bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Crown S2, Antara Negara & Rumah Tangga

Ditulis oleh Dhini Oktavianti
The Crown Season 2
4.4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Crown Season 1 (2016) ditutup dengan konflik rumah tangga Ratu Elizabeth II dan Philip. Penonton pun bertanya bagaimana kelanjutan kisah Ratu Elizabeth II dalam mengembangkan tugas dan peran Philip yang seakan masih “hilang arah” dari naiknya sang istri menjadi Ratu Inggris. Itulah salah satu poin penting The Crown Season 2 (2017). 

Selain itu, ada beberapa hal yang mengejutkan ratu dalam mendalami perannya sebagai Ratu Persemakmuran Britania Raya yang tertuang dalam The Crown Season 2 (2017). Rotten Tomatoes memberikan rating 89% dengan penontonnya 95% untuk drama ini. 

Sudah siap melihat kuasa Ratu Elizabeth II dalam level yang berbeda? Mari kita simak sinopsis dan ulasannya di bawah ini.

Sinopsis

sinopsis_

The Crown Season 2 (2017) dibuka dengan adegan orang-orang berlari di tengah hujan deras di Pelabuhan Setubal, Lisbon. Diketahui orang orang tersebut adalah fotografer dari seluruh dunia yang mencari berita tentang rumor krisis pernikahan antara Ratu Elizabeth II (Claire Foy) dan Duke of Edinburgh (Matt Smith). 

Keduanya berada di dalam Royal Yacht Britania yang membuat fotografer seluruh dunia mencari tahu tentang hal tersebut. Lalu scene menunjukan adanya percakapan antara Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip. Percakapan khas suami istri yang sedang dilanda krisis rumah tangga. 

Scene pun berpindah ke tayangan lima bulan sebelum kejadian tersebut. Terlihat Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip bersiap untuk menghadiri acara. Di sana sang ratu menanyakan rute perjalanan kerajaan  Pangeran Philip nantinya. Tur perjalanan ini akan berlangsung selama lima bulan menggunakan kapal laut. 

Pada scene selanjutnya, terlihat suasana Perusahaan Terusan Suez di Pelabuhan Said, Mesir. Terlihat pekerja bekerja sambil mendengarkan orasi dari Presiden Mesir saat itu, Gamal Abdul Nasser (Amir Boutrous). Di luar kantor, pemuda berseragam dengan peralatan lengkap sedang menunggu komando. 

Bisa ditebak, kantor yang ternyata milik Inggris dan Prancis ini porak poranda diserang oleh pemuda tersebut. Kejadian ini seirama dengan orasi dari Nasser, yang mengatakan bahwa Terusan Suez kini dipegang oleh rakyat Mesir. 

Adegan berpindah ke Ratu Elizabeth yang sedang mempersiapkan kado khusus untuk keberangkatan Pangeran Philip. Terlihat ia menulis surat pendek untuk Pangeran Philip. Di sisi lain, Pangeran Philip mengatakan kepada Mike Parker (Daniel Ings), sekertaris pribadi sekaligus sahabatnya bahwa hubungan mereka membaik.

Ratu Elizabeth II pun membawa surat yang ia tulis beserta perekam gambar untuk dimasukan ke dalam tas tangan Pangeran Philip. Sayangnya, ia menemukan sosok ballerina dalam foto hitam putih. Raut muka Ratu Elizabeth yang senang berubah drastis. 

Sejalan dengan itu, Ratu harus bertemu mendadak dengan Perdana Menteri Anthony Eden (Jeremy Northam) untuk membicarakan mengenai aksi yang dilakukan Nasser di Terusan Suez. Eden berpendapat bahwa harus ada penyerangan dan perlawanan. Namun, ratu merasa tak perlu melakukan hal tersebut.

Pembicaraan itu ia ceritakan kepada Pangeran Philip. Suami sang ratu berpendapat bahwa tindakan di Terusan Suez merupakan pertaruhan besar. Ratu Elizabeth II antara senang dan tidak senang saat mengetahui Philip mendapatkan informasi dari klubnya. 

Pangeran Philip masih menceritakan tentang keunggulan Terusan Suez dengan antusias. Di sisi lain, Ratu Elizabeth II terlihat berusaha keras menutupi perasaannya. Kemudian ia pun memutuskan untuk meninggalkan Pangeran Philip di tengah antusiasme.

Hari keberangkatan Pangeran Philip tiba. Adegan ini dibuka oleh percakapan kondisi rumah tangga dari Mike Parker. Terlihat tak adanya kehangatan dalam keluarga tersebut seakan memberikan kontras. 

Kemudian Pangeran Philip dan Mike Parker masuk ke dalam pesawat bersama dengan Ratu Elizabeth II dan anak-anaknya. Mereka berpamitan dengan protokol kerajaan tetapi Pangeran Philip memilih menggunakan protokol selayaknya keluarga. 

Sampai akhirnya Ratu Elizabeth II harus berpamitan dengan sang suami. Suasana canggung dari sosok Ratu dan kebingungan dari Pangeran Philip terhadap tingkah istrinya. Sampai akhirnya ia membuka tas tangan dan menemukan hadiah yang dipersiapkan Ratu Elizabeth II. Di sisi lain, Ratu Elizabeth II mengantar keberangkatan sang suami dengan tatapan penuh arti. 

Adegan berlanjut ke keadaan di Mesir, dimana Gamal Abdul Nasser menemui pemimpin Uni Soviet. Hal ini membuat Eden berang. Eden mengundang Harold Macmillan (Anton Lesser) untuk menanyakan pendapatnya bila melakukan tindakan preventif terhadap Mesir. 

Eden membicarakan ini dalam rapat yang dilakukan di Downing Street bersama para menteri. Saat semua setuju dengan tindakan Eden, Anthony Nutting (Nicholas Burns), Menteri Luar Negeri tidak setuju. Perdana Menteri melihat Nutting dengan tatapan tajam. 

Scene beralih ke Istana Buckingham dimana Pangeran Charles dan Putri Anne berpamitan untuk menghadiri ulang tahun temannya, anak perempuan dari Mike Parker. 

Suasana rumah Mike Parker terlihat riuh dan ramai. Eileen Parker (Chloe Pirrie), istri dari Mike Parker, dan anak perempuannya menunggu telepon dari sang ayah untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Sayangnya, sampai malam tiba tak kunjung Mike Parker menelepon. 

Berlanjut ke adegan makan siang Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret (Vanessa Kirby). Mereka membicarakan kehidupan Putri Margaret. Putri Margaret pun menanyakan keadaan Pangeran Philip.

Di sana, ia menceritakan hal yang tak diketahui Ratu Elizabeth II, termasuk pendapatnya mengenai Mike Parker. Obrolan mengenai Mike Parker pun berlanjut ke reputasi yang dimiliki Parker. Putri Margaret seakan memberikan peringatan ke ratu untuk memperhatikan Pangeran Philip.

Adegan beralih ke Anthony Nutting, Menteri Luar Negeri, yang mengunjungi Lord Mountbatten (Greg Wise). Nutting melaporkan keputusan Eden dalam konflik di Terusan Suez sekaligus memberikan pendapatnya. Ditambah, delegasi Prancis dan petugas intelijen datang ke Downing Street untuk melakukan pembicaraan rahasia. 

Lord Mountbatten pun melaporkan kejadian ini kepada Ratu Elizabeth II sambil makan bersama. Di sana, ia juga menyampaikan pendapatnya mengenai Eden dan keputusan Terusan Suez. Tak lupa Lord Mountbatten juga menanyakan keadaan Pangeran Philip sekaligus kehadirannya ke Royal Ballet malam nanti.

Royal Ballet mempertunjukan Giselle yang dibawakan oleh Galina Ulanova (Aliya Tanikpaeva). Ratu pun menghadiri pertunjukan Royal Ballet. Terlihat Galina Ulanova membawakan penampilan cantik dan menarik. Sesekali mereka bertabrakan tatapan. Ratu tahu bahwa ballerina ini adalah sosok perempuan yang ada di foto hitam putih suaminya. 

Ratu kembali ke Istana Buckingham dalam perasaan yang buruk. Ia pun menghabiskan waktu dengan membaca dokumen mengenai konflik di Terusan Suez. Adegan pun berlanjut dengan penyerangan di Terusan Suez dan munculnya telegram berisi Top Secret mengenai penyerangan tersebut ke Downing Street.

Paginya, Eden melaporkan hal tersebut kepada ratu. Ratu mendengarkan saksama laporan Eden dan menanyakan hal yang perlu diketahui dirinya. Dari rautnya, terlihat Ratu tak setuju dengan keputusan Eden tetapi berusaha netral. Ia merasa bahwa adanya kolusi dalam penyerangan ini.

Eden mengakui memang adanya pertemuan rahasia. Ia menjelaskan ke ratu secara detail dari alur sampai rencana yang akan mereka lakukan. Sang Ratu memberi masukan untuk menunda perang. Tetapi Eden bersikeras. 

Adegan selanjutnya adalah kondisi perang di Terusan Suez dibarengi dengan Eden yang mengonsumsi obat-obatan dan terlihat sakit. Di sisi lain, adegan Ratu Elizabeth II bersiap untuk tidur sekaligus adanya kemarahan yang membuat dirinya memutuskan untuk menutup pintu kamar Pangeran Philip.

Dari sini, kisah rumah tangga Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip diceritakan dalam fase krisis. Tak hanya itu, bagaimana keputusan perang di Terusan Suez mempengaruhi negara Inggris. Serta banyak lagi kejadian yang terjadi selama kepemimpinan Ratu Elizabeth II periode 1956 sampai 1964.

Menawarkan Plot yang Berbeda di Awal Cerita

plot berbeda_

Setting waktu pada awal episode dari The Crown Season 2 (2017) adalah tahun 1956 dengan alur mundur pada tayangan awal lalu maju. Alur mundur ini diceritakan dalam tiga episode pertama. 

Tentu saja ada perbedaan “kebiasaan” di sini. Namun, hal baru ini tidak membuat The Crown Season 2 (2017) terlihat aneh. Justru semakin menarik untuk ditonton. Esensi drama ini pun masih sama, yaitu cerita inti yang berbeda pada setiap episode. Mulai episode 4, alur maju dan cerita khas The Crown pun dimulai. 

Tenang saja, plot kosong tak akan kamu temui di drama ini. Bahkan semuanya terlihat sempurna dengan memberikan alur maju tanpa mengindahkan kekhasan dari The Crown series.

Konflik internal di dalam setiap karakter drama ini sangat terasa dan kompleks dibandingan musim pertama. Hal ini bisa memberikan kejutan untuk beberapa adegan dan pengembangan karakter setiap tokoh. 

Konflik Batin Semakin Kuat, Peran Dipertanyakan

Konflik batin kuat_

Hampir semua karakter utama di The Crown Season 2 (2017) mengalami pengembangan karakter, tak terkecuali Ratu Elizabeth II dan Putri Margaret. Ratu Elizabeth II mendapati dirinya dikritik secara tajam. Di sisi lain, ia menunjukan “kegunaan” Ratu Elizabeth II dalam menghadapi konflik di negara Persemakmuran Inggris. 

Tak hanya Ratu Elizabeth II yang menonjol dalam musim kedua, Putri Margaret menjadi karakter lain yang lebih tumbuh. Bahkan ada sisi lain dari karakter Putri Margaret yang membuatnya lebih hidup. 

Kalau jeli, terdapat perbedaan tone warna yang berbeda saat adegan mengambil scene untuk cerita Putri Margaret dengan Ratu Elizabeth II. Ratu Elizabeth II menggunakan tone hangat yang redup. Sedangkan Putri Margaret masih menggunakan tone hangat tetapi lebih terang. 

Sinematografi yang diberikan pun tak main-main. Dekorasi maksimal, make up, dan kostum tanpa cela. Bahkan boleh dikatakan bahwa teknik pengambilan gambarnya lebih “dalam” untuk menunjukan emosi dari tiap karakter. Ini membuat kita, para penonton, lebih masuk ke dalam ceritanya. 

Penuh Pujian dan Penghargaan Bergengsi

penuh pujian_

Tak hanya ceritanya yang menarik, alur yang padat, serta sinematografi yang luar biasa, tetapi pemeran dari karakter yang ada di The Crown Season 1 (2016) dan Season 2 (2017) ini patut diacungi jempol. Mereka mengembangkan karakter yang sudah kita kenal di dunia nyata dibawa ke dunia drama dengan interpretasi yang sangat baik.

Tidak heran bila Claire Foy yang berperan sebagai Ratu Elizabeth II memenangi penghargaan Screen Actors Guild pada 2017 sebagai aktris terbaik, penghargaan Emmy Primetime untuk aktris utama terbaik serial TV Drama. Ia pun sempat menjadi nominasi aktris terbaik pada penghargaan Golden Globe 2017. 

John Lithgow juga memenangkan Penghargaan Emmy Primetime 2017 sebagai aktor pendukung terbaik. Ia berperan sebagai Winston Churcill pada drama tersebut. Selain itu, The Crown pun mendapatkan nominasi sebagai serial TV Drama  di  Penghargaan Golden Globe 2017.

Dari semua hal tersebut, pantas bila The Crown Season 2 mendapatkan rating yang tidak kalah tinggi dari seri pertamanya.

Ceritanya yang menarik, konflik yang lebih berkembang, pemeran yang makin matang dalam membawa karakternya, dekorasi yang makin memperlihatkan kualitas dari serial ini semakin sayang untuk dilewatkan. 

Namun, sebelum kamu menonton The Crown Season 2 (2017), harus menonton The Crown Season 1 (2016) agar lebih paham dengan jalan ceritanya. Setelah itu, bisa lanjut ke musim berikutnya yang semakin memanas dan memperkenalkan anggota baru keluarga kerajaan. Sebelumnya, simak dulu review dan sinopsis The Crown Season 3 (2019) di Bacaterus.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram