bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film The Skeleton Key (2005)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Skeleton Key
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Cary memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat di rumah sakit. Kini dia ingin fokus untuk menjadi perawat rumahan. Dia lalu mendapat panggilan kerja dari sebuah keluarga yang terdiri atas pasangan suami istri berusia senja. Mereka adalah Violet dan Ben Devereaux. Sejak Cary datang, Ben hanya duduk di kursi roda, tapi gadis itu sesekali menangkap kode darinya bahwa dia butuh pertolongan.

Di rumah yang besar dengan 30 ruangan, Cary tinggal bersama pasangan tersebut. Suatu hari tanpa sengaja dia menemukan sebuah pintu rahasia yang tampak berusaha dibuka dari dalam. Anehnya pintu tersebut tidak bisa dibuka menggunakan kunci utama yang diberikan Violet padanya. Ada kejutan apa di ruangan tersebut? Sebelum Anda penasaran lebih lanjut, simak sinopsis dan ulasannya lebih dulu yuk!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis: 29 Juli 2005
  • Genre: Supernatural Horror
  • Produksi: Shadowcatcher Entertainment, Double Feature Films
  • Sutradara: Iain Softley
  • Pemeran: Kate Hudson, Gena Rowlands, John Hurt, Peter Sarsgaard

Bosan dengan pekerjaannya sebagai perawat di rumah sakit, Caroline Ellis (Kate Hudson) memutuskan berhenti. Dia merasa rumah sakit hanya melakukan bisnis, tanpa peduli sama sekali kepada pasiennya, termasuk pasien yang meninggal. Caroline kemudian melamar menjadi perawat rumah. Dia mendapat panggilan kerja di daerah Paroki Terrebonne yang terkenal sebagai daerah rawa-rawa.

Esok harinya Caroline menghadiri panggilan kerja tersebut. Sebuah rumah bertingkat yang besar dan megah tetapi terkesan menyeramkan karena terletak di antara banyak pepohonan besar yang rimbun sudah ada di hadapannya. Sejurus kemudian dia mengetuk pintu, mencoba masuk.

Pintu tak dikunci, Cary pun masuk setelah beberapa kali memanggil penghuni rumah tapi tak ada jawaban. Sampai di halaman belakang dia melihat seorang lelaki tengah dipotong rambut. Dari arah belakang pula Luke Marshall (Peter Sarsgaard). pengacara warisan. menyapa Cary. Rupanya pria yang sedang dipotong rambut tersebut sedang sekarat dan dokter memprediksi usianya hanya satu bulan lagi. Dia adalah Benjamin Devereaux (John Hurt).

Luke memanggil Violet Devereaux (Gena Rowlands), wanita yang memotong rambut Ben. Dia lantas mengenalkannya pada Caroline tapi sambutan wanita paruh baya tersebut di luar dugaannya. Luke lanjut bercerita bahwa Ben mengalami serangan stroke hingga membuatnya sama sekali tak bisa bicara.

Cary dengan hangat menyapa Ben tapi dari kejauhan terdengar Violet keberatan dengan kedatangannya di rumah mereka. Violet mengatakan bahwa dia tidak akan mengerti tentang rumahnya. Perkataan nyonya rumah membuat Cary penasaran. Cary sendiri merupakan perawat ke sekian yang melamar kerja/bekerja di rumah tersebut karena sebelumnya tidak ada yang bertahan lama.

Cary yang sempat berubah pikiran dan ingin menolak pekerjaan tersebut akhirnya mulai bekerja merawat Ben. Tugasnya benar-benar hanya merawat lelaki tua tersebut sementara untuk urusan rumah Violet yang turun tangan. Sebagai nyonya rumah, Violet menjelaskan bahwa mereka membeli rumah tersebut dari kakak beradik, Martin dan Grace yang kesulitan uang.

Dia bercerita sambil menunjukkan foto kakak beradik tersebut. Saat Cary mencoba memegang bingkai foto tersebut, dia menemukan sebuah foto lain yang terlihat disembunyikan. Dalam foto tersebut ada empat orang, dua orang dewasa berkulit hitam dan dua anak-anak kulit putih. Di bagian belakang foto tertulis, Papa Justify dan Mama Cecile.

 Violet lanjut memperlihatkan ruangan lain di rumah itu pada Cary. Setidaknya ada 30 ruangan di rumah tersebut. Dulu, setiap ruangan memiliki kunci terpisah, tapi pemiliknya memiliki kunci utama. Kunci tersebut bisa membuka setiap pintu. Violet lalu memberikan sebuah kunci pada Cary. Anehnya Cary tidak menemukan satu cermin pun di rumah besar itu.

Esok harinya Cary mulai menjalankan tugas merawat Ben dimulai dengan memandikannya. Menyiapkan pakaian dan membawanya ke kebun. Di sana sudah ada Violet yang terlihat hobi berkebun. Wanita itu kemudian meminta Cary untuk mengambilkan trillium miliknya yang tersimpan di loteng. Tanpa berpikir macam-macam dia menurutinya.

Saat sudah menemukan trillium yang dicari tiba-tiba Cary mendengar sesuatu di balik tumpukan barang. Rupanya di sana terdapat sebuah pintu rahasia yang terlihat dicoba dibuka dari dalam. Cary penasaran lalu berusaha membukanya tapi suara pintu yang tertutup kencang mengejutkannya. Cary kemudian pergi dari kamar tersebut tanpa sempat membuka pintu rahasia tadi karena ternyata kuncinya tidak pas.

Dia bertanya pada Violet mengapa kunci utama yang diberikannya tidak bisa membuka pintu yang ada di loteng. Cary semakin curiga karena saat terkena serangan stroke, Ben sedang berada di loteng. Malam harinya Cary mendengar suara gaduh dari lantai atas. Dia membuka semua ruangan untuk menemukan sumber suara.

Cary ingat pada Ben dan langsung memeriksa kamarnya. Betapa terkejutnya perawat tersebut ketika melihat Ben sudah ada di luar, merayap di atap rumah di bawah hujan yang deras. Ben terlihat ingin melarikan diri dari rumah tersebut. Ben terjatuh dan Cary bergegas keluar menyelamatkannya sambil berteriak memanggil Violet.

Saat mengambil kursi roda dari kamar Ben, Cary menemukan seprai lelaki itu sudah dalam keadaan berantakan. Di sana terdapat sebuat tulisan “Help Me”. Malam itu Cary bingung dan merasakan bahwa Ben butuh bantuan. Esok harinya Luke datang dan Cary ingin menunjukkan seprai yang dilihatnya semalam. Cary kembali bingung karena seprai tersebut mendadak bersih, tidak ada tulisan “Help Me” seperti yang dia lihat malam sebelumnya.

Tidak bisa menahan rasa penasaran, Cary kembali mencoba pintu rahasia yang dia temukan beberapa waktu lalu. Kali ini usahanya berhasil, pintu rahasia itu pun terbuka. Dia menemukan sebuah foto, album foto dan buku. Salah satu fotonya sama dengan yang Cary lihat kemarin; foto Papa Justify dan Mama Cecile. Lalu apa rahasia di balik ruangan tersebut? Siapa sebenarnya orang-orang di dalam foto itu?

Meyakinkan di Awal, Gagal di Penyelesaian

Meyakinkan di Awal, Gagal di Penyelesaian

The Skeleton Key (2005) begitu meyakinkan pada scene-scene awal. Ketika Cary sampai ke rumah keluarga Devereaux Anda akan melihat sebuah rumah besar di tengah-tengah hutan yang terletak pedalaman dan daerah rawa. Setting-nya dibuat sangat menyeramkan, tipikal rumah di film horor yang dilihat dari luar saja sudah sangat mencekam.

Segala macam teka-teki seperti ditumpahkan semua di awal film sehingga akan membuat Anda berpikir dan menebak-nebak jalan cerita secara keseluruhan. Sayang, eksekusi dan penyelesaian dari tengah hingga akhir film cukup mengecewakan. Ide cerita tidak tersampaikan dengan baik karena terdapat beberapa alur cerita yang (seperti) tidak tuntas.

Di awal film penonton seolah mendapat banyak clue yang mengerikan, yaitu scene ketika Cary menemukan dan berhasil membuka sebuah ruangan rahasia yang di dalamnya berisi aneka barang-barang aneh. Masuk ke pertengahan, barang-barang tersebut ‘menguap’ begitu saja seperti tidak memiliki arti dalam cerita tersebut.

Benda-benda aneh itu tidak banyak diselipkan ke dalam alur cerita, kecuali bubuk bata, sehingga yang ditampilkan di awal film terasa tidak berguna. Salah satu benda anehyaitu piringan hitam berisi mantra pengorbanan pun seperti tempelan saja, bagai sebuah aksesori yang ditambahkan dengan harapan dapat menambah ketegangan pada film tapi gagal. 

Bukan Film Horor dengan Iblis Mengerikan

Bukan Film Horor dengan Iblis Mengerikan

Jangan berharap melihat iblis-iblis buruk rupa dengan kekuatan super jahat di The Skeleton Key karena Anda tidak akan menemukannya. Dalam salah satu scene ketika sebuah pintu rahasia seolah berusaha dibuka dari dalam, siapa pun pasti menebak bahwa di dalam sana ada kekuatan besar yang jahat sehingga harus dikurung di ruangan tersebut. Sayangnya, scene itu tak lebih dari sekadar gimmick.

Satu-satunya sosok jahat dalam film ini adalah sepasang suami istri yang hidup di zaman dulu, yang percaya dengan sebuah praktik lokal bernama Hoodoo. Mengenai apa itu Hoodoo, film ini juga tidak menjelaskannya secara jauh dan detail, sehingga adegan pengorbanan dan apa pun yang dilakukan di film ini terasa tidak memiliki dasar.

Tambahan Bumbu Plot Twist

Tambahan Bumbu Plot Twist

Bagi Anda penggemar cerita ber-plot twist, The Skeleton (2005) akan menyuguhkan itu. Setelah satu jam lebih melihat Cary berusaha melepaskan Ben, di akhir film Anda akan dikejutkan dengan sesuatu yang tak terduga. Plot twist pada film ini tidak juga bisa dikategorikan menghibur karena terasa sekali dikemas dengan buru-buru.

Hingga film berakhir, Anda tetap kesulitan menangkap esensi film ini. Jika ia adalah film mengenai sebuah sekte atau kepercayaan, rasanya tidak ada scene yang menjelaskan, baik yang tersirat atau detail mengenai mengapa harus ada ritual pengorbanan. Cerita tidak dibangun sempurna tapi seolah berharap penonton bisa puas hanya dengan plot twist

Disebutkan dalam sebuah review bahwa film ini menjelaskan terlalu banyak sementara penjelasannya terlalu sedikit. Ulasan tersebut terasa benar karena The Skeleton Key “berani” mengangkat tema Hoodoo tapi “takut” untuk memberi penjelasan secara menyeluruh dalam ceritanya. Hasilnya ia jadi sebuah tontonan yang sangat tanggung. Namun, jika Anda penasaran ingin menontonnya, tonton saja! Apalagi akting Kate Hudson di sini sayang untuk dilewatkan.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram