bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Man Standing Next (2020)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Man Standing Next
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tahun 2020, industri perfilman Korea Selatan seperti memaksimalkan upayanya untuk terus menciptakan film-film berkualitas. Setelah mengejutkan banyak penonton dengan Alive, Ashfall, dan Deliver Us From Evil, kali ini mereka datang dengan The Man Standing Next. Film bergenre sejarah dan politik ini mendapat banyak apresiasi dan ulasan positif.

Para bintang yang terlibat dalam pembuatannya pun tidak main-main. Ada Lee Sung Min, Lee Byung Hun, Kwak Do Won dan Lee Hee Joon yang sudah veteran di dunia akting Korea Selatan. Masing-masing bintang tersebut memerankan tokoh berdasarkan kisah nyata dalam sejarah Korea Selatan. Daripada semakin penasaran, lebih baik baca terlebih dahulu sinopsis serta review-nya berikut ini!

Sinopsis

Sinopsis

Di Washington DC, 40 hari sebelum peristiwa besar yang terjadi di Korea, seorang Mantan Direktur Badan Intelijen Korea (KCIA), Park Yong Gak (Kwak Do Won) harus berhadapan dengan Komite Frazier dan bertanggung jawab atas upaya yang dilakukannya guna menurunkan opini publik yang anti terhadap Presiden Park. Di pengadilan, Yong Gak justru menyampaikan sesuatu yang mengejutkan.

Dia mengatakan tidak lagi memiliki hasrat untuk kembali ke dunia politik Korea Selatan. Sejurus kemudian, Yong Gak menyebut bahwa Presiden Park (Lee Sung Min) adalah tokoh di balik hancurnya demokrasi Korea Selatan. Sementara itu di Korea Selatan, Direktur Badan Intelijen Pusat yang baru, Kim Gyoo Pyeong (Lee Byung Hun) mengetahui hal tersebut dan melaporkannya pada sang presiden.

KCIA tidak bisa tinggal diam dengan masalah yang mempermalukan nama Korea Selatan ini. Gyoo Pyeong kemudian merencanakan sesuatu. Beberapa hari setelah persidangan, dia bersama Agen Rahasia Badan Intelijen Pusat, Ham Dae Yong (Ji Hyun Joon) sudah berada di Amerika. Tujuannya adalah membawa pulang naskah buku karya Yong Gak secara diam-diam.

Kedua orang penting di pemerintahan Korea Selatan itu pun bertemu. Gyoo Pyeong membujuk Yong Gak untuk mau memberikan buku tersebut, juga memintanya pulang ke Korea Selatan. Selama di Amerika, Direktur KCIA itu juga bertemu dengan Debra Shim (Kim So Jin) yang dicurigai sebagai perantara dan pelobi.

Yong Gak akhirnya bersedia memberikan naskah yang diminta Gyoo Pyeong sebab dia memercayainya dan yakin nasibnnya tidak akan berakhir tragis di tangan direktur itu. Yong Gak mengatakan sekaligus memperingatkan Gyoo Pyeong agar berhati-hati sebab Presiden Park punya agen rahasia sendiri di luar mereka berdua.

Sekembalinya ke Korea Selatan, Gyoo Pyeong menemui Presiden Park dan menyerahkan naskah yang diinginkannya. Sementara itu hubungan antara Korea Selatan dan Amerika semakin memburuk dengan insiden penyadapan kantor Presiden Park oleh pihak yang diduga dari Amerika. Kedua negara ini saling mengancam.

Dalam keadaan terancam, kondisi internal di pemerintahan juga berubah berantakan. Kepala Paspampres, Kwak Sang Cheon (Lee Hee Joon) kerap mengambil tindakan sendiri yang membuat Gyoo Pyeong murka. Dia bahkan berhasil meyakinkan Presiden Park untuk mewaspadai Gyoo Pyeong sebagai pengkhianat.

Hasutan dari Kwang Sang Cheon semakin kuat. Dia bahkan menyarankan Presiden Park untuk melenyapkan Yong Gak. Sang Sheon jugalah yang memerintah seseorang untuk menyadap Gyoo Pyeong dan Yong Gak. Sementara secara diam-diam, kepala Paspampres tersebut juga sedang menyiapkan sesuatu yang mengancam nyawa Presiden Park, Yong Gak dan Gyoo Pyeong.

Bagaimana akhir ketegangan dari pemerintahan Korea Selatan? Mungkinkah semua bisa terkendali sebelum jatuhnya korban jiwa? The Man Standing Next akan memberikan Anda pengalaman lain dalam menonton film bertema politik.

Film dengan Latar Belakang Sejarah Korea Selatan

Film dengan Latar Belakang Sejarah Korea Selatan

Film yang naskahnya ditulis oleh Lee Ji Min dan Woo Min Ho ini dibuat berdasarkan novel nonfiksi karya Kim Choong Sik. Novel ini terbit antara tahun 1990 hingga 1992 di surat kabar The Dong-A Ilbo. Menariknya meski ditulis sebagai nonfiksi, novel ini mencakup kisah nyata yang terjadi pada salah satu tokoh penting di Korea Selatan, yaitu kepala KCIA, Kim Hyong Uk.

Pada awal film, di bagian prolog Anda akan diajak masuk ke latar belakang film ini, yaitu peristiwa pembunuhan Presiden Korea Selatan yang terjadi pada 1979. Tentu saja dalam proses pembuatannya, pihak produksi menambahkan beberapa elemen hingga secara utuh, film ini merupakan karya fiksi yang dibuat berdasarkan kisah nyata.

Setiap karakternya mewakilkan tokoh asli yang pernah hidup di sejarah Korea Selatan. Presiden Park yang diperankan oleh Lee Sung Min misalnya. Karakter tersebut mengacu pada Presiden ketiga Korea Selatan, Park Chung Hee. Kemudian ada Kepala KCIA, Kim Gyoo Pyeong yang diperankan oleh Lee Byung Hun. Karakter ini mengacu pada tokoh Kim Jae Gyu; Jenderal Angkatan Darat Korsel sekaligus Kepala KCIA yang membunuh Presiden Park.

Selanjutnya ada mantan Kepala KCIA yang diasingkan ke Amerika dan akhirnya dihabisi, Park Yong Gak yang diperankan oleh Kwak Do Won. Karakter tersebut mengacu pada tokoh Kim Hyong Uk, yaitu seorang Brigadir Jenderal Korea Selatan yang pernah menjabat sebagai Kepala KCIA. Sebagai kolonel yang ikut dalam peristiwa kudeta tahun 1961 dia terkenal brutal dan korup. 

Sementara karakter Ketua Paspampres, Kwang Sang Cheon (Lee Hee Joon) mengacu pada bodyguard Presiden Park yang loyal, Cha Ji Chul. Dengan alasan tertentu, karakter-karakter tersebut dibuat menggunakan nama yang berbeda sehingga tidak sama persis dengan tokoh aslinya.

Pengkhianatan Demi Kekuasaan

Pengkhianatan Demi Kekuasaan

Cerita dalam The Man Standing Next benar-benar seru sebab akan menguras emosi Anda. Film ini berisi pengkhianatan, fitnah, ancaman pembunuhan serta eksekusi yang keji. Semua itu didasari oleh keserakahan terhadap kekuasaan. Di sini Anda akan mendapati karakter pengkhianat bermuka dua dan bermulut manis yang seolah berada di pihak presiden, tapi sesungguhnya paling berbahaya.

Karakter semacam itu akan selalu ada dalam sebuah hirarki kepemimpinan. Mereka adalah yang mau melakukan apa pun untuk sebuah kekuasaan. Sejarah semacam ini rasanya tidak hanya terjadi di Korea Selatan, melainkan juga negara lain.

Penuh Trik-Trik Politik

Penuh Trik-Trik Politik

Satu tema yang paling menonjol dalam film ini adalah politik, khususnya politik Korea Selatan yang sempat berantakan pada periode tahun 1970-an. Tentu saja karena The Man Standing Next adalah film tentang politik, di dalamnya terdapat trik-trik khas dunia politik yang membuat jalan ceritanya bertambah menarik.

Hal ini bisa Anda lihat dari adegan-adegan ketika seseorang rela berkhianat untuk kekuasaan, memilih setia hingga akhir hidupnya atau terpaksa menjebak seseorang demi keselamatannya. Adegan-adegan tersebut dilakukan oleh tiap karakter dengan baik. 

Segudang Penghargaan

Segudang Penghargaan

Berkat ramuan yang pas antara bumbu sejarah dan fiksi, film ini menyabet banyak sekali nominasi dan penghargaan. Pada tahun 2020, The Man Standing Next bersinar dalam tujuh ajang penghargaan sekaligus. Masing-masing adalah 25th Chunsa Film Art Awards, 56th BaekSang Arts Awards, 29th Buil Film Awards, 40th Korean Association of Film Critics Awards, 14th Asian Film Awards, 7th Korean Film Producers Association Awards dan Cine 21 Awards.

Bukan hanya itu, di tahun 2021 film ini juga masuk dalam beberapa kategori pada penghargaan 41st Blue Dragon Film Awards yang menurut rencana akan digelar 9 Februari 2021. Nominasi yang dimaksud antara lain Best Film, Best Director, Best Leading Actor (Lee Byung Hun), Best Supporting Actor (Lee Sung Min, Lee Hee Joon) dan Best Screenplay.

Dipilih Masuk Oscar Mewakili Korea

Dipilih Masuk Oscar Mewakili Korea

Kualitas film ini sebaiknya tidak perlu Anda ragukan. Di Korea Selatan, ia dinikmati oleh 2 juta penonton hanya dalam jangka waktu dua hari setelah rilis. Angka tersebut terus bertambah hingga melampaui beberapa film laris sebelumnya. The Man Standing Next mengalahkan kepopuleran Alive, Peninsula dan Ashfall.

Tingginya angka penjualan serta berjaya di beberapa penghargaan bukan satu-satunya berkah yang diraih oleh sutradara Woo Min Ho melalui filmnya ini. Berdasarkan keputusan yang disetujui oleh Korean Film Council (KOFIC), The Man Standing Next terpilih di antara 13 film berkualitas lainnya untuk masuk kategori Best International Feature Film di ajang bergengsi 93rd Academy Award mewakili Korea Selatan. Penghargaan tersebut menurut rencana akan dilaksanakan pada 21 April 2021. Apakah film ini bisa kembali mendapat kesuksesan?

Jika melihat kualitas sutradara dalam mengemas plot cerita dan para bintang memainkan karakternya, bukan tidak mungkin The Man Standing Next akan meraih kesuksesan dalam skala yang lebih besar lagi. Anda tentu tidak ingin melewatkan film berkualitas ini begitu saja, bukan? Kalau begitu agendakan segera untuk menontonnya! 

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram