bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Erotis The Next 365 Days (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Next 365 Days
1.4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Biduk pernikahan Laura dan Massimo diguncang prahara karena rasa tidak percaya dan cemburu buta. Laura berusaha mengalihkan pikirannya kepada hal positif, yaitu memulai karir sebagai desainer fashion.

Tapi kehadiran Nacho dan desakan hasratnya terus menghantui Laura yang berada pada titik kegalauan tertinggi. Siapakah yang dia pilih? Massimo atau Nacho?

The Next 365 Days adalah film thriller erotis karya Barbara Bialowas dan Tomasz Mandes yang dirilis oleh Netflix pada 19 Agustus 2022. Melanjutkan kisah cinta Laura dan Massimo, film penutup trilogy 365 Days ini lebih fokus kepada Laura dan dilema hati yang dihadapinya.

Performa film sebelumnya yang tampil kurang bertenaga di segala lini, menimbulkan pertanyaan besar akan kehadiran film ini.

Apakah kita masih mau untuk meneruskan perjalanan hati Laura? Dan akankah film ini bisa tampil lebih baik dari dua film sebelumnya? Simak review berikut untuk menemukan ulasan lengkap tentang film dengan latar lokasi di Polandia ini.

Baca juga: Inilah Review & Sinopsis Film 365 Days, Layak Ditonton?

Sinopsis

Sinopsis

Massimo berduka, begitu juga Olga yang merasa kesepian. Massimo memerintahkan keluarga Matos untuk tidak menyentuh tanah Sisilia lagi setelah kematian Adriano.

Olga senang melihat Laura sudah sembuh seperti sedia kala. Tidak menunggu lama, mereka langsung menghabiskan waktu dengan menikmati kemewahan hidup keluarga Torricelli.

Namun Massimo masih penasaran dan menyimpan rasa cemburu kepada Laura perihal waktunya bersama Nacho di pulau.

Laura yang masih sering mimpi bercumbu dengan Nacho selalu berusaha mengalihkan pembicaraan. Hal ini tentu saja membuat Massimo marah dan hubungan mereka menjadi dingin.

Melihat hal ini, Laura kemudian mengalihkan pikiran dan tenaganya ke hal yang positif, yaitu mulai meretas karir sebagai fashion designer.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk kemudian diundang ke perhelatan fashion tingkat dunia di Lagos, Portugal. Bersama Olga, Laura menikmati waktu berlibur di pantai dan kemewahan sebagai tamu undangan acara tersebut.

Namun saat di pantai, Laura mendengar nama Nacho dipanggil sebagai juara selancar yang membuat Olga penasaran. Laura kemudian menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Nacho di pulau itu.

Laura dan Olga terus berpesta hingga Olga terpaksa dibawa pulang oleh bodyguard mereka karena sudah terlalu mabuk. Dan Laura bertemu Amelia, adik Nacho, yang membawanya kepada kakaknya.

Laura dan Nacho berbicara dari hati ke hati dimana Nacho tidak ragu-ragu mencurahkan hasrat hatinya untuk memiliki Laura meski dia harus menunggu selamanya.

Awalnya Laura tidak terbujuk, namun mereka akhirnya bercumbu juga. Sementara Massimo tenggelam dalam pesta dan narkoba, tapi dia tidak bisa mencumbui wanita di depannya karena selalu teringat kepada Laura.

Laura kemudian memutuskan untuk menemui orang tuanya di Polandia dan meminta nasihat tentang masalahnya ini. Dia menghabiskan waktu dengan ayahnya. Namun Laura terpaksa kembali ke Sisilia karena Olga ribut tentang sikap Massimo.

Kembali ke Italia, Laura dijemput taksi yang sopirnya adalah Nacho. Sekali lagi Nacho mencurahkan hasrat hati dan visi masa depan kehidupan mereka kelak. Namun Laura belum memberikan jawaban pasti. Sesampai di rumah, Laura langsung menemui Massimo di pantai.

Apa yang akan terjadi kepada Laura? Apakah benar dia akan dibunuh seperti dugaan Olga? Atau mereka memilih berpisah? Siapa yang akan mengatakan duluan? Segudang pertanyaan ini akan terjawab dengan menonton film ini hingga usai.

Sisa Insiden Fatal Tanpa Bekas

Sisa Insiden Fatal Tanpa Bekas

Film dibuka dengan suasana duka. Tapi apakah karena kematian Laura? Tentu saja tidak. Massimo berduka karena kematian saudara kembarnya, Adriano.

Apakah kemudian terjadi perang antara keluarga Torricelli dan Matos? Tidak juga. Massimo hanya mengusir dan memberikan ultimatum kepada Don Matos untuk tidak menginjakkan kakinya lagi di Sisilia.

Lalu bagaimana dengan kondisi Laura? Apakah dia masih berada pada proses pemulihan dari luka tembaknya di akhir film 365 Days: This Day (2022) lalu?

Dan tentu saja tidak! Sama seperti awal film sebelumnya dimana Laura selamat dari kecelakaan fatal meski mengalami keguguran, di film ini pun dia tampil seolah tanpa pernah terjadi insiden fatal lain yang nyaris merenggut nyawanya.

Sekali lagi, entah ini memang disengaja atau lupa, tidak ada terlihat bekas luka yang cukup mengganggu di tubuhnya, padahal tembakan itu terlihat cukup parah menembus area perutnya.

Apakah Laura memiliki tubuh yang sangat bugar dan mudah sembuh dari luka tanpa bekas? Sebaiknya kekonyolan ini tidak diperbesar lagi.

Dilema Laura antara Massimo dan Nacho

Dilema Laura Antara Massimo dan Nacho

Kita beralih kepada dilema yang dihadapi Laura. Memang sejak film 365 Days (2020), kita tidak mengerti apa yang dilihat dari sosok Massimo selain ketampanan dan nafsu birahinya yang tinggi.

Hingga film ketiga ini pula, kita masih belum paham apa yang ada di pikiran Laura tentang Massimo. Tapi yang pasti, dia telah mengikat janji cinta di atas pernikahan bersamanya.

Dengan kesakralan pernikahan, tentu saja masuknya Nacho dalam kehidupan Laura seharusnya mudah ditepis. Dan ini sebenarnya berkali-kali Laura lakukan, tapi ternyata determinasi Nacho cukup kuat yang kadarnya ditambah lagi di film berdurasi 1 jam 52 menit ini.

Setidaknya, ada dua kesempatan Nacho berbicara empat mata dengan Laura dan menggambarkan visi hidupnya bersama wanita Polandia itu.

Berbicara masalah etika, sebenarnya yang Nacho lakukan ini tidak pantas. Merusak rumah tangga orang adalah poin negatif utama yang dihadirkan olehnya secara kuat di film ini, apalagi kemudian dia berhasil mencumbui Laura, bukan hanya lewat mimpi.

Dan Laura justru menggenapi dugaan perselingkuhan yang dilemparkan oleh Massimo kepadanya, sementara Massimo tidak pernah balas berselingkuh.

Dan setelah semua terjadi, Laura bertemu lagi dengan Nacho yang menjadi sopir taksi. Laura memberikan jawaban penuh ambiguitas kepada Nacho, yaitu “I need more time”, yang dijawab “I will wait” oleh Nacho.

Di pertemuan sebelumnya, Nacho juga sudah bilang bahwa dia akan menunggu Laura meski hingga selamanya.

Dan saat bertemu Massimo, dimana Massimo bertanya kepada Laura setelah menceritakan perubahan sikapnya, meski tanpa alasan yang kuat, “Are you back, Babygirl?” Laura hanya terdiam hingga credit title muncul.

Ternyata diamnya Laura di hadapan Massimo ini lebih ambigu daripada dengan Nacho. Dan hal ini juga menimbulkan kesan ambigu bagi kita, apakah masih akan ada film 365 Days lainnya?

Belum cukupkah ini semua? Pertanyaan yang sama meluncur lagi untuk kalian. Siapakah yang lebih pantas bagi Laura, Massimo atau Nacho?

Cerita yang Bergulir Tanpa Emosi

Cerita yang Bergulir Tanpa Emosi

Dua sutradara The Next 365 Days sepertinya mendengar keluh kesah dan review negatif atas film 365 Days: This Day yang berisi 80% video klip dan 20% jalan cerita.

Untuk kali ini, cerita bergulir lebih baik, meski tidak ada dialog yang menarik. Kadar adegan sensual sedikit dikurangi jika dibandingkan film keduanya dan menampilkan satu adegan yang sangat merusak momen.

Playlist musiknya tetap berlimpah yang menjadi selalu menjadi clue untuk setiap adegan panasnya. Nyaris tidak ada tambahan lain yang cukup berarti.

Hanya dosis kelucuan dan keluguan Olga disuntikkan lebih banyak saja yang mampu menghadirkan beberapa adegan dengan suasana segar di atas kemuraman atmosfer filmnya.

Dan secara keseluruhan, akting para pemerannya tidak mengalami peningkatan dari film sebelumnya. Apakah mereka menjadi lesu melihat review bernada tidak positif yang dilemparkan kepada film sebelumnya?

Rasanya tidak mungkin, mengingat film ini melakukan syuting secara berkesinambungan dengan film sebelumnya, sehingga syutingnya sudah selesai saat film kedua dirilis.

Bisa jadi mereka terlalu lelah dengan proses syuting yang memakan waktu cukup lama, sehingga mempengaruhi daya tahan performa mereka.

Ekspresi Anna-Maria Sieklucka terlihat kosong dan Michele Morrone tampak hampa. Jika hasilnya seperti ini, kita pun ragu dengan kelangsungan karir perfilman mereka.

Tidak hanya para pemerannya yang tampak lesu, bahkan hingga tim produksinya terlihat semakin tidak detail dalam pengerjaan film ini.

Sisi sinematografi yang biasa menjadi andalan, seolah kehabisan ide dalam mengambil keindahan alam dan terlihat monoton. Bahkan di satu adegan, tampilan gambarnya seperti iklan wisata kuliner dan wisata alam.

Menceritakan Laura yang beralih profesi menjadi fashion designer juga terlihat tidak meyakinkan. Begitu cepat kesuksesan menghampiri, padahal belum satupun karyanya yang diperlihatkan di dalam film.

Dan sebagai tamu di perhelatan fashion, gaun yang dikenakan oleh Laura tampak sangat biasa. Dia terlihat seperti wanita di zaman Yunani Kuno yang tersasar ke dunia modern.

The Next 365 Days menjadi sebuah penutup trilogi yang sangat mengecewakan. Di awal produksi 365 Days dahulu, film ini dimaksudkan untuk menjadi pesaing trilogi Fifty Shades.

Dan nasibnya kurang lebih sama dengan trilogi drama erotis tersebut, bahkan trilogi 365 Days berada jauh dibawahnya.

Namun bagi kalian yang sudah menyimak kisah Laura dan Massimo ini dari awal, maka rasanya tidak lengkap apabila tidak menonton film penutup yang menjadi titik kulminasi kisahnya ini. Jika sudah membulatkan tekad, langsung saja klik play di Netflix, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram