showpoiler-logo

Sinopsis & Review The King of Tears, Lee Bang Won (2021)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The King of Tears, Lee Bang Won
3.4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Drama sageuk The King of Tears, Lee Bang Won (2021) mulai tayang 11 Desember 2021 lalu. Dilihat dari segi rating, ia cukup tinggi yang menandakan antusias penonton terhadap ceritanya. Drama-drama bertemakan kolosal seperti ini memang punya daya pikat tersendiri, apalagi jika ceritanya diangkat dari sejarah asli.

The King of Tears, Lee Bang Won (2021) bercerita tentang pergolakan awal-awal pembentukan Dinasti Joseon, sekaligus menandakan berakhirnya Dinasti Goryeo.

Jika kamu penasaran bagaimana dinasti yang bersejarah di Korea Selatan itu terbentuk dan siapa raja pertamanya, drama ini gak boleh dilewatkan. Walau episodenya cukup banyak, yakni 32 episode, sampai episode 6 jalan ceritanya gak membosankan. Penasaran?

Baca juga: Sinopsis & Review The King: Eternal Monarch (2020)

Sinopsis

The King of Tears, Lee Bang Won

Lee Bang Won, berinisiatif melindungi keluarga besarnya tetapi dengan cara yang menggemparkan. Dia mendesak Raja Gongyang dari Dinasti Goryeo menghukum mati dua raja terdahulu, termasuk Raja Chang yang baru berusia 10 tahun.

Sang ayah, Lee Seung Gye, tidak bisa berkata-kata melihat Lee Bang Won mulai menyalakan bara, termasuk dengan saudaranya. Lee Bang Won juga sangat ingin menyingkirkan Poeun agar tujuannya membentuk dinasti baru tercapai.

Episode 1-6

Episode 1-6

Lee Seong Gye diangkat menjadi Perdana Menteri Kanan setelah melakukan retreat terhadap Raja Woo. Akibat peristiwa itu Raja Woo seperti kehilangan kekuatannya sehingga mudah digulingkan.

Penggantinya adalah sang putra yang baru berusia 9 tahun, Raja Chang. Namun, setahun setelah Retreat Wihwado, tepatnya 1389 M, Raja Chang juga digulingkan dengan alasan bukan keturunan sah raja terdahulu.

Jung Do Jeon dan Lee Seong Gye lantas memilih Wang Yo sebagai penerus tahta dengan nama Raja Gongyang. Walau diangkat oleh Lee Seong Gye, Wang Yo yang masih keturunan Goryeo menaruh dendam. Dia memberikan pangkat yang rendah pada pria itu dan mengangkat Lee Saek serta Byeon An Yeol menjadi Perdana Menteri Tertinggi.

Hal ini menimbulkan protes dan kegelisahan di kalangan pendukung Lee Seong Gye, terutama Lee Bang Won, sang putra kelima. Dia lalu mendesak Raja Gongyang dengan dua permintaan, pertama agar menghukum mati dua raja terdahulu karena khawatir akan membahayakan nyawa keluarganya di masa depan.

Kedua, Lee Bang Won juga mendesak Raja Gongyang melungsurkan Lee Saek dan Byeon An Yeol lalu menghukumnya atas beberapa dugaan kejahatan yang belum terbukti. Desakan Lee Bang Won terhadap Raja Gongyang, terutama yang pertama, dilakukan tanpa sepengetahuan dan izin Lee Seong Gye.

Akibat dua kematian raja terdahulu, Lee Seong Gye harus menerima perlakuan buruk dari orang-orang, baik di istana atau masyarakat umum.

Rentetan peristiwa itu perlahan menciptakan jurang antara Lee Seong Gye dengan rekan lamanya, rekan seperjuangannya, Jung Mong Ju atau Guru Poeun yang sangat dia hormati.

Tindakan Lee Bang Won juga membuat kakak tertuanya, Lee Bang Woo, kecewa. Dia tidak bisa terima jika adiknya melakukan hal yang menjurus pada pengkhianatan terhadap Dinasti Goryeo.

Poeun dan Jung Do Jeon yang semula sama-sama mendukung Lee Seung Gye mendapatkan jabatannya kembali di pemerintahan, mulai berbeda haluan. Poeun ingin tetap setia pada Dinasti Goryeo, sementara Jung Do Jeon sangat mendukung terciptanya dinasti baru yang kelak dipimpin Lee Seung Gye.

Poeun rupanya tidak sendiri karena masih ada beberapa sarjana yang mendukungnya dan Dinasti Goryeo. Raja Gongyang yang semula merasa tercekik karena menjadi boneka Lee Seung Gye, bisa bernapas lega.

Poeun mulai melakukan aksinya dengan membebaskan Lee Saek dan Byeon An Yeol dari penjara. Sebaliknya dia menjebloskan Jung Do Jeon ke sana.

Bagi Jung Do Jeon, Poeun adalah batu besar yang sulit disingkirkan. Kenyataannya, Lee Seung Gye memang melarang dengan keras pendukungnya untuk menyakiti atau melawan Poeun. Pada hari kematian istrinya, Lee Seung Gye memerintahkan Lee Bang Won menunggu kuburan sang ibu selama tiga tahun.

Dia tidak bisa menolak padahal sangat ingin membantu ayahnya, terutama menyingkirkan Poeun. Tanpa diduga, Poeun menemuinya untuk menyampaikan belasungkawa. Saat Poeun sedang tidur Lee Bang Won berpikir untuk menghabisinya.

Episode 7-8

Episode 7-8

Pulang menyambut Putra Mahkota yang baru datang dari Ming, Lee Seung Gye yang sedang berburu mengalami kecelakaan. Kondisinya yang kritis membuat banyak pendukungnya gelisah.

Di sisi lain berita ini menjadi angin segar bagi Raja Gongyang. Jung Mong Ju atau Poeun tidak membuang kesempatan. Dia pun mulai menghukum beberapa pengikut Lee Seung Gye, di antaranya Jung Do Jeon.

Istri Lee Seung Gye, Sindeok Kang, mengabarkan kondisi suaminya pada Lee Bang Won. Bang Won segera berinisiatif membawa sang ayah pulang ke ibukota. Di tengah perjalanan Lee Seung Gye sadar. Bang Won kembali mendesak agar Poeun segera disingkirkan tapi Seung Gye tetap pada pendiriannya.

Di sisi lain Raja Gongyang yang mendengar Seung Gye siuman berubah ketakutan. Dia tidak mendengar saran Poeun untuk segera menghukum mati para pendukung Seung Gye. Bang Won sendiri tidak bisa lagi berdiam diri dan memutuskan membunuh Poeun.

Didukung Sindeok Kang, dia bersedia bertanggung jawab atas tindakannya yang melanggar perkataan sang ayah. Siang itu, Poeun yang bersedih karena tak juga berhasil membujuk Raja Gongyang menemui Lee Seung Gye. Mereka bicara dari hati ke hati sebagai dua sahabat lama.

Seung Gye sampai menitikkan air mata melihat keteguhan Poeun untuk tetap setia pada Goryeo. Pulang dari rumah Seung Gye, Poeun dibunuh oleh Bang Won dan anak buahnya. Guru yang bijak dan murah hati itu dibunuh di tengah ibu kota, di siang hari.

Berita kematian Poeun mengguncang Lee Seung Gye. Dia mengusir Bang Won dan anak-anaknya yang lain yang terlibat membunuh Poeun. Berita ini juga membuat Raja Gongyang hancur.

Dia tidak bisa lagi membela diri karena semua pegawai istana yang mendukungnya kabur. Hati Seung Gye semakin nelangsa ketika mengetahui kalau jasad Poeun diperlakukan hina.

Bang Ui dan Bang Wan memenggal kepala Poeun dan tak lupa menuliskan sebuah pengumuman bahwa Poeun adalah pengkhianat. Poeun pun meninggal sebagai pengkhianat atas rekayasa pendukung Seung Gye.

Mereka melakukan itu untuk meredam kemarahan rakyat. Melihat mayat guru yang sangat dihormatinya dalam keadaan mengenaskan, Bang Won merasa bersalah.

Namun, Jung Do Jeon menangkannya dan segera membujuk Lee Seung Gye untuk naik tahta. Lee Seung Gye menolak karena tidak mengharapkan naik tahta dengan cara kotor semacam itu.

Emosinya pada Bang Won dan putra-putra dari Shinnui Han masih sangat tinggi. Dia baru bisa tertawa ketika Bang Seok, Bang Beon serta beberapa putra dan putrinya dari Sindeok Kang lainnya berkunjung.

Episode 9-10

Episode 9-10

Raja Gongyang dilengserkan dan diasingkan ke Wonju, pertanda Dinasti Goryeo benar-benar berakhir setelah 34 Raja selama 475 tahun. Jung Do Jeon segera menyerahkan stempel kerajaan kepada Lee Seung Gye, yang artinya meminta dia untuk mengambil alih tahta kerajaan sebagai raja. Seung Gye menolak tapi setelah dibujuk, pikirannya berubah.

Pada hari penobatan, Bang Won dan tiga kakaknya optimis sang ayah akan memaafkan, tapi yang terjadi membuat mereka terpukul. Lee Seung Gye melarang anak-anaknya dari mendiang istri pertama untuk masuk ke istana.

Permohonan Bang Won pun tidak digubrisnya. Kesempatan ini dipakai Sindeok Kang untuk mempersiapkan putra bungsunya menjadi Putra Mahkota.

Sebelum penobatan, Sindeok Kang bicara pada Lee Seung Gye bahwa dirinya ingin menunda penobatan jadi ratu sebagai bentuk penghormatan pada istri Seung Gye yang pertama. Pasalnya itu berarti anak-anaknya lah yang akan jadi kandidat Putra Mahkota.

Ternyata itu hanya siasat Sindeok Kang, karena yang sebenarnya dia terobsesi menjadikan putra bungsunya, Lee Bang Seok, sebagai penerus tahta.

Sindeok Kang sudah berkhianat pada Bang Won karena dia sempat mendukung Bang Won membunuh Poeun dan berjanji akan ikut bertanggung jawab.

Dia berjanji akan membujuk Seung Gye untuk memaafkannya. Namun, semua berubah ketika Seung Gye menjadi raja. Bang Won hampir dihukum karena melawan Sindeok Kang tapi sang istri, Wonkyung Min, memohon maaf untuknya.

Kesedihan Bang Won bertambah kala sang anak bungsu meninggal dunia. Keadaan sangat kontras di istana karena Lee Seung Gye bahagia menyambut Sindeok Kang yang sekarang menjadi Ratu Kerajaan Hyun dan Putra Mahkota Bang Seok.

Selepas penobatan Sindeok Kang kembali melancarkan rencana dengan memohonkan maaf pada Seung Gye untuk Bang Won. Sementara itu Bang Beon marah karena alih-alih dirinya malah sang adik yang jadi Putra Mahkota.

Dia tidak bisa menerima keputusan ibunya, apalagi karena alasan sudah menikah dengan bangsawan Goryeo, padahal sang ibu lah yang menjodohkannya dengan wanita itu. Istri Lee Bang Seok pun bersedih dan kecewa pada Sindeok Kang karena tidak dipanggil ke istana.

Dia merasa tidak dihargai karena berasal dari keluarga kecil. Di kediamannya Bang Won dan sang istri yang masih berduka karena kematian putra mereka, menerima kunjungan Sindeok Kang. Wanita itu membawa sebuah bingkisan.

Episode 11-12

Episode 11-12

Sindeok Kang seperti sengaja memancing emosi Lee Bang Won terus-menerus. Wonkyung Min, istri Lee Bang Won mengingatkan suaminya untuk menahan emosi. Di sisi lain Raja Taejo atau Lee Seung Gye memberi Lee Bang Won 500 pasukan penjaga.

Hal itu sempat membuat iri dua saudaranya terutama Lee Bang Gan. Rencana jahat Sindeok Kang terus berlanjut. Kali ini dia mengatur agar raja pergi menenangkan diri ke luar istana.

Di saat bersamaan dia memerintahkan utusannya memberi kabar tentang Lee Bang Woo pada Lee Bang Won. Bang Won yang sudah lama tidak bertemu dengan kakak pertamanya itu bergegas pergi.

Sampai sana dia mendapati cerita perih yang dialami Lee Bang Woo. Menurutnya Sindeok Kang melarang dia pergi ke istana menemui ayahnya karena sudah dianggap tiada.

Di istana sendiri Sindeok Kang sudah menyiapkan banyak pasukan. Dia berharap Lee Bang Won menyerangnya karena tidak bisa menahan kemarahan setelah mendengar cerita dari Lee Bang Woo.

Sindeok Kang akan menggunakan penyerangan itu untuk menyingkirkan Bang Won. Kenyataannya, Lee Bang Won tidak melakukan apa pun. Dia mengikuti taktik dan saran sang istri untuk tetap tenang. Bang Won bahkan mengembalikan pasukan pemberian raja.

Jung Do Jeon yang semula berada di pihak Sindeok Kang mulai merasa terganggu dengan ketakutannya yang tidak beralasan. Dia memutuskan tidak lagi mendukung ratu tersebut. Di istana Raja Taejo tengah bingung karena mendapat teguran keras dari Kekaisaran Ming. Mereka ingin Joseon mengirim Putra Mahkota untuk menghadap.

Sindeok Kang sangat senang ketika mengetahui kalau Lee Bang Won yang diutus pergi oleh Raja Taejo. Alasannya itu adalah perjalanan yang sangat panjang dan berisiko.

Lee Bang Won bisa tewas dan tak pernah kembali dalam misi tersebut. Selama enam bulan Lee Bang Won pergi menjalankan tugas ke Kekaisaran Ming, Sindeok Kang tetap tidak bisa hidup tenang.

Masalah lain terjadi kala Putri Mahkota, istri Putra Mahkota Lee Bang Seok, berselingkuh dengan seorang kasim. Dia juga divonis penyakit serius dan usianya tidak lama lagi. Berita Sindeok Kang yang sekarat sampai di telinga Bang Won.

Bang Won yang selamat pulang dari Ming mengunjunginya. Sindeok Kang ketakutan dan terintimidasi, terutama mengenai nasib Lee Bang Seok. Dia lantas mencekik Bang Won dan Lee Seung Gye terkejut melihatnya.

Episode 13-14

Episode 13-14

Kematian Sindeok Kang menjadi pukulan besar untuk Raja Taejo atau Lee Seung Gye dan Putra Mahkota Lee Bang Seok. Nahas bagi Bang Won karena dia disalahkan oleh ayahnya atas kejadian ini.

Dia dianggap memancing kemarahan Sindeok Kang sampai meninggal. Bang Won mengatakan dirinya memang membenci Sindeok Kang, tapi tidak terpikir untuk menyingkirkan Bang Seok.

Raja Taejo tidak percaya dan hampir menebas leher putranya itu. Bang Won pun pulang dalam keadaan berantakan dan gontai karena hatinya kembali hancur oleh ayah sendiri.

Sang istri, Lady Min, mendesak Bang Won untuk segera ambil keputusan tapi lelaki itu menolak beberapa kali. Bang Won butuh waktu karena baginya ketika keputusan untuk memberontak sudah diambil, akan ada banyak nyawa yang hilang dan dirinya akan menjadi orang jahat.

Di sisi lain Joseon sedang bermasalah dengan Ming karena Ming tersinggung atas perkataan Joseon dalam dokumen yang dianggap kasar.

Ming menahan utusan mereka dan meminta Jung Do Jeon atau Sambong bertanggungjawab. Raja Taejo tidak mengizinkan Sambong pergi karena dia harus melindungi Putra Mahkota dari Bang Won. Dia lalu mengutus yang lain.

Enam tahun pasca berdirinya Kerajaan Joseon, Bang Won dan Lady Min memiliki anak ketiga. Dia adalah calon Raja Sejong yang agung.

Tujuh tahun menjauh dari pemerintahan, Bang Won mulai memikirkan untuk mengambil alih. Terutama karena dia menginginkan masa depan yang cerah untuk anak-anak. Bang Won mulai memanggil tentara pribadi yang sempat dia kembalikan ke kerajaan.

Suatu hari saat Bang Won dan tentaranya sedang berlatih, tanpa sengaja mereka terpergok oleh Raja Taejo dan Putra Mahkota Bang Seok yang sedang dalam perjalanan menuju kuil.

Raja Taejo yang sejak awal sudah sangat mewaspadai Bang Won merasa sangat terancam. Lagi-lagi dia hampir membunuhnya tapi ditahan oleh Bang Seok.

Bang Won diperintahkan untuk ditahan di Penjara Negara. Namun, pengawal setia Raja Taejo, Jo Young Moo, hanya menahannya di ruang penyimpanan istana.

Bang Won memberi tahu Young Moo atas rencana pemberontakannya dan meyakinkan jenderal itu agar mendukungnya. Keputusan Young Moo menahan Bang Won di ruang penyimpanan diketahui Raja Taejo dan membuatnya kecewa.

Sementara itu Ming yang semakin murka karena Joseon dianggap menyepelekannya, membunuh semua utusan Joseon. Raja Taejo berada dalam situasi yang tidak menyenangkan.

Suasana itu berimbas pada Bang Won. Raja Taejo memerintahkan utusannya untuk membawa semua tentara pribadi kerajaan yang sudah diberikan kepada Bang Won.

Para tentara menolak karena mereka hanya akan menuruti perintah komandannya tapi Bang Won memberi isyarat agar mereka mengikuti perintah raja.

Episode 15-16

Episode 15-16

Pasca ditariknya tentara penjaga rumah milik Bang Won, tentara rumah milik saudara yang lain juga diambil paksa. Lady Min berhasil menyelamatkan beberapa senjata sebelum semuanya dibawa ke istana. Para tentara itu akan Sambong pakai untuk berperang dengan Ming.

Tiga tahun setelah kematian Sindeok Kang, Raja Taejo dan Bang Seok mengakhiri masa berkabungnya. Selesai berdoa di kuil, kesehatan Raja Taejo mendadak menurun.

Bang Won kebetulan melihat saat Raja Taejo pingsan di tengah jalan dalam perjalanan pulang. Namun, dia hanya melihat dari kejauhan dan tidak melakukan apa pun. Sambong mulai panik dengan kondisi ini.

Dia lalu memerintahkan para pegawai istana menjemput putra-putra Raja Taejo, termasuk Bang Won dengan dalih kesehatan raja memburuk. Anehnya kakak beradik itu dikurung di dalam ruangan tanpa diizinkan melihat kondisi ayah mereka.

Lady Min, istri Bang Won berpura-pura sakit dan meminta Bang Won segera pulang. Tentu saja itu akal-akalannya untuk membebaskan Bang Won dari ‘tawanan’ Sambong.

Sampai di rumah mereka merencanakan pemberontakan yang akan dimulai malam hari. Sementara itu Sambong yang menyadari bahaya kembali memancing anak-anak Raja Taejo untuk datang ke istana.

Sebelumnya dia memerintahkan untuk meredupkan pencahayaan di istana dengan alasan yang bersifat tahayul. Bang Won dan kakak-kakaknya pun tiba di istana tapi mereka heran mengapa istana dalam keadaan gelap.

Kasim yang mengawal mereka menjelaskan kalau Sambong yang memerintahkannya. Bang Won mulai curiga karena Sambong tidak percaya dengan tahayul. Benar saja, sejurus kemudian para pembunuh yang diperintahkan Sambong mulai menyerang mereka.

Bang Won dan kakak-kakaknya berhasil melarikan diri atas bantuan tentara yang setia padanya dan Lady Min. Dengan alasan pengkhianatan, Sambong menjadi buronan.

Sambong akhirnya tewas di tangah Bang Won setelah gagal melarikan diri. Putra Mahkota Bang Seok benar-benar tidak punya keberanian untuk memimpin pasukan. Hal ini membuat Jo Young Moo berbalik arah mendukung Bang Won.

Raja Taejo hancur mendengar Sambong tewas di tangan Bang Won. Dia semakin hancur ketika mengetahui kalau jenderal kepercayaannya, Jo Young Moo, kini ada di pihak lawan. Dengan tubuh lemah dan tertatih Raja Taejo keluar istana membawa pedang. Bang Won berdiri di depannya.

Episode 17-18

Episode 17-18

Bang Won mengancam raja untuk diam di istana jika ingin tetap hidup. Tindakan Bang Won menimbulkan banyak pro dan kontra di kalangan terdekat.

Bang Gwa yang dicalonkan Bang Won menjadi Putra Mahkota pun menolak. Terlebih dia hanya dijadikan kedok karena Bang Won tidak benar-benar mendukungnya jadi Putra Mahkota. Bang Won hanya butuh Bang Gwa sebagai perantara dia dan ayahnya.

Bang Won memerintahkan Bang Seok mengasingkan diri. Raja Taejo melarangnya tapi dia tetap berkeras. Saat itulah Bang Seok coba mengonfrontasi Bang Won.

Dia yakin di masa depan dapat menjadi raja yang baik, bukan raja sepertinya yang tiran karena bisa membunuh siapa saja. Akibat mengatakan hal itu Bang Seok tewas.

Kematian Bang Seok disusul oleh kematian Bang Beon yang diperintahkan oleh Bang Gan. Namun, hal ini membuat Bang Won marah.

Pasalnya Bang Beon tidak dianggap berbahaya sehingga tidak perlu dibunuh. Bang Gan sendiri berpikir semua keturunan Sindeok harus dihabisi.

Pada akhirnya semua keturunan Sindeok, kecuali Putri Kyung Soon, tewas, begitu pula orang-orang yang mendukung Sambong dan mereka yang mengangkat Bang Seok sebagai putra mahkota. Raja Taejo sangat terpukul mengetahuinya.

Bang Gwa akhirnya diangkat menjadi Putra Mahkota oleh Raja Taejo atas desakan petisi. Di sisi lain Bang Gan masih menyimpan dendam pada Bang Won dan berusaha memengaruhi kakaknya, Bang Ui, untuk melenyapkan dia.

Bang Gan sampai meminta putranya, Lee Maeng Jong, yang pandai memanah untuk melenyapkan Bang Won saat waktunya tiba. Sementara itu Raja Taejo mengirim Putri Kyung Soon sebagai biksu demi keselamatannya.

Pulang dari sana, Raja Taejo menangis di istana. Tangisannya membuat Bang Gwa merasa sangat bersedih. Tanpa diduga, Raja Taejo turun tahta lebih awal. Dia meminta Bang Gwa melanjutkan posisinya lantas menghukum Bang Won. Dia tak ingin putranya yang satu itu menjadi raja.

Keputusan raja membuat terkejut para pendukung Bang Won. Begitu pun dengan Bang Won yang kecewa karena rencananya dikhianati oleh Bang Gwa; satu-satunya saudara yang dia hormati.

Bang Gwa sudah memutuskan mengikuti perintah ayahnya. Dia naik tahta dan putra dari selirnya, Bol Nu, menjadi Putra Mahkota. Bang Gwa menegaskan kalau Bang Won tidak akan pernah menduduki singgasana.

Dia bersedia menyerahkan tahta jika Bang Won meminta maaf pada ayah mereka. Dua saudara itu terus berdebat. Masing-masing mempertahankan rencananya dengan kuat. Mereka tak segan untuk saling bunuh jika itu satu-satunya cara menyelesaikan masalah.

Episode 19-20

sinopsis lee bang won episode 19-20_

Rencana pemberontakan Bang Gan diketahui oleh Bang Won. Pasukan pun disiapkan oleh kedua belah pihak. Pasukan Bang Gan kalah telak.

Pertempuran mereka bahkan menewaskan banyak warga sipil. Bang Ui yang semula berjanji akan membantu Bang Gan tidak muncul sampai akhir. Dia meminta maaf karena merasa takut terhadap Bang Won.

Bang Gan dan putranya lalu diasingkan. Perselisihan Bang Won dan Bang Gan sampai menewaskan banyak warga membuat Bang Hwa berubah pikiran.

Dia merelakan tahtanya untuk Bang Won karena tak ingin ada lagi pertumpahan darah antara keluarga. Bang Won tidak ingin langsung menjadi raja, melainkan putra mahkota.

Oleh karena itu Bang Hwa mengadopsinya menjadi putra lalu menobatkannya sebagai putra mahkota. Keputusan Bang Hwa membuat ayah mereka kecewa.

Lee Seung Gye terlanjur mendendam pada Bang Won, bahkan ketika Bang Won menghadap sebagai sebagai putra mahkota sikapnya masih sangat penuh kebencian.

Seung Gye masih merencanakan pemberontakan, tapi idenya ditentang oleh salah satu sahabatnya, Lee Ji Ran. Ji Ran khawatir terjadi pemberontakan yang lebih besar jika rencana Seung Gye tetap dilakukan. Sementara itu situasi panas terjadi antara Bang Won dan istrinya.

Semua dimulai ketika Bang Won memerintahkan untuk menghapuskan tentara swasta, padahal keluarga sang istri membutuhkan penjagaan. Lady Min merasa pendapat keluarganya tidak didengarkan oleh Bang Won.

Keduanya terlibat salah paham. Lady Min sampai mengingatkan Bang Won bahwa dia juga turut membantu segala pencapaian Bang Won hingga saat ini. Lady Min merasa memiliki setengah dari Kerajaan Joseon. 

Episode 21-22

episode 21-22 lee bang won_

Keputusan Lee Bang Won menarik semua tentara pengawal para pejabat istana, termasuk pengawal keluarga Lady Min tidak bisa diubah. Dia ingin semua tentara menjadi bawahannya. Yeong Mu dan sang paman yang menunjukkan keberatannya diasingkan. 

Hubungan Bang Won dengan Lady Min semakin buruk. Permintaan Bang Won agar Lady Min berada di bawahnya dan tidak ikut campur dalam urusan politik ditolak. Lady Min memilih menjadi pengkhianat daripada hanya jadi istri pajangan yang tidak boleh berpendapat atau membantu urusan apa pun.

Keputusan Bang Won dibuat karena dia tidak ingin mengulangi kesalahan ayahnya. Menurutnya sang ayah sudah jadi raja yang gagal karena terlalu dikendalikan oleh Sindeok Kang. Di sisi lain Lee Seung Gye yang berhasil diizinkan keluar istana oleh Bang Hwa diam-diam menyusun rencana pemberontakan. 

Bang Won kecewa mengapa ayahnya dibiarkan pergi. Namun, Bang Hwa mencoba menenangkannya kalau ayah mereka tidak mungkin melakukan apa pun untuk menentang Bang Won. Bang Won resmi dilantik menjadi Raja Taejong tahun 1400 M. Dia menjadi raja ketiga Kerajaan Joseon.

Bersamaan dengan itu Lady Min resmi menjadi musuh politik suaminya sendiri. Lady Min dilarang masuk istana sebelum mengikuti semua perintah Bang Won. Tidak bisa berdiam diri begitu saja, Lady Min memaksa masuk ke istana dengan membawa buah hatinya bersama Bang Won.

Petisi untuk segera mengangkat Lady Min menjadi ratu juga mulai didengungkan. Tak punya pilihan lain, Bang Won melantik Lady Min menjadi ratu. Sayangnya hubungan mereka tidak membaik. Bang Won malah sengaja meniduri pelayan pribadi sekaligus budak keluarga Lady Min. 

Petisi dari para sarjana yang meminta Bang Won memperlakukan Lady Min dengan baik mulai kencang terdengar. Alih-alih sadar, Bang Won mencari tahu siapa otak di balik petisi tersebut. Dia terkejut ketika mengetahui kalau ayah mertuanya ada di balik petisi itu. 

Bang Won menjadi semakin tidak terkendali. Secara mengejutkan dia memerintahkan agar semua pelayan istana Lady Min ditarik. Dia juga meminta kantor pernikahan mencarikan ratu baru untuknya.

Episode 23-24

episode 23-24 lee bang won_

Ayah Lady Min dibawa untuk diinterogasi soal petisi yang menuntut raja agar memperlakukan ratu dengan baik.

Setelah dibujuk dia akhirnya mengaku dan berjanji tidak akan terjun lagi ke politik. Bang Won cukup puas mendengarnya. Namun, saat memimpin rapat membahas pernikahan, Bang Won kembali dibuat emosi karena Lady Min memaksa masuk ke ruangan. 

Sang ratu tahu dari kakak lelakinya, Min Mu Ku, bahwa Bang Won sedang mencari ratu baru. Suami istri itu pun kembali bertengkar. Bang Won tetap pada pendirian bahwa Lady Min hanya boleh menjadi bawahannya.

Setelah menarik semua pelayan sehingga Lady Min harus melayani diri sendiri, kali ini Bang Won melarang anak-anak menemui ibu mereka.

Si bungsu sampai menangis karena rindu sudah beberapa hari tidak bertemu ibunya. Anak pertama Bang Won dan Lady Min berinisiatif membawa adik-adiknya menemui ibu mereka.

Dia cukup berani melawan perintah raja. Saat akhirnya bertemu, Lady Min mengetahui kalau sebenarnya anak-anak dilarang Bang Won untuk menemuinya.

Pada kesempatan terpisah Bang Hwa meminta adiknya membatalkan rencana mencari ratu baru karena itu artinya Bang Won sama saja dengan sang ayah. Seung Gye dulu juga menduakan ibu mereka dengan menikahi Sindeok Kang. Hasilnya, anak-anak, termasuk Bang Won terluka.

Pasca diingatkan mengenai hal itu Bang Won menemui Lady Min dan mendapati istrinya sedang menangis. Bang Won memohon agar sang istri menuruti perintahnya maka dia pun akan membatalkan rencananya.

Esok harinya semua pengawal Lady Min kembali ditugaskan. Namun, Bang Won terlambat membatalkan pencarian ratu baru.

Bang Won sudah harus bersiap menghadapi pemberontakan yang dipimpin ayahnya sendiri. Jumlah tentara kerajaan kalah banyak dibandingkan dengan tentara Seung Gye. Dalam keadaan terdesak Bang Won memutuskan terjun langsung ke medan perang.

Sebelum pergi dia memanggil tiga putranya dan memberi mereka nama. Putra pertama diberi nama Je, putra kedua diberi nama Ho, dan Do untuk putra ketiga. Bang Won juga sudah menetapkan kalau Je akan menjadi penerusnya.

Kepergian Bang Won ke medan perang membuat Lady Min khawatir. Dia bahkan menentang dua kakaknya yang berencana ambil kesempatan dalam kesempitan. Lady Min memerintahkan mereka untuk melindungi Bang Won.

Bertepatan dengan hal itu bantuan dari Klan Min datang tepat waktu. Bang Won yang hampir kalah akhirnya berhasil membalikkan keadaan. 

Episode 25-26

episode 25-26 lee bang won_

Bang Won memutuskan untuk tidak menghukum ayahnya. Lee Seung Gye yang merasa terhina karena dibiarkan hidup oleh Bang Won menangis di istananya.

Tangisan itu membuat Bang Won merasa sangat berdosa. Dia lalu menumpahkan kesedihannya pada Lady Min. Bang Won sekaligus meminta maaf pada istrinya atas perlakuan dia yang buruk belakangan ini.

Tak lama setelah berbaikan, Bang Won kembali marah karena mendengar kabar bahwa pelayan Lady Min yang sempat dia tiduri beberapa waktu lalu melahirkan seorang putra. Wanita tersebut diam-diam bersalin di kediaman keluarga istrinya.

Dia meradang karena merasa info itu sengaja ditutupi darinya. Nyatanya ibunda Lady Min memang merahasiakannya. Dia khawatir kehadiran bayi lelaki itu dapat mengancam posisi cucunya di istana. Bang Won marah karena keluarga istrinya memperlihatkan obsesi menguasai istana melalui cucu mereka.

Dia lantas memutuskan melawan keluarga Lady Min menggunakan strategi yang unik. Bang Won sengaja memancing dua kakak iparnya, Min Mu Jil dan Min Mu Ku, dengan jabatan tinggi di istana.

Selain itu dia juga membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan akan segera turun tahta dan menyerahkan semua pada Putra Mahkota yang masih kecil. 

Bang Won memerintahkan Sekretaris Negara membawakan stempel kerajaan pada Putra Mahkota. Dia sengaja melakukan hal itu untuk mengetes keluarga sang istri.

Pasalnya jika sampai Putra Mahkota menunjukkan ekspresi bahagia, kecurigaannya bahwa keluarga Lady Min mengincar tahta melalui cucu mereka adalah kebenaran. 

Untungnya Putra Mahkota menolak stempel yang diberikan. Dia takut, kaget dan merasa belum siap menggantikan ayahnya.

Lady Min lantas bicara pada Putra Mahkota untuk mengembalikan stempel tersebut. Dengan begitu dia bisa menyelamatkan Klan Min, terutama dua pamannya. Namun, Min Mu Jil dan Min Mu Ku memang tidak bisa diandalkan.

Walau sudah diperingatkan untuk pura-pura sedih atas keputusan Bang Won untuk turun tahta, mereka tidak bisa menutupi kekecewaan setelah Bang Won membatalkan rencananya.

Dua saudara Lady Min itu pun dibawa untuk diinterogasi. Kecurigaan Bang Won akhirnya mereda dalam waktu lama hingga Putra Mahkota tumbuh dewasa.

Sayang, Putra Mahkota tumbuh sebagai anak yang pembangkang. Dia tidak belajar dengan baik, menjalani hidup yang tidak teratur serta berani melawan sang ayah di depan dua adik lelakinya.

Keadaan semakin panas karena Bang Won selalu membandingkan dia dengan Pangeran Besar Chungnyeong, putra ketiganya.

Episode 27-30

Review The King of Tears Lee Bang Won Episode 27-30__

Putra Mahkota Lee Je terus membantah perkataan Lee Bang Won. Dia juga malas belajar, menganggap sepele ilmu-ilmu pengetahuan dan hobi minum-minum, berjudi serta main perempuan.

Tingkah Lee Je membuat Lee Bang Won sadar akan kesulitan Lee Seung Gye saat menghadapinya dulu. Dengan perasaan menyesal, Lee Bang Won menemui ayahnya itu dan meminta maaf serta penghukuman.

Raja Taejo atau Lee Seung Gye yang sudah semakin tua tidak punya kekuatan untuk melakukan keduanya. Namun, pada jamuan hari ulang tahun Lee Bang Won, Raja Taejo menyempatkan untuk hadir.

Raja Taejo akhirnya mengakui Lee Bang Won sebagai Raja Joseon. Sayang, kebahagiaan Lee Bang Won tidak berlangsung lama karena pada tahun ke 8 pemerintahannya, Raja Taejo yang sekaligus Raja Joseon pertama, meninggal dunia.

Tak berselang lama, giliran ayah Lady Min atau mertua Lee Bang Won yang mengembuskan napas terakhirnya. Duka yang dirasakan Lady Min belum reda tapi dia harus menghadapi keperihan lainnya.

Putra Mahkota Lee Je mengkhianati permintaannya untuk menyelamatkan dua saudara kandungnya yang sedang diasingkan. Min Mu Jil dan Min Mu Ku pun tidak bisa selamat dari hukuman bunuh diri yang diperintahkan Bang Won, sekalipun Lady Min memohon-mohon.

Sejak saat itu hubungan Putra Mahkota Lee Je dengan Lady Min atau ibunya pun mulai memanas. Dengan dalih mengamankan posisinya sebagai calon raja, Lee Je meyakinkan ibunya kalau dia masih anak yang berbakti.

Sayang sebagai calon raja, Lee Je tidak mengubah tabiatnya yang buruk. Dia sudah diingatkan oleh Pangeran Agung Chunnyeong agar mengubah perilakunya tetapi tak juga sadar. Lee Je malah merasa sang adik sedang mengincar posisinya.

Lee Bang Won sendiri mulai menaruh perhatian pada Pangeran Agung Chunnyeong. Dalam beberapa kali kesempatan, putra ketiganya itu memperlihatkan keunggulan daripada Lee Je, terutama dalam hal pengetahuan. Merasa posisinya terancam Lee Je berusaha belajar lebih keras.

Dia kembali mencoba mengambil hati Lee Bang Won ketika aib Klan Min kembali terungkap. Lee Bang Won tidak terima selirnya diperlakukan demikian sehingga dia menyiksa dua saudara Lady Min lainnya, yaitu Min Mu Hyul dan Min Mu Hoe. 

Lagi-lagi Putra Mahkota Lee Je tidak memihak sang ibu karena dia ingin meyakinkan Lee Bang Won atas kesetiaannya. Sayang, hal itu tidak dibarengi dengan perubahan sikapnya.

Lee Je tetap suka main perempuan. Dia sampai menculik gundik milik Kwok Seon bernama Eo Ri dan menyembunyikan wanita itu di istananya. Ulahnya pun diketahui Bang Won dan akibatnya Lee Je dikeluarkan dari istana.

Lee Bang Won lantas menawarkan posisi Putra Mahkota pada Pangeran Agung Chunnyeong. Dia tidak menolak tawaran sang ayah, tapi istrinya dan Lady Min berbeda. Mereka khawatir akan ada pertumpahan darah jika hal tersebut sampai terjadi. 

Lee Je yang mulai terasa terancam mencari cara untuk kembali ke istana. Upaya Lee Je berhasil dan pemuda itu diperbolehkan memasuki istana lagi.

Namun, tidak ada yang berubah sedikit pun dari kelakuannya. Seolah tak jera, Putra Mahkota Lee Je kembali menyembunyikan Eo Ri di dalam istananya. 

Hal itu diketahui Lady Min dan sejurus kemudian dilihat langsung oleh Lee Bang Won dan Pangeran Agung Chunnyeong.

Lady Min yang sudah kehilangan kepercayaan pada putra tertuanya itu meninggalkan Lee Je begitu saja. Lee Bang Won sendiri mengambil keputusan untuk mengganti Putra Mahkota.

Episode 31-32

Review The King of Tears, Lee Bang Episode 31-32__

Lee Bang Won memutuskan menurunkan Lee Je dari posisi Putra Mahkota. Kandidat pengganti terkuat adalah putra ketiganya, Pangeran Chunnyeong.

Bersamaan dengan itu Lee Je mengirim surat padanya berisi kalimat-kalimat yang merendahkan, terutama terkait wanita simpanan di hidup Lee Bang Won.

Akibatnya keinginan Lee Je untuk turun takhta secara terhormat tidak bisa terwujud. Sebagai Putra Mahkota yang turun takhta, Lee Je seharusnya dibunuh karena dapat mengancam kelanggengan Putra Mahkota yang baru. Namun, Lee Bang Won tidak mungkin membunuh anaknya sendiri. 

Lee Je diasingkan ke tempat yang tidak terlalu jauh dari ibu kota. Walau menimbulkan perdebatan di kalangan menteri, Bang Won tetap pada keputusannya karena tak ingin menjauhkan Lee Je dari ibunya, Lady Min.

Meski begitu Lady Min memilih keluar dari istana, tak lama setelah Lee Je juga meninggalkan istana. Sebelum pergi, Lady Min memberi peringatan pada istri Pangeran Chunnyeong atau Raja Sejong untuk menjaga keluarganya, yaitu Klan Shim.

Pasalnya Lee Bang Won yang sudah turun tahta tetap ingin berkuasa atas pemerintahan. Tebakan Lady Min benar karena tak lama berselang, Lee Bang Won terlihat mulai mengincar mertua Raja Sejong. 

Lee Bang Won memfitnah Klan Shim dalam hal ini ayah mertua Raja Sejong melakukan pengkhianatan. Raja Sejong kesulitan menghentikan Bang Won karena dia diancam akan kembali diturunkan dari tahta.

Akibat fitnah Lee Bang Won, ayah Mertua Raja Sejong tewas setelah menerima hukuman bunuh diri. Keluarga Klan Shim yang lain pun diasingkan.

Perbuatan Lee Bang Won sampai ke telinga Lady Min dan membuatnya bertambah kecewa. Lady Min bisa ikut merasakan kepedihan istri Raja Sejong yang kehilangan keluarganya. Kali ini, Lady Min benar-benar tidak bisa lagi memaafkan suaminya sampai ajal akhirnya menjemput.

Kematian Lady Min memberikan pukulan besar bagi Raja Sejong dan Lee Bang Won. Namun, Bang Won tidak mengizinkan putranya lama-lama larut dalam kesedihan. Dalam keadaan sedih dan lemah, Lee Bang Won mengajarkan banyak hal pada putranya yang sudah menjadi raja. 

Hingga suatu hari tubuhnya tidak bisa lagi melawan usia. Lee Bang Won meninggal dunia, berjarak dua tahun dari kematian Lady Min. Raja Taejong meninggal pada tahun 1422 atau tahun ke empat pemerintahan Raja Sejong.

Drama Kolosal Awal Berdirinya Dinasti Joseon

Drama Kolosal Awal Berdirinya Dinasti Joseon

The King of Tears, Lee Bang Won (2021), drama sageuk terbaru Korea Selatan bukan mengusung cerita fiksi melainkan peristiwa nyata yang terjadi pada masa awal pembentukan Dinasti Joseon. Sampai episode 6, Dinasti Goryeo diceritakan masih berdiri walau sedang berada di ambang keruntuhannya.

Untuk kamu yang tertarik dengan sejarah awal berdirinya Dinasti Joseon, drama ini bisa diandalkan karena meramu ceritanya secara cukup akurat. Berlatar tahun 1300-an, The King of Tears, Lee Bang Won (2021) sejauh ini menceritakan retreat yang dilakukan Lee Seong Gye terhadap Raja Woo dari Dinasti Goryeo.

Gerakan itu lah yang kemudian memunculkan gagasan untuk membuat dinasti baru. Pergolakan yang disuguhkan sampai episode 6 tidak hanya tentang sepak terjang Lee Seung Gye, tetapi juga putra kelimanya, Lee Bang Won, yang kelak menjadi Raja Taejong.

Alur Padat dan Cepat

Alur Padat dan Cepat

Dibuka dengan scene yang memperlihatkan adegan saat Pangeran Changnyeong menangis-nangis di depan sang ayah Raja Taejong yang tengah mengamuk, alur drama ini berjalan mundur. Tanpa buang banyak waktu, The King of Tears, Lee Bang Won (2021) menyuguhkan ceritanya dengan sangat padat sejak episode pertama, setidaknya sampai episode 6.

Setiap episode menampilkan peristiwa-peristiwa penting dalam terciptanya Dinasti Joseon, termasuk bagaimana perselisihan antara Lee Seung Gye dengan Jung Mong Ju, sarjana terkemuka serta diplomat terakhir yang dimiliki Dinasti Goryeo, sekaligus rekan yang sangat dihormatinya. Sampai pada episode 6, kita bisa melihat bahwa hubungan mereka memanas karena perbedaan tujuan.

Nonton The King of Tears, Lee Bang Won (2021) bukan hanya terhibur karena setting atau sinematografinya yang cantik serta naskah yang mendalam, melainkan bisa mengetahui tentang sejarah awal-mula Dinasti Joseon yang sangat panjang. Jika kamu suka dengan drama-drama sageuk, rasanya gak boleh melewatkan drama yang satu ini.

Terbunuhnya Jung Mong Ju oleh Lee Bang Won

Terbunuhnya Jung Mong Ju oleh Lee Bang Won

Peristiwa besar dan bersejarah bagi Dinasti Goryeo sekaligus Joseon yang diceritakan dalam drama The King of Tears, Lee Bang Won (2021), dimulai dari dua episode ini.

Kematian Jung Mong Ju atau Poeun yang dibunuh oleh Lee Bang Won menandakan kehancuran Goryeo. Adegan-adegan yang memperlihatkan kesetiaan Poeun pada Goryeo hingga akhir hayatnya dalam episode 7 sangat emosional.

Belum lagi kesedihan Lee Seung Gye atas kematian Poeun, serta kekecewaannya pada Bang Won karena sudah membangkang dan melawan.

Jika nonton drama ini sekaligus mencari tahu sejarah tentang kematian Mong Ju atau Poeun, kamu akan mendapati informasi bahwa tokoh tersebut tewas dibunuh di Sonjuk Bridge; dan drama ini menceritakannya dengan setting se-persis mungkin.

Peristiwa terbunuhnya Mong Ju di Sonjuk Bridge adalah sejarah besar bagi Korea Selatan. Sosok Poeun sendiri sampai saat ini adalah simbol kesetiaan bagi warga Korea Selatan. Ingin tahu kelanjutan sejarah terbentuknya Dinasti Joseon? Jangan lewatkan The King of Tears, Lee Bang Won (2021) episode mendatang!  

Musuh Baru Lee Bang Won

Kematian Poeun di episode lalu berdampak sangat besar bagi kepercayaan Lee Seung Gye pada putra-putranya dari istri terdahulu. Pada dua episode minggu ini, Seung Gye bahkan menolak dan melarang Bang Won beserta saudara yang lain memasuki istana.

Derita dan nelangsa yang diterima Bang Won semakin berat karena dia dikhianati ibu tirinya sendiri; ibu tiri yang pernah dia selamatkan nyawanya.

Bibit-bibit kebencian Bang Won dan dendamnya pada wanita itu tampak muncul di episode 10. Sindeok Kang ‘resmi’ menjadi musuh Bang Won selanjutnya. Konflik yang didasari perebutan posisi Putra Mahkota ini bahkan memercik api perselisihan di antara putra-putra Sindeok Kang sendiri.

Ambisi Sindeok Kang sebagai ratu tidak bisa dianggap sepele; segala keputusannya sangat berpengaruh terhadap Seung Gye, bahkan setelah pria paruh baya itu menjadi raja. Lantas, apakah Bang Won akan diam saja atas perlakuan tidak adil yang diterima? Bagaimana sejarah perebutan tahta antara Bang Won dan Bang Seok terjadi sesungguhnya?

Perang Dingin Sindeok Kang dan Lee Bang Won

Perang Dingin Sindeok Kang dan Lee Bang Won

Perselisihan antara Sindeok Kang dan Lee Bang Won berjalan sangat senyap. Raja Taejo bahkan tidak menyadari ada bara api yang panas antara keduanya.

Terutama karena Sindeok Kang bersikap sangat lembut bahkan sampai memintakan maaf untuk Bang Won. Di dua episode ini, kamu akan melihat keduanya beradu taktik untuk saling melenyapkan.

Sindeok Kang dengan peringainya yang seperti ular berencana memanfaatkan sifat tempramen Bang Won. Bang Won sendiri harus merasa beruntung memiliki istri yang cerdik seperti Wonkyung Min. Pasalnya jika tanpa sang istri, Bang Won mungkin sudah masuk perangkap Sindeok Kang.

Chemistry antara Joo Sang Wook dan Park Jin Hee sebagai suami istri terasa semakin nyaman dilihat. Mereka dapat memperlihatkan hubungan suami istri yang saling menyayangi dan mendukung. Cerita The Kings of Tears, Lee Bang Won (2021) episode 11 dan 12 semakin menarik karena Sindeok Kang yang menguasai Raja Taejo jatuh sakit dan sekarat.

Episode mendatang tampaknya kita akan disuguhi siasat Lee Bang Won dalam ‘mengambil’ posisi Putra Mahkota dari tangan Lee Bang Seok. Yang jelas, tindakan apa pun yang dilakukan Bang Won sudah tercatat sebagai sejarah Korea Selatan; sebuah fakta yang tidak bisa diubah.

Hubungan Bang Won dan Raja Taejo Semakin Panas

Hubungan Bang Won dan Raja Taejo Semakin Panas_

Setelah tidak tayang selama beberapa minggu akibat kontroversi yang ditimbulkan saat produksi, drama sageuk yang menceritakan sejarah berdirinya Dinasti Joseon, The King of Tears, Lee Bang Won (2021) kembali tayang.

Melanjutkan cerita yang sempat tertunda pada episode 12, episode 13 dan 14 memulainya dengan kematian ratu Sindeok Kang yang sangat memukul Raja Taejo.

Dari adegan tersebut, alur di dua episode ini perlahan memanas, terutama karena Raja Taejo memulai peperangan dinginnya dengan Bang Won.

Sejak kematian sahabatnya, Jung Mong Ju, yang digagas oleh Bang Won, Taejo tidak lagi memercayai putranya itu; dan hubungan mereka semakin memburuk di dua episode ini.

Tanda-tanda pemberontakan sudah mulai dipertontonkan. Sikap Bang Won juga terlihat berubah menjadi lebih dingin dan tak takut mati, bahkan di tangan ayahnya sendiri.

Taejo sendiri semakin terlihat benci sekaligus khawatir oleh Bang Won. Lantas bagaimana hubungan ayah dan anak ini untuk selanjutnya? Benarkah Bang Won akan memberontak untuk mengambil posisi Putra Mahkota?

Kesehatan Raja Taejo Memburuk, Bang Won Memulai Pemberontakan

Kesehatan Raja Taejo Memburuk, Bang Won Memulai Pemberontakan_

Hubungan memanas antara ayah dan anaknya itu akhirnya meruncing dan pecah di episode 15 dan 16 The King of Tears, Lee Bang Won (2021). Semua petaka dan keadaan yang serba kacau dimulai dari kesehatan Raja Taejo yang memburuk.

Absennya sosok yang disegani menjadi lubang besar yang tidak disia-siakan Lee Bang Won untuk memulai pemberontakan. 

Mengikuti hubungan antara ayah dan anak dalam sejarah awal terciptanya Kerajaan Joseon ini tanpa terasa kita ikut emosional, bagaimana bisa pertalian darah memburuk karena keserakahan dan curiga?

Seketika Bang Won kehilangan sosok ayah pada diri Raja Taejo, begitu pun sebaliknya; Raja Taejo tampak tidak melihat Bang Won sebagai putranya lagi, melainkan sosok berbahaya dan berpotensi berkhianat.

Perkembangan karakter Lee Bang Won sangat signifikan di dua episode minggu ini. Menumpuk dendam sekian lama, Bang Won tidak lagi ragu-ragu berubah menjadi monster pembunuh.

Meski sempat emosional saat membunuh Sambong, emosinya dengan cepat kembali berubah menjadi sosok yang bengis.

Scene ketika Bang Won dan Sambong berhadap-hadapan sebelum kematian jadi salah satunya adegan yang menguras emosi dari dua episode ini.

Belum lagi scene penutup yang menunjukkan Bang Won harus berhadapan dengan ayahnya sendiri yang tengah lemah dan tak berdaya. Akankah Raja Taejo tewas di tangan putra yang pernah sangat dibangga-banggakannya?

Bang Won dan Ambisinya yang Mengerikan

Bang Won dan Ambisinya yang Mengerikan

Adegan-adegan pembunuhan sudah menjadi salah satu suguhan utama jalannya drama The King of Tears, Lee Bang Won (2021) sejak episode-episode awal.

Satu yang paling emosional adalah episode yang menampilkan cerita kematian Poeun, sahabat terdekat Lee Seung Gye sekaligus abdi setia Goryeo. Namun, adegan pembunuhan paling berambisi dan tanpa kenal ampun, ada di dua episode minggu ini.

Episode 17 dan 18 diisi dengan perubahan sosok Bang Won menjadi ‘monster’ pembunuh yang tidak segan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya menjadi raja.

Dalam dua episode ini ada banyak orang yang tewas di tangan Bang Won, yang tercatat dalam sejarah adalah Putra Mahkota Bang Seok dan Bang Beon. Peristiwa ini dikenal juga dengan nama Pertikaian Pertama Para Pangeran.

Di luar tindakan-tindakan keji Bang Won, menariknya ada satu scene yang tampak sengaja disertakan guna memperlihatkan emosi Bang Won paling jujur, yaitu ketika dia menangis dengan kencang sembari memeluk putra bungsunya yang masih sangat kecil.

Tangisan Lee Bang Won yang tumpah begitu melihat sang putra, seperti menghilangkan sisi paling jahat di dirinya.

Bang Won Lawan Kakak Kandungnya Sendiri

bang won vs kakak kandung_

Tekad Bang Won untuk menjadi putra mahkota kembali menemui hambatan ketika dia harus melawan kakaknya sendiri; Bang Gan.

Setelah membunuh adik tirinya di episode minggu lalu, Bang Won masih belum bisa menikmati waktu luang dan menyusun strategi lain dengan tenang. Rebutan tahta antara anak-anak Lee Seung Gye ini memakan banyak korban jiwa, termasuk orang-orang tidak berdosa. 

Pada episode ini pula Bang Hwa akhirnya menyerah; dia mengikuti keinginan Bang Won agar tak ada lagi darah tertumpah. Bang Hwa yang sejak awal tidak berambisi dengan tahta dan kekuasaan, memilih jalan tengah yang aman untuk semuanya. Dia tahu Bang Won sulit dihentikan dan percuma dilawan.

Bang Won sebagai adik termuda terlihat emosional ketika kakak yang paling dihormatinya, Bang Hwa, memilih mengalah.

Line yang diucapkan Bang Hwa sesaat setelah menyerahkan kekuasannya pada Bang Won, terdengar perih, marah dan kecewa. Bagi Bang Hwa tahta yang diperebutkan oleh Bang Won adalah monster; monster yang menghancurkan keluarga mereka.

Ambisi Tersembunyi Lady Min

ambisi lady min_

Konflik yang harus dihadapi Bang Won tidak selesai di sana. Setelah mendapat gelar Putra Mahkota, kepelikan kembali datang kali ini justru dari istrinya. Di bagian akhir episode 20, sang istri menunjukkan sifat yang sama sepertinya; ambisius dan serakah.

Lady Min mengungkit semua pengorbanan dan hal-hal yang sudah dilakukan untuk membantu Bang Won. Dia bahkan tanpa takut mengatakan kalau setengah Joseon adalah miliknya.

Perkembangan karakter Lady Min di episode 20 lumayan mengejutkan mengingat selama ini dia adalah istri yang terlihat tulus mendukung suaminya. 

Hubungan Bang Won dan Istri Semakin Memburuk

hubungan bang won dan istri memburuk_

Perjalanan Lee Bang Won sebagai Raja Joseon dalam The King of Tears, Lee Bang Won (2021) sangat berliku dan melelahkan. Selesai berkonflik dengan saudara-saudaranya, di minggu ini Bang Won mulai berkonflik dengan istri sendiri.

Semua bermula dari ucapan Lady Min minggu lalu yang terdengar angkuh karena mengatakan kalau setengah Joseon adalah miliknya.

Kepercayaan Bang Won pada istrinya menurun drastis di episode 21 dan 22 ini. Kamu akan melihat Bang Won kembali membuat keputusan-keputusan ‘gila’ yang sulit diterima.

Bang Won terlihat ketakutan sehingga melakukan apa pun untuk melindungi diri sendiri, termasuk menghukum istri yang selalu mendukungnya.

Hukuman yang diberikan Bang Won pada Lady Min semata untuk menunjukkan bahwa dia berkuasa. Sesuai judulnya, The King of Tears, Lee Bang Won, drama ini memperlihatkan bahwa Bang Won memang seorang raja yang banyak menumpahkan air mata orang-orang di sekitarnya. Lantas, keputusan apa lagi yang akan dibuat Lee Bang Won demi melanggengkan tahtanya?

Bang Won Hadapi Pemberontakan Sang Ayah

bang won hadapi pemberontakan ayah_

Raja Taejo masih menyimpan dendam terhadap putranya yang ambisius. Bagaimana pun Bang Won sudah menghabisi anak-anaknya dari Sindeok Kang, dia pula yang dipercaya menjadi penyebab meninggalnya sang istri. Alasan-alasan itu menguatkan langkah Raja Taejo untuk menghadapi putranya sendiri.

Pemberontakan Raja Taejo pun menjadi konflik selanjutnya yang harus dihadapi Bang Won. Pada dua episode ini selain permasalahan dengan sang istri, Bang Won juga harus menghadapi ayahnya. Emosi Raja Taejong yang belum mereda pasca berselisih dengan istrinya, sudah harus dikesampingkan untuk urusan perang.

Mengikuti kisah raja ketiga Dinasti Joseon ini rasanya melelahkan. Bang Won punya banyak masalah yang harus dihadapi akibat keserakahannya sendiri. Semua orang terdekatnya seketika menjadi musuh; tak peduli seberapa besar jasa mereka, jika ketahuan membangkang, langsung diasingkan, langsung diancam. 

Sampai episode 23-24 ini terlihat bahwa Bang Won menjalankan tahta tanpa melibatkan perasaan pribadi.

Sejauh ini sudah banyak hal ‘gila’ yang dilakukannya. Mulai dari membunuh saudara tirinya, menyingkirkan istrinya hingga melawan ayah kandungnya sendiri. Kira-kira setelah ini masalah apa lagi yang akan dihadapinya? Siapa lawan yang akan dia binasakan?

Konflik dengan Klan Min

konflik dengan klan min_

Menjadi Raja Joseon dengan membunuh orang-orang terdekatnya membuat Lee Bang Won tak kenal takut dan segan. Dia akan menghancurkan siapa pun yang mengancam kekuasaannya. Kali ini, dia merasa harus melawan Klan Min atau keluarga besar istrinya sendiri. 

Setelah minggu lalu hubungannya dengan Lady Min memburuk, minggu ini keduanya diceritakan berbaikan.

Sayang, kemesraan Lady Min dan Lee Bang Won atau Raja Taejong tidak berlangsung lama karena emosi Bang Won kembali terpancing dengan ulah Klan Min. Dalam konflik ini Putra Mahkota yang masih kecil bahkan sampai dilibatkan.

Di bagian akhir episode 26, Putra Mahkota diceritakan sudah tumbuh jadi pemuda yang tampan. Namun, kepribadiannya terlihat berantakan dan membuat Bang Won tidak puas. Hubungan kurang harmonis antara ayah dan anak ini potensial menimbulkan konflik yang lebih seru di episode-episode mendatang.

Penerimaan dan Kematian Raja Joseon Pertama

Review The King of Tears Lee Bang Won Episode 27-30_Penerimaan dan Kematian Raja Joseon Pertama_

Sebagai drama yang dibuat berdasarkan sejarah terciptanya Dinasti Joseon, The King of Tears, Lee Bang Won (2021) merangkum semua peristiwa penting yang terjadi pada awal-awal Joseon berdiri.

Salah satunya peristiwa ketika Lee Seung Gye atau Raja Taejo, Raja Joseon yang pertama, akhirnya mengakui Lee Bang Won sebagai penerusnya. Seperti yang kita tahu, konflik ayah dan anak ini sangat panas sejak awal.

Lee Seung Gye kecewa dengan keserakahan Lee Bang Won yang tega membunuh saudara tirinya untuk menguasai tahta. Hubungan keduanya tidak pernah baik hingga di episode 27, Bang Won akhirnya mendapat pengakuan dari ayahnya. 

Part ini sangat emosional karena Bang Won merasa sangat bersalah dan menyesal dengan sikapnya yang terus membangkang pada Lee Seung Gye.

Kamu akan merasakan bagian itu bertambah sedih dan pilu karena setelah memaafkan dan menerima Bang Won sebagai Raja Joseon, Lee Seung Gye meninggal dunia. Dia pergi tanpa membawa beban kebencian apa pun; meninggalkan Bang Won dengan tenang.

Drama Penggantian Putra Mahkota

Review The King of Tears Lee Bang Won Episode 27-30_Drama Penggantian Putra Mahkota_

Hidup Lee Bang Won sebagai Raja Joseon sepertinya belum bisa tenang. Setelah mendapat pengampunan dan penerimaan dari ayahnya, dia harus berurusan dengan tingkah anak pertamanya, Putra Mahkota Lee Je.

Dalam empat episode dari 27 sampai episode 30, kamu akan melihat kebobrokan tingkah dan perilaku penerus Bang Won itu. Putra Mahkota Lee Je berperilaku tidak pantas sebagai penerus raja karena sikapnya yang arogan dan tidak terpelajar.

Pada empat episode ini terlihat juga bahwa dia memiliki hubungan yang tidak baik dengan adik bungsunya, Pangeran Agung Chunnyeong. Tak berhenti di sana, Putra Mahkota Lee Je bahkan kehilangan kepercayaan dari ibunya, Lady Min. 

Kesempatan yang diberikan padanya tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga muncul wacana penggantian Putra Mahkota dari mulut Lee Bang Won sendiri. Kekecewaan Bang Won yang memuncak serta keputusannya yang kontroversi menjadi penutup episode 30.

Naiknya Sejong The Great

Review The King of Tears, Lee Bang Episode 31-32_Naiknya Sejong The Great_

Drama yang menceritakan sejarah berdirinya Dinasti Joseon, The King of Tears, Lee Bang Won (2022) akhirnya selesai dalam tiga puluh dua episode.

Merangkum perjalanan panjang dan penuh darah dari sosok Lee Bang Won atau Raja Joseon ke tiga, drama ini memberi gambaran tentang ambisi seorang manusia ketika dihadapkan pada takhta dan kekuasaan.

Penurunan Lee Je dari posisi Putra Mahkota yang kemudian diganti oleh Pangeran Chunnyeong, menjadi salah satu sajian utamanya.

Pangeran Chunnyeong yang bergelar Raja Sejong sedikit banyak sudah memperlihatkan kearifannya dalam memerintah. Diperankan Kim Min Gi, dia berani melawan Lee Bang Won yang masih terus membunuh orang-orang tak bersalah di dua episode terakhir. 

Kematian Lee Bang Won atau Raja Taejong

Review The King of Tears, Lee Bang Episode 31-32_Kematian Lee Bang Won atau Raja Taejong_

Selain pengangkatan Pangeran Chunnyeong menjadi Raja Sejong atau Raja Joseon ke empat, dua episode terakhir drama The King of Tears, Lee Bang Won (2021) juga memuat peristiwa kematian Lady Min serta kematian Lee Bang Won sendiri.

Meski terkenal tak punya hati dan berdarah dingin, kematian Lee Bang Won terasa emosional. Adegan ketika mayatnya didandani sedemikian rupa, kemudian ketika kamera perlahan menjauh meninggalkan ruangan persemayamannya, berhasil memberikan sensasi yang sulit dijelaskan.

Bagaimana pun cerita dalam drama ini dibuat berdasarkan sejarah nyata, sehingga rasanya benar-benar berbeda. Sosok Lee Bang Won atau Raja Taejong yang diperankan oleh Joo Sang Wook adalah sosok nyata yang pernah memimpin Joseon di awal-awal berdirinya dinasti. 

Mengikuti kisah yang disuguhkan drama ini, sama dengan membaca cikal-bakal berdirinya Dinasti Joseon. Jika kamu penggemar drama-drama sageuk yang diangkat dari kisah nyata para Raja Joseon, drama ini gak boleh dilewatkan! 

 

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram