bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Crew, Kecerobohan Kecil Tumbalkan Nyawa

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
The Crew
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Crew (2015) film berbahasa Perancis yang dibintangi oleh Sami Bouajila berkisah mengenai ‘kesialan’ seorang perampok andal karena keserakahan dan kesalahan kecil adik kandungnya sendiri.

Ramai dengan suara senjata, Anda akan menyaksikan sebuah film laga yang beralur cepat. Seperti apa lengkapnya? Mari simak uraiannya melalui sinopsis dan ulasan di bawah ini sebelum nonton!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: Oktober 2015
  • Genre: Action, Thriller
  • Produksi: Labyrinthe Films, SND Films
  • Sutradara: Julien Leclercq
  • Pemeran: Sami Bouajila, Guillaume Gouix, Youssef Hajdi, Kaaris

Empat orang pria dewasa terlihat bertemu di sebuah hutan yang penuh pohon-pohon meranggas. Dua di antara mereka terlibat pembicaraan sebelum salah satunya memasang peledak pada sebuah pohon.

Film berlanjut saat sekelompok orang terlihat bermain sepak bola. Selesai bermain, Yanis (Sami Bouajila) bertanya pada Amine (Redouane Behache) mengenai siapa wanita yang menontonnya bermain bola tadi.

Amine menjawab bahwa si perempuan itu adalah temannya, tidak lebih. Yanis sepertinya terlihat khawatir kalau-kalau adik lelakinya tersebut cerita mengenai rahasia mereka.

Amine kemudian menunjukkan sebuah mobil di ponselnya pada Yanis dan mengatakan akan mengambil pelatnya nanti malam. Untuk tugasnya kali ini pemuda tersebut berharap bayaran lebih, tapi Yanis tidak bisa memberi sebanyak yang dia mau.

Esok hari Yanis bersama anggotanya, yaitu Nasser (Youssef Hajdi), Franck (David Saracino), Eric (Guillaume Gouix) dan Amine terlihat membajak sebuah truk lapis baja yang membawa ratusan paspor kosong.

Mereka berhasil memindahkan isi mobil lalu segera membakar kendaraan yang dipakai untuk beroperasi. Malam harinya Amine terlihat membuang banyak senjata ke sebuah irigasi raksasa atau bendungan.

Kejahatan yang dilakukan Yanis pagi tadi disiarkan di sebuah radio juga di televisi. Berita itu menyebutkan bahwa perampokan tersebut dicurigai didalangi oleh jaringan imigrasi ilegal. Di pasar gelap, paspor kosong yang mereka rampok bernilai 2.500 – 4.000 euro.

Jika ditotal barang rampokan tersebut senilai kurang lebih 3 juta euro. Kini, pihak terkait sedang memburu para pelaku perampokan itu ke seantero Perancis. Di tengah gencarnya berita yang mengabarkan mereka, Yanis dan kelompoknya berhasil bertransaksi di sebuah hotel.

Yanis membagi 300.000 euro pertama pada Eric. Ketika Eric hendak pergi, Franck datang mempermasalahkan kebiasaan Eric mengonsumsi obat-obatan terlarang tapi sebagai ketua kelompok, Yanis tak merasa keberatan dengan itu. Berselang dari sana, masing-masing kembali sibuk dengan kehidupan masing-masing.

Yanis sendiri terlihat menemui adik perempuannya, Nora (Kahina Carina) dan menyerahkan 20.000 euro untuk disimpan di sebuah brankas, tapi ketika Yanis hendak memberinya uang sebagai hadiah, Nora menolak.

Yanis tak menggunakan seluruh hasil rampokannya untuk bersenang-senang. Dia memilih ‘mencuci’nya dengan melakukan bisnis yang dijalankan oleh teman atau anggota keluarganya.

Di tempat lain, Eric dan pasangannya, Audrey (Alice de Lencquesaing) terlihat memasukkan lembaran-lembaran uang ke dalam toples plastik lalu menguburnya. Mereka membicarakan rencana pertemuan antara sesama anggota Yanis. Audrey tampak khawatir karena tak ingin Eric kembali masuk penjara.

Audrey menyarankan agar Eric dan dirinya tak usah datang ke pertemuan itu. Mereka sudah punya uang dan baiknya berhenti saja. Namun, Eric menolak karena dia ingin mengubah nasibnya. Dia tak ingin selamanya bekerja sebagai operator forklift, juga tak ingin Audrey terus-terusan menjadi pelayan.

Cerita berlanjut saat Yanis menemui Marion (Jeanne Bournaud). Yanis berusaha mengajak Marion untuk kembali hidup bersama dan berjanji akan berhenti dari ‘pekerjaan’ tersebut tapi wanita itu menolak karena tahu Yanis tidak bisa berhenti seperti yang dia janjikan. Marion lantas pergi meninggalkan Yanis sendiri.

Yanis, Eric, Nasser, Audrey dan Leslie akhirnya bertemu. Mereka bercengkrama layaknya teman kerja. Di tempat terpisah Franck bertemu dengan Nora dan merencanakan untuk pergi ke suatu tempat. Namun, Nora tak bisa langsung menyetujuinya karena memikirkan salon yang dia kelola. Franck sendiri merasa bahwa Nora takut dengan Yanis dan memerlukan izinnya.

Kesempatan berkumpul dengan anggotanya dimanfaatkan Yanis untuk ngobrol dengan Eric. Dari sana diketahui bahwa sebelumnya Eric pernah dipenjara selama tujuh tahun.

Yanis sendiri sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan uang atau wanita penghibur, dia hanya tertarik pada kendaraan bersenjata. Yanis memakai uangnya bukan untuk bersenang-senang, melainkan berinvestasi, membeli perusahaan atau menggaji keluarganya.

Cerita berlanjut saat Nora yang sedang sibuk di salonnya didatangi seorang pria yang mencari adik Amine. Nora bergegas mengabari Yanis dan langsung dijemput menemui Amine yang sedang bersama seorang gadis yang terlihat di lapangan bola beberapa waktu lalu. Nasser yang ikut bersama mereka bertanya pada Amine, mengenai siapa lelaki berkulit hitam yang datang ke salon.

Pemuda itu tak tahu soal apa pun tapi kemudian mengaku kalau sudah menjual satu Glock pada orang tersebut karena ingin uang lebih. Yanis yang mendengarnya langsung emosi karena dia sudah menyuruh adiknya itu untuk membuang semua senjata yang dipakai merampok beberapa hari lalu.

Amine sudah memastikan menghapus sidik jari yang ada di Glock tersebut tapi tetap saja itu berisiko karena polisi bisa melacaknya. Pemuda itu lantas diperintahkan menghubungi orang tersebut tapi tak juga tersambung. Sejurus kemudian Yanis menelepon seseorang dari ponselnya dan mengaku sebagai Amine.

Suara lelaki terdengar dari seberang sana. Dia mengatakan bahwa polisi menggeledah apartemen Greg dan menemukan Glock milik Amine. Mereka membicarakan perampokan tersebut dan Greg terancam dipenjara 10 tahun karena menyimpan senjata yang dipakai Yanis untuk merampok.

Laki-laki yang rupanya satu geng dengan Greg itu terdengar mengancam Yanis, terutama mengenai keselamatan keluarganya. Mereka kemudian memutuskan bertemu. Lalu apakah Yanis dan anggotanya akan tertangkap? Bagaimana dia mengatasi kecerobohan yang dilakukan sang adik?

Kecerobohan Kecil Berakibat Petaka

The Crew (2015) sebuah film Perancis produksi tahun 2015 yang secara garis besar mengisahkan kejayaan seorang perampok berpengalaman yang harus sirna karena kecerobohan kecil dari adik kandungnya sendiri. Bukan hanya sirna tapi menjadi pemicu sebuah petaka yang besar karena harus mengorbankan banyak nyawa.

Sejak awal Anda akan mengenal karakter Yanis sebagai ketua kelompok perampok sekaligus kakak tertua dari dua bersaudara yang sangat ketat dan kaku.

Dia juga diceritakan gagal membangun rumah tangga karena serangkaian rahasia dan kejahatan yang dia lakukan. Yanis terlihat piawai dalam merencanakan perampokan, sayangnya sebuah insiden kecil yang dibuat oleh adiknya, merusak semua.

Baca juga: Inilah Film Perancis Terbaik yang Wajib Ditonton

Tidak Ada Pengembangan Karakter Berarti

Sebagai film dengan durasi sekitar 1 jam 21 menit, jangan berharap ada pengembangan karakter atau pendalaman konflik dan emosi yang berarti. Elemen-elemen tersebut dihadirkan melalui alur yang terasa cepat dan bergantian antara beberapa karakternya sehingga Anda hanya akan merasakannya seperti kilatan api.

Belum lagi dialog-dialog yang diperdengarkan terhitung pendek antara setiap karakter dalam satu scene dengan scene lainnya. Film The Crew (2015) benar-benar seperti diselesaikan dengan terburu-buru, ia bagai rangkuman sebuah film action yang penuh berondongan senjata, yang sebenarnya bisa tersaji lebih menegangkan dan lebih emosional jika tidak dibatasi durasi.

Film Action yang Sepi

Kecuali suara-suara senjata dan benturan antara peralatan konstruksi berat yang terbuat dari besi-besi, film The Crew (2015) sepi sekali. Tidak ada scoring yang bisa membuat adegan menjadi lebih dramatis. Tidak banyak pula alunan musik yang menghantarkan cerita agar bisa lebih enak dinikmati. Padahal sinematografi yang dimiliki film ini cukup cantik.

Pada beberapa bagian Anda akan melihat kamera mengambil gambar secara detail, beberapa bagian lagi diambil dari jarak jauh memperlihatkan suasana di sekitar karakternya. Hanya memang, sinematografi yang seperti demikian masih belum terlalu kuat untuk mengatrol film ini jadi tontonan yang lebih menarik secara visual, kedalaman cerita, konflik, karakter dan emosi.

The Crew (2015) atau dalam bahasa Perancis berjudul Braqueurs disutradarai oleh Julien Leclercq sejujurnya punya premis menarik; bagaimana seorang perampok andal justru terbunuh karena kecerobohan adiknya sendiri. Sayang, eksekusinya tidak terlalu mengesankan. Apakah masih penasaran dengan film ini? Saksikan di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram