bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis The Flash S4, Teror dari The Thinker

Ditulis oleh Aditya Putra
The Flash Season 4
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Episode terakhir season ketiga The Flash menampilkan pertarungan Savitar melawan The Flash. Savitar membuka portal ke Speedforce sehingga Black Flash berhasil lolos. Dia menyerang Barry sebelum diamankan oleh Caitlin. Cisco memodifikasi bazooka yang ditembakkan ke Speedforce dan membebaskan Jay. Barry menghancurkan pakaian tempur Savitar lalu Iris membunuhnya.

Setelah portalnya dibuka, Speedforce kosong dan badai energi melanda Central City. Barry yang merasa bersalah memutuskan untuk menugaskan timnya sebagai pelindung Central City. Di season keempat, muncul teror dari orang yang nggak diperkirakan mampu melakukannya. Seperti apa reveiw dan sinopsisnya? Simak di sini, yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: 2017
  • Genre: Superhero
  • Produksi: Berlanti Productions, Warner Bros. Television, DC Entertainment
  • Jumlah Episode: 23
  • Sutradara: Glenn Winter, Alexandra La Roche, Armen V. Kevorkian, Tom Cavanagh, Laura Belsey
  • Pemain: Grant Gustin, Candice Patton, Danielle Panabaker, Carlos Valdes, Keiynan Lonsdale

Flash dihukum di Speedforce karena menciptakan kerusakan. Iris menjadi pemimpin Team Flash di Central City. Enam bulan sudah Barry menghilang, sekelompok samurai dengan kekuatan super menyerang Central City dan mengancam akan membuat kerusakan kalau Flash nggak menunjukkan diri.

Cisco mempunyai formula yang bisa membebaskan Flash tanpa merusak Speedforce dengan bantuan Caitlin. Ide itu nggak disetujui oleh Iris tapi Cisco bersikukuh dan berhasil membebaskan Flash. Sayangnya polah Barry berbeda jauh dari yang dikenal. Dia banyak berbicara nggak jelas dan menuliskan kata-kata di dinding.

Iris punya cara jitu untuk mengembalikan memori Barry. Iris menyerahkan diri pada Samurai. Flash datang menyelamatkannya lalu mengalahkan Samurai yang ternyata adalah android. Setelah diselidiki ternyata Samuroid itu dikontrol oleh seseorang dengan kecerdasan tinggi dari jarak jauh. Dia punya rencana lain untuk berada selangkah di depan Flash yang dianggap manusia tercepat.

Cisco membuatkan pakaian baru untuk digunakan Flash. Flash mengujinya untuk menyelamatkan seseorang dari alat yang dikontrol oleh Deacon. Deacon kemudian menyandera seorang yang pernah memanfaatkan teknologi ciptaannya demi keuntungan finansial. Flash berhasil menyelamatkannya tapi Deacon merusak pakaian Flash.

Setelah upaya yang sulit, Deacon berhasil dikalahkan dan dipenjarakan ke Iron Heights. Deacon mengaku dia merupakan bagian dari rencana seseorang yang cerdas. Bekcy Sharpe, sosok metahuman berhasil merampok bank. Cisco mengetahui itu dan mengatakannya pada Barry. Barry menyadari bahwa upayanya lolos dari Speedforce membuat metahuman dari sana datang ke bumi.

Team Flash merekrut Ralph Dibny, mantan anggota kepolisian yang korup untuk bergabung. Ralph mengetahui informasi bahwa ada orang yang mengawasi atasannya dulu, Anthony Bellows, dan menjebaknya. Orang itu bernama DeVoe. Barry ingat nama itu pernah disebutkan oleh Abra Kadabra dan Savitar.

Barry membantu Ralph mengembangkan kemampuannya. Mereka bekerja sama untuk mengalahkan metahuman bernama Mina Chaytan yang menyerang Central City. Upaya mereka berhasil tapi harus dibayar mahal karena seorang anak terluka. Hal itu membuat Ralph frustasi dan Barry membantunya.

Barry dan Joe menemukan identitas DeVoe yang sebenarnya. Mereka kemudian mendatangi kediaman DeVoe yang tinggal bersama sang istri, Marlize. Mereka terkejut ketika melihat kondisi DeVoe, sudah berusia cukup tua dan duduk di kursi roda. Mereka merasa bukan sosok DeVoe ini yang berada di balik teror di Central City.

Di masa lalu, DeVoe adalah seorang dosen sebuah universitas. Dia mencari cara agar bisa menyampaikan ilmunya pada orang lain dengan cara sederhana. Dia kemudian merancang Thinking Cap, sebuah topi yang dapat membuat kapasitas otak meningkat. Dalam melaksanakannya, dia dibantu Marlize yang ahli di bidang robotik.

Untuk meningkatkan kemampuan Thinking Cap, DeVoe dan Marlize datang ke acara perilisan Particle Accelerator. Particle Accelerator itu meledak dan mengeluarkan zat dark matter yang dimanfaatkan oleh keduanya. Kemampuan Thinking Cap berhasil meningkat tapi DeVoe harus mengalami kerusakan pada otak yang berakibat kelumpuhan.

Barry dan Iris menikah tapi nggak menghilangkan keingintahuan Barry pada sosok DeVoe. Dia pun memata-matai DeVoe dan harus diskors oleh CCPD karena dilaporkan oleh Marlize. DeVoe mentransfer pikirannya pada Lance, metahuman dengan kemampuan telepati. Dia kemudian meninggalkan jejak di apartemen Barry dan menjebaknya agar dituduh sebagai pembunuh.

Kekuatan DeVoe semakin bertambah setelah dia menyerap kekuatan para metahuman dan diterapkan pada dirinya sendiri. Dia ingin mewujudkan misinya yaitu Enlightment, membuat orang-orang punya kecerdasan tinggi seperti dirinya. Tapi misinya itu semakin menyimpang. Bisakah Flash menghentikannya?

Pengembangan Karakter Iris

Iris merupakan wanita yang dicintai oleh Barry sampai-sampai dia rela berhadapan dengan Savitar untuk menyelamatkannya. Iris yang mantan jurnalis, mendapat kesempatan menjadi pemimpin Team Flash karena Barry ditahan di Speedforce. Tapi caranya berpikir dianggap nggak sesuai dengan anggota Team Flash yang lain.

Sekembalinya Barry dari Speedforce, hubungan Iris dan Barry memasuki periode yang baru. Mereka kerap berbeda pendapat karena Iris juga merasa sebagai bagian dari Team Flash bahkan sempat mengatakan, “We are The Flash”. Hal itu membuat kondisi hubungan memburuk sampai-sampai mereka harus berkonsultasi pada konsultan pasangan.

Cara Iris dan Barry bertengkar nggak dikemas dengan serius tapi lebih komikal. Peran Iris yang tampak menyebalkan di awal season, berubah di pertengahan season. Perubahan itu seiring dengan hubungannya dengan Barry yang sudah menikah. Dia berperan membantu Barry dan Team Flash sesuai dengan kapasitasnya.

Villain di Season 4

Beberapa metahuman turun ke Central City dan membuat kekacauan. Tapi di balik aksi mereka ada sosok villain yang menjadi musuh utama Flash di season keempat yaitu The Thinker atau DeVoe. DeVoe adalah seorang yang pintar dengan niat mulia yaitu membuat Enlightment, tapi perlahan-lahan niatnya itu bergeser.

Dia yang awalnya ingin mencerdaskan manusia berubah menjadi ingin menguasai pola pikir manusia dan menjadikan mereka sebagai budaknya. Sosok DeVoe sebagai villain dikemas dengan cara berbeda. Dia merupakan manusia biasa dan kondisi kesehatannya pun jauh dari kata prima. Tapi, berbekal kemampuan otaknya, dia berupaya menyingkirkan Flash beserta timnya.

Cerita yang Sederhana

Dibandingkan dengan villain lain yang pernah dihadapi Flash, DeVoe mungkin terlihat yang paling biasa. Dia bukan metahuman dan nggak punya kecepatan layaknya Speedster. Dilihat dari segi kekuatan pun, dia bisa dibilang yang paling lemah. Tapi di season keempat, dia membuktikan bahwa dengan kekuatan otaknya dia selalu berada selangkah di depan Flash dan timnya.

Karakter DeVoe yang terlampau biasa membuat cerita di season keempat terasa terlampau sederhana untuk ukuran serial The Flash. Tapi itu juga menjadi keunggulan di satu sisi, karena cerita menjadi sangat ringan untuk diikuti. Kita nggak akan kerepotan dengan unsur Flashpoint atau Time Remnant karena musuh Flash adalah manusia biasa.

The Flash Season 4 tampil dengan intensitas yang berbeda. Adegan action yang berkurang dan cerita yang sederhana menjadi alasannnya. Tapi The Flash tetap berhasil menjadi tontonan yang menyenangkan, terutama Team Flash yang secara personal memasuki babak baru di kehidupan mereka. Bagaimana menurutmu? Bagikan di kolom komentar yuk, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram