showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Aksi The Hurricane Heist (2018)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Hurricane Heist
2.2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di tengah badai kategori 5, sekelompok kriminal melakukan sabotase pengiriman uang yang hendak disimpan di brankas milik pemerintah. Dua bersaudara yang tidak sengaja menolong salah satu petugas, berusaha menggagalkan rencana perampokan. Sementara itu, badai semakin mendekat dan mulai menghancurkan seisi kota.

The Hurricane Heist adalah film aksi perampokan karya Rob Cohen yang dirilis oleh Entertainment Studios Motion Pictures pada 9 Maret 2018. Memiliki premis yang cukup menjanjikan, aksi perampokan kali ini dibenturkan dengan bencana alam berupa badai besar.

Waktu yang sempit dan bencana yang mengancam menjanjikan rangkaian ketegangan yang seru. Apakah Rob Cohen mampu membesut film ini menjadi sebuah kisah aksi yang spektakuler?

Seperti film-film garapannya sebelum ini? Jawabannya akan kalian temukan dengan menyimak review berikut dari film yang melakukan syuting di Bulgaria ini.

Baca Juga: Sinopsis & Review Film Twister (1996), Siap Mengejar Tornado?

Sinopsis

The Hurricane Heist sinopsis_

Sebuah badai kategori 5 yang dinamakan Tammy mendekati Gulfport, Alabama. Agen Federal Reserve Treasury Casey Corbyn ditugaskan untuk memindahkan beberapa truk kontainer berisi uang ke fasilitas penyimpanan pemerintah. Karena listrik padam dan generator gedung rusak, Casey menjemput Breeze untuk memperbaikinya.

Saat Casey pergi, fasilitas itu diserang oleh sekelompok perampok yang dipimpin oleh Connor Perkins. Randy Moreno dijadikan sandera. Rencana mereka ialah mencuri $600 juta dengan membobol kode brankas yang dilakukan oleh Sasha dan Frears.

Ternyata, kode brankas sudah diubah oleh Casey. Connor lalu memerintahkan anak buahnya untuk memburu Casey. Sementara itu, Sasha dan Frears menggunakan menara transmisi kota agar bisa membobol kode brankas.

Casey dan Breeze bertemu dengan anak buah Connor di jalan dan terjadi baku tembak. Will yang tadinya hendak pergi dari kota datang membantu Casey, tapi gagal menyelamatkan Breeze yang dibawa untuk memperbaiki generator.

Setelah Will mengetahui situasi yang terjadi, dia meminta bantuan sheriff Jimmy Dixon. Tapi ternyata, sheriff adalah kaki tangan Connor dan mencoba untuk menahan mereka berdua. Casey menembak sheriff dan membawa Will melarikan diri. Pengejaran dilakukan, tapi Will bisa melumpuhkan beberapa mobil polisi dengan kekuatan kendaraannya.

Menyadari bahwa para perampok menggunakan menara transmisi untuk membuka kode brankas, Will dan Casey berhasil menjatuhkannya sebelum dekripsi kode selesai.

Anak buah Connor melihat mereka dan mulai menembaki, tapi mereka berhasil melarikan diri. Connor menembak mati sheriff karena meminta bagian lebih besar dari perjanjian semula.

Casey dan Will bersembunyi di mal. Mereka menyusun rencana untuk menyelamatkan Breeze. Setelah selesai mempersiapkan semua, Casey mengajukan pertukaran dirinya dengan Breeze dan Moreno kepada Connor.

Breeze pun datang dengan pengawalan. Casey menembak atap kaca mal yang membuat pengawal Breeze tersedot keluar dilahap badai yang sedang berada tepat di atas mereka.

Setelah badai lewat, Casey menyerahkan diri kepada Connor, sementara Breeze menyelamatkan Will. Sampai di fasilitas, Connor mengingkari janji dengan membunuh Moreno sebagai pembalasan atas kematian para anak buahnya.

Connor kemudian memenuhi truk kontainer dengan uang dan membawanya ke luar kota. Will dan Breeze juga melakukan pengejaran dengan truk serupa.

Berhasilkah mereka menghentikan Connor dan menyelamatkan Casey? Bagaimana cara mereka menghindari badai sebesar itu? Tonton film yang semakin seru ini sampai habis, ya!

Ide Cemerlang yang Belum Memuaskan

Ide yang Kurang Gereget namun Cemerlang_

Kita mungkin sudah sering melihat film bertema perampokan bank atau fasilitas penyimpanan barang berharga lainnya. Satu yang terbaik dan menghibur adalah Ocean’s Eleven (2001).

Kita juga sangat terpukau dan tegang tiada tara melihat badai yang sangat garang dalam merusak apapun yang dilewatinya di film Twister (1996). Lalu, bagaimana jika dua tema ini dipadukan dalam sebuah film?

Sekilas ini seperti ide yang cemerlang dengan mengusung premis menarik yang menegangkan. Tapi pencetus film ini mungkin lupa dengan film bertema perampokan di tengah bencana sebelumnya, yaitu Hard Rain (1998). Meski tidak begitu mirip, setidaknya konsep yang disajikan serupa, yaitu sabotase pengiriman uang di tengah bencana alam.

Sayangnya, kualitas film Hard Rain itu pun tidak begitu bagus. Sehingga setelahnya, film-film dengan premis serupa langsung hadir dalam format video, tidak lagi ditampilkan di layar bioskop. Film-film jenis ini dinamakan film kelas B.

Namun dengan sutradara spesialis film action Rob Cohen, para produser film ini sangat percaya diri dan merilisnya di 2.402 layar bioskop Amerika di minggu pertamanya.

Sekadar informasi, Rob Cohen adalah sutradara film The Fast and the Furious (2001) dan xXx (2002) yang memiliki banyak adegan seru, bahkan salah satunya menjadi franchise action populer.

Tapi kita juga tidak lupa, bahwa tiga film terakhirnya tidak memiliki kualitas yang bagus, meski didukung dengan dana yang besar. The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor (2008), Alex Cross (2012), dan The Boy Next Door (2015) membuat namanya sedikit terbenam di perfilman Hollywood. Dan kini dia dipercaya untuk menggarap film dengan bujet $35 juta saja.

Bertabur Kelemahan di Banyak Sisi

Bertabur Kelemahan di Banyak Sisi_

Tapi sayangnya, sekali lagi Rob Cohen terpaksa harus menerima nasibnya untuk lebih terbenam lagi lewat pengarahannya di film berdurasi 1 jam 43 menit ini. Dari sisi naskah, Scott Windhauser dan Jeff Dixon tidak bisa mengolah cerita yang mengikat. Ditambah lagi dengan dialog yang terkesan klise dan biasa saja.

Banyak adegan absurd yang ditampilkan dalam film ini. Salah satu yang paling pokok adalah ide para perampok yang memilih melakukan aksinya saat sudah tahu badai besar akan datang ke kota itu.

Mungkin mereka ingin menerapkan konsep “menggunakan kesempatan dalam kesempitan” tapi justru terlihat seperti misi bunuh diri. Tingkat keberhasilannya bisa diduga hanya 10% saja.

Penduduk kota sudah lebih dahulu dievakuasi, bahkan ahli meteorologi sekelas Will saja awalnya memilih untuk menyelamatkan diri daripada tetap di kota itu. Lalu, adegan baku tembak yang terjadi sungguh tidak masuk akal.

Diceritakan badai Tammy ini berkecepatan 965 km/jam. Dengan kecepatan seperti itu, memang masuk akal jika barang berat seperti mobil tersapu olehnya.

Dalam satu adegan, diperlihatkan bagaimana mobil-mobil dijalanan terlempar karena tertiup angin, tapi beberapa orang yang berjalan di dekatnya tidak ikut terhempas, apalagi tembakan pistol. Tentu peluru yang dimuntahkan akan tertiup angin.

Hal absurd tentang badai pun dibuat jauh dari akal sehat. Badai paling dahsyat yang pernah melanda Amerika ialah Patricia dengan kecepatan 346 km/jam. Selatan Texas mengalami kerusakan senilai $52,5 juta karena badai ini di tahun 2015.

Jadi silakan bayangkan bagaimana kencangnya angin yang diakibatkan badai Tammy dalam film ini? Dua kali lipat dari badai terbesar yang pernah ada, lho!

Dan hal yang paling menarik perhatian karena tidak masuk akal adalah penggunaan truk kontainer dalam membawa uang. Saat Casey membawa uang sejumlah $300 juta untuk disimpan di fasilitas pemerintah, dia datang dengan tiga truk.

Tapi saat Connor melarikan uang sejumlah $600 juta, dia hanya membawa satu truk saja. Dan dengan kecepatan seperti apa dia bisa memuat uang sebanyak itu?

Sedari awal, film dengan sinematografi yang tidak maksimal karena penuh dengan polesan efek visual ini kurang memperhatikan detail adegannya. Sebagai contoh, seting lokasi cerita berada di Gulfport, Alabama. Perlu diketahui, Gulport bukan di Alabama, melainkan di Mississippi.

Kepala kepolisian Jimmy Dixon dipanggil sheriff, padahal jabatannya adalah Chief. Juga karena syuting dilangsungkan di Bulgaria, tim produksi sepertinya tidak sempat mengganti rambu-rambu dan marka jalan agar terkesan di Amerika, sehingga semua tampil dengan rambu-rambu Eropa.

Tampilan Efek Visual Kelas B

Tampilan Efek Visual Kelas B_

Untuk menggambarkan kedahsyatan badai Tammy, tim efek visual menampilkan badai dan dampaknya dengan kualitas seadanya. Kita sungguh dibuat tidak terkesan sama sekali dengan apa yang disajikan oleh tim efek visualnya.

Penggunaan CGI yang di bawah standar semakin membuat film tidak menarik. Ketidakmenarikan ini juga ditambah dengan naskah dan akting yang benar-benar berada di kelas B. Special effect-nya tidak juga membantu.

Ada dua penampakan yang tidak masuk akal pada badai ini. Di seting waktu tahun 1992, Will melihat badai Andrew seolah tengkorak yang menyeramkan.

Lalu, di seting waktu tahun 2018, badai Tammy terlihat memiliki mata. Mungkin itu hanya pengandaian betapa kejamnya badai tersebut, tapi karena tampilannya tidak meyakinkan justru membuatnya terlihat menggelikan.

The Hurricane Heist sepertinya akan lebih cocok untuk hadir di era 1990an, berdekatan dengan dua film yang menjadi referensinya.

Akting para pemerannya pun tidak ada yang istimewa dan dialog antara mereka sangat kering sekaligus klise. Untung saja tidak diselipkan kisah romantis di dalamnya.

Bagi kalian yang menyukai film penuh aksi yang seru saja, maka film ini bisa menjadi satu pilihan untuk ditonton. Dipastikan, kalian akan langsung lupa dengan kedahsyatan efek visual film ini sesaat setelah filmnya usai. Selamat menonton, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram