bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Imitation Game (2014)

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The Imitation Game
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Imitation Game adalah sebuah film independen bergenre drama sejarah yang mengisahkan tentang seorang matematikawan asal Inggris bernama Alan Mathison Turing.

Film ini ditulis oleh Graham Moore berdasarkan buku biografi berjudul Alan Turing: The Enigma karya Andrew Hodges pada tahun 1983 silam.

Aktor Benedict Cumberbatch berperan sebagai Alan Turing, dan diceritakan ia harus memecahkan kode enksripsi Enigma dari Jerman selama Perang Dunia II untuk Pemerintah Inggris.

Aktris Keira Knightley turut terlibat dalam film ini dengan memerankan sosok Joan Clarke, seorang mahasiswi pintar dari Universitas Cambridge sekaligus istri dari Turing yang membantu memecahkan kode Enigma milik Jerman.

Baca juga: Sinopsis dan Review Film Dunkirk tentang Perang Dunia II

Sinopsis

fakta-the-imitation-game-1_

Pada tahun 1939, Inggris bersiap untuk menyatakan peperangan terhadap Jerman. Pada momen itu, Alan Turing bergabung dengan tim kriptografi yang terdiri dari Keith Furman, Charles Richards, Hugh Alexander, John Cairncross, dan Peter Hilton.

Di bawah perintah Komandan Alastair Denniston, mereka ditugaskan untuk menganalisis, dan memecahkan kode Enigma yang digunakan oleh Nazi untuk mengirim pesan rahasia.

Dalam tim tersebut, Turing ternyata menjadi satu-satunya orang yang sulit untuk diajak bekerja sama. Ia beranggapan bahwa rekan-rekannya tidak lebih pintar darinya. Turing sering bekerja seorang diri, dan ia pun merancang sebuah mesin untuk menguraikan pesan rahasia yang terdapat dalam Enigma.

Akan tetapi, Komandan Denniston menolak untuk mendanai pembangunan mesin rancangan Turing tersebut. Turing lalu menulis surat yang ditujukan kepada Perdana Menteri Inggris Winston Churchill, dan menjelaskan apa yang ia inginkan dan rencanakan.

Akhirnya, Turing mendapatkan dana untuk membuat mesinnya itu, dan sekaligus juga ia menjadi pemimpin dalam tim kriptografi.

Setelah mengambil alih tim, ia selanjutnya memecat Furman dan juga Richards. Seorang mahasiswi cerdas dari Universitas Cambridge, Joan Clarke, mengikuti tes yang diberikan oleh Turing sebagai pengganti mereka.

Clarke kemudian berhasil lulus tes, dan masuk ke dalam anggota tim kriptografer yang dipimpin oleh Turing. Sementara itu, Turing menamai mesin rancangannya itu dengan nama Christopher.

Mesin yang ia buat ternyata masih belum mampu mengurai kode enkripsi Enigma dengan cepat. Komandan Denniston mulai hilang kesabaran, dan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan mesin itu.

Turing tentunya marah akan hal tersebut. Ia beserta timnya mengancam kepada Komandan Denniston bahwa akan meninggalkan tim jika mesin itu dihancurkan. Rencana dari Denniston tidak jadi dilaksanakan, dan mereka tetap bekerja lagi untuk memecahkan Enigma.

Di sisi lain, Turing melamar Clarke untuk menjadi istrinya. Meskipun begitu, Turing akhirnya mengaku kepada Cairncross bahwa ia adalah seorang penyuka sesama jenis. Ia meminta kepada temannya itu untuk merahasiakan orientasi seksualnya tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Turing mengatur ulang mesinnya supaya bisa bekerja lebih baik lagi. Hasilnya, mesinnya itu akhirnya mampu memecahkan kode rahasia Enigma secara cepat.

Seluruh tim merayakan keberhasilannya itu, namun mereka juga harus berhati-hati karena pihak Jerman bisa saja menyadari bahwa Enigma berhasil dipecahkan.

Dalam momen keberhasilan tersebut, Turing pun akhirnya mengetahui jika Cairncross ternyata adalah mata-mata Uni Soviet. Cairncross lalu mengatakan kepadanya bahwa Soviet mempunyai tujuan yang sama untuk memecahkan Enigma.

Ia mengancam kepada Turing jika akan mengungkapkan orientasi seksualnya kepada seluruh tim jika dirinya membocorkan identitas dirinya yang sebenarnya.

Agen MI6 yang bernama Stewart Menzies menemui Clarke dan mengancamnya atas segala pekerjaan yang dilakukan olehnya beserta sang suami. Karena terdesak, Turing pun mengatakan kepadanya bahwa Cairncross adalah mata-mata.

Namun, Menzies sudah mengetahui hal itu karena ia mempunyai rencana sendiri yang bisa menguntungkan Pemerintah Inggris. Turing meminta Clarke untuk meninggalkannya, dan berkata jujur bahwa dirinya adalah seorang penyuka sesama jenis.

Setelah perang berakhir, Menzies meminta secara keras kepada Turing, dan juga para kriptografer untuk menghancurkan segala bukti pekerjaan mereka, dan mereka pun dilarang untuk saling bertemu hingga harus merahasiakan semuanya.

Sepenggal Kisah Nyata Alan Turing

Sepenggal Kisah Nyata Alan Turing

The Imitation Game merupakan sebuah panggung drama yang menceritakan tentang salah satu bagian perjalanan hidup dari seorang Alan Turing (Benedict Cumberbatch).

Sepanjang kurang lebih dari dua jam, film ini dengan apik mengisahkan peranannya dalam memecahkan kode Enigma Nazi selama era Perang Dunia II, sekaligus juga menyoroti secara halus tentang orientasi seksualnya sebagai seorang penyuka sesama jenis.

Pada momen Perang Dunia II, Turing bergabung dengan tim pemecah kode rahasia alias kriptografi Inggris di Bletchley Park, dan membangun sebuah mesin yang dikenal dengan sebutan “Turing Machine.” Lewat mesin itu, dan juga kecerdasannya, Turing beserta timnya membantu memenangkan perang untuk Sekutu.

Dalam film ini, Turing sendiri diperlihatkan sebagai seorang pria jenius yang canggung secara sosial, sombong dan juga penyendiri.

Lambat laun karakternya tersebut mulai menyatu dengan para kriptografer lainnya setelah dirinya menjadi penanggung jawab dan pemimpin dari timnya itu.

Dalam timnya tersebut, Turing beserta rekan-rekannya bekerja di bawah pengawasan Komandan Denniston Charles Dance, yang sangat tidak menyukai Turing, dan berharap bisa “menghancurkannya” di setiap kesempatan.

Sementara itu, anggota timnya yang terdiri dari Hugh Alexander (Matthew Goode), John Cairncross (Allen Leech), dan Peter Hilton (Matthew Beard), menjadi rekan kerja yang sangat solid setelah bersitegang di awal pertemuan.

Lalu, Joan Clarke (Keira Knightley) adalah satu-satunya anggota perempuan di dalam tim, dan ia pun kemudian menjadi istri dari Turing.

Film yang Mengesankan dari Segala Aspek

Film yang Mengesankan Dari Segala Aspek_

Film The Imitation Game digarap oleh seorang sutradara asal Norwegia bernama Morten Tyldum, dan naskahnya ditulis oleh Graham Moore berdasarkan buku biografi berjudul Alan Turing: The Enigma karya Andrew Hodges.

Keduanya pun cukup terampil dalam mengerjakan film ini dengan memberikan sebuah alur cerita yang tidak membosankan dengan perspektif biopik dari Alan Turing.

Selain itu juga, suguhan sinematik yang dikerjakan oleh Oscar Faura membuat kita terpesona oleh desain visual sinematografi film ini yang terlihat klasik elegan. Intenstitas dalam The Imitation Game pun terasa lebih mendebarkan hingga atmosfer Perang Dunia II terlihat lebih meyakinkan.

Cumberbatch sendiri sebagai Turing menampilkan pekerjaannya dengan sangat baik lewat karakter yang ia mainkan tersebut. Ia memainkan sosok Turing sebagai seorang pemuda yang cukup kompleks, dan juga superior dengan kecerdasannya.

Ia juga kadang-kadang diperlihatkan sebagai karakter yang penyayang, brilian, obsesif, dan juga terkesan aneh. Para pemain pendukungnya pun tidak kalah mengesankannya seperti apa yang dilakukan oleh Cumberbatch.

Jajaran pemain seperti Keira Knightley, Matthew Goode, Allen Leech, Matthew Beard, dan Charles Dance adalah pilihan yang rasanya cukup tepat untuk memainkan karakternya masing-masing dalam film ini, dan semuanya terasa sangat solid.

Salah Satu Film Independen yang Megah dan Bagus

Salah Satu Film Independen yang Megah dan Bagus

Selepas Turing dan yang lainnya mampu memecahkan kode Enigma, dan membantu memenangkan Perang Dunia II untuk Sekutu, film ini nyatanya tidak berhenti pada momen bahagia tersebut. Menjelang akhir cerita, The Imitation Game menyimpan sebuah cerita miris untuk Alan Turing.

Beberapa tahun seusai Perang Dunia II, Turing ditangkap oleh kepolisian, dan dihukum karena orientasi homoseksualitasnya yang masih dianggap ilegal dan “terlarang” di Inggris.

Turing tidak masuk penjara, dan ia memilih untuk dihukum dengan cara kebiri secara kimia agar dirinya bisa terus melanjutkan pekerjaannya.

Psikis dan mentalnya terganggu akibat hukuman tersebut, dan ia pun akhirnya tewas bunuh diri pada tahun 1954.

Sementara itu, rekan-rekannya yang lain dilarang untuk membicarakan lagi tentang pekerjaan mereka. Semuanya harus menghancurkan semua jejak-jejak pekerjaan mereka sebagai tim kriptografi di Bletchley Park. 

Di tengah-tengah momen kemenangan Turing, dan rekan-rekannya, epilog film ini menjadi akhir cerita yang cukup miris. Mesin yang Turing ciptakan itu pun kemudian menjadi sebuah alat yang kita kenal sekarang dengan nama komputer.

Terlepas dari hal tersebut, secara keseluruhan The Imitation Game dibuat dengan sangat baik mulai dari produksinya, latar tempat, kostum, hingga visual sinematografinya.

Film ini bisa dibilang tersaji cukup megah, mengesankan, dan para pemain yang terlibat juga bermain sangat solid, serta cukup pantas menjadi salah satu film independen terbaik sampai saat ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram