bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Film The Last Princess (2016)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Last Princess
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sebagai putri dari Kaisar Gojong, Putri Deokhye menjalani hidup yang berat. Takdir rupanya membawa dia sebagai generasi terakhir dari Kekaisaran Korea sekaligus tanda berakhirnya Dinasti Joseon. Harus diasingkan ke Jepang saat usianya masih sangat belia, Putri Deokhye baru bisa kembali ke tanah airnya 37 tahun kemudian.

Penguasaan sepihak Jepang atas Korea telah merenggut haknya sebagai manusia bebas. Gelarnya sebagai putri pun tidak berlaku sebab beliau pernah ditolak kembali ke negaranya sendiri. Kisah pilu sang putri, dengan bumbu fiksi, bisa Anda tonton melalui The Last Princess karya sutradara Hur Jin Ho. Penasaran? Anda bisa baca sinopsis dan ulasannya terlebih dulu berikut ini! Simak yuk!

Sinopsis

Sinopsis
  • Tanggal/Tahun Rilis:  3 Agustus 2016
  • Genre: Period Drama, Sejarah
  • Produksi: Hofilm
  • Sutradara: Hur Jin Ho
  • Pemeran: Son Ye Jin, Park Hae Il, Yoon Je Moon, Ra Mi Ran

Semua bermula dari penolakan Kaisar Gojong (Baek Yoon Sik) terhadap upaya aneksasi Korea-Jepang yang disarankan oleh banyak orang di pemerintahan. Orang-orang di pemerintahan itu merasa bahwa Korea akan makmur di bawah Kekaisaran Jepang. Penolakan Kaisar Gojong dianggap sebagai penghinaan oleh Jepang.

Di sisi lain, Kaisar Gojong berencana menikahkan putrinya, Princess Deokhye dengan Kim Jang Han, putra Jenderal Kim Hwang Jin (Ahn Nae Sang) yang sama-sama masih belia. Tak lama Kaisar Gojong meregang nyawa setelah menyantap dan meminum kudapan yang diantarkan padanya. Kejadian ini disaksikan langsung oleh Putri Deokhye.

Pemakaman Kaisar Gojong lantas dilakukan sesuai dengan kebudayaan Jepang. Putri Deokhye sendiri merupakan anak Kaisar Gojong dengan seorang selir. Kematian Kaisar Gojong memunculkan demonstrasi melawan penjajahan Jepang. Ini semua karena Jepang ada di balik kematian sang kaisar. Mereka meracuninya.

Waktu pun berlalu dan sang putri tumbuh jadi gadis remaja yang cantik. Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, sang putri ditemani oleh pelayannya, Bok Soon (Ra Mi Ran). Suatu hari, di tahun 1925, Kim Jang Han yang juga sudah remaja datang berkunjung.

Di sisi lain, Kanselir Han Taek Soo (Yoon Je Moon) mengirimkan sebuah kimono untuk dipakai Putri Deokhye menghadiri sebuah acara yang dihadiri oleh banyak orang Jepang. Alih-alih memakainya sendiri, sang putri justru meminta Bok Soon memakainya, sementara dia memakai gaun biasa.

Acara yang semula digadang-gadang untuk mempromosikan Jepang, dirusak oleh keberanian sang putri. Pihak Jepang merasa dipermalukan dan menganggap Deokhye sebagai ancaman penting. Cerita berlanjut ketika Kanselir Han menyampaikan kabar bahwa Deokhye diterima menjadi royalty Jepang. Oleh karena itu, dia akan dikirim ke Jepang untuk belajar di sekolah kerajaan.

Mendengar itu, Yang Gwi In (Park Joo Mi), sang ibu, menyampaikan keberatannya. Deokhye harus tetap di Korea karena dia juga harus menikah dengan Kim Jang Han; seseorang yang sudah dijodohkan oleh Kaisar Gojong. Kanselir Han melanjutkan bahwa pernikahan Putri Deokhye juga menjadi urusan yang akan diawasi oleh pemerintah kolonial.

Selain itu, Gwi In mengingatkan bahwa Pangeran Yeong juga dibawa ke Jepang tapi tidak pernah kembali. Dia tidak mendapatkan pendidikan di sana, melainkan disandera. Perempuan itu kemudian dikeluarkan secara paksa dari ruangan. Sejurus kemudian Deokhye memutuskan bahwa dia tidak akan pergi ke Jepang. Namun, Han tidak kehilangan akal. Dia mengancam keselamatan Gwi In dan Dinasti Yi jika Deokhye tidak menuruti perintahnya.

Dalam keadaan terjepit, Deokhye akhirnya bersedia untuk pergi ke Jepang. Sebelum itu dia berjanji pada ibunya untuk kembali setelah selesai belajar. Ibunya meminta Deokhye harus kembali ke Korea, apa pun yang terjadi. Hari keberangkatan pun tiba, Deokhye tidak pergi sendiri, dia ditemani oleh Bok Soon.

Kepergiannya ke Jepang ditangisi oleh banyak pelayan kerajaan. Sebelum benar-benar pergi, Gwa In memberinya sebuah botol dan meminta Deokhye untuk berhati-hati; mengingat Kaisar Gojong juga tewas diracun.

Alur maju ke tahun 1961. Kim Jang Han datang ke Jepang, dia terlihat menemui Yi Bang Ja atau Nashimotonomiya Masako, istri Pangeran Yeong. Bang Ja bercerita bahwa setelah perang, pemerintah Korea menyita semua harta warisan Jepang dan sejak itu hidup menjadi sangat sulit. Jang Han pergi menemui Bang Ja untuk mencari Putri Deokhye. Sayang, Bang Ja tidak mengetahui apa pun bahkan meminta Jang Han menemukannya.

Ingatan Jang Han kembali ke masa lalu. ketika dia masih menjadi Letnan Dua Kazuma Eito dari Tentara Kekaisaran. Dia bertemu dengan Deokhye sekaligus Pangeran Yeong dan Masako serta Kanselir Han. Namun, pertemuannya dengan Deokhye tidak berkesan baik karena rupanya sang putri tidak mengenali bahwa Kazuma Eito adalah Kim Jang Han. Suasana berubah ketika lelaki itu memperkenalkan dirinya sebagai Jang Han.

Deokhye memperlihatkan kekecewaan dengan memuji Jang Han dalam balutan seragam tentara Jepang yang dikenakannya. Dalam suasana makan malam, Deokhye menagih janji untuk dipulangkan ke Korea kepada Kanselir Han. Namun pengkhianat itu berkelit dengan mengatakan hal yang tidak perlu. Lantas, bagaimana kehidupan Deokhye selanjutnya? BIsakah sang putri kembali ke Korea, ke tanah kelahirannya?

Kisah Pilu Putri Kekaisaran Korea Terakhir

Kisah Pilu Putri Kekaisaran Korea Terakhir

Sesuai judulnya, The Last Princess, menggambarkan kehidupan Putri Yi Doekhye, putri dari Kekaisaran Korea terakhir. Film ini dibuat berdasarkan novel laris karya Kwon Bi Young. Dalam film yang diarahkan oleh Hur Jin Ho ini hidup Putri Deokhye diceritakan penuh dengan perjuangan. Dia dipaksa pergi dari tanah kelahirannya. Dia diperalat menjadi boneka Jepang untuk meraup untung sebanyak-banyaknya.

Melalui The Last Princess Anda akan melihat hidup sang putri yang pilu. Dengan statusnya sebagai kehormatan terakhir Kekaisaran Korea, Deokhye adalah harapan. Sang putri menanggung beban yang berat karena selain mementingkan keinginannya sendiri, dia juga harus memikirkan nasib orang-orang Korea yang dibawa ke Jepang dan diperlakukan tidak manusiawi di sana.

Keinginan sang putri untuk dapat kembali ke Korea, kembali ke tanah kelahirannya, jadi sesuatu yang terlarang. Beruntung dia bukan satu-satunya orang Korea yang ingin memerdekakan diri dari Jepang. Dengan penuh perjuangan karena harus kejar-kejaran dan melakukan misi melarikan diri secara sembunyi, bersama Kim Jang Han dan Pangeran Yeong serta beberapa tokoh pergerakan Korea lain, Putri Deokhye berani melakukannya.

Kekejaman Jepang dan Pengkhianatan

Kekejaman Jepang dan Pengkhianatan

Menonton The Last Princess, Anda akan diperlihatkan mengenai kekejaman tentara Jepang yang tanpa belas kasih memanfaatkan Kekaisaran Korea. Mereka membunuh, memperalat dan memperbudak keturunan kaisar beserta masyarakatnya. Derita yang dialami oleh pihak Korea terasa semakin perih ketika dalam film ini seorang pengkhianat dimunculkan.

Karakter Kanselir Han sebagai seorang pengkhianat sangat luwes dimainkan oleh aktor Yoon Je Moon. Dia menjual negaranya untuk jabatan dan kekayaan sendiri. Dia pula yang berada paling depan menggagalkan upaya kemerdekaan Korea dari Jepang. Kesombongannya saat menindas saudara se-tanah air, akan membuat Anda geram. Bersiap saja!

Romansa di Tengah Kesedihan

Romansa di Tengah Kesedihan

Sutradara Hur Jin Ho memutuskan untuk membuat film ini setelah melihat film dokumenter yang menayangkan Putri Deokhye di televisi. Dia kesulitan melupakan adegan saat sang putri akhirnya bertemu kembali dengan para dayangnya di Bandara Gimpo. Pembuatan film ini memang tidak sepenuhnya fakta. Ada unsur fiksi yang diselipkan sang sutradara. Salah satunya adalah karakter Kim Jang Han.

Karakter Kim Jang Han dihadirkan sebagai ‘penyelamat’ sang putri. Dia seorang Letnan Dua pada Kekaisaran Jepang yang berusaha sekuat tenaga memulangkan Putri Deokhye ke tanah kelahirannya. Saat belia, keduanya sudah dijodohkan tapi nasib tak pernah berpihak, hingga keduanya menua tanpa bisa hidup bersama.

Karakter Kim Jang Han menjadi unsur romansa yang begitu kuat dalam film The Last Princess. Anda akan terharu dengan pengorbanan dan pengabdian yang dilakukannya untuk Deokhye maupun untuk kemerdekaan Korea. Dalam salah satu adegan saat keduanya dalam pelarian dan Kim Jang Han tertembak, Deokhye merawatnya dengan gemetar.

Ketika badan Jang Han mengigil, sang putri memeluk untuk menghangatkannya. Nahas di saat itu pula, mereka terpisah hingga waktu yang sangat lama. Unsur romansa dalam film ini bukan hanya cerita antara Deokhye dan Jang Han.

Anda akan terharu dalam salah satu scene ketika Kim Jang Han akhirnya berhasil membawa putri pulang ke tanah kelahirannya. Waktu yang dibutuhkannya bukan satu atau dua tahun, melainkan puluhan tahun. Keadaan putri pun sudah tidak sama lagi, tapi Kim Jang Han tetap berdedikasi.

Bertabur Bintang Korea Kenamaan

Bertabur Bintang Korea Kenamaan

The Last Princess (2016) tidak akan banyak mengecewakan Anda. Film ini dibuat dengan alur maju-mundur yang jelas, tidak ada plot kosong, narasi juga padat dan yang pasti dibintangi oleh aktor serta aktris Korea yang sudah ternama. Permainan emosi melalui akting mereka, terutama Son Ye Jin, mampu membuat Anda masuk ke dalam cerita dan ikut merasakan kepedihan yang dialami Putri Deokhye.

Selain Son Ye Jin, ada Park Hae Il yang memukau sebagai Kim Jang Han. Juga ada Ra Mi Ran yang berakting dengan sangat baik sebagai Bok Soon, sang pelayan Putri Deokhye. Mereka adalah karakter-karakter yang menghidupkan jalan cerita The Last Princess terasa lebih emosional. Terbukti ketiganya meraih penghargaan melalui akting mereka di film ini.

Son Ye Jin memenangkan kategori Best Actress salah satunya dalam ajang Korean Film Producers Association Awards. Rezeki berbeda diterima Park Hae Il yang diapresiasi sebagai Best Actor pada penghargaan Golden Cinema Festival. Sementara itu Ra Mi Ran banjir penghargaan dan nominasi untuk kategori Best Supporting Actress, antara lain dalam ajang KOFRA Film Awards dan Grand Bell Awards.

The Last Princess, dengan durasinya yang cukup panjang, hadir sebagai sebuah film berkualitas yang dibuat dengan penuh dedikasi untuk putri terakhir Kekaisaran Korea sekaligus penanda berakhirnya Dinasti Joseon. Anda harus meluangkan waktu untuk menontonnya karena banyak hal memukau disuguhkan selama film berlangsung. Sudah siap mengikuti kisah hidup Putri Deokhye?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram