. Di tempat barunya itu, mereka mulai mengalami keanehan yang penuh dengan suasana horor yang mencekam.

Sinopsis

• Tahun rilis: 2021
• Genre: Drama, mystery, horror
• Rumah produksi: Mona Film Produktion, Naked Eye Film Produktion, dan Osterreichischer Rundfunk
• Sutradara: Daniel Prochaska
• Pemeran utama: Leon Orlandianyi, Benno Robkopf, Julia Koschitz, Marii Weichsler, dan Lars Bitterlich

Selepas suaminya meninggal, Sabine kini harus mengurusi kedua putranya, Hendrik, dan Eddi seorang diri. Untuk memulai kehidupan mereka yang baru, Sabine mengajak anak-anaknya pindah dari tempat tinggalnya di Jerman ke sebuah desa kecil yang ada di Austria.

Keputusan tersebut membuat Hendrik, yang kini beranjak dewasa, tidak senang, dan harus berpisah dengan teman-temannya. Berbeda dengan sang adik, Eddie, ia tampaknya cukup merasa nyaman berada lingkungan barunya itu.

Di sisi lain, Hendrik pun mau tidak mau mencoba menyesuaikan diri dengan kehidupan baru mereka, dan mulai berinteraksi dengan warga sekitar. Hendrik kemudian berkenalan dan berteman dengan Fritz, serta seorang perempuan bernama Ida.

Beberapa hari tinggal di sana, Sabine dan kedua anaknya mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres di rumah baru mereka. Eddie kerap mengalami sleep walking dan selalu mengukir tulisan serta gambar-gambar aneh di dinding kamar kakaknya hingga pintu loteng secara aneh bisa terbuka dengan sendiri.

Bukan hanya keanehan itu saja, Sabine merasakan jika foto-foto keluarga mereka selalu menghilang dari tempatnya di dinding dan tiba-tiba digantikan oleh foto-foto keluarga yang tinggal sebelumnya. Sementara itu, para warga sekitar sebenarnya mengetahui tentang tragedi suram yang terjadi di rumah Sabine, namun mereka tidak berniat menceritakan itu kepadanya.

Lewat informasi seadanya, ketiganya lalu mengetahui bahwa rumah baru mereka ternyata memang menyimpan cerita kelam, dimana seorang ibu meracuni kedua putranya dengan jamur hingga tewas, dan sang ibu sendiri malah bunuh diri di tahun 1980.

Di saat fakta-fakta mulai terungkap, Eddie kini sering kerasukan oleh salah satu arwah dari anak yang tewas tersebut. Hendrik lalu meminta bantuan kepada Fritz, dan Ida untuk mencoba mengungkap rahasia rumahnya, beserta misteri kedua anak yang tewas hingga bagaimana mereka bisa membebaskan rumahnya ini dari sejarah kelam yang tidak pernah pudar.

Dalam Suasana Horor, Para Pemain Tampil Menawan

The Strange House sedikit terasa layaknya film-film horor bertema rumah hantu seperti The Amityville Horror (2005), dan Sinister (2012). Film ini lumayan mampu membawa aura tersebut dengan cara yang cukup membuat bulu kuduk merinding. Meski tidak ada aksi eksorsisme dan jump scare yang berlebihan, konten horor yang disajikan rasanya terbilang pas untuk tetap nyaman dinikmati.

Selain terasa seperti kedua film tersebut, The Strange House mencoba untuk menawarkan sensasi yang ada pada serial Stranger Things, khususnya pada bagian pemecahan misteri yang dilakukan oleh trio Hendrik, Fritz, dan Ida. Dengan segala ide kreatifnya, mereka berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah, dan juga berupaya untuk membebaskan roh kedua anak yang ada di sana.

Ada begitu banyak hal menarik yang terdapat pada film ini, dan salah satunya adalah para pemerannya. Keempat aktor muda dalam The Strange House mulai dari Leon Orlandianyi (Hendrik), Benno Robkopf (Eddie),  Marii Weichsler (Ida), dan Lars Bitterlich (Fritz) tampil cukup menawan. Lewat kemampuan polos mereka, film ini bisa menyentuh hati, namun di satu sisi kita yang menontonnya bisa dibuat ketakutan.

Lars Bitterlich punya penampilan yang sangat menggemaskan sebagai Fritz. Ia memang terlihat seperti seorang kutu buku, namun dirinya sangat berani melawan teman-temannya yang sering mengganggu Hendrik sebagai warga baru. Dia memiliki proyektor film Super 8 yang sangat keren, dan dengan benda itu ia berhasil memecahkan satu misteri dari sejumlah keanehan yang tersimpan di dalam rumahnya Hendrik.

Sementara itu, Marii Weichsler adalah tipikal gadis remaja dengan karakter yang cerdas dan memikat hati. Perasaannya terhadap Hendrik membuat film ini dibumbui cerita romansa remaja yang sewajarnya. Lalu, dua karakter utamanya, Hendrik dan Eddie, tampil cukup solid. Leon dan Benno juga berhasil membangun ikatan saudara yang kuat sepanjang keseluruhan jalan cerita.

Atmosfer Horor, dan Misteri Cukup Mencekam

Meskipun film ini menawarkan para pemain muda sebagai karakter utamanya, tetapi The Strange House tidak kehilangan tajinya sebagai film horor remaja yang cukup mumpuni. Beberapa elemen menakutkan ditampilkan dengan intensitas yang baik dan ritmenya pun tidak melulu horor semata.

Keseluruhan momen mulai dari drama, horor, dan misteri dirangkai ke dalam satu alur cerita yang berjalan apik dan cenderung menyeramkan. Tragedi misteri pembunuhan yang terjadi di rumah baru Hendrik pun berhasil dijadikan sebuah mitos yang menghantui desa tempat tinggalnya.

Selain itu juga, bangunan rumah yang ditinggali oleh Hendrik beserta Eddie dan ibunya, Sabine, memang terlihat jauh dari kesan yang hangat serta nyaman. Desain dan interiornya justru lebih banyak menyimpan aura ketakutan yang tinggi, dan ruangan loteng yang berada di sana berhasil diigambarkan sebagai tempat yang bernuansa kematian.

Visual sinematografi dalam The Strange House juga bisa dibilang cukup cermat dalam memainkan sudut pandang lingkungan tempat film ini berada. Setelah kita masuk dan ditakuti dengan atmosfer rumah Hendrik yang penuh misteri, kita kemudian diajak sejenak untuk melihat pemandangan indah dari desa tempat tinggalnya keluarga Sabine.

Namun, setelah momen penyegaran tersebut, kita pun diajak kembali lagi untuk masuk menyelami ketakutan yang ada di rumah Hendrik. Tapi, adegan selanjutnya bakal lebih mencekam karena Eddie mulai kerasukan salah satu arwah anak yang tewas di dalam rumahnya.

Mulai dari momen tersebut, The Strange House kemudian berjalan lebih horor dan juga penuh misteri, dimana Hendrik, Ida, dan Fritz mulai mengetahui fakta jika kedua anak yang tewas tidak dibunuh oleh ibunya, melainkan dibunuh oleh seorang misterius yang saat ini juga masih tinggal di sekitaran desa.

Memainkan Genre Horor Dengan Menjanjikan

Ada begitu banyak latar dan rentetan kejadian yang membuat The Strange House cukup berhasil dalam memainkan genre horor, dan misterinya. Di bagian awal film ini, kita bakal melihat roh dari kedua anak yang tewas berusaha mengganggu rumah baru keluarga Sabine, lalu masuk ke bagian menuju akhir ada urutan adegan menyeramkan di hutan pada malam hari, dan juga ada aksi kejar-kejaran di gua yang gelap.

Bagian menuju akhir di film ini bisa dibilang lebih menarik, karena kita dihadapkan pada pengungkapan identitas asli yang membunuh kedua anak tersebut. Motif pembunuhan pun diuraikan cukup jelas oleh sang pelaku, namun rasanya alasannya untuk melakukan tindakan tersebut kurang terasa kuat, dan salah sasaran.

The Strange House kemudian menjadi film horor dari Netflix yang cukup direkomendasikan untuk ditonton. Selama 1 jam 36 menit, rasanya kita sangat dipuaskan oleh beragam kejadian horor dan misteri yang disajikan. Film ini sepatutnya harus masuk ke dalam daftar tontonan kalian dan bisa menjadi salah satu film pilihan dari Netflix yang dapat dinikmati pada waktu senggang. Selamat menonton!