showpoiler-logo

Sinopsis & Review The Prestige, Persaingan Dua Pesulap Hebat

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Prestige
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Dua pesulap muda yang bersahabat mungkin tak pernah menyangka jika hidup mereka akan diliputi dendam dari salah satunya. Semua bermula dari kematian istri Angier yang terjadi saat pertunjukan sulap berlangsung. Kekecewaan mendalam dia tumpahkan pada Borden yang dinilai lalai dalam melakukan tugasnya.

Mereka saling bersaing, mencuri trik masing-masing dan berusaha melampauinya. Hingga tak segan menggunakan cara yang sangat berisiko, yaitu kematian. Bagaimana persaingan antara dua pesulap muda dan berbakat ini berjalan dengan sengit? The Prestige (2006) menyuguhkannya untuk Anda, tapi sebelum itu mari simak sinopsis dan ulasannya berikut ini!

Baca juga: Review dan Sinopsis Film Inception ‘Mission: Dreaming’

Sinopsis

Film dibuka dengan sebuah narasi yang mengatakan bahwa setiap trik supal berisi tiga bagian atau babak. Babak pertama disebut The Pledge, yang berarti seorang pesulap memperagakan trik sulap biasa. Pada babak ini pesulap biasanya akan meminta penonton untuk memeriksa apakah benda yang dipakai dalam sulapnya nyata atau tidak.

Babak kedua adalah The Turn, yaitu  ketika si pesulap mengambil sebuah benda biasa dan melakukan sesuatu yang istimewa dengan itu, misalnya menghilangkannya. Pada bagian ini penonton akan mencari-cari rahasia, tapi tak menemukan sebab tak sungguh-sungguh mencari; penonton tak ingin benar-benar tahu dan ingin ditipu.

Saat benda itu benar-benar menghilang penonton tidak serta-merta langsung bertepuk tangan. Pasalnya pertunjukan belum berakhir sebelum benda tersebut kembali dimunculkan. Oleh karena itu setiap trik sulap memiliki tiga babak. Bagian tersulit dari ketiga babak tersebut dikenal dengan istilah The Prestige.

Ketika narasi tersebut diucapkan sebuah pertunjukan sulap sedang berlangsung. Di sana terdapat seorang pesulap yang tampak tenggelam dalam sebuah tabung transparan berisi air. Dia terlihat meminta pertolongan tapi seorang pemuda yang melihatnya justru mempertontonkan ekspresi kebingungan.

Scene berpindah ke sebuah pengadilan. John Cutter (Michael Caine), anak buah pesulap Robert “The Great Danton” Angier (Hugh Jackman) sedang memberi kesaksian mengenai peristiwa yang terjadi di akhir pertunjukan sang pesulap.

Cutter mengatakan dirinya melihat sesuatu yang tak beres. Dia melihat seseorang pergi ke bawah panggung lalu mengikutinya. Seseorang yang dimaksud adalah Alfred “The Professor” Borden (Christian Bale).

Cutter melanjutkan kesaksiannya dengan mengatakan bahwa Borden melihat Angier tenggelam. Jaksa kemudian bertanya mengenai pekerjaan Cutter. Pria paruh baya tersebut merupakan seorang insinyur, perancang ilusi dan membuatkan perlengkapan untuk menampilkannya.

Kembali jaksa mengajukan pertanyaan mengenai apakah tangki berisi air tersebut bagian dari ilusi yang dilakukan Angier?

Cutter mengatakan bahwa tangki itu sebenarnya untuk trik pertama. Dia keukeuh Borden yang harus bertanggungjawab atas kejadian tersebut dengan meyakini bahwa pria itulah yang memasang tabung berisi air 400 – 500 galon tersebut di bawah pintu rahasia setelah trik pertama selesai.

Pernyataannya membuat jaksa semakin tergelitik untuk mengajukan pertanyaan lain. Kali ini Cutter harus menjelaskan bagaimana caranya Borden memindahkan tangki besar tersebut ke bawah pintu rahasia tanpa ada seorang pun yang tahu? Cutter merasa bahwa hal itu mungkin saja dilakukan seorang pesulap seperti Borden.

Cutter lalu diminta menjelaskan cara kerja ilusi yang dilakukan Angier. Pria tersebut mulai menjelaskan bahwa Real Transported Man merupakan ilusi yang paling digemari dan dia merasa berhak menjualnya. Maka, jika dia menjelaskan cara kerjanya, trik tersebut tak berharga lagi. Jaksa kembali bertanya untuk meyakinkan bahwa apakah tabung tersebut bukan bagian dari trik yang gagal?

Sebelum menjawab, hakim mengatakan bahwa dia sangat mengerti alasan yang disampaikan Cutter, tapi di sini nyawa Borden sedang dipertaruhkan. Hakim meminta Cutter menjelaskan trik sulapnya secara detail hanya padanya. Dengan begitu hakim bisa memutuskan apakah trik tersebut punya hubungan dalam kasus ini atau tidak.

Cerita berlanjut saat seorang pria terlihat mengunjungi sebuah penjara. Oleh seorang sipir pria tersebut diminta mengeluarkan barang yang ada di sakunya. Peraturan tersebut tercetus ketika Kepala Sipir menonton sebuah aksi sulap ‘menghilang’ di Manchester. Selain itu dia juga yakin Borden akan mencoba kabur.

Pria yang bernama Owens (Roger Rees) itu ternyata seorang pengacara yang mewakili Lord Caldlow; pesulap ulung dan ahli sejarah. Dia berhasil menemui Borden dan melakukan negosiasi untuk membeli trik sulap milik pesulap tersebut.

Harga yang ditawarkan sebesar lima ribu pound. Mendengarnya Borden meminta Owens untuk bicara pada Fallon, insinyurnya, karena uang itu juga akan menjadi miliknya.

Owens mengaku dia sudah bicara pada Fallon dan juga sudah mengantongi izin untuk mendapatkan semua trik ilusi Borden, kecuali yang paling mahal, Transported Man. Ia merupakan trik ilusi sulap terbaik milik Borden. Lelaki itu tak akan memaafkan diri sendiri jika sampai menjualnya.

Owens kemudian menyinggung soal putri Borden, termasuk menyinggung soal hukuman gantung yang menurut kabar akan diterimanya. Menghadapi hal itu apakah Borden tetap tak ingin ‘melepas’ trik tersebut, mengingat putrinya pasti butuh biaya. Lagipula Fallon terancam kehilangan hak asuh atas putri Borden yang nantinya membuat gadis cilik itu akan menjadi yatim piatu.

Secara singkat Owens menawarkan kerjasama untuk merawat putrinya, mencukupi kebutuhannya, dengan syarat Borden mau melepas trik ilusi miliknya.

Sebelum pergi pria itu terlihat menyerahkan buku harian milik Robert Angier, di dalamnya terdapat catatan saat Angier berada di Colorado, ketika pesulap itu mempelajari trik sulap Borden. Lantas apakah Borden bersedia melepas trik ilusinya setelah membaca buku tersebut?

Rahasia Besar dari Persaingan Dua Pesulap

Kehilangan istri tercinta dalam sebuah insiden yang terjadi di pertunjukan sulap membuat Angier menaruh dendam pada Borden. Tanpa dibuktikan lebih dulu Angier menyalahkan bahwa Borden lah orang yang harus disalahkan atas tragedi tersebut.  Sejak itu hubungan dua sahabat tersebut menjadi renggang dan berubah penuh persaingan.

Dalam hal ini melalui akting Hugh Jackmen yang meyakinkan, Anda bisa merasakan dendam dan ambisi seorang Angier untuk melampaui trik-trik dan ilusi sulap Borden.

Begitu pula Christian Bale sebagai Borden yang sukses menjaga iklim persaingan antara mereka. Jalan cerita The Prestige (2006) menjadi lebih menarik ketika dendam tersebut dilengkapi dengan rahasia besar, yang sengaja disimpan di akhir cerita oleh Christopher Nolan selaku sutradara.

Sajian Dua Jam dengan Alur Berputar-Putar

Selama sekitar 2 jam 10 menit, saat menyaksikan The Prestige (2006) Anda lebih banyak melihat film ini menampilkan kejadian-kejadian di masa lalu Angier dan Borden. Flashback yang disajikan memuat trik-trik sulap yang dimiliki keduanya. Selama itu pula Anda akan diajak berputar-putar oleh alurnya. Meski begitu kepiawaian seorang Nolan dalam meramu hal ini tidak akan membuat Anda bingung.

Tanpa perbedaan tone yang umum digunakan sutradara lain untuk memisahkan kejadian di masa lalu dan saat ini, Nolan mulus menyuguhkan dua cerita berbeda timeline dalam sebuah alur yang bisa dimengerti. Walau ceritanya mengecoh, secara penceritaan, plot The Prestige (2006) tersaji dengan rapi. 

Saking berputar-putarnya, Anda bahkan akan diajak ‘menemui’ sosok Nikola Tesla dalam film ini. Walau tidak tampil terlalu banyak, karakternya memegang peranan penting; penemuannya menjadi pembawa perubahan besar dalam cerita The Prestige (2006).

Setting dan Sinematografi yang Memuaskan

Daya tarik The Prestige (2006) bukan hanya terletak pada pengemasan ceritanya melainkan juga penataan sinematografi yang memuaskan. Tak heran jika film ini menjadi salah satu nominasi untuk Best Cinematography pada penghargaan Academy Awards di tahun setelah penayangannya.

Scene-scene dalam film ini seperti punya daya magis, apalagi pada bagian ketika dua karakter utama, Angier dan Borden sedang mengadakan pertunjukan sulapnya.

Selain itu setting The Prestige (2006) juga terlihat sekali dibuat dengan detail. Diceritakan terjadi pada 1890-an, kostum, peralatan sulap, tata rambut dalam film ini tampil meyakinkan.

Anda akan melihat karakter Olivia dan Sarah dengan gaun, tata rambut dan topi yang khas disajikan dalam film-film masa lampau. Begitu halnya dengan busana yang dikenakan Angier dan Borden juga peralatan sulap yang terlihat sangat kuno. Semuanya menjadi satu kesatuan yang meyakinkan dan memuaskan.

Dibuat berdasarkan novel berjudul sama karya Christopher Priest, The Prestige (2006) tawarkan sebuah tontonan yang ‘niat’. Dari pembukaan hingga penutupan, Nolan terasa sekali mengonsepnya dengan alur yang baik, walau durasinya terasa agak kepanjangan.

Pada akhirnya film ini tidak hanya menjabarkan trik sulap dan persaingan antara dua pesulap yang berakhir tragis, melainkan juga menyelipkan sedikit romansa dan nilai-nilai kejujuran sebagai manusia. Penasaran dengannya? Agendakan segera untuk menonton ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram