showpoiler-logo

Sinopsis dan Review The Hobbit 3: The Battle of the Five Armies

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Hobbit 3: The Battle of the Five Armies
4.3
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bard dari Laketown akhirnya berhasil membunuh Naga Smaug. Hal ini menandakan bahwa Thorin bisa kembali berkuasa atas Kerajaan Erabor miliknya. Sayang, hal ini juga berarti bahwa Thorin harus siap menerima serangan dari banyak pihak. Kekayaan Erabor membuat siapa pun ingin menguasainya, dan Thorin yang tamak menambah kacau semuanya.

The Hobbit 3 atau The Hobbit: The Battle of the Five Armies mengakhiri film seri ini dengan ulasan positif dari banyak pengamat film. Peter Jackson dan tim sukses menyuguhkan sebuah tontonan ber-genre high fantasy yang benar-benar epic dan tidak terlupakan. Seperti apa gambaran cerita The Hobbit 3? Anda bisa membaca sinopsis dan ulasannya lebih dulu di bawah ini!

Sinopsis

Sinopsis

Pada akhir The Hobbit 2, Naga Smaug pergi dan berniat menghancurkan Laketown. Di film ini warga Laketwon bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Di sana ada Tauriel (Evangeline Lily) yang bantu menyelamatkan para kurcaci dan anak-anak Bard the Bowman (Luke Evans) dengan menaiki sebuah perahu. Persis seperti ramalan yang dilihat Bard, Smaug datang menghancurkan Laketown dengan semburan apinya.

Bard yang sedang berada di penjara berusaha keluar dari sana. Sebuah kecelakaan akhirnya berhasil mengeluarkan Bard dari penjara. Dia lantas bergegas mengambil senjata untuk seterusnya pergi ke menara. Pertarungan antara Smaug dan Bard pun terjadi. Sayang, beberapa panah yang Bard lepaskan tidak bisa menembus tubuh Smaug.

Tiba-tiba Bain (John Bell), putra sulung Bard, ingat dengan panah hitam yang disembunyikannya. Dia segera mengambil panah hitam tersebut dan menyerahkannya pada Bard. Berkat kerjasama antara Bard dan Bain, Smaug berhasil dikalahkan. Kekalahan Smaug rupanya tidak membuat Thorin begitu bergembira.

Sementara itu, sebagian kurcaci yang berada di Laketown kembali melanjutkan perjalanan menuju Erebor. Kíli (Aidan Turner) berkeinginan mengajak Tauriel tapi ditolak. Dia kemudian memberikan sebuah batu pada Elf yang dicintainya itu. Kíli dan kurcaci yang lain lantas pergi menggunakan perahu. Di sisi lain Bard senang karena bisa berkumpul lagi bersama keluarganya. Warga Laketown pun menyambutnya bagai sosok pahlawan.

 Kíli, Fíli (Dean O’Gorman) beserta dua kurcaci lain sampai di Erebor. Sejurus kemudian Bilbo berlari ke arah mereka dan memperingatkan bahwa Thorin sudah berubah. Mendengar hal tersebut mereka kebingungan dan langsung memeriksanya. Para kurcaci tersebut melihat Thorin berjalan di atas tumpukan emas sembari terdengar meracau.

Kini, kurcaci-kurcaci tersebut telah berkumpul dan bersiap melakukan tugas lain, yaitu mencari Arkenstone. Bilbo terlihat memisahkan diri dari para kurcaci dan kembali mengingat perkataan Smaug, bahwa Arkenstone bisa membuat pemiliknya gila. Tanpa diduga, sang Hobbit tersebut rupanya sudah mendapatkan Arkenstone itu.

Di tempat lain Bard dan penduduk Laketown bersiap untuk pergi ke gunung. Legolas (Orlando Bloom) kemudian datang menemui Bard dan mengatakan bahwa kabar kematian Smaug sebentar lagi tersebar dan akan membuat banyak orang menginginkan Erebor. Benar saja, pasukan Azog langsung bergerak menuju Erebor. Azog lantas memerintahkan Bolg (John Tui) pergi ke Gundabad untuk meminta tambahan pasukan.

Legolas sudah mengetahui rencana Azog. Dia mengajak Tauriel untuk pergi ke Gundabad guna memastikan hal tersebut. Di tempat lain para Orc yang menawan Gandalf hendak mengambil The Ring of Fire yang ada di jari penyihir itu. Beruntung sebelum jari Gandalf dipotong, Lady Galadriel (Cate Blanchett) datang menghancurkan Orc dan menyelamatkannya.

Namun para arwah tiba-tiba mengepung Galadriel. Tak lama Saruman the White (Christopher Lee) dan Elrond (Hugo Weaving) datang membantu. Gandalf kemudian sadar setelah Galadriel menciumnya. Sang Lady pun lemah, nasib baik Radagast the Brown segera datang dan membawa Gandalf pergi, meninggalkan Saruman, Elrond dan Galadriel yang terkulai di sana.

Saat sedang melawan para arwah, Necromancer atau Sauron (suara: Benedict Cumberbatch) secara mengagetkan datang. Mata satu dari api yang menyala-nyala tersebut untungnya bisa diusir oleh Galadriel yang tiba-tiba berubah. Elrond yang berniat membantu Saruman menghancurkan Necromancer tidak diizinkan. Hal ini membuat Elrond khawatir akan keselamatan Saruman.

Namun karena ketika itu Sauron belum memiliki The One Ring, Saruman tidak terlalu khawatir dan berani melawannya sendirian. Cerita berlanjut saat Gandalf hendak pergi ke Erebor dan dihadiahi sebuah tongkat oleh Radagast. Di Kerajaan Erebor, Thorin murka karena Arkenstone tak kunjung ditemukan. Dia mulai meragukan kesetiaan para kurcaci lainnya. Sementara itu, Bilbo bertambah bingung.

Bilbo lantas bertanya pada Balin (Ken Stott) mengenai Arkenstone. Kurcaci tersebut menjelaskan bahwa Arkenstone merupakan puncak kekayaan Kerajaan Erebor. Balin sendiri mengungkapkan ketakutannya mengenai pengaruh Arkenstone yang bisa saja membuat Thorin gila harta. Saat Bilbo sedang sendiri Thorin menaruh curiga tapi berhasil dikecohnya.

Di sisi lain penduduk Laketown sampai ke Dale, kota asal mereka sebelum Erebor hancur. Bard lantas memerintahkan yang lainnya untuk segera membuat semacam shelter. Thorin sendiri memerintahkan para kurcaci menutup pintu utama Erebor menggunakan reruntuhan. Thorin tidak ingin membagikan harta kekayaannya pada siapa pun walau hanya sedikit.

Pagi hari, Bard kedatangan Thranduil (Lee Pace), Raja Bangsa Elf/Peri dan pasukannya. Mereka memberikan bantuan makanan untuk warga Laketown. Thranduil melakukan ini bukan tanpa alasan. Dia ingin mengambil permata milik bangsanya  dari Thorin. Namun, Bard tidak ingin ada perang dan dia akan menggunakan cara lain untuk mendapatkan permata tersebut.

Lelaki ini kemudian mendatangi Erebor untuk meminta hak yang sudah dijanjikan Thorin beberapa waktu lalu sebelum kembali menaklukkan Erebor, tetapi Thorin menolak. Bard lalu melaporkan sikap tersebut pada Thranduil. Sang Raja Elf pun berencana menyerang Erebor esok hari. Peperangan pertama di The Hobbit 3 sepertinya siap dimulai. Penasaran dengan kelanjutan cerita ini?

CGI pada Adegan Perang yang Fantastis

CGI pada Adegan Perang yang Fantastis

Satu hal yang tidak perlu Anda ragukan saat hendak menonton The Hobbit adalah visual efek yang memukau. Teknologi CGI yang mereka gunakan nyaris sempurna terutama pada setiap adegan peperangan. Pada The Hobbit 3, Anda akan sangat puas dengan tampilan visual saat perang antara Ironfoot dan pasukan Elf melawan Orc yang banyaknya luar biasa berlangsung.

Ketika masing-masing pasukan berjajar membentuk formasi atau adegan saat anak panas dilepaskan berbarengan Anda akan melihat sebuah tontonan yang sangat spektakuler. Tidak mengherankan jika tim Visual Effect film ini dinominasikan dalam berbagai penghargaan seperti British Academy Film Awards, Critic’s Choice Movie Awards dan Phoenix Film Critics Society Awards.

Keserakahan dan Peperangan

Keserakahan dan Peperangan

Dalam The Hobbit 3, pengembangan karakter Thorin sangat menarik. Di antara para kurcaci hanya dia yang tidak konsisten dengan perkataannya, sementara di sisi lain dia adalah pemimpin mereka. Di awal film, Thorin diceritakan tidak begitu menyukai kehadiran Bilbo hingga sempat membuat Hobbit tersebut ingin kembali saja.  

Karakter Thorin digambarkan sebagai pendendam. Konflik dalam film ini diwarnai dengan egonya yang tinggi karena sempat tidak mau menerima bantuan dari para Elf. Selain dendam dia juga serakah. Harta yang berhasil dia dapatkan kembali membuatnya lupa daratan. Keserakahan yang dimilikinya ini yang kemudian memicu perang.

Selain itu dari kekayaan yang dimiliki Kerajaan Erabor kita bisa sama-sama setuju jika harta memang memicu kekacauan bila tidak digunakan dengan bijak. Ia sumber petaka yang bisa membuat gila atau kehilangan nyawa, seperti yang terjadi pada Thorin dan para leluhurnya.  

Cerita Diwarnai Kematian

Cerita Diwarnai Kematian

Ada yang cukup berbeda pada The Hobbit 3 yaitu cerita yang diwarnai kematian beberapa karakter penting. Sisi emosional penonton memang diaduk-aduk sejak scene perang yang melibatkan banyak pihak. Seperti ketika Thorin akhirnya sadar dengan keserakahannya dan memutuskan ikut berperang, Anda akan turut merinding melihat tekadnya.

Sikap heroik Thorin dan beberapa kurcaci, termasuk Kíli dan Fíli saat melawan Orc yang tak terkendali membuat film terasa mengharukan. Perasaan tersebut lalu berubah jadi duka ketika mereka diceritakan tewas. The Hobbit berusaha mengikat emosi dan meninggalkan kesan mendalam di serinya yang terakhir ini.

Belum lagi unsur komedi ketika Bilbo mendapati rumah dan isinya hendak dilelang sebab terlalu lama ditinggalkan. Setelah diajak berduka, Anda dibuat tertawa sedetik olehnya.

The Hobbit 3 atau The Hobbit: The Battle of The Five Armies mengakhiri trilogy The Hobbit dengan sangat baik. Walau tidak terlalu banjir penghargaan seperti dua pendahulunya, para kritikus film rata-rata memberikan ulasan positif padanya. Anda harus menonton sendiri untuk membuktikan kemegahan film karya Peter Jackson ini.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram