showpoiler-logo

Sinopsis & Review The Godfather: Part II, Lanjutan Saga Mafia

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Godfather: Part II
4.5
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Bercerita tentang masa muda dan karir Vito Corleone di Kota New York pada era 1920an, dan juga tentang Michael Corleone, putranya, yang melebarkan sayap dan menguatkan genggaman kekuasaannya di sindikat kriminal keluarganya.

Film sequel pertama yang meraih Oscar sebagai Best Picture, dan juga Best Director serta Best Adapted Screenplay untuk Francis Ford Coppola. The Godfather: Part II melanjutkan kisah Michael Corleone yang berusaha meneruskan bisnis kriminal milik mendiang ayahnya yang dipenuhi oleh kelicikan, pengkhianatan, korban jiwa dan korban perasaan.

Selain itu, secara flashback, diceritakan juga awal karir Vito Corleone dalam membangun kerajaannya dengan meruntuhkan penguasa lama dan bisnis impor minyak zaitun dari Italia.

Film ini merupakan sequel sekaligus prequel yang merupakan ide dari penulis novelnya, Mario Puzo. Sebagian kisahnya masih diambil dari novel The Godfather dan pengembangan dari ceritanya ditulis bersama dengan Francis Ford Coppola. Di Academy Awards, film tentang mafia ini dinominasikan di 11 kategori dan memenangkan 6 Oscar diantaranya.

Bagaimana kelanjutan kisah Michael dan kilas balik kisah Vito? Baca sinopsis khas kami dan juga ulasan lengkap tentang film yang memiliki pencapaian rekor tersendiri di dunia perfilman ini.

Sinopsis

THE GODFATHER PART II

Sebelum memulai membaca sinopsisnya, kami akan pisahkan cerita Vito dan Michael, dan kami urutkan sesuai kronologisnya, agar tidak bingung saat membacanya. Pada tahun 1901, ayah Vito Andolini dibunuh karena menghina kepala mafia di Sisilia, Italia, bernama Don Ciccio.

Saat ibunya juga ditembak di depan matanya, setelah sebelumnya mereka menemukan kakaknya telah tewas ditembak juga, Vito kecil yang saat itu berusia 9 tahun melarikan diri dan berhasil menumpang di kapal yang menuju Kota New York dan mendaftarkan namanya sebagai Vito Corleone.

Di tahun 1917, Vito (Robert De Niro) hidup bersama istrinya dan putra pertama mereka, Sonny. Vito terpaksa kehilangan pekerjaannya karena keponakan Don Fanucci ingin bekerja di tempat kerjanya.

Clemenza mengajak Vito untuk memulai usaha baru, yaitu pencurian. Seiring usahanya berjalan, Vito memiliki dua putra lagi, Fredo dan Michael. Don Fanucci mulai mengganggu usaha mereka.

Clemenza dan Salvatore ingin berdamai dengan Fanucci dan memberikan apa yang dia minta, tetapi Vito meyakinkan mereka jika dia bisa mengatasi Fanucci dan memberikan “an offer he won’t refuse”. Setelah membayar kepada Fanucci setengah dari yang dia minta, Vito membunuh Fanucci di apartemennya saat di jalan sedang digelar festival perayaan.

Setelahnya, Vito mulai dikenal di masyarakat dan sering dimintai bantuannya. Selain itu, Vito dan rekan-rekannya mendirikan usaha impor minyak zaitun bernama Genco.

Vito dan keluarga mudik ke Sisilia untuk melancarkan bisnis impornya dan menuntaskan dendamnya kepada Don Ciccio. Vito berhasil membunuh Don Ciccio dengan menghujamkan pisau ke perutnya. Tahun 1958, tiga tahun setelah wafatnya Vito, Michael (Al Pacino) menjadi Don menggantikan kedudukan ayahnya.

Saat acara komuni putranya, Michael menerima banyak tamu dan permintaan, salah satunya dari Frank Pentangeli, anak buah Vito yang berseteru dengan keluarga Rosato di New York. Michael tidak bisa membantu karena akan mengganggu bisnisnya dengan Hyman Roth, boss keluarga Rosato.

Malam itu, kamar tidur Michael ditembaki. Michael segera pergi untuk menyelidiki pihak yang hendak membunuhnya secara sendirian. Kekuasaan dia serahkan sementara kepada Tom (Robert Duvall), kakak angkatnya. Michael melanjutkan bisnisnya bersama Roth di Havana, Kuba, yang saat itu dalam situasi genting karena Revolusi Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro.

Michael menyadari jika Fredo adalah orang yang mengkhianatinya setelah dia bercerita tentang Johnny Ola, padahal sebelumnya dia bilang belum pernah bertemu dengannya.

Anak buah Michael berhasil membunuh Ola tapi gagal membunuh Roth saat dirawat di rumah sakit. Sementara itu, Pentangeli di New York hendak dibunuh oleh keluarga Rosato dan menyangka jika mereka disuruh oleh Michael.

Michael kembali ke Amerika setelah bisa lolos dari kekisruhan peralihan kekuasaan di Kuba. Dia diberitahu oleh Tom jika Kay mengalami keguguran. Keluarga Corleone dipanggil oleh Komite Senat di Washington terkait dengan aktivitas kriminal rahasia mereka.

Pentangeli menjadi saksi dan sedang dibawah perlindungan FBI untuk meruntuhkan kekuasaan Michael dan keluarga Corleone. Michael memutuskan hubungan dengan Fredo atas sikap khianatnya. Dia berpesan kepada anak buahnya untuk tetap menjaga Fredo selama ibu mereka masih hidup.

Sementara itu, di persidangan, Tom menghadirkan kakak Pentangeli, sehingga dia merubah kesaksiannya dan membuat Komite Senat bingung. Michael dan Kay bertengkar, karena ternyata Kay melakukan aborsi, bukan keguguran.

Kay melakukan itu karena tidak ingin melahirkan anak lagi untuk Michael, dan seketika itu Michael mengusir Kay dari rumah tapi kedua anak mereka tetap bersama Michael.

Tidak berapa lama, ibu Michael wafat. Roth yang mencoba untuk berlindung di negara lain, tidak diterima di negara manapun dan kembali ke Amerika untuk kemudian berhasil dibunuh oleh anak buah Michael.

Sementara itu, Tom mengunjungi Pentangeli dan berhasil meyakinkannya jika pengkhianat sepertinya di zaman Romawi dulu memilih untuk bunuh diri dan keluarganya dijamin keselamatannya oleh keluarga kerajaan. Pentangeli ditemukan tewas bunuh diri di bathtub. Fredo ditembak oleh anak buah Michael, sesuai janji keselamatan selama ibu mereka masih hidup.

Bangkit dan Runtuhnya Sebuah Dinasti

Bangkit dan Runtuhnya Sebuah Dinasti

Lebih mudah meraih kekuasaan daripada mempertahankannya. Kalimat itu bisa menggambarkan situasi yang dihadapi oleh Michael Corleone sepeninggal wafatnya Vito.

Pergolakan di dalam tubuh keluarganya mulai bergejolak dan sedikit demi sedikit meruntuhkan kekuasaan yang berusaha dia genggam erat. Selain faktor dari dalam, keluarga Corleone juga didera serangan dari pihak luar.

Fredo, sang kakak, mengkhianati Michael karena dia juga ingin memiliki kuasa seperti yang dimiliki Michael. Sifat irinya mengantarkan kematiannya setelah tidak dipercaya oleh seluruh anggota keluarga. Kay, istri Michael, mengaborsi kehamilannya karena tidak ingin memiliki anak lagi dari Michael yang nantinya akan meneruskan dinasti mafia Corleone ini.

Sementara dari pihak luar, pengusaha Hyman Roth ingin menguasai apa yang dimiliki oleh keluarga Corleone dengan menawarkan bisnis menguntungkan, tetapi direspon secara lambat oleh Michael karena kecurigaannya terhadap Roth.

Lalu, pemerintah pun mulai menyelidiki aktivitas kriminal di keluarga Corleone dengan saksi salah satu mantan anak buah Vito yang ingin memiliki kekuasaan sendiri. Berbagai kendala itu coba diurai satu persatu oleh Michael, dibantu dengan orang-orang kepercayaannya, salah satunya adalah Tom Hagen, kakak angkatnya sekaligus pengacara keluarga.

Jika jalan persuasif tidak bisa menyelesaikannya, solusi terakhir adalah menghilangkan nyawa para oknum penghalang itu. Tetapi tindakan ini membuat keutuhan keluarga menjadi keropos di dalam.

Dalam berbagai kilas balik, kita diberitahu bagaimana cara Vito dalam menapaki karirnya sebagai Don di Kota New York dan pengusaha yang sukses dengan caranya sendiri dan kharisma yang dimilikinya. Diperlihatkan bagaimana cara Don menarik simpati masyarakat dan sekaligus mengurus keluarganya dan rekan-rekan bisnisnya, serta menghilangkan para penghalangnya.

Catatan Rekor yang Dicapai oleh The Godfather: Part II

Catatan Rekor yang Dicapai oleh The Godfather Part II

Di ajang Academy Awards, The Godfather: Part II dinominasikan di 11 kategori dan meraih 6 Oscar diantaranya. Best Picture, Best Director untuk Coppola, Best Supporting Actor untuk De Niro, Best Adapted Screenplay, Best Art Direction, dan Best Original Score adalah kategori yang mereka menangkan. Sayangnya, Al Pacino tidak berhasil menang di kategori Best Actor.

Ada beberapa catatan penting yang bisa dibilang rekor tersendiri dari film ini, yaitu The Godfather: Part II adalah film sequel pertama yang meraih Best Picture, juga menjadikan The Godfather dan The Godfather: Part II sebagai dua film bersambung yang berhasil meraih Best Picture yang hingga saat ini belum ada satupun film yang mematahkan rekor ini.

Harta yang Paling Berharga Adalah Keluarga

Harta yang Paling Berharga Adalah Keluarga

Pada intinya, The Godfather: Part II bercerita bagaimana pentingnya sebuah keluarga lebih daripada apapun, termasuk bisnis. Hal inilah yang dipercaya dan dibangun oleh Vito dan tidak bisa dilanjutkan oleh Michael sekuat apapun dia berusaha untuk mempertahankannya.

Meskipun memiliki kharisma yang nyaris sama dengan ayahnya, tetapi dia tetap harus kehilangan kakak dan istrinya. De Niro berhasil menampilkan figur ayah dan pemimpin yang kharismatik dan simpatik, dan Pacino pun berhasil menampilkan sosok yang kharismatik juga, hanya saja dalam kesan yang angker bukan simpatik.

Hal yang sama dari sosok ayah dan anak ini adalah ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi, sepelik apapun itu, sesuai porsi mereka di masanya.

Ada sebuah adegan yang menarik menjelang akhir film dimana seluruh anggota keluarga, termasuk Sonny yang sudah tewas di film pertama, berkumpul kembali dalam momen acara ulang tahun ayah mereka.

Adegan ini adalah jembatan antara kisah Vito dan Michael sebelum peristiwa di film pertamanya. Kabarnya, James Caan mendapatkan gaji yang sama seperti di film pertama hanya untuk satu adegan saja.

The Godfather: Part II, sekali lagi, adalah sebuah film yang wajib ditonton, terutama bagi kalian yang sudah terikat dengan film pertamanya.

Kesan kelam dan kejam yang ada di The Godfather kembali dihadirkan oleh Coppola dalam kadar yang sedikit lebih tinggi tapi masih dalam koridor yang sama. Saksikan kembali taktik Vito dan Michael dalam menghadapi kendala mereka di layar Netflix sekarang juga!

Oh iya, untuk yang penasaran dengan film pertamanya, kami pernah mengulas film tersebut ke dalam artikel Review The Godfather (1972).

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram