bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Killing of Two Lovers (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Killing of Two Lovers
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sepasang suami istri yang sedang dalam tahap pisah rumah mencoba untuk tetap menjaga diri dan hati demi putra dan putri mereka. Rasa cemburu dan gejolak emosi seringkali tidak tertahan sehingga menimbulkan konflik yang sangat fatal.

The Killing of Two Lovers adalah film drama indie karya Robert Machoian yang akhirnya dirilis oleh Neon pada 14 Mei 2021 yang sebelumnya lama tertahan karena pandemi Covid-19 setelah tayang perdana di Sundance Film Festival pada 27 Januari 2020.

Film sederhana ini hanya menggunakan satu setting lokasi, yaitu di Kanosh, sebuah kota kecil di Utah. Layaknya film indie pada umumnya, film ini akan mengusung cerita yang sederhana dengan presentasi yang unik dan susah dicerna. Apakah film ini akan tetap menarik untuk ditonton? Baca review berikut sebelum kalian memutuskan untuk menontonnya.

Sinopsis

sinopsis_

David mengarahkan pistolnya ke Nikki dan Derek yang masih tertidur di pagi itu. Tapi David kemudian mengurungkan niatnya dan pergi berlari menuju rumahnya yang tidak jauh dari situ.

Setelah membantu membangunkan ayahnya dan memasukkan pakaian ke mesin laundry, David mengendarai mobilnya dan berhenti di depan rumah Nikki.

Tidak berapa lama, Derek keluar. David kemudian mengikutinya dan sama-sama masuk ke minimarket untuk membuat kopi. Lalu David masih mengejar Derek di jalan raya dengan maksud hendak menembaknya, tapi dering handphone-nya berbunyi dan dia segera menuju rumah Nikki untuk mengantarkan keempat anaknya ke sekolah.

Setelah menemani ketiga putranya, Alex, Theo dan Bug, sampai bertemu bus sekolah, David menyusuri jalan dan melihat Jess, putri sulungnya, sedang berjalan sendirian. David turun dari mobil dan memburunya, lalu mengantarkan Jess ke sekolah. David kemudian menuju rumah Mrs. Staples terkait masalah pekerjaan, yaitu membersihkan lahan miliknya.

Beberapa malam berikutnya, David menjemput Nikki untuk kencan yang menjadi rutinitas mereka selama ini dan meninggalkan anak-anaknya di rumah. Tapi karena Nikki sedang khawatir dengan suasana hati Jess, dia meminta David hanya memutari blok dan kembali lagi ke depan rumah untuk memantau kondisi rumah.

Setelah cukup lama saling diam, mereka mulai berbicara tentang karir. David berkata jika dia mulai menulis lagu dan mungkin akan memulai kembali karir musiknya, bahkan David menyanyikan lagu ciptaannya kepada Nikki.

Tiba-tiba Derek datang ke rumah dan bertemu Jess yang langsung menghardiknya. Nikki memilih pulang dan mengakhiri kencan mereka.

Di rumah, David memukul samsak tinju berbentuk boneka untuk melampiaskan rasa kesalnya. Sekitar jam 2 malam, David mendatangi rumah dan mengetuk jendela kamar putra-putranya hanya untuk menceritakan guyonan yang tidak dianggap lucu oleh anak-anaknya. Pagi harinya, Nikki menghampiri David untuk membahas kedatangannya semalam dan mereka terlibat pertengkaran.

David melajukan mobilnya menuju lapangan kosong dan meletakkan samsak tinju bonekanya di tanah kemudian menjadikannya target latihan menembak.

Di akhir pekan, David mengunjungi anak-anaknya dan mengajak mereka bermain roket di lapangan. Mereka semua tampak riang sampai tiba giliran Jess. Sayangnya, roket gagal meluncur dan membuat Jess marah lalu pergi.

Ketika sampai di rumah, David menceritakan apa yang dilakukan Jess. Nikki memberikan penjelasan bahwa dia melarang Jess menonton konser agar bisa menghabiskan waktu bersama ayahnya.

David tidak setuju dengan keputusan itu yang membuatnya seperti ayah yang jahat. Obrolan mereka dipotong oleh Derek yang keluar dari rumah dan membuat emosi David memuncak.

Derek meminta Nikki menjemput anak-anaknya sementara dia dan David berbicara. Sekejap Nikki pergi, Derek memukul David hingga babak-belur. Apakah David akan menembak Derek dengan pistolnya? Atau justru sebaliknya? Untuk menuntaskan rasa penasaran kita, tonton filmnya sampai habis, ya!

Ruang Lingkup Cerita yang Sempit

ruang lingkup cerita_

Film dibuka dengan sebuah adegan yang cukup menegangkan, di mana David sedang menodongkan pistolnya kepada Nikki dan Derek yang masih tertidur.

Adegan ini langsung merepresentasikan judul film, seolah saat itu atau nanti David akan menembakkan pistolnya kepada mereka berdua. Pada detik ini, kita tidak tahu siapa itu Nikki dan Derek, yang kita tahu bahwa David terbakar api cemburu.

Setelah film berjalan, kita kemudian mulai paham bahwa David dan Nikki adalah pasangan suami istri dengan empat anak yang sedang menjalani pisah rumah, di mana Nikki hidup bersama keempat anak mereka dan David tinggal di rumah ayahnya yang tidak jauh dari rumah mereka. Dari sini pula kita paham lingkup cerita yang kecil dan sederhana, sehingga kesan intim sudah mulai terasa.

Meski ketiga putranya yang masih kecil sepertinya tidak paham dengan situasi ini, tapi putri sulung mereka, Jess, terpengaruh dengan perpisahan mereka yang membuat dirinya mulai uring-uringan dan mudah marah.

Apalagi Jess adalah seorang remaja yang berada pada tahap pencarian jati diri. Jess menuding ayahnya tidak ingin memperjuangkan mereka untuk tetap menjaga keutuhan keluarga.

David sendiri berusaha tetap tampil tenang di depan orang lain dan menjalani rutinitas harian seperti biasa, tapi kita tahu bahwa dia sedang cemburu dan bisa berbuat gila dengan menembakkan pistol yang selalu dia simpan di mobilnya kapan saja. Kita dibuat menunggu hingga akhir film untuk mengetahui siapa yang akan terbunuh, jika memang ada yang terbunuh.

Keunikan Presentasi dari Sutradara Robert Machoian

presentasi sutradara_

Kita dibawa untuk berada pada posisi David setiap saat dan memahami perasaannya dan apa yang ada di pikirannya.

Robert Machoian menempatkan hal-hal unik yang ditampilkannya secara konstan di sepanjang film, yaitu suara gaduh seperti pistol yang dikokang atau pintu mobil usang yang dibuka-tutup. Suara ini cukup mengganggu, tapi nyatanya membuat kita semakin hanyut dalam diri David.

Selain itu, rasio layar 4:3 menimbulkan kesan claustrophobia, apalagi kita tahu bahwa ruang lingkup lokasi cerita juga tidak begitu luas, hanya seputar daerah di mana mereka tinggal, sehingga mengesankan mereka terperangkap dan tidak bisa keluar dari daerah tersebut.

Cerita film berdurasi 1 jam 25 menit dengan sinematografi yang unik dan sederhana ini memang lebih fokus kepada David. Cara pemaparan kisah yang dibuka sedikit demi sedikit cukup membuat kita tetap penasaran, tapi sampai akhir film kita tidak diberi tahu apa alasan yang membuat mereka memilih untuk berpisah, padahal mereka mengakui masih saling cinta.

Kekuatan Akting Clayne Crawford

kekuatan akting_

Aktor kelahiran tahun 1978 ini memang kurang dikenal namanya, meski dia sudah banyak bermain di film-film mainstream, seperti A Walk to Remember (2002), A Love Song for Bobby Long (2004) dan The Perfect Host (2010). Bintangnya mulai terang ketika dia berperan sebagai Martin Riggs yang pernah dipopulerkan oleh Mel Gibson dalam serial Lethal Weapon.

Selama dua season penayangannya, Crawford bahkan pernah menyutradarai salah satu episodenya. Tapi sayangnya, karena sikapnya yang tidak baik selama proses produksi, dia tidak diikutsertakan untuk season ketiga.

Ia digantikan oleh Seann William Scott yang memerankan karakter baru untuk menjadi partner Roger Murtaugh. Setelahnya, Crawford lebih banyak berkutat di film-film indie dan produksi kecil.

Dan di film The Killing of Two Lovers ini yang juga diproduseri olehnya, performa aktingnya patut dipuji. Sebagai David, dia berhasil menampilkan akting yang sungguh natural, seolah-olah itulah yang dilakukan oleh kebanyakan orang ketika berada di situasinya.

Dia menggambarkan sosok yang sederhana, orang biasa saja, dan selalu bertarung dengan perasaannya tanpa memperlihatkannya kepada orang lain.

Atas penampilannya ini, Hollywood Critics Association menempatkannya sebagai nominator di kategori Best Actor. Memang terasa pantas karena Crawford berhasil menampilkan kedalaman karakternya, meski dalam diam.

Pada akhirnya, The Killing of Two Lovers memang bukanlah film yang mudah dipahami, sama seperti film-film indie lainnya. Tapi berkat pengarahan yang apik serta unik dari Robert Machoian dan performa akting yang cukup baik dari Clayne Crawford, film ini cukup nikmat untuk diikuti. Segera tonton filmnya, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram