bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Duchess, Ironi dari Gelar Bangsawan

Ditulis oleh Aditya Putra
The Duchess
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sempat menolak, Giorgiana akhirnya memutuskan hubungan dengan Greg. Dia kemudian mengaku sedang mengandung seorang anak. Tapi anak itu diakuinya berkat hubungannya dengan Greg, bukan dengan sang suami. Giorgiana mulai kecanduan alkohol dan mencari cara agar bisa bersatu dengan Greg.

Giorgiana memberi penawaran pada William untuk bisa bersatu dengan Greg. Tawaran itu langsung ditolak oleh William yang nggak merelakan istrinya pergi dengan pria lain. Tapi bagaimana nasib Giorgiana selanjutnya? Bisakah dia bersatu dengan Greg? Bagaimana juga karir politik Greg? Jawabannya hanya bisa didapat setelah nonton filmnya, ya.

Bangsawan Inggris mempunyai gelar yang beragam. Duchess merupakan gelar yang disematkan pada seorang perempuan yang menikah dengan seorang Duke. Tapi kehidupan di tengah kemewahan dan gelar terhormat, nggak selalu elegan dan beradab. Sisi lain itulah yang diangkat dalam film The Duchess.

Film The Duchess merupakan adaptasi dari buku biografi karya Amanda Foreman yang berjudul Georgiana Cavendish, Duchess of Devonshire. Berasal dari cerita nyata, sosok Georgiana digambarkan sebagai orang yang menjadi korban dari gelar kebangsawanan. Seperti apa lengkapnya review dan sinopsis film The Duchess? Simak di sini, teman-teman!

Sinopsis

review the duchess_Sinopsis

Georgiana adalah seorang gadis muda yang hidup dengan keceriaan. Dia menyimpan perasaan pada seorang pria bernama Charles Greg. Perasaan itu dirasakan keduanya walau belum ada yang menyatakan perasaan. Ketika Greg akan menyatakan perasaan, Giorgina sudah kadung dikenalkan oleh ibunya pada seorang bangsawan. 

Di tahun 1774, Georgiana dinikahi oleh seorang bangsawan bernama William Cavendish. William yang bergelar Duke berharap pernikahannya akan menghasilkan keturunan yang akan mewarisi gelar kebangsawanannya. Georgiana pun dinikahi William ketika usianya belum genap 17 tahun dan mendapat gelar Duchess of Devonshire.

Pernikahan Georgiana bersama William berjalan mulus sampai sang istri hamil. Hubungan mereka mulai mengalami gejolak ketika seorang anak perempuan bernama Charlotte pindah dan tinggal bersama mereka. Ternyata Charlotte merupakan anak William di luar pernikahan dengan wanita lain. William mendesak Georgiana untuk merawat Charlotte untuk melatih naluri keibuannya. 

Ketika Georgiana melahirkan, William justru menunjukkan ketidaksenangannya. William merasa sang istri hanya berhasil memberinya anak tapi gagal memberi keturunan untuk gelar bangsawannya. Pasalnya anak yang lahir adalah anak perempuan. Dia merasa sang istri gagal menjalankan tugasnya.

William nggak begitu saja menyerah dan terus berusaha untuk mendapatkan anak laki-laki. Tiga anak sudah dilahirkan Giorgiana tapi nggak juga ada yang berjenis kelamin laki-laki. Alhasil, William berlaku acuh terhadap anak-anaknya. Tapi perlakuannya berbeda pada sahabat Giorgiana yaitu Lady Bess Foster.

Dengan dalih kasihan dengan nasib Bess, William mengajaknya tinggal bersama dengan Girogiana. Ajakan itu diiyakan oleh Bess. Ternyata William berselingkuh dengan Bess dan perlahan-lahan diketahui oleh Giorgiana. Bess memberi penjelasan bahwa tindakannya adalah untuk merebut kembali ketiga anaknya yang dibawa oleh sang suami.

Merasa nggak bahagia, Giorgiana memulai lagi hubungan dengan Charles Greg, cinta pertamanya. Giorgiana kemudian meminta restu dari sang suami agar merestui hubungannya dengan Greg dan dia akan merestui hubungan sang suami dengan Bess. Usulan itu nggak disambut baik oleh William yang malah tega memperkosa Giorgiana.

William mulai mencari siasat agar sang istri nggak berhubungan dengan Greg. Dia mengancam nggak akan membolehkan sang istri bertemu anak-anaknya lagi kalau masih berselingkuh. Sementara untuk Greg, William mengatakan akan menjegal langkahnya sebagai politisi yang sedang mengincar posisi Perdana Menteri.

Sempat menolak, Giorgiana akhirnya memutuskan hubungan dengan Greg. Dia kemudian mengaku sedang mengandung seorang anak. Tapi anak itu diakuinya berkat hubungannya dengan Greg, bukan dengan sang suami. Giorgiana mulai kecanduan alkohol dan mencari cara agar bisa bersatu dengan Greg.

Giorgiana memberi penawaran pada William untuk bisa bersatu dengan Greg. Tawaran itu langsung ditolak oleh William yang nggak merelakan istrinya pergi dengan pria lain. Tapi bagaimana nasib Giorgiana selanjutnya? Bisakah dia bersatu dengan Greg? Bagaimana juga karir politik Greg? Jawabannya hanya bisa didapat setelah nonton filmnya, ya.

Tempo Berjalan Lambat

review the duchess_Tempo Berjalan Lambat

Sebagai film drama, The Duchess mencoba menggambarkan karakternya secara detil. Permasalahan yang bersifat personal, membuat karakter-karakternya harus diberi porsi yang tepat agar sudut pandangnya bisa dipahami. Hal itu dilakukan dengan baik dengan memperlihatkan kebaikan dan keburukan masing-masing karakter.

Untuk ukuran film drama, The Duchess berjalan dengan tempo yang lambat. Banyaknya dialog antar tokoh mungkin bisa membuat sebagian orang merasa bosan. Tapi, kalau mendalami ceritanya, justru dari dialog-dialog itu yang bisa membuat kita memposisikan diri berada dalam cerita. Terlebih ketika Giorgiana harus mengalami berbagai kenyataan pahit yang menimpa dirinya.

Yang menarik dari film yang disutradarai oleh Saul Dibb ini adalah penggambaran karakternya yang dibuat nggak sempurna. William yang doyan main wanita bahkan dengan sahabat Giorgiana sendiri tampak lebih kejam. Tapi Giorgiana sendiri diperlihatkan apa adanya. Bagaimana dia kemudian berselingkuh dengan Greg dan akhirnya kecanduan pada alkohol.

Visual yang Ciamik

review the duchess_Visual yang Ciamik

Ada kerumitan sendiri ketika sebuah film mengambil latar yang terjadi di masa lampau. Berbagai detail harus diperhatikan agar visualisasi yang ditampilkan terasa nyata dan tepat. The Duchess mengambil setting di tahun 1700-an. Bukan tugas mudah untuk menampilkan hal tersebut. Dari mulai gaya rambut, make-up, kostum, desain ruangan dan detail lainnya.

Hebatnya, The Duchess berhasil menciptakan visual yang ciamik. Hampir segala detail yang ditampilkan terlihat benar-benar diperhatikan. Bahkan kita seperti benar-benar dibawa ke masa itu. Makanya, nggak mengherankan kalau film ini berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori Best Costume Design dan menjadi nominasi untuk Best Art Direction.

Keira Knightley Tampil Memukau

review the duchess_Keira Knightley Tampil Memukau

Nama Giorgiana atau Duchess of Devonshire mungkin kalah bersinar dibanding Marie Antoinette. Tapi, sang Duchess yang dikenal karena kepiawaiannya dalam tampil fashionable mampu menunjukkan kegemilangannya tersendiri. Dengan gelar bangsawannya, dia berani berbicara dan bertindak untuk nilai-nilai keadilan yang dipercayainya. 

Di film The Duchess, Giorgiana diperankan oleh Keira Knightley. Keira bukanlah aktris baru yang berperan dalam film-film bernuansa abad ke-18. Tapi bisa dibilang lewat film ini, Keira menampilkan salah satu acting terbaiknya. Sebagai Giorgiana, dia bisa terlihat rapuh tapi di sisi lain tampak tangguh untuk melawan dengan caranya sendiri.

Di awal film, kita akan disuguhi oleh penampilan Keira dalam karakter anggun dan tersakiti. Diselingkuhi, diancam untuk dipisahkan dengan anaknya, sampai diasingkan harus dia lewati. Tapi di pertengahan menuju akhir dia ditampilkan sebagai sosok humanis yang juga mempunyai kekurangan. Berselingkuh dengan cinta pertamanya dan kecanduan alkohol merupakan contohnya. 

Untuk ukuran film biografi, The Duchess berusaha netral dalam menggambarkan karakter Giorgiana sebagai tokoh sentralnya. Nggak ada yang ditutupi atau kesan terlalu baik yang berlebihan. Selain itu, pesan dari buku tentang tangguhnya seorang wanita dan bagaimana gelar nggak bisa membeli kebahagiaan kehormatan juga bisa disampaikan dengan baik. 

Film ini mungkin bukan tipikal film yang akan membuat kamu menangis. Mungkin kamu akan dibuat tersentuh oleh nasib yang menimpa Giorgiana. Perlawanannya terhadap segala yang menimpanya bisa menjadi inspirasi. Tapi nggak sembarang orang boleh menonton film ini karena ada beberapa adegan yang nggak layak ditonton oleh yang belum cukup umur.

Kalau kamu ingin cuci mata dengan melihat-lihat seperti apa kehidupan bangsawan di masa lalu, film ini nggak boleh dilewatkan. Ada banyak film yang memvisualisasikan masa itu, film ini bisa dibilang salah satu yang terbaik. Tertarik buat nonton? Jangan sungkan untuk membagikan pendapatmu di kolom komentar setelahnya ya, teman-teman!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram