bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Social Network, Awal Mula Tercipta Facebook

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The Social Network
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Social Network adalah film drama biografi yang diadaptasi dari sebuah buku tahun 2009 berjudul The Accidental Billionaires karya Ben Mezrich. Film ini sendiri menggambarkan awal mulai terciptanya sosial media Facebook yang digagas oleh Mark Zuckerberg.

Aktor Jesse Eisenberg memerankan sosok Zuckerberg tersebut, dan juga ada aktor pemeran Spider-Man, Andrew Garfield, sebagai Eduardo Saverin, serta penyanyi beraliran Pop, Justin Timberlake, terlibat dalam film ini dengan berperan menjadi Sean Parker.

The Social Network menjadi film terbaik pada tahun 2010 oleh National Board of Review, dan juga mendapatkan 8 nominasi di ajang Academy Awards ke-83.

Pada ajang tersebut, film ini kemudian membawa pulang 3 piala untuk kategori Best Adapted Screenplay, Best Original Score, dan Best Film Editing.

Baca juga: Review & Sinopsis Film Biografi Selena: The Series (2020)

Sinopsis

Sinopsis
  • Tahun rilis: 2010
  • Genre: Biographical drama
  • Rumah produksi: Columbia Pictures, dan Relativity Media
  • Sutradara: David Fincher
  • Pemeran Utama: Jesse Eisenberg, Andrew Garfield, Justin Timberlake, Armie Hammer, Max Minghella

Pada tahun 2003, Mark Zuckenberg adalah seorang mahasiswa yang berkuliah di Universitas Harvard. Setelah diputuskan oleh pacarnya, Erica Albright, Mark kemudian membuat sebuah website bernama Facemash dengan meretas pangkalan data yang ada di dalam situs kampusnya.

Mark lalu mengambil foto-foto mahasisiwi di kampusnya, dan membiarkan para pengunjung untuk memilih siapa yang paling menarik diantara mereka di dalam website yang ia buat. Akan tetapi, trafik yang tinggi dalam Facemash ternyata merusak jaringan server di Harvard.

Pihak kampus kemudian menemuinya, dan mereka memberikan hukuman kepada Mark berupa masa percobaan akademik selama enam bulan.

Meski begitu, Facemash menjadi populer, dan menarik perhatian dari mahasiswa lainnya, yakni si kembar Winklevoss bersaudara, Cameron, dan Tyler, serta Divya Narendra.

Ketiga orang itu lalu menawarkan Mark untuk bekerja sebagai programmer di sebuah website yang akan mereka buat bernama Harvard Connection.

Website yang mereka buat berupa jaringan sosial yang sangat eksklusif untuk seluruh mahasiswa Harvard, dan dikhususkan untuk berkencan. Setelah mendengarkan penjelasan dari mereka, Mark pun setuju untuk bergabung dengan ketiganya.

Berselang dari situ, Mark bertemu dengan temannya, Eduardo Saverin, untuk membicarakan ide tentang pembuatan The Facebook, sebuah situs jejaring sosial yang eksklusif untuk mahasiswa yang berada di delapan perguruan tinggi elit Amerika yang tergabung dalam Ivy League.

Sebagai investasi, Eduardo lalu mengeluarkan modal awal sebesar 1000 dollar, dan Mark pun langsung mengerjakan website tersebut. The Facebook pun secara cepat menjadi populer sebagai jejaring sosial yang paling diminati.

Di sisi lain, Cameron, Tyler, dan Divya mengetahui tentang keberadaan The Facebook. Mereka meyakini jika Mark telah mencuri ide mereka untuk membuat konsep situs tersebut. Ketiganya juga marah karena Mark selalu menunda waktu, dan tidak bisa selesai untuk membangun website Harvard Connection

Seiring dengan meningkatnya kepopuleran The Facebook, Mark kemudian memperluas konektivitas ke beberapa universitas di Amerika Serikat agar website yang ia buat tersebut bisa terjangkau, dan digunakan oleh mereka.

Beberapa waktu kemudian, Mark, dan Eduardo bertemu dengan Sean parker, salah satu pendiri Napster yang merupakan layanan berbagai file musik secara online. Dalam pertemuan itu, Sean membicarakan gagasannya terhadap The Facebook yang bisa menghasilkan miliaran dollar.

Mark tentunya terkesan dengan apa yang dibicarakan oleh Sean, namun Eduardo tidak terlalu terkesima dengan gagasannya tersebut. Sean juga memberikan saran kepada mereka untuk mengganti nama website dengan sebutan Facebook saja.

Atas saran dari Sean, Mark lalu pindah ke Palo Alto untuk berlibur sekaligus melanjutkan pekerjaannya bersama dengan beberapa mahasiswa yang ia rekrut, sedangkan Eduardo tetap berada di New York untuk kembali mengerjakan kegiatannya.

Singkat cerita, Sean semakin terlibat dalam keputusan bisnis untuk pembuatan Facebook, dan hal itu justru membuat Eduardo terlihat jadi lebih kesal. Sementara itu, Cameron, Tyler, dan Divya menuntut Facebook serta Mark yang telah melakukan pencurian hak kekayaan intelektual.

Konflik Berjalan Dinamis

Konflik Berjalan Dinamis

The Social Network dibuka dengan drama perdebatan diantara Mark Zuckerberg (Jesse Eisenberg), dan pacarnya Erica Albright (Rooney Mara).

Selepas Mark dicampakkan oleh Erica, ia kembali ke kamarnya untuk menulis kekecewaan terhadapnya di dalam blog pribadinya sembari membuat website Facemash bersama dengan teman sekamarnya, termasuk Eduardo Saverin (Andrew Garfield).

Adegan di menit-menit awal itu terlihat penting karena kita bakal melihat motif serta dorongan Mark dan Eduardo untuk membuat sebuah situs jejaring sosial, yang pada nantinya menjadi cikal bakal terciptanya Facebook.

Meski begitu, terobosan yang mereka buat tersebut pada akhirnya malah memicu konflik persahabatan diantara mereka, dan bahkan juga melibatkan beberapa pihak lain.

Untuk membuat film ini terasa lebih dinamis lagi, The Social Network pun menyajikan struktur cerita dengan alur yang penuh dengan konflik personal, bisnis, pengkhianatan, dan juga pencurian ide kekayaan intelektual.

The Social Network diceritakan lewat dua permasalahan hukum yang berbeda, dan semuanya secara langsung menimpa Mark.

Salah satu permasalahan hukum yang dihadapi oleh Mark adalah gugatan dari si kembar Cameron, dan Tyler (Armie Hammer), serta Divya Narendra (Max Minghella). Mereka menuduh jika Mark sudah mencuri konsep ide situs mereka, Harvard Connection, untuk membuat Facebook.

Selain itu, gugatan hukum lainnya yang mesti dihadapi oleh Mark datang dari temannya sekaligus rekan bisnis terpercaya, Eduardo Saverin.

Dihadapan para pengacara masing-masing, keduanya saling bercerita, menyangkal, dan juga menuduh untuk membuktikan salah satu diantara mereka adalah orang yang paling dirugikan.

Para Pemeran Mencuri Perhatian

Para Pemeran Mencuri Perhatian

The Social Network mempunyai durasi tayang selama dua jam, dan berjalan begitu menyenangkan lewat konsep cerita yang disajikan. Dari para aktornya, Jesse Eisenberg bermain sangat mumpuni sebagai Mark Zuckerberg.

Perdebatan apakah dirinya akurat dalam merepresentasikan Mark Zuckerberg rasanya bukan hal yang harus dikhawatirkan karena dia memainkan karakter sosoknya tersebut secara kharismatik.

Mark dalam film ini dikisahkan menghadapi persoalan yang cukup ironis, dimana ia mesti menghadapi temanya Eduardo dalam gugatan hukum terkait perusahaan Facebook yang mereka bangun.

Di satu sisi, Mark terlihat seperti seorang jenius yang jahat, kejam, dan juga egois, tetapi di bagian lainnya ia harus diakui sangat brilian, oportunis, serta menjadi populer lewat terobosannya yang ia ciptakan.

Eisenberg memang mencuri perhatian dalam film ini, namun para pemeran lainnya pun tidak kalah tampil menawan. Garfield sebagai Eduardo terlihat sebagai pria lugu yang rasanya sangat setia kawan kepada Mark.

Karakternya idealis dan ia sangat tidak menyukai cara-cara Sean Parker (Justin Timberlake) terlalu ikut campur dalam urusan bisnis di dalam Facebook.

Sean Parker sendiri adalah seorang pengusaha dan pebisnis yang cerdas, ambisius, dan juga mempunyai koneksi untuk membantu Mark jauh lebih sukses.

Sementara itu, si kembar Winklevoss, Cameron serta Tyler, diperankan oleh orang yang sama yakni, Armie Hammer. Keduanya adalah orang bermartabat yang berusaha menangani permasalahannya dengan Mark dengan cara yang paling bersih, dan adil.

Pantas Menjadi Film Terbaik

Pantas Menjadi Film Terbaik

Semua elemen cerita dalam film ini menjadikan The Social Network lebih dari sekadar kisah pembuatan Facebook belaka. Entah ceritanya akurat maupun tidak, namun semuanya berjalan menyenangkan untuk ditonton.

Film ini juga menyajikan visual sinematografi yang terlihat sangat jelas, bersih, dan tidak terlalu mencolok serta tetap penuh gaya.

Selain itu juga, beberapa dialog yang diucapkan oleh para pemerannya pun terdengar hebat dan jenius. Mereka seolah-olah mencoba untuk memperlihatkan kecerdasannya masing-masing lewat beragam analisa yang mereka lontarkan.

The Social Network pada akhirnya harus diakui berjalan sangat baik dan solid mulai dari naskah, editing, akting, hingga penyajian konfliknya. Intensitasnya pun sebenarnya sudah terjalin dari menit awal, dan semuanya mengalir dengan ritme yang medium, namun terlihat cukup kompleks.

Film ini rasanya tidak salah mendapatkan respon yang sangat positif, dan menjadi tontonan yang sempurna untuk dinikmati.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram