bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The One, Petualangan Jet-Li di Dunia Paralel

Ditulis oleh Aditya Putra
The One
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Banyak teori yang mengemukakan bahwa semesta yang kita tinggali jumlahnya bukan hanya satu. Bahkan para ilmuwan meyakini hal tersebut merupakan sesuatu yang mungkin terjadi walau masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Mereka berpendapat bahwa keberadaan semesta yang abadi akan memunculkan semesta-semesta yang baru.

Tema dunia paralel memberikan daya tarik sendiri sampai-sampai sering diangkat ke layar lebar. Salah satunya adalah film The One rilisan tahun 2001 yang dibintangi oleh Jet Li. Jet Li harus berpetualang dari semesta satu ke semesta lainnya untuk sebuah misi. Apakah misinya? Ayo cari tahu di sinopsis dan review filmnya berikut ini.

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2001
  • Genre: Sci-fi, Action
  • Produksi: Columbia Pictures, Revolution Studios, Hard Eight Pictures
  • Sutradara: James Wong
  • Pemain: Jet Li, Delroy Lindo, Carla Gugino, Jason Statham

Gabriel Yulaw adalah seorang mantan agen MultiVerse Authority (MVA). Otoritas tersebut merupakan pengawas dari perjalanan interdimensional yang dilakukan oleh manusia. Yulaw menggunakan pengetahuannya tentang perjalanan interdimensional untuk mencari versi lain dirinya yang berjumlah 124.

Dengan menghabisi 124 versi lainnya, Yulaw bisa mengambil energi mereka dan menjadikan dirinya manusia dengan kekuatan mirip dewa yang disebutnya dengan julukan The One. Yulaw rela menghabiskan hidupnya untuk menghabisi 123 versi dirinya sendiri. Setelah menghabisi Lawless, versi dirinya yang ke-123, Yulaw ditangkap oleh dua agen MVA yaitu Rodecker dan Funsch.

Yulaw dibawa ke markas MVA dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Hades Universe. Sayangnya, Yulaw berhasil kabur dan melakukan teleportasi ke Charis Universe. Tujuan Yulaw ke Charis Universe adalah untuk mencari versi dirinya yang ke-124. Orang itu adalah Gabe Law yang berprofesi sebagai polisi.

Selama dua tahun terakhir, Gabe mengalami fenomena aneh yaitu kekuatan dan kecepatannya meningkat secara pesat. Dia dan sang istri, T.K. nggak memahami bagaimana hal tersebut bisa terjadi.Ketika sedang memindahkan tahanan, Gabe merasa ada yang mengincarnya. Ternyata Yulaw sudah bersiap menembakan pistol ke arah Gabe tapi Gabe berhasil menghindar.

Yulaw nggak berhenti, dia melempar Gabe dari ketinggian. Untungnya, sebelum Gabe dihabisi, Rodecker dan Funsch berhasil menyelamatkannya. Rodecker dan Funsch mencoba menanyai Gabe tentang Yulaw. Gabe sama sekali nggak memahami perjalanan interdimensional tapi dia menyadari bahwa Yulaw punya banyak kemiripan dengannya.

Rodecker dan Funsch mengetahui bahwa Yulaw akan datang ke rumah sakit tempat Gabe dirawat. Mereka mencoba menembak Yulaw tapi Yulaw berhasil meloloskan diri. Yulaw berhasil menemukan Gabe di rumah sakit dan keduanya pun bertarung. Pihak kepolisian kebingungan untuk melakukan tindakan. Pasalnya, dua orang yang bertarung merupakan dua orang yang sama.

Yulaw dan Gabe berhasil kabur dari rumah sakit. Rodecker dan Funsch memutuskan untuk melaksanakan tugas dengan berpencar. Rodecker akan memburu Yulaw sedangkan Funsch melindungi Gabe. Rodecker yang berhasil menemukan Yulaw harus tewas di tangan Yulaw. Funsch menjelaskan pada Gabe bahwa ada sebuah wormhole yang memungkinkan untuk adanya teleportasi.

Yulaw menyelinap ke rumah Gabe. T.K. yang mengira Yulaw adalah Gabe, menyembunyikan Yulaw dari kepolisian. Sebelum sadar bahwa yang dia selamatkan bukanlah suaminya, T.K. ditawan oleh Yulaw. Gabe datang ke rumahnya dan harus menyaksikan kenyataan pahit ketika Yulaw menghabisi T.K. di depan matanya. Bisakah Gabe mengalahkan Yulaw? Ataukah Yulaw akan menjadi The One?

Konsep Dunia Paralel

Secara sekilas, The One menyajikan sebuah kombinasi menarik yaitu memadukan sci-fi dengan action, terlebih ada dua nama pemain film action tersohor di jajaran pemain yaitu Jet Li dan Jason Statham. Sayangnya, konsep dunia paralel ini kurang dimanfaatkan dengan baik. Motif Yulaw melakukan perjalanan interdimensional demi menjadi The One terasa terlalu sederhana.

Selain kekurangan dari segi motif, dunia paralel hanya dijadikan pendukung untuk adegan-adegan laga. Nggak ada kejelasan dari segi cerita bagaimana konsep multiverse terbentuk, serta apa yang menyebabkan terjadinya wormhole. Semuanya hanya tersedia begitu saja dan dimanfaatkan oleh Yulaw.

Dari segi cerita, film ini jelas menampilkan banyak kekurangan. Pendalaman yang sangat minim menjadikan unsur sci-fi nyaris nggak terasa sepanjang film. Yang ada hanyalah upaya Yulaw menghabisi satu per satu versinya demi menuntaskan misinya. Hal itu membuat film ini seperti film laga biasa saja.

Ada satu adegan ketika Roedeger menyatakan bahwa dia merindukan Yulaw yang dulu, yang menunjukan bagaimana konsep dunia paralel seharusnya dikemas. Ada keterkaitan satu semesta dengan semesta lain yang nyaris nggak ditonjolkan di film ini. Sehingga ada unsur emosional yang terbawa ketika Gabe harus menyelamatkan diri dari Yulaw tapi sayangnya nggak dilakukan.

Penampilan Jet Li

Jet Li di film The One memainkan tiga karakter yaitu Yulaw, Lawless dan Gabe. Ketiga karakter itu nggak banyak mendapat pendalaman selain dibuat terburu-buru untuk melakoni adegan-adegan laga. Yang membedakan dari ketiganya hanyalah dari segi penampilan yang diubah agar penonton nggak tertukar pada karakter Yulaw, Lawless atau Gabe.

Selain perbedaan pada penampilan kita cuma akan disuguhi pertarungan antara Jet Li versi baik dan jahat. Li di film ini nggak tampil spesial. Dia memperlihatkan ekspresi kesakitan, kejam, mencoba meraih simpati tapi nggak ada yang benar-benar membuatnya terlihat melakoni acting. Jet Li seperti terjebak dalam zona nyamannya sebagai aktor laga.

Rasanya nggak akan ada yang meragukan kapasitas Jet Li dalam melakoni adegan-adegan laga. Maka dari itulah penonton berharap melihat kemampuan Jet Li yang lain, tetapi rasanya film ini nggak memberikan itu. Film ini seolah cuma tentang Jet Li, versi lain dirinya, dan pertarungan mereka. Kita nggak diberi tahu apa dan kenapa di balik itu semua.

Saking berpusat pada Jet Li, kinerja tiga pemain pendukung lain pun nyaris nggak memberi banyak pengaruh. Roedecker mungkin yang paling diberi porsi dengan menampilkan adegan yang memperlihatkan bahwa dia merasa bersalah atas tindakan Yulaw. Funcsh hanya berperan sebagai rekan dari Roedecker. Dan T.K. hanya muncul untuk dihabisi oleh Yulaw.

Koreografi dan Penggunaan Efek

The One secara sinematografi nggak menampilkan sesuatu yang unik, selain dari penggunaan efeknya. Adegan-adegan laga yang dimainkan Jet Li berhasil ditampilkan dengan megah. Koreografi yang tertata dibantu oleh pergerakan kamera serta penggunaan efek slow motion, membuat adegan action yang dijadikan andalan utama dan nggak mengecewakan.

Nggak ada yang ditunggu-tunggu selain pertarungan antara Yulaw dan Gabe yang dua-duanya diperankan oleh Jet Li. Adegan itu berhasil dibuat dengan apik lewat bantuan efek yang membuat Li seperti benar-benar melawan versi lain dari dirinya. Walau perjalanan menuju adegan puncak terasa kurang klimaks, tapi adegan terakhir itu cukup berhasil menjadi hiburan yang paling ditunggu-tunggu sepanjang film.

The One sebagai film yang mengusung genre sci-fi memang dalam hal pendalaman cerita. Sepertinya memang sang sutradara lebih ingin menonjolkan unsur action-nya. Kalau ingin nonton bagaimana film laga berbalut fantasi pada awal 2000-an, film ini bisa jadi pilihan. Apa kamu suka film ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram