bacaterus web banner retina

Review dan Sinopsis The Interpreter, Balas Dendam di PBB

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The Interpreter
3.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Interpreter adalah film bernuansa politik yang disutradarai oleh Sydney Pollack, dan juga merupakan film terakhirnya sebelum ia meninggal dunia di tahun 2008.

Film ini dibintangi oleh Nicole Kidman sebagai Silvia Broome, seorang penerjemah dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sean Penn berperan menjadi Tobin Keller, dan Catherine Keener sebagai Dot Woods. Keduanya merupakan Agen Dinas Rahasia.

The Interpreter pun semakin istimewa karena menjadi film pertama yang proses pengambilan gambarnya langsung diambil di dalam markas besar PBB.

Selain itu juga, film ini diproduksi secara bersama-sama oleh Amerika Serikat, Inggris, serta Perancis, dan akhirnya meraup pendapatan senilai 162,9 juta dollar secara global dari anggaran pembuatannya sebanyak 80 juta dollar. Penasaran seperti apa filmnya? Simak ulasannya berikut ini

Sinopsis

the-interpreter-1_

Republik Matobo adalah sebuah negara fiksi di benua Afrika. Negara ini dipimpin oleh rezim diktator Presiden Edmond Zuwanie, yang melakukan genosida terhadap sebagian besar warganya, dan juga melakukan intimidasi kepada korban yang masih hidup agar tidak bersuara.

Suatu hari, pemimpin kelompok pemberontak, Ajene Xola, mengantar dua orang pria, Simon Broome, seorang aktivis, dan Philippe, seorang jurnalis, ke stadion sepak bola yang terbengkalai. Di tempat tersebut, mereka akan menginvestigasi mayat-mayat yang merupakan korban dari kekejaman Presiden Zuwanie

Simon, dan Xola masuk ke dalam stadion untuk menemui informan mereka, sementara Philippe tetap berada di dalam mobil. Keduanya ternyata dijebak, dan ditembak mati oleh salah seorang informan.

Setelah mendengar suara tembakan, Philippe keluar dari mobil dan bersembunyi. Ia mengambil gambar mobil yang datang membawa para petugas Republik Matobo, lalu ia pun berhasil menyelamatkan diri.

Sementara itu, adik perempuan Simon, Silvia Broome, bekerja sebagai seorang penerjemah untuk PBB di Manhattan, Kota New York.

Silvia adalah seorang kulit putih Afrika yang lahir di Amerika Serikat dari ibu asal Inggris, dan ayah seorang penduduk Republik Matobo asli. Meski begitu, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di negara tersebut

PBB sendiri saat ini tengah mempertimbangkan untuk mendakwa Presiden Zuwanie agar bisa diadili di Pengadilan Kriminal Internasional. Namun, Presiden Zuwanie bakal segera mengunjungi PBB, dan ia akan mengajukan kasusnya sendiri ke Majelis Umum dalam upayanya untuk menghindari dakwaan.

Pada suatu malam, Silvia kembali ke ruangan kerjanya di gedung PBB, dan ia tak sengaja mendengarkan dua pria sedang mendiskusikan rencana pembunuhan menggunakan bahasa Ku, yang merupakan bahasa resmi Republik Matobo.

Keesokan harinya, Silvia melaporkan kejadian itu ke divisi keamanan PBB, dan mereka segera langsung memanggil dua Agen Dinas Rahasia AS, Tobin Keller, serta Dot Woods, untuk menginterogasi Silvia, dan melakukan penjagaan ketat di dalam markas PBB.

Selain itu, kepala keamanan pribadi Presiden Zuwanie, Nils Lud, ikut turut campur karena ternyata laporan dari mereka mengatakan jika sang presiden adalah target pembunuhan.

Sebelum sidang PBB dimulai, Tobin bersama anak buahnya melakukan penjagaan di sekitar apartemen Silvia. Ia kemudian menemukan sebuah fakta yang menghubungkan Silvia dengan rencana pembunuhan Presiden Zuwanie.

Sajian Politik Thriller yang Memikat

the-interpreter-2_

The Interpreter adalah film political thriller yang menegangkan, dan juga mempunyai alur cerita yang cukup cerdas.

Film ini benar-benar berpusat pada Nicole Kidman sebagai Silvia Broome, penerjemah bahasa di PBB, dan Sean Penn sebagai Tobin Keller, Agen Dinas Rahasia AS. Tidak ada ada ikatan romantis di antara keduanya, dan mereka menjalankan tugasnya masing-masing sebagai karakter profesional.

Meskipun begitu, kedua karakter ini mengembangkan hubungan yang sangat menarik. Pemicu kedekatan hangat mereka berdasarkan rasa kehilangan atas pasangan masing-masing.

Tobin sendiri kehilangan istrinya yang meninggal karena kecelakaan, sementara Silvia harus merelakan kekasihnya tewas ditembak saat berada di Republik Matobo.

Selain itu, The Interpreter berhasil memasuki dunia politik internasional dengan konsep jalan cerita yang memikat.

Lalu, sajian sinematografinya dalam memperlihatkan kinerja Agen Rahasia ditampilkan cukup mendetail mulai dari prosedur keamanan, pengintaian sepanjang malam, penyamaran di jalanan, hingga perencanaan strategi yang terlihat sangat lugas oleh Tobin Keller sebagai pimpinannya.

Terlepas dari hal tersebut, Nicole Kidman dan Sean Penn sejatinya adalah bintang istimewa dalam film ini. Keduanya tampil sangat konsisten, dan menyuguhkan polemik cerita dalam The Interpreter menjadi lebih dramatis lagi.

Kidman masih tetap mempesona dengan parasnya yang cantik, dan sebagai seorang penerjemah, ia semakin terlihat lebih pintar dalam memainkan kata-kata terhadap lawan bicaranya.

Sementara itu, Sean Penn menjadi seorang Agen Dinas Rahasia yang berdedikasi cukup tinggi. Sorotan matanya menjadi bagian paling menarik perhatian sepanjang film ini.

Dengan hanya menatap mata Silvia, seolah-olah dia tahu bahwa perempuan tersebut menyimpan rahasia yang belum ingin diceritakan. Sosok Tobin Keller memiliki kharismatiknya yang khas, sama seperti Silvia Broome yang terlihat cerdas.

Jalan Cerita yang Penuh Polemik

the-interpreter-3_

Silvia Broome menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai warga minoritas berkulit putih yang hidup berkecukupan di Republik Matobo, Afrika.

Saat ia masih remaja di negara tersebut, Silvia kehilangan ibu, ayah, dan saudara perempuannya karena terkena ranjau darat, lalu kakak laki-lakinya, Simon (Hugo Speer), ditembak mati oleh seorang anak, yang merupakan bagian dari kekejaman yang terjadi di Matobo.

Sementara itu, Edmond Zuwanie (Earl Cameron), adalah seorang Presiden Matobo yang kejam, dan Silvia menyimpan rasa dendam padanya atas kematian orang tuanya, dan ia juga menghakimi sang presiden dengan caranya sendiri karena ratusan warga Matobo telah “dibinasakan” oleh tindakan kejinya.

Di lain sisi, Presiden Zuwanie datang ke PBB untuk memberikan pidato “pembelaan” agar menghindari proses peradilan internasional karena pelanggaran hak asasi manusia.

Situasi selanjutnya menjadi rumit, Silvia menjadi target pembunuhan dari orang-orang misterius yang merencanakan pembunuhan kepada Zuwanie saat dirinya membacakan pidato di markas PBB.

Kemudian, film ini masuk ke babak yang paling menarik sekaligus kompleks ketika Tobin Keller, dan rekan kerjanya, Dot Woods (Catherine Keener), dipanggil untuk menyelidiki cerita Silvia.

Pada momen tersebut, Tobin berada dalam psikis yang goyah karena istrinya baru saja tewas, namun ia beruntung mempunyai partner kerja, dan tim yang peduli padanya.

Saat pertama kali menginterogasi Silvia, Tobin bersikap skeptis dengan apa yang dibicarakan olehnya. Ia mengetahui latar belakang Silvia sebagai lawan politik, dan penentang Presiden Zuwanie.

Tapi, saat Tobin semakin dekat dengan nya, ia mulai percaya padanya, dan bertindak sebagai pelindungnya. Namun, ada rahasia yang belum terungkap, dan hal tersebut menempatkan mereka berdua dalam bahaya besar.

Penuh Ketegangan yang Solid

the-interpreter-5_

Sepanjang lebih dari dua jam, The Interpreter menjadi sebuah tontonan yang sangat solid dalam mengeksplorasi drama-drama politiknya.

Film ini semakin lebih seru lagi karena urutan momen paling menegangkannya berada di markas asli PBB yang ada di New York. Kita pun bisa sekilas melihat bagaimana situasi ruangan di dalamnya, dan cara kerja diplomasi negara-negara saat menyampaikan aspirasi mereka.

Sekitar 60 menit pertama, film ini berhasil membangun set-up cerita dan juga inti permasalahannya secara apik. Setelah dari situ, jalan cerita bergerak semakin maju, dan latar belakang dari tiap karakter perlahan-lahan mulai terungkap.

Memasuki bagian ini, The Interpreter meningkatkan intensitasnya lebih cepat, dan menampilkan beberapa adegan yang bisa memacu adrenalin.

The Interpreter pada akhirnya menjadi film yang seru, dan sangat menyenangkan untuk ditonton. Meski berdurasi cukup panjang, menikmati film ini tidak akan terasa membosankan karena jalan ceritanya dirangkai secara solid penuh ketegangan.

The Interpreter pun bisa dibilang bukanlah sebuah film yang buruk, dan menjadi tontonan yang pantas masuk ke dalam rekomendasi film bergenre politik thriller.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram