bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Finest Hours, Misi Penyelamatan Berbahaya!

Ditulis oleh Gerryaldo
The Finest Hours
4.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Tak melulu soal kartun animasi, kini rumah produksi Walt Disney Pictures sudah menjajal beberapa film beken dengan genre yang tidak biasa untuk Disney, yakni action-thriller. Adalah The Finest Hours yang rilis di tahun 2016 silam. Sang sutradara yakni Craig Gillespie meramu cerita nyata tersebut dalam film dengan durasi 117 menit.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Action Thriller Terbaik yang Seru untuk Ditonton

Berkisah tentang aksi penyelamatan oleh Penjaga Pantai Amerika Serikat pada awak kapal SS Pendleton yang terbelah akibat ombak badai di lepas pantai New England pada tahun 1952. Beberapa aktor ternama didapuk untuk memerankan para tokoh di dalam film, mereka yang bergabung diantaranya Chris Pine, Casey Affleck, sampai Eric Bana.

Sinopsis

The Finest Hours_Poster (Copy)

Seorang awak kapal di Stasiun Penjaga Pantai Chatham, Massachusetts, Cape Cod bernama Bernard Webber (Chris Pine) atau yang lebih dikenal dengan Bernie melakukan kencan buta bersama teman baiknya Gus (Beau Knapp). Bernie sangat gugup karena ia khawatir gadis yang hendak ia temui tidak akan suka padanya.

Namun ternyata gadis yang jadi teman kencan Bernie, yakni Miriam Pentinen (Holliday Grainger) suka padanya dan mereka saling cinta. Setelah berapa lama berkencan, mereka memutuskan hendak menikah di tanggal 16 April dengan catatan, Bernie harus meminta izin terlebih dulu pada komandannya, Daniel Cluff (Eric Bana). 

Selang beberapa hari, sebuah kapal tanker jenis T2 bernama SS Pendleton yang sedang berlayar di lepas pantai New England mengalami masalah serius. Sebelum kejadian besar terjadi, engineering kapal yakni Ray Sybert (Casey Affleck) meminta kapten kapal untuk menurunkan kecepatan menjadi 3 knot karena kondisi badai.

Namun sang kapten tidak mengindahkan saran Sybert dan meminta mereka tetap melaju di kecepatan 7 knot di tengah badai dan angin yang mencapai 80 sampai 96 km/jam. Badan kapal yang baru saja di las setelah mendapat perbaikan tidak kuat menahan beban kapal dan hantaman ombak sekaligus, alhasil kapal terbelah menjadi dua.

Pada saat kejadian, Sybert dan kru kapal lainnya belum sadar, sampai ketika salah satu kru kapal yang diminta Sybert untuk mengabari kapten bahwa ada lubang di lambung kaget melihat setengah badan kapal sudah tidak ada dan tenggelam. Sisa buritan kapal masih bisa mengapung karena banyak ruang yang tersegel dan tidak berat.

Kapal Pendleton akhirnya menyiarkan kode darurat dan diterima oleh beberapa petugas lepas pantai. Sebagian besar kru stasiun segera mengirim bantuan, namun karena keadaannya sangat buruk akibat badai musim dingin, semua kapal malah rusak dan bisa bernasib sama dengan Kapal Pendleton. 

Di waktu Bernie harus melapor dan meminta izin tentang rencana pernikahannya, Komandan Bernie lebih dulu menugaskan Bernie untuk melakukan aksi penyelamatan dengan kapal motor sekoci CG 36500 setelah kapal SS Fort Mercer tidak bisa digunakan dalam situasi seperti itu. Bernie tidak sendiri, ia ditemani oleh beberapa sukarelawan.

Diantaranya ada Andrew Fitzgerald (Kyle Gallner), Ervin Maske (John Magaro), dan Richard P. Livesey (Ben Foster) yang semuanya adalah pelaut. Mereka pun segera pergi bergegas menuju lokasi Kapal Pendleton yang mulai karam. Setidaknya ada lebih dari 30 orang kru yang terjebak di dalam kapal naas tersebut.

Kembali ke kapal, Sybert mulai mencari cara bagaimana supaya mereka semua yang tersisa di kapal bisa tetap bertahan di dalam kapal sampai bantuan datang. Setelah berunding, maka di putuskanlah bahwa buritan kapal akan diarahkan ke bagian laut yang sedikit dangkal sehingga mereka bisa ‘menyangkut’ sampai tim penyelamat sampai.

Miriam yang mengetahui aksi penyelamatan yang dilakukan oleh calon suaminya itu kaget bukan main, ia tahu bahwa Bernie menghadapi maut yang berarti itu adalah misi bunuh diri. Miriam segera menemui Komandan Cluff untuk meminta Bernie kembali, namun ia malah dimaki dan diusir keluar ruangan.

Banyak yang tidak percaya bahwa Cluff mengutus Bernie dan 3 orang lainnya untuk pergi menyusul Kapal Pendleton, masyarakat sekitar menganggap Cluff nekat karena dirinya bukan berasal dari wilayah tersebut sehingga tidak menguasai medan. Informasi tersebut akhirnya menyebar luas di daerah Chatham.

Bernie, Andrew, Ervin dan Livesey mulai memasuki kawasan lepas pantai dimana ombak besar mulai menghadang mereka. Bernie berupaya kuat supaya kapal motor tersebut bisa menembus ombak dan sampai di lokasi kejadian. Berulang kali Bernie berhasil mengalahkan ombak, namun ombak terakhir sangat kencang hingga ia kehilangan kompas.

Kompas yang dijadikan Bernie sebagai satu-satunya alat penunjuk arah sudah tidak ada dan ini membuat perjalanan semakin beresiko akibat mereka besar kemungkinan akan tersesat lebih jauh. Namun Bernie dengan segala pengalamannya berusaha untuk mencari cara menggunakan arah angin dan usahanya berhasil.

Semua kru kapal yang tahu bahwa kapal penyelamat sudah datang segera bergegas untuk naik ke dek. Mereka senang bukan main melihat Bernie dan yang lain. Namun Bernie sadar bahwa kapasitas kapal motor itu hanya untuk 12 orang saja. Ini membuat para sukarelawan meminta Bernie untuk melakukan perjalanan bolak-balik.

Bernie tidak mau melakukannya mengingat hal tersebut bisa membahayakan kru yang tersisa di kapal karam tersebut. Akhirnya Bernie melanggar peraturan untuk memasukan setidaknya 32 kru. Misi penyelamatan tersebut tidaklah mudah karena angin juga ombak terus menerus menghajar kapal sehingga ia kembali bergerak.

Hal itu bahkan membuat 1 orang kru Kapal Pendleton tewas terhantam ombak yang mengarahkan dirinya pada bilah baling-baling kapal. Proses penyelamatan pun akhirnya berhasil. Setelah semuanya naik kapal motor, Kapal Pendleton pun perlahan bergeser ke arah ngarai dan tenggelam perlahan.

Berhasil mengumpulkan para penyintas, kini PR besar bagi Bernie, karena mereka sama sekali tidak tahu harus kemana. Di saat yang lainnya putus asa, Bernie nekat melakukan skillnya lagi yakni mengandalkan arah angin. Suhu mulai menurun dan salju juga turun. Belum ada tanda-tanda bahwa daratan sudah terlihat.

Miriam yang ketar-ketir menunggu kabar Bernie akhirnya memutuskan untuk berkumpul di balai bersama orang-orang yang mengungsi akibat badai. Mereka sama-sama mendengarkan tentang informasi penyelamatan tersebut lewat radio. Mereka berharap semuanya bisa selamat. Naas, koa Chatham malah mati listrik membuat suar tidak menyala.

Hal itu akan menyulitkan Bernie dan yang lain untuk menemukan daratan. Akhirnya Miriam bersama dengan penduduk lain bersama-sama ke dermaga dan menyalakan lampu mobil mereka guna memandu Bernie. Hal itu ternyata berhasil. Bernie melihat jejeran lampu di sepanjang dermaga dari jauh membuat Bernie bersyukur.

Kedatangan Bernie bersama para penyintas disambut meriah oleh para penduduk. Miriam sangat senang bertemu dengan Bernie kembali. Bernie pun tidak sabar untuk melangsungkan pernikahan mereka sebulan kemudian. Berkat usaha penyelamatan yang dilakukan oleh Bernie dan sukarelawan, mereka mendapatkan Medai Penyelamatan.

Kisah Nyata Bernie

The Finest Hours_True Story (Copy)

Kisah penyelamatan Bernie ini merupakan kisah nyata yang ditulis dalam buku berjudul The Finest Hours: The True Story of the U.S. Coast Guard's Most Daring Sea Rescue oleh Michael J. Tougias dan Casey Sherman. Meski sudah ada beberapa perubahan yang terjadi di dunia nyata atau di dalam buku dengan filmnya.

Contohnya saja saat Bernie kembali ke dermaga, dalam kisah nyata, lampu di Chatham tidak mati. Bernie benar-benar mengandalkan lampu suara saat itu sementara di dalam film, semua penduduk menyalakan lampu mobil sebagai ganti suar. Contoh lainnya adalah Miriam tidak menyambut Bernie karena sakit di kisah nyatanya.

Chris Pine

The Finest Hours_Chris Pine (Copy)

Karakter Bernie yang dimainkan oleh Chris Pine diperankan oleh aktor kelahiran 1980 itu dengan sangat baik. Ia benar-benar mendalami karakter Bernie Webber karena merasa cerita hidup Bernie sangat menarik apalagi saat Bernie mengiyakan permintaan misi bunuh diri guna menyelamatkan orang banyak yang pada saat itu bisa saja ia tolak.

Dalam wawancaranya bersama DesdeHollywood, Chris mengatakan bahwa dirinya menyukai karakter Bernie. Ia banyak belajar dari Bernie mengenai komitmen, dan kerendahan hati dan 100% ia praktekan dalam film. Sebagai penonton, kita bisa langsung mengetahui bagaimana karakter baik Bernie bahkan sebelum misi bunuh diri itu terjadi.

Sedikit Drama

The Finest Hours_Less Drama (Copy)

Dari durasi 1 jam 57 menit film ini berlangsung, sang sutradara tidak memasukan banyak drama. Ini membuat kita bisa menyaksikan film The Finest Hours tanpa harus bosan melihat bagaimana Bernie dan Miriam bisa bertemu dan menikah dan sebagainya. Perkenalan Bernie dan Miriam saja dibuat sangat singkat, hanya di awal film.

Sementara menit selanjutnya kita sudah bisa melihat ombak ganas dari segala arah menyerang Kapal Pendleton juga kapal motor milik Bernie yang ia gunakan untuk menyelamatkan kru kapal yang tersisa. Hal tersebut sangat seru untuk dilihat ketimbang melihat dan mendengar dialog yang dirasa membosankan. Good job Craig Gillespie!

Film The Finest Hours ini berhasil mengumpulkan keuntungan total sebesar $ 52.1 juta dari penayangannya di seluruh dunia dan mendapat rating A- dari CinemaScore. Sedangkan menilik dari segi cerita, pemilihan aktor, kualitas akting, CGI serta sinematografi, menurut Bacaterus film The Finest Hours berhak mendapat skor 4.3/5.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram