bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Odd Family: Zombie on Sale (2019)

Ditulis oleh Aditya Putra
The Odd Family: Zombie on Sale
3.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Film-film luar negeri secara berani menggabungkan dua unsur bertentangan seperti horror dan komedi. Horror akan membuat kita merasakan ketakutan sementara komedi akan membuat kita tertawa. Tapi film-film rilisan Amerika terbukti bisa memadukan keduanya dengan pintar dalam sebuah karya. Di antaranya Shaun of the Dead, Little Monsters, Happy Death Day dan Zombieland.

Kali ini ada film dari Korea yang menggabungkan dua unsur yang sama, horror dan komedi. Film itu berjudul The Odd Family: Zombie on Sale yang dirilis pada tahun 2019 lalu. Lagi-lagi zombie yang dijadikan tema dalam cerita. Akan seseru apakah filmnya? Kamu bisa mengintip keseruan film ini melalui sinopsis dan review-nya di sini!

Sinopsis

Man-Deok adalah seorang pria paruh baya yang menjalankan usaha SPBU di sebuah desa. Dia bercita-cita ingin menghabiskan sisa hidupnya di Hawaii tapi dia nggak punya cukup uang untuk mewujudkan mimpinya itu. Alhasil, dia terjebak dalam kehidupan dan rutinitas yang sama. Usahanya pun belum bisa memberi penghasilan yang besar.

Man-Deok memupunyai tiga orang anak yaitu Joon-Gul, Min-Gul dan Hae-Gul. Joon-Gul sudah menikah dengan Nam-Joo. Min-Gul akan kembali ke desa setelah dipecat dari pekerjaannya di kota. Sedangkan Hae-Gul merupakan anak yang gemar memelihara hewan. Hewan peliharaannya adalah kelinci.

Nasib Joon-Gul jauh dari kata beruntung. Dia punya bisnis mobil derek tapi sulit mendapatkan panggilan. Dia nggak kehabisan akal, cara licik pun ditempuhnya. Dia menebar paku di jalanan supaya mobil yang melintas mengalami masalah di bagian ban. Dengan begitu, mobil dereknya akan dipanggil dan dia akan mendapat uang.

Desa dikejutkan dengan kemunculan seorang pria bertingkah aneh. Pria itu berusaha untuk menyerang warga tapi gagal mendapatkan apa-apa. Ketika menjumpai seekor anjing, pria itu meneriaki anjing tersebut. Sang anjing balik mengejar pria itu yang berlari ketakutan. Pria itu bersembunyi di toilet yang didatangi Man-Deok. Dia menggigit kepala Man-Deok kemudian melarikan diri.

Hae-Gul punya ritual mengubur kelinci peliharaannya yang mati. Dalam perjalanan pulang setelah mengubur kelinci, dia melihat pria tadi berlari ke arahnya. Merasa terancam karena khawatir pria itu akan menyerang, Hae-Gul berinisiatif untuk menendang pria itu di bagian kemaluan. Anehnya, pria itu nggak menunjukkan reaksi kesakitan sama sekali. Hae-Gul pun berlari ketakutan.

Min-Gul yang baru sampai dari kota melihat Hae-Gul berlari ke arahnya. Mengira akan menyambut dengan memberi pelukan, ternyata sang adik lari dari kejaran pria tadi. Min-Gul pun ikut lari. Kejar-kejaran itu berakhir karena kemunculan Joon-Gul yang tanpa sengaja menabrak pria tadi sampai terpental jauh. Pria itu bangun seperti biasa, seakan-akan nggak terjadi apa-apa.

Man-Deok dilarikan ke rumah sakit karena dianggap digigit oleh anjing tapi dia diperbolehkan pulang. Malam harinya, Man-Deok menemukan pria tadi di gudang. Sadar pria tadi yang menggigit, Man-Deok menghajarnya. Joon-Gul terbangun dan bersama Min-Gul menghampiri sang ayah. Joon-Gul menancapkan besi pada tubuh pria tadi tapi pria tadi nggak kunjung mati.

Min-Gul meyakini pria tadi adalah zombie. Dia menyarankan sang ayah dibunuh saja karena akan terinfeksi. Joon-Gul menentang ide tersebut. Keesokan harinya, Man-Deok terbangun dalam kondisi yang berbeda. Kulitnya yang mulai keriput kembali kencang, rambutnya kembali menghitam atau dengan kata lain dia berubah menjadi lebih muda.

Sadar perubahan yang dialaminya karena gigitan zombie, Man-Deok menjadikan zombie itu sebagai komoditas. Orang-orang yang ingin kembali muda atau menjadi kebal bisa datang kepadanya dan minta digigit oleh zombie. Hae-Gul memberi nama pria tadi Jjong-Bbi. Warga berdatangan untuk bergantian meminta giliran digigit oleh Jjong-Bi.

Gigitan Jjong-Bi bisa membuat keluarga Man-Deok kaya raya, bahkan SPBU-nya dirombak. Perlahan-lahan gejala lain muncul, orang-orang yang tergigit menunjukkan gejala aneh. Mereka yang sebelumnya hanya memakan sayuran mulai membutuhkan darah dan daging manusia. Desa pun diserang oleh zombie berbahaya. Bisakah Man-Deok bersama keluarganya menyelamatkan diri?

Melawan Stereotip Zombie

First Act di film The Odd Family: Zombie on Sale menampilkan zombie ekstentrik. Kalau zombie pada umumnya akan menyerang manusia, menghisap darah atau memakan daging, maka gigitan di film ini nggak terlalu fatal pada awalnya. Yang ada malah mengubah seseorang menjadi lebih muda dari usia sebenarnya dan kebal.

Citra zombie yang menakutkan sudah dirusak sejak awal film. Jjong-Bi yang menakuti anjing dengan berteriak malah ketakutan karena balik dikejar anjing. Menariknya, yang bisa menenangkan zombie bukan darah atau daging manusia melainkan kol yang diolesi oleh saos. Agak random, bukan?

Alih-alih melanjutkan pakem menyeramkan tentang zombie yang dikenal sebagai mayat hidup, film ini seperti membuat pernyataan ingin melawan stereotip zombie. Orang-orang yang terinfeksi yang biasanya takut tergigit pun malah ingin digigit karena gigitan itu terlihat justru membawa perubahan yang baik.

Twist pada Third Act di Film

Film The Odd Family: Zombie on Sale dibuka dengan adegan kegagalan malpraktik yang dilakukan secara ilegal. Kegagalan itu membuat mayat bisa hidup lagi dalam bentuk lain dan punya kekuatan yaitu sulit untuk merasakan sakit dan mati. Cerita langsung dilanjutkan pada Man-Deok beserta keluarganya yang bertemu dengan Jjong-Bi.

Third act di film ini menyajikan twist. Efek positif gigitan zombie ternyata menyimpan efek negatif. Bisa berubah menjadi muda dan kebal merupakan bom waktu sebelum mereka bisa berubah menjadi zombie pada umumnya. Mereka yang awalnya vegetarian dengan makanan favorit kol diolesi saus berganti menjadi zombie yang mengincar darah dan daging manusia.

Twist berubahnya orang yang tergigit menjadi zombie dikemas dengan cukup menarik. Cerita tersebut nggak tertebak sama sekali karena asumsi bahwa sepanjang film akan menghadirkan kekonyolan dari gigitan zombie. Adegan-adegan khas film zombie pun disajikan. Kejar-kejaran, bersembunyi sampai menghabisi zombie itu.

Subplot

Film atau drama dari Korea dikenal dengan kemampuannya dalam mengemas romansa yang menyentuh hati. The Odd Family: Zombie on Sale pun menggunkan formula yang sama sebagai subplot yaitu romansa. Dua karakter yang memainkannya adalah Jjong-Bi yang seorang zombie dan Hae-Gul. Kebersamaan Jjong-Bi bersama Hae-Gul perlahan-lahan membuat keduanya terlibat cinta.

Jjong-Bi pun mempelajari bagaimana cara manusia bersikap demi bisa bersama gadis pujaannya. Sayangnya, romansa ini terkesan terlalu klise untuk menggerakkan plot utama. Terutama karena cintanya, Jjong-Bi bukannya membantu mahluk sebangsanya yaitu zombie melainkan membantu manusia.

Romansa Jjong-Bi dan Hae-Gul hanya ditampilkan permukaannya saja dan kurang pendalaman. Hal itu membuat ada kesan romansa mereka hanyalah upaya untuk memperluas cerita tapi tanpa pendalaman yang cukup. Walau begitu, romansa ini cukup menjadi pelengkap di tengah unsur horror dan komedi.

The Odd Family: Zombie on Sale menggabungkan horror dan komedi dengan cara yang menghibur. Unsur komedi terasa jauh lebih kental dengan menghabiskan dua per tiga dari keseluruhan cerita. Bagi yang ingin melihat tingkah zombie paling nggak lazim, atau ingin tertawa tanpa banyak mikir, coba nonton film ini saja. Punya rekomendasi lain? Langsung saja bagikan di kolom komentar, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram