bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Omen (1976), Munculnya Anak Iblis

Ditulis oleh Aditya Putra
The Omen
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Mendengar kata setan, yang akan terbayang adalah sosok menakutkan. Sosok yang disebutkan sebagai mahluk jahat dalam setiap agama ini digambarkan sebagai penggoda manusia untuk berbuat dosa. Nggak jarang, dalam film sosok mereka diwujudkan dalam bentuk fisik dengan misi tertentu seperti balas dendam dan lain-lain.

Dari berbagai film horror yang pernah dirilis, ada film The Omen yang dianggap sebagai sebuah film horror klasik karena berhasil membuat penontonnya merasa ngeri. Film ini bercerita tentang sosok anak iblis yang bertujuan meneror manusia tapi dalam wujud anak-anak. Mau tahu ceritanya? Simak dulu review dan sinopsisnya berikut ini.

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 1976
  • Genre: Horror, Supernatural
  • Produksi: Mace Neufeld Productions
  • Sutradara: Richard Donner
  • Pemain: Gregory Peck, Lee Remick, David Warner, Billie Whitelaw

Di Roma, Robert Thorn yang bekerja sebagai Diplomat Amerika berada di rumah sakit untuk menemani istrinya, Katherine. Katherine akan melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki. Sayangnya sang anak meninggal ketika dilahirkan. Robert kemudian dibujuk oleh pendeta rumah sakit, Father Spiletto, untuk mengadopsi bayi yang ibunya meninggal.

Tanpa memberi tahu Katherine, Robert mengadopsi bayi yang kemudian diberi nama Damien. Lima tahun kemudian, Robert pindah ke Inggris karena ditunjuk menjadi Duta Besar di Negeri Ratu Elizabeth tersebut. Berbagai keanehan mengerikan mulai terjadi dan selalu berhubungan dengan sosok Damien.

Asisten rumah tangga keluarga Thorn gantung diri persis pada hari ulang tahun kelima Damien. Nggak lama kemudian, seorang asisten rumah tangga bernama Mrs. Baylock muncul dan meminta bekerja untuk keluarga Thorn. Pun dengan kedatangan anjing Rottweiler yang tiba-tiba senang berkeliaran di sekitar rumah keluarga Thorn.

Perilaku Damien nggak kalah aneh. Dia menolak untuk pergi ke gereja. Ketika diajak Katherine ke kebun binatang, binatang-binatang ketakutan melihat Damien bahkan berupaya menyerang sebagai upaya membela diri mereka. Merasa berbagai keanehan terjadi pada Damien, Katherine mulai menjaga jarak dengan Damien.

Robert didatangi seorang pendeta, Father Brennan yang mengatakan bahwa Damien bukanlah manusia. Dia melanjutkan bahwa Katherine yang sedang hamil anak kedua akan diganggu. Ada sosok yang menghalangi lahirnya sang anak ke dunia. Sosok itu adalah Damien. Nggak lama kemudian, Father Brennan ditemukan tewas tertusuk puncak gereja ketika tiba-tiba datang badai.

Katherine menjelaskan kondisi kehamilannya pada Robert dan menyatakan bahwa dia ingin melakukan aborsi. Keith Jennings, seorang fotografer menemui keanehan dari foto-foto kematian Brennan. Keith memberi tahu Robert tentang kesamaan bayangan di leher Brennan dan asisten rumah tangga keluarga Thorn.

Di rumah, Damien mengendarai sepeda roda tiganya menuruni tangga dan menabrak Katherine. Alhasil, Katherine mengalami keguguran. Keith menemani Robert pergi ke Roma untuk menyelidiki siapa sesungguhnya orang tua dari Damien. Sayangnya, rumah sakit tempat Damien lahir sempat mengalami kebakaran beberapa tahun sebelumnya sehingga data orang tua Damien nggak bisa ditemukan.

Mereka cuma diberi petunjuk untuk bertemu dengan Father Spiletto. Kondisi Spiletto ternyata di luar dugaan. Dia hanya bisa melihat dengan sebelah matanya, sebagian tubuhnya lumpuh dan nggak bisa berbicara. Dia pun menuliskan sebuah lokasi tempat ibu biologis Damien bersemayam. Keith dan Robert pun mendatangi lokasi tersebut dan menemukan bangkai serigala di makam ibunda Damien, serta ada tengkorak yang sudah rusak di sebelahnya.

Robert menyadari bahwa tengkorak itu sebenarnya milik anaknya yang tewas dan serigala itulah ibu dari Damien. Anak Robert tewas dibunuh agar posisinya bisa diambil oleh Damien. Dia pun teringat pesan Father Brennan. Brennan mengatakan bahwa Damien adalah anak dari iblis tapi Robert nggak percaya. Bisakah Robert mengakhiri berbagai petaka yang menghampiri keluarganya?

Visualisasi Mencekam

Secara sinematografi, The Omen nggak terlalu menampilkan sesuatu yang spesial dengan kebanyakan menggunakan over shoulder shot.  Sebagai salah satu film yang dirilis jaman dahulu, sinematografi bukan andalan bagi film ini. Yang menjadi andalan adalah kecermatan dalam membuat visualisai yang mencekam.

Hampir sepanjang film kita akan disuguhi oleh berbagai set di tempat-tempat mengerikan. Gedung kuno, gereja yang gelap, sampai makam berhasil dibuat sedemikian rupa sampai tampak muram sekaligus sunyi untuk membangun nuansa horror. Tema anak iblis yang diambil berjalan selaras dengan visualisasi yang ditampilkan di film ini.

Minim Jumpscare

Bagi penggemar film horror dengan banyak jumpscare, mungkin akan kecewa ketika menonton The Omen. Dengan durasi 111 menit, kita nggak akan dikagetkan dengan kemunculan sosok mahluk halus dari tempat yang nggak diperkirakan. Nggak ada juga sosok setan dengan tampilan mengerikan. Sebagai gantinya, horror di film ini lebih menekankan pada aspek psikologis dari sosok Damien.

Antagonis di film ini, Damien, secara sekilas bukanlah sosok yang menakutkan. Dia masih berusia lima tahun tapi pancaran wajahnya sudah menunjukkan bahwa dia bukanlah anak-anak biasa. Tatapan matanya terkadang terlihat kosong, terkadang terlihat menyimpan marah dengan sesekali mengerutkan dahinya. Dua jempol untuk Harvey Spencer yang berhasil memerankan Damien dengan apik.

Pendalaman karakter Damien sebagai anak iblis bukan hanya dari ekspresi wajahnya, melainkan dari hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Tiba-tiba Mrs. Baylock datang menggantikan asisten rumah tangga keluarga Thorn yang sebelumnya tewas karena gantung diri. Belum lagi tingkah laku binatang di kebun binatang yang memperlihatkan bahwa Damien sosok yang berbahaya.

Alur Cerita Horror Klasik

The Omen dirilis pada tahun 1976, dekade ketika film-film horror merajai Hollywood. The Exorcist, The Blood on Satan’s Claw dan The Wickerman merupakan beberapa judul yang dirilis sebelum The Omen. Nggak mengherankan kalau tema setan atau iblis menjadi tren yang dilanjutkan lewat film The Omen ini. Perbedaannya adalah yang diangkat merupakan sosok anak iblis atau Anti-Kristus.

Dari segi alur cerita, The Omen nggak menawarkan sajian baru. Alur linear menceritakan tentang apa yang harus dilakukan Robert terhadap sosok Damien menjadi cerita utama di film ini. Tapi cara mengemasnya dengan mengundang kengerian patut diacungi jempol. Nggak tanggung-tanggung theme song untuk film ini pun bisa mengundang suasana mengerikan lewat lagu Ave Satani.

Bagi pecinta teori konspirasi atau penggemar hal-hal berbau satanik, mungkin akan tertarik ketika menonton film karya sutradara Richard Donner ini. Pasalnya ada angka 666 yang disebut sebagai angka iblis di dahi Damien. Begitu juga dengan syair buatan Father Brennan yang menjelaskan tentang sosok iblis yang turun ke bumi untuk membuat manusia saling memusuhi satu sama lain. Tempat-tempat yang harus didatangi Robert pun pasti akrab bagi para penggemar teori konspirasi.

The Omen dianggap sebagai salah satu film horror paling menyeramkan. Cerita yang ringan tentang Damien sebagai anak iblis bisa membuat kita terbayang-bayang terus akan sosoknya. Sosok anak yang seharusnya masih polos bisa mengantarkan kengerian. Jadi siapkan nyali buat nonton film ini, ya. Berani coba? Setelah itu bagikan pengalamanmu di kolom komentar yuk, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram