bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Princess Diaries, Belajar Menjadi Putri

Ditulis oleh Suci Maharani R
The Princess Diaries
2.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Berbeda dengan kebanyakan para putri kerajaan, Mia justru baru mengetahui bahwa dirinya adalah pewaris tahta dari salah satu kerajaan di Eropa. Hal ini tidak aneh, Mia memang tidak berbeda dengan kebanyakan anak remaja pada umumnya.

Bahkan ia memakai kawat gigi dengan rambutnya yang mengembang, siapapun tidak akan menyangka Mia adalah seorang bangsawan.

Inilah kehidupan Anne Hathaway saat memerankan karakter Putri Mia, dalam film berjudul The Princess Diary (2001). Film bergenre komedi ini diproduksi oleh Walt Disney Pictures dan disutradarai oleh Garry Marshall. Film ini mendapatkan rating dan komentar beragam, di iMDb film ini mendapatkan 6.4/10 dan Rotten Tomatoes memberikan rating 49% dari 117 reviewers.

Lalu bagaimana kelanjutan hidup Putri Mia, setelah ia tahu bahwa dirinya adalah seorang putri mahkota dan bertemu dengan sang nenek. Makanya jangan sampai ketinggalan, kamu bisa mendapatkan informasi lebih lengkapnya di bawah ini.

Sinopsis

princess-diaries-1_

Mia Thermopolis (Anne Hathaway) tidak berbeda dengan kebanyakan anak-anak SMA lainnya di San Francisco. Bahkan Mia bisa dikatakan masuk dalam golongan anak-anak buangan di sekolahnya, korean dandannya yang aneh dan cupu. Memakai kawat gigi, rambutnya mengembang layaknya singa hingga memakai kacamata kotak seperti orang tua.

Hal lainnya yang kerap membuatnya jadi bahan olok-olokan siswa lain di sekolah, Mia anak yang sangat ceroboh. Gadis ini bahkan bisa membuat dirinya sendiri malu, bahkan hal ini terjadi karena kecerobohan yang dilakukannya.

Untungnya Mia memiliki dua orang teman yang selalu setia bersamanya, yaitu Lilly (Heather Matarazzo) dan kakaknya Michael (Robert Schwartzman).

Hingga suatu hari ia mengetahui bahwa dirinya adalah calon pewaris tunggal di kerajaan Eropa bernama Genovia. Mia mewarisi tahta ini dari ayahnya yang baru saja meninggal dan kini ia dihadapkan dengan sosok sang nenek yaitu Ratu Clarisse (Julie Andrews).

Pada awalnya Mia menolak hal ini, namun ibunya memberikan semangat dan keyakinan agar ia mau menghadiri “Princess Lessons”.

Setelah itu, sesuai dengan perjanjian neneknya Mia dibebaskan untuk memilih apakah ia akan menerima tahta atau tidak. Mia mendapatkan makeover besar-besan, gadis ini berubah dari seekor itik buruk menjadi angsa yang sangat cantik dan anggun. Hal ini membuat seluruh teman-temannya kaget, mereka langsung memperlakukan Mia dengan sangat baik.

Sayangnya hubungannya dengan Lilly malah memburuk, pasalnya jadwal Mia yang padat membuatnya tidak bisa menepati janji. Belum lagi ia malah dijebak oleh pria yang disukainya, yang membuat foto tidak pantasnya dimuat di koran. Mia juga mengalami masa paling memalukan, saat mengikuti jamuan kenegaraan untuk pertama kalinya.

Merasa sangat kesal dan dilema, Mia memikirkan bagaimana semua ini bisa terjadi padanya. Mia berpikir ia sangat tidak nyaman dengan statusnya yang sekarang, karena merubah hidupnya. Dengan segala tekanan ini, apakah Mia akan memutuskan untuk meninggalkan status bangsawannya atau tidak?

Kisah Fairytale Cukup Realistis Dan Menyenangkan

princess-diaries-2_

Berbeda dengan kebanyakan film dengan tema serupa dari Disney, entah mengapa untuk The Princess Diaries (2001) rasanya ada perbedaan besar. Kebanyakan mereka selalu membuat pemeran utamanya terlihat cantik tapi di film ini saya melihat hal yang sebaliknya. Anne Hathaway justru terlihat seperti remaja ‘cupu’.

Mia memakai kawat gigi yang tebal, rambut yang mengembang dan kacamata kotak yang terlihat sangat iconic. Hal inilah salah satu faktor yang membuat film ini bisa masuk ke hati para penontonnya, bahkan ceritanya juga digarap dengan baik. Kita bisa melihat seorang Mia Thermopolis, itik buruk rupa yang dalam waktu singkat berubah menjadi angsa. 

Perubahan statusnya ini membuat kepribadian Mia terpaksa harus berubah juga, alhasil remaja ini hampir kehilangan sahabat terbaiknya.

Mia merasakan bahwa perubahan ini telah membuat hidupnya rusak, karena semua orang melihatnya sebagai seorang putri bukan Mia. Konflik dalam diri Mia cukup rata, antara kisah fairytale dengan kisah yang pas dengan realitanya. 

Di sisi lain, terjalinnya hubungan yang dekat antara Mia dan sang nenek adalah hal yang paling manis. Hal yang paling saya sukai, konflik Mia ini menjadi benang merah yang mengenai semuanya

Mia dengan segala kebingungan dan kegundahannya, di usia yang masih muda harus berpikir untuk masa depannya. Bagi saya film ini menunjukkan bagaimana para remaja harus mulai menata masa depannya sejak dini.  

Tapi kita juga tidak bisa melupakan keindahan set dan seluruh pakaian yang digunakan dalam film ini. Kisah hidup Mia ini di imbangi dengan tata busana dari Gary Jones, lalu di imbangi dengan makeup dan tata rambut yang pas.

Seluruh set-nya ditata dengan baik oleh Casey Hallenbeck, membuat setiap potongan gambar yang diberikan Karl Walter Lindenlaub memuaskan mata.

Anne Hathaway Dengan Segala Ide Dan Adegan Tidak Terduganya

princess-diaries-3_

Mungkin banyak yang belum mengetahui, bahwa Anne Hathaway tidak hanya sekedar berakting di film ini. dikutip dari iMDb, aktris cantik ini ternyata memberikan banyak ide untuk membantu sutradara Garry Marshall. Bahkan beberapa bantuan yang diberikan oleh Hathaway, ternyata terjadi karena ketidaksengajaan.

Ingat dengan adegan ketika Mia jatuh dari bangku penonton? Adegan ini bukanlah akting, ternyata Anne Hathaway benar-benar jatuh terperosok dari bangku.

Alhasil adegan ini membuat banyak orang kaget sekaligus tertawa, bahkan Garry Marshall tidak ingin memotong adegan ini. Sang sutradara malah sengaja memasukan adegan ini dengan alasan terlalu lucu untuk di potong dan dibuang begitu saja.

Bahkan cara Anne Hathaway mendapatkan peran Mia Thermopolis juga karena dirinya terjatuh dari kursi. Tapi perjuangannya juga tidak bisa dianggap sepele, Anne Hathaway mesti duduk berjam-jam untuk membuat rambutnya jadi tebal.

Ia juga menaikkan berat badan hingga adegan tidak terduga saat pesawat terbang mengganggu suara mereka saat syuting.

Tapi ada beberapa ide-ide brilian yang membuat film ini makin terasa real, salah satunya adegan ketika Mia sedang di makeover.

Ada adegan dimana sebuah sisir patah di rambut Mia, itu adalah ide Anne Hathaway yang ingin menunjukkan rasa nyata akan karakter Mia. Segala hal yang spontan ini membuat karakter Mia Thermopolis seakan melekat pada dirinya.

Tak heran jika The Princess Diaries (2001) sampai di buatkan dua film lainnya, yang menunjukkan setiap stage kehidupan Putri Mia.

Tapi bagi saya film pertamanya menjadi film terbaiknya, pasalnya film komedi ini disampaikan secara halus dan benar-benar mudah untuk dinikmati. Alur ceritanya secara perlahan menanjak, bahkan setiap orang berhasil menemukan pengembangan karakternya dengan baik.

Satu-Satunya Film Rating G Pada Musim Panas 2001

princess-diaries-4_

The Princess Diaries (2001) menjadi salah satu film yang penting bagi Disney, pasalnya film ini menjadi tombak untuk menghilangkan stigma film rating G. Jika kalian belum tahu, di Amerika juga memiliki rating yang menentukan film tersebut masuk dalam jenis audiens yang mana. Salah satunya yang disebut dengan nama “Rating G”, yang artinya film untuk segala umur.

Hal ini dikarenakan di tahun 2001, film berating G menjadi kurang populer hingga jarang ada di bioskop-bioskop.

Oleh karena itu sang sutradara ingin menyuarakan rasa prihatinnya atas kurangnya film-film yang bebas untuk ditonton anak-anak. Meski sempat membuat banyak orang skeptis, The Princess Diaries (2001) memang film yang cocok untuk di tonton anak-anak.

Pasalnya film ini benar-benar mengalami proses penelaahan yang ketat, agar filmnya bisa masuk dalam rating G. Tidak ada adegan seks, tidak ada adegan kekerasan dan tidak ada momen yang bisa membuat orang tua khawatir ketika anaknya menonton film ini.

Meski pada akhirnya banyak kritikus film yang berkomentar, film ini kurang bisa dinikmati oleh orang dewasa.

Tapi sejak film ini dirilis, banyak para orang tua yang berbondong-bondong membawa anak mereka ke bioskop. Alhasil film ini berhasil meraup keuntungan sangat besar, bahkan lebih besar dari film-film berating dewasa dan remaja.

Belum lagi fakta bahwa film ini dibintangi oleh seorang pendatang baru, nyatanya The Princess Diaries (2001) berhasil bertengger di box office.

Itu dia review The Princess Diaries (2001), film yang bikin setiap anak bercita-cita jadi seorang putri seperti Mia. Film ini akan sangat cocok untuk ditonton oleh anak-anak, tentu saja dengan bimbingan orang tua. Jangan lupa untuk mengunjungi Bacaterus, agar kamu bisa tahu review-review dari film keluarga lainnya.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram