bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Sandman: Two-Part Story Collection (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Sandman: Two-Part Story Collection
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sejak dipromosikan di San Diego Comic-Con pada Juli 2022, serial The Sandman sudah mulai menyita perhatian publik. Apalagi adaptasi komik ini memang sudah sangat ditunggu sejak era 1990an silam.

Menyatakan diri tetap setia pada sumber aslinya, bahkan hingga ke dialognya juga, serial ini langsung berada di puncak serial terbanyak ditonton di Netflix pada hari ketiga penayangannya.

10 episode langsung digelar pada 5 Agustus 2022 dan menuai respon positif dari berbagai kalangan, baik fans setianya juga penonton yang baru mengenal sosok Morpheus ini. Diakui memiliki kualitas yang baik, serial ini direncanakan segera dilanjutkan ke season berikutnya.

Dan tidak disangka, pada 19 Agustus 2022 dirilis satu episode spesial yang berisi dua cerita dari komik edisi ke-17 dan ke-18. Episode ini diberi judul Two-Part Story Collection. Ingin tahu isi episode ini lebih dalam? Simak review spesial berikut ini.

Baca juga: 20 Serial Netflix Terbaru yang Wajib Ditonton di 2022

Sinopsis

Sinopsis_
  • Tahun: 2022
  • Genre: Animation, Drama, Horror, Fantasy, Sci-Fi, Mystery
  • Produksi: PurePop Inc., The Blank Corporation, Phantom Four
  • Sutradara: Hisko Hulsing, Louise Hooper
  • Pemeran: Tom Sturridge, Melissanthi Mahut, Arthur Darvill

Episode Dream of a Thousand Cats ditampilkan dalam bentuk animasi. Suatu malam, seekor kucing siam bercerita di hadapan banyak kucing lain tentang pertemuannya dengan Morpheus, sang penguasa alam mimpi. Kucing lain duduk rapi di pemakaman itu untuk mendengarkan kisahnya.

Kucing yang diberi julukan The Prophet ini pun mulai bercerita. Beberapa waktu yang lalu, kucing siam ini dipelihara oleh sepasang suami istri muda.

Dia disayang dan diberikan tempat tidur sendiri di dekat perapian. Suatu malam, dia bertemu dengan kucing jantan dimana darinya dia melahirkan beberapa anak berdarah campuran.

Pemiliknya, Paul, tidak suka dengan anak kucing blasteran itu. Suatu hari, Paul memasukkan semua anak kucing itu ke dalam karung dan membawanya pergi, meski coba dihalangi oleh istrinya.

Ternyata dia membuang anak-anak kucing itu dengan cara menenggelamkannya ke sungai. Kucing siam itu menjadi trauma dan hidupnya tidak bergairah lagi.

Dalam kesedihannya, The Prophet bermimpi bertemu dengan Morpheus dan meminta solusi atas masalahnya. Morpheus memberikan gambaran dunia paralel dimana kucing menjadi makhluk dominan daripada manusia.

Hingga manusia melawan melalui mimpi dan menjadikan bangsa kucing seperti yang ada seperti sekarang ini.

Mengakhiri ceritanya, The Prophet mendesak bangsa kucing melakukan apa yang pernah diperbuat manusia, yaitu melawan melalui mimpi. Dan mereka berharap bisa merebut kembali status sebagai penguasa bumi.

Kisah kedua diberi judul Calliope. Di dalam kelas, seorang dosen bernama Richard Madoc menjelaskan perkuliahan tentang penulisan sebuah cerita.

Dia kemudian ditanya oleh seorang mahasiswa tentang novel barunya setelah kesuksesan novel pertamanya. Di akhir kelas, dia menerima seorang teman yang datang membawa sebuah benda rahasia.

Richard mendatangi rumah Erasmus Fry, seorang penulis legendaris. Richard menyerahkan hadiah itu kepada Erasmus yang ternyata adalah gulungan rambut dari perut orang yang sudah wafat.

Richard mengadukan masalah terhambatnya penulisan novel karyanya. Dia tidak memiliki inspirasi untuk memulainya.

Erasmus mengajak Richard ke sebuah ruangan dimana dia menyekap seorang wanita di dalamnya. Wanita itu ternyata Calliope, inspirasi Homer dalam menulis semua karya masterpiece-nya.

Erasmus selama ini menyekapnya dalam sebuah perjanjian dan membuat inspirasi terus mengalir kepadanya. Karena itulah Erasmus menjadi penulis legendaris dengan karya-karya yang monumental.

Erasmus memberikan Calliope kepada Richard karena dia sudah merasa tua dan tidak ingin menulis lagi. Richard kemudian membawa Calliope ke rumahnya dan menyekapnya di kamar, sama seperti yang Erasmus lakukan.

Richard mulai menulis, tapi tidak ada satu inspirasi pun yang muncul. Dia meminta baik-baik kepada Calliope, tapi hanya mendapat jawaban yang ketus.

Richard kemudian memperkosa Calliope dan setelahnya inspirasi mulai mengalir. Selesailah sebuah novel yang kemudian menjadi novel terlaris.

Tidak butuh waktu lama bagi novel itu untuk diadaptasi ke dalam film, tapi hanya dengan satu syarat bahwa Richard Madoc harus menjadi sutradaranya. Di novel barunya ini, dia menggunakan nama baru, yaitu Ric Madoc.

Sementara itu, Calliope meminta bantuan kepada Fate Mother. Namun ternyata mereka juga tidak bisa membantu dan memberi tahu bahwa hanya kaum Endless yang mungkin bisa menolongnya.

Fate Mother juga mengabarkan bahwa Morpheus saat ini sedang disekap dan tidak berdaya. Calliope nyaris putus asa, hanya bisa berharap Morpheus segera bebas.

Beberapa waktu kemudian, Calliope membaca berita orang-orang yang tertidur lama sudah mulai bangun. Hal ini menandakan kemungkinan bebasnya Morpheus.

Calliope menuliskan nama Morpheus pada kertas dan berdoa kepadanya. Namun belum selesai, aksinya diketahui oleh Richard yang langsung menyobek kertas tersebut.

Tapi ternyata malam itu dia didatangi oleh Morpheus dalam mimpi yang memintanya untuk segera membebaskan Calliope. Richard tidak serta merta menyetujui, hingga Morpheus menjanjikan banyak inspiriasi yang mengalir tiada henti untuknya.

Di depan kelas, tiba-tiba Richard mengutarakan banyak premis cerita yang tiba-tiba muncul dan langsung diucapkan olehnya tanpa henti. Dia panik dan melukai diri sendiri. Richard meminta salah satu mahasiswinya untuk membuka pintu kamar Calliope dan membebaskannya.

Namun ketika dilakukan, mahasiswi itu hanya menemukan sebuah buku karya Erasmus Fry. Morpheus menghampiri Calliope dan bilang kepadanya bahwa dia telah bebas.

Calliope bermaksud ingin mengunjungi alam mimpi dan bernostalgia sebagai rasa terima kasihnya, tapi Morpheus menolak karena dia belum siap untuk itu. Akhirnya, setelah puluhan tahun lamanya, Calliope bisa merasakan udara kebebasan.

Animasi Unik Bertabur Bintang

Animasi Unik Bertabur Bintang

Di pembukaan episode 11 ini, kita cukup dikagetkan dengan tampilan animasi dalam penyajian ceritanya. Namun animasi yang dihadirkan seolah sebuah lukisan yang bergerak.

Sangat unik dan bukan sekedar animasi biasa. Meski berupa animasi, tapi kesan kelamnya masih terasa pekat dan kedalaman perasaan The Prophet sang kucing siam tergali dengan baik.

Dan yang lebih membuat episode berdurasi 15 menit ini menarik adalah deretan para pengisi suaranya yang terdiri dari aktor dan aktris terkenal.

Sandra Oh mengisi suara The Prophet, James McAvoy sebagai Golden-Haired Man, David Tennant sebagai Don, Michael Sheen sebagai Paul dan Neil Gaiman sebagai The Skull Crow.

Cerita singkat ini sarat makna bahwa sebagai manusia kita harus bisa menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk, dalam kisah ini adalah bangsa kucing.

Sebagai penguasa bumi, manusia harus juga bisa menjaga kelangsungan makhluk hidup lainnya dan tidak berbuat jahat kepada mereka.

Menyekap Dewi Yunani Kuno Demi Inspirasi

Menyekap Dewi Yunani Kuno Demi Inspirasi

Di cerita yang kedua, Neil Gaiman menghadirkan sosok dewi Yunani Kuno bernama Calliope. Dalam kebudayaan Yunani Kuno, Calliope adalah putri Zeus dari Mnemosyne. Sosoknya dipercaya sebagai inspirasi bagi Homer dalam menulis dua karya terbesarnya, yaitu Iliad dan Odyssey.

Calliope yang diperankan oleh Melissanthi Mahut tampil apik dalam nuansa kesenduan. Dia seolah menjadi budak bagi manusia yang haus akan inspirasi demi sebuah pengakuan akan karya tulisnya. Erasmus Fry sudah merasakannya, dan kini dia wariskan kepada Richard Madoc.

Tapi setelah dia dinyatakan bebas oleh Morpheus, muncul aura kegembiraan tiada tara pada wajahnya.

Dari awal cerita kita menunggu kehadiran Morpheus, namun hingga setengah durasinya dia belum muncul juga.

Dan ternyata kita tahu dari Fate Mother bahwa Morpheus sedang disekap oleh Roderick Burgess. Dari sini kita tahu bahwa cerita ini terjadi menjelang waktu terbebasnya Morpheus, karena tidak berapa lama kemudian dia datang membantu mantan istrinya itu.

Morpheus memiliki cara yang unik untuk membebaskan Calliope. Cara yang pertama adalah mengancam Richard lewat mimpi, lalu hadir secara nyata menawarkan sebuah perjanjian.

Sebagai salah satu dewa fantasi, Morpheus memiliki kekuatan untuk memberikan segala hal yang diinginkan manusia, dan dia membanjiri otak Richard dengan inspirasi yang mengalir deras tanpa henti.

Meski seolah menampilkan cerita yang tidak tersambung ke jalan cerita utama, tone yang disajikan masih tetap sama.

Bahkan sinematografi episode ini dibuat sangat apik dan tampil layaknya sebuah film, bukan episode dari sebuah serial. Akting para pemerannya sangat bagus dan membuat kita hanyut dalam cerita berdurasi 45 menit ini.

Epilog yang Pantas sebagai Penutup Season Perdana

Epilog yang Pantas sebagai Penutup Season Perdana

Kita bisa memahami kenapa Netflix tidak langsung menayangkan episode 11 ini berbarengan dengan 10 episode lainnya. Selain tidak terhubung dengan jalan cerita utama, episode ini dimaksudkan sebagai epilog bagi season perdana The Sandman ini.

Sepanjang 10 episode kita sudah menyaksikan perjalanan Morpheus untuk merubah sikapnya. Dan di episode 11 ini sikap itu seolah sudah tertancap dengan baik, meski Morpheus sendiri bilang bahwa dia masih berusaha ke arah itu.

Penuturan ini sungguh sangat tepat untuk menutup rangkaian episode di season perdana ini dan menjadi jembatan untuk masuk ke season keduanya kelak.

Dengan berakhirnya episode 11 ini, lengkap sudah 18 edisi komiknya diadaptasi, hanya edisi ke-9 yang belum ditampilkan. Secara singkat, The Sandman edisi ke-9 bercerita tentang hubungan cinta yang tragis antara Morpheus dan Queen Nada.

Namun karena tidak tahan dengan konsekuensi mencintai sosok abadi, Queen Nada menolak Morpheus. Murka, Morpheus mengirim Queen Nada ke neraka dan membuatnya masih hidup hingga masa kini.

Mungkin kisah dalam format kilas balik ini akan ditampilkan di season berikutnya jika ada keterkaitan dengan jalan cerita utamanya.

The Sandman sudah pasti menjadi salah satu serial terbaik di tahun 2022. Akan terasa rugi jika kalian belum menonton 11 episode di season perdana ini. Yuk, langsung saja tonton semuanya di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram