bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Legend of Tarzan, Kembali ke Rimba Afrika

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Legend of Tarzan
2.4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Hidup nyaman di London, Tarzan harus kembali ke Afrika untuk memenuhi undangan seorang kepala suku yang ternyata membuatnya terlibat dalam skema balas dendam, pengkhianatan, politik, dan penjajahan.

Bersama Jane dan seorang rekan, mereka menguak agenda licik kolonial Eropa untuk melakukan invasi ke Kongo untuk menjadikan rakyatnya sebagai budak.

The Legend of Tarzan adalah film aksi petualangan karya David Yates yang dirilis oleh Warner Bros Pictures pada 1 Juli 2016.

Mengambil seting waktu setelah Tarzan keluar dari rimba dan hidup di London, film ini mencoba memasukkan sosok karakter fiktif legendaris ini ke dalam bingkai sejarah dengan mencampurkan berbagai intrik di dalamnya.

Menjadi salah satu film box-office di tahun 2016, meski masih sedikit mengalami kerugian, film ini dibintangi oleh para pemeran papan atas.

Apakah film ini mampu membawa hal baru bagi kisah petualangan Tarzan? Simak review berikut tentang film yang syutingnya dilakukan sepenuhnya di Studio Leavesden Inggris ini.

Baca juga: 10 Film Terbaik Karya Christopher Nolan yang Wajib Ditonton

Sinopsis

The Legend of Tarzan

Seorang Earl dari Greystoke bernama John Clayton, diundang oleh PM Inggris untuk menindaklanjuti undangan dari Raja Belgia Leopold II mengunjungi Kongo, daerah di Afrika yang dijajah oleh Belgia.

Raja Leopold II memiliki sedikit masalah dengan pelunasan hutang dan kedatangan Tarzan, nama John Clayton yang dikenal di Afrika, akan menaikkan pamornya dan juga mampu menjaga pengaruh Inggris disana.

Namun, John menolak. George Washington Williams, seorang politisi Amerika, memberi tahu kepada John tentang kondisi sebenarnya yang terjadi disana, bahwa ada kecurigaan tentang kegiatan perbudakan.

John memberi tahu Jane tentang ini yang disambut dengan antusias, meski John tidak ingin Jane ikut karena perjalanan ini terlalu berbahaya.

Tapi, Jane berhasil memaksa John. Mereka pun berangkat ke Kongo. John kembali teringat kisah-kisah masa lalunya sejak bayi hingga dewasa di dalam rimba Afrika.

Mereka menempuh jalan darat untuk menghindari Leon Rom, perwakilan Raja Leopold II di Kongo, dan singgah di desa Kuba dimana dahulu Jane dibesarkan. Disambut dengan baik, tidak disangka malam itu mereka diserang oleh pasukan Rom.

Rom berhasil meringkus John, menembak mati kepala suku, dan membawa beberapa pemuda untuk dijadikan kuli. Tiba-tiba George datang dan menembak tantara bayaran Rom tersebut.

John berhasil diselamatkan tetapi Jane dibawa oleh Rom ke kapalnya. Untuk mengejar kapal itu, John yang telah kembali ke habitatnya sebagai Tarzan bermaksud mencegat kereta api.

Ternyata kereta api itu penuh dengan budak. Setelah berhasil menundukkan para tentara di dalamnya, mereka menemukan banyak dokumen tentang rencana licik Raja Leopold II.

Ketika sampai di wilayah Mangani, Tarzan dan George melanjutkan perjalanan berdua menembus rimba. Tarzan kemudian berhadapan dengan Akut, kera yang menjadi saudara Tarzan sejak kecil.

Dalam duel itu Tarzan kalah, tetapi diizinkan untuk melanjutkan perjalanan. Sementara itu, Jane dan Wasimbu berhasil melarikan diri dari kapal dan masuk ke dalam hutan.

Berhadapan dengan sekelompok kera, Jane terdiam dan pasukan Rom pun datang yang menembak para kera secara membabi-buta. Tarzan mendengar suara Jane dan langsung menuju ke lokasi baku tembak.

Jane berhasil dibawa lagi ke kapal oleh Rom, dan Tarzan mengejarnya hingga sampai di wilayah kekuasaan Mbonga yang ingin menuntut balas dendam atas kematian putranya yang dahulu dibunuh oleh Tarzan.

Setelah bertarung satu lawan satu, Tarzan dan George dibantu dengan kedatangan Akut dan kelompoknya, berhasil meyakinkan Mbonga bahwa Rom adalah musuh mereka bersama.

Tarzan dan George melanjutkan perjalanan ke Boma, wilayah tepi pantai tempat berkumpulnya pasukan Belgia. Melihat bala bantuan datang dari lautan, George nyaris patah semangat, namun Tarzan memiliki rencana untuk mengatasinya.

Apakah rencana itu? Berhasilkah Tarzan menyelamatkan Jane dan meringkus Rom? Tonton film ini sampai habis dan temukan jawabannya.

Mencoba Memasukkan Tarzan ke Dalam Sejarah

Mencoba Memasukkan Tarzan ke Dalam Sejarah

Tarzan adalah salah satu karakter fiktif yang paling populer. Sejak kemunculannya lewat novel karya Edgar Rice Burroughs yang terbit di tahun 1914, Tarzan sudah menjadi produk yang merambah berbagai media, tidak hanya di dunia literatur saja.

Sudah banyak film, serial TV, siaran radio, pentas teater, video game, mainan, hingga lukisan yang menceritakan petualangannya.

The Legend of Tarzan kali ini mencoba memasukkan karakter fiktif ini ke dalam bingkai sejarah dengan menempatkan beberapa tokoh nyata ke dalam ceritanya.

Seting film ini diceritakan sekitar tahun 1885 dimana Belgia menguasai Kongo di bawah pemerintahan Raja Leopold II. Setidaknya ada tiga tokoh sejarah yang menjadi karakter di film berdurasi 1 jam 50 menit ini.

Leon Rom adalah seorang tentara Belgia yang memegang peranan penting dalam penjajahan Belgia di Kongo pada akhir abad ke-19. Tokoh antagonis ini diperankan dengan baik oleh Christoph Waltz.

Sedangkan George Washington Williams yang diperankan oleh Samuel L. Jackson adalah veteran Civil War yang menjadi jurnalis yang berhasil membongkar perbudakan dan pembantaian di Kongo.

Dan yang ketiga adalah Robert Gascoyne-Cecil yang diperankan oleh Jim Boadbent. Dia adalah PM Inggris. Prestasi terbesarnya adalah memperoleh sebagian besar wilayah baru di Afrika bagi Inggris tanpa adanya perang atau konfrontasi serius dengan kekuatan lainnya.

Ide ini cukup pintar tapi keluar dari cerita aslinya yang justru menyatakan bahwa Tarzan lahir di tahun 1888, sedangkan di film dengan sinematografi yang cukup indah ini Tarzan dewasa sudah menikah di tahun 1885.

Kepantasan Para Pemerannya

Kepantasan Para Pemerannya

Hal yang paling mengagumkan dari film yang melakukan pengambilan gambar panorama selama enam minggu di Gabon ini adalah pemilihan pemeran Tarzan dan Jane.

Alexander Skarsgard dengan postur tubuh yang tinggi sangat cocok menjadi Tarzan, apalagi ditambah dengan rambutnya yang panjang. Bahkan secara siluet pun, dia sudah sangat mirip dengan Tarzan.

Dan siapa aktris berambut pirang berwajah cantik dengan kesan kokoh untuk memerankan Jane? Tentu saja Margot Robbie adalah bayangan sempurna untuk memerankannya, dan dia menjawabnya dengan baik.

Hanya saja, kedalaman karakternya masih kurang tergali dan perannya dalam petualangan kali ini hanya sebagai sandera untuk memancing kemunculan Tarzan. Klise tapi cukup berarti.

Adegan Aksi yang Lumayan Bagus

Adegan Aksi yang Lumayan Bagus

The Legend of Tarzan menuai cukup banyak kritikan terkait jalan cerita yang terlalu mudah dan datar. Petualangan satu arah dengan intrik yang mudah terbaca, adalah kelemahan naskah yang disusun oleh Adam Cozad dan Craig Brewer.

Namun kelemahan ini cukup bisa tertutupi dengan adegan aksi yang lumayan menghibur, meski polesan special effect-nya masih terlihat kurang rapi dan detail.

Ditambah lagi dengan beberapa adegan yang sepertinya mencomot ide dari film-film sebelumnya yang juga sudah berulang kali ditampilkan. Ketika George diteriaki oleh Akut di depan mukanya dan rombongan banteng yang menyeruduk pelabuhan sudah pasti terinspirasi dari film Blazing Saddles (1974).

Apalah artinya Tarzan tanpa lolongan khasnya, bukan? Cukup lama kita menunggunya, nyaris satu jam film berjalan, baru terdengar suara itu.

Dan ternyata, Tarzan juga bisa menirukan suara-suara binatang lain dengan identik, bahkan suaranya bisa menghadirkan nuansa rimba, seperti ketika dia menirukan suara burung kepada anak-anak yang sedang diajari oleh Jane.

Ide untuk menempatkan Tarzan dalam jejak sejarah cukup unik dan cemerlang, tapi jalan cerita yang datar membuat film ini berjalan sesuai formula standar film-film aksi petualangan saja.

Tidak ada yang special. Seolah tampil sebagai sequel, film ini menjadi utuh berkat beberapa adegan flashback yang menceritakan kehidupan Tarzan sedari kecil hingga bertemu Jane.

Alexander Skarsgard dan Margot Robbie terlihat sangat padu dan cocok secara fisik dengan karakter yang mereka bawakan.

Tambahan Christoph Waltz yang kembali menjadi sosok antagonis seperti di film Inglorious Basterds (2009) dan Samuel L. Jackson dengan peran tipikalnya sebagai sidekick yang cerewet, cukup membuat film ini masih masuk kategori layak untuk ditonton. Selamat menonton, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram