bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Core (2003), Bencana Besar di Bumi

Ditulis oleh Gerryaldo
The Core
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setelah film Deep Impact dan Armageddon, kini film yang menceritakan katastropi di bumi kembali muncul. Film ini berjudul The Core. Film The Core sendiri merupakan sebuah film fiksi ilmiah yang tayang pada tahun 2003 silam dan disutradarai oleh Jon Amiel yang malah lebih dikenal dengan sutradara spesialis film drama.

Baca Juga: Sinopsis & Review Film Armageddon (1998)

Film dengan dana sebesar $85 juta ini harus berlapang dada karena keuntungan yang diperoleh secara keseluruhan tak menutupi budget produksi tersebut. Dari penayangannya di seluruh dunia, film berdurasi 135 menit ini hanya bisa closing di angka $74 juta saja. Penasaran seperti apa filmnya? Simak sinopsis dan ulasannya dibawah ya!

Sinopsis

The Core_Poster (Copy)

Bumi mengalami sebuah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut membuat beberapa hal menjadi kacau balau; setelah diteliti, rentetan kejadian itu disebabkan oleh medan magnet bumi yang bermasalah.

Untuk memastikan semua hal itu, para ilmuwan yang dipimpin oleh ahli geofisika Dr. Josh Keyes (Aaron Eckhart) dan ilmuwan Dr. Serge Leveque (Tchéky Karyo) dan Dr. Conrad Zimsky (Stanley Tucci) mulai melakukan penelitian.

Hasil penelitian itu membuktikan bahwa inti cair yang selama ini membuat bumi tetap berada di porosnya berhenti bekerja; kalau tidak segera mencari jalan keluarnya dengan membuat inti cair kembali berotasi, maka permukaan bumi akan lenyap dalam sekejap mata.

Bumi pun mulai kehilangan dayanya untuk menahan radiasi matahari sehingga radiasi langsung menembus atmosfer dan menghanguskan apapun yang terkena sinarnya.

Mengantisipasi hal mengerikan itu, pemerintah AS akhirnya mendukung penuh misi rahasia tentang pembuatan sebuah kapal bor untuk bisa pergi menuju inti bumi dan meledakan senjata nuklir supaya memancing inti bumi kembali berfungsi. Misi itu melibatkan banyak pihak, salah satunya adalah Dr. Ed Brazzelton (Delroy Lindo).

Dr. Braz mengembangkan penemuannya menggunakan bahan khusus bernama Unobtainium yang mampu mengubah energi panas ekstrem menjadi daya listrik besar. Ia juga menciptakan alat bor dengan kekuatan super besar berbentuk laser. Nantinya kapal bor itu akan dikemudikan oleh pilot NASA, yakni Robert Iverson (Bruce Greenwood) dan Rebecca Childs (Hilary Swank).

Mereka akan ditugaskan untuk mengemudikan kapal bor multi-kompartemen yang diberi nama USS Virgil yang dilepaskan ke palung mariana. Dari sanalah mereka akan mengebor ke inti bumi karena palung itu yang paling mendekati permukaan kerak bumi.

Di saat yang sama, seorang hacker bernama Theodore (DJ Qualls) dibawa serta dalam misi untuk membantu mereka mengenai masalah internet dan kabar mengenai progres misi tersebut dari darat.

Saat sampai di kerak bumi, USS Virgil lantas mulai mengebor. Namun naas, pengeboran yang dilakukan tidak sengaja menembus sebuah struktur kristal geode sehingga merusak laser yang jadi senjata utama mereka. Mereka mau tidak mau akhirnya harus turun ke dasar geode untuk membuat kapal bisa berjalan kembali. Sayangnya kejadian tidak terduga terjadi hingga membunuh komandan Robert. 

Namun perjuangan mereka tidak sia-sia, mereka berhasil membuat kapal bor itu kembali melanjutkan perjalanannya untuk sampai ke inti bumi. Saat kapal bor mulai menyelam kembali, mereka melewati sebuah area yang terbentuk oleh batu berlian raksasa super tajam. Batu itu merobek kompartemen kapal bor yang berisi detonator untuk nuklir.

Tanpa berpikir panjang, Dr. Serge pun mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan nuklir sebelum hancur karena tekanan.

Virgil pun akhirnya sampai ke inti bumi, namun saat para ilmuwan memperhatikan inti cair, formasinya jauh lebih keras daripada yang mereka duga. Ini membuat mereka harus kembali memperhitungkan lagi segala tindak tanduk misi supaya semua berjalan sesuai rencana. Hal ini lantas diinformasikan para Letnan Jenderal Thomas Purcell (Richard Jenkins) yang langsung mengambil alih misi.

Mereka diperintahkan untuk naik kembali ke atas permukaan bumi karena mereka akan menjalankan misi lainnya dengan mengaktifkan sebuah senjata yang belakangan diketahui bernama DESTINI (Deep Earth Seismic Trigger Initiative) atau yang dikenal dengan pemicu seismik bagian dalam bumi. Hal ini disampaikan diam-diam oleh Theodore pada tim Virgil.

Namun Theodore sangat khawatir sebab saat percobaan pertamanya dulu, senjata DESTINI ini menyebabkan rotasi inti bumi berhenti. Akhirnya Theodore menyabotase sistem DESTINI supaya alat itu tidak dipakai oleh Jenderal Thomas. Dr. Josh pun khawatir apabila senjata itu dipakai bisa malah memperparah keadaan bukannya menyelamatkan bumi. 

Dr. Josh dan sisa timnya yang selamat pun putar otak bagaimana supaya misi yang sedang mereka jalankan tetap sesuai rencana. Mereka akhirnya menempatkan bahan peledak dan mengatur waktunya supaya waktu ledakan bisa berurutan dengan tepat guna memicu rotasi inti kembali berfungsi melalui interferensi gelombang konstruktif. 

Selama misi ini berjalan, taruhan nyawa pun terjadi. Dr. Brazzelton dan Dr. Conrad harus tewas saat memastikan daya ledak yang dipakai benar-benar bisa mengaktifkan inti cair bumi kembali. Setelah semua usaha dilakukan, akhirnya ledakan besar bisa diciptakan membuat rotasi inti bumi kembali berjalan dengan baik. Meski demikian, Dr. Josh dan Rebecca masih terperangkap dalam kerak bumi.

Mereka akhirnya menggunakan lempengan yang dilapisi oleh unobtainium untuk keluar dari sana karena Dr. Josh ingat bahwa bahan yang dibuat oleh Dr. Brazzelton itu mampu mengubah panas dan tekanan yang ekstrem menjadi daya besar untuk mengaktifkan kapal bor mereka supaya bisa keluar dari inti bumi. Mereka pun akhirnya bisa keluar dan menembus lempeng tektonik hingga ke permukaan laut. 

Akibat banyaknya kerusakan pada komponen pesawat, alat komunikasi mereka terputus dan membuat pemerintah sulit melacak keberadaan kapal bor itu di samudera luas. Beruntung, Dr. Josh dan Rebecca menggunakan ultrasound berdaya rendah yang ada di dalam kapal untuk membuat sinyal yang terbaca oleh Theodore.

Setelah kejadian itu, Theodore mengunggah informasi tentang Virgil dan misinya untuk menyelamatkan bumi di Internet, sehingga dunia mengenal semua tim Virgil sebagai pahlawan.

Ketidakakuratan Ilmiah

The Core_Science (Copy)

Tahukah kalian bahwa film The Core ini mendapat kritik pedas atas ketidakakuratan ilmiah yang terjadi selama plot berlangsung? Main point dari film ini adalah penyelamatan yang dilakukan para ilmuwan yang berkolaborasi dengan pemerintah AS dalam menangani kasus berhentinya rotasi bumi akibat inti cair yang tak berfungsi.

Meski demikian, dalam film, orang-orang masih dengan santainya berpikir bagaimana caranya untuk membuat inti bumi kembali aktif, padahal kalau hal ini terjadi dalam kehidupan nyata, seisi bumi terlempar. Bayangkan saja, bumi berputar dengan kecepatan 1.770km/jam dan tiba-tiba berhenti.

Hal ini bagaikan kita naik mobil dan menekan rem secara mendadak. Hal ini disampaikan oleh Ahli Geologi di Smithsonian's National Air and Space Museum, Amerika bernama James Zimbelman.

Logam Langka

The Core_Unobtainium (Copy)

Logam yang dipakai dan sering sekali disebut dalam film ini bernama Unobtainium. Tapi apakah logam langka itu benar-benar ada di dunia nyata? Dan apakah kemampuan logam itu sama seperti yang diinformasikan di dalam film dimana logam Unobtainium mampu mengubah daya panas dan tekanan menjadi daya listrik yang besar?

Jawabannya adalah tidak ada! Unobtainium bukanlah elemen nyata, namun kata Unobtainium sendiri benar-benar ada loh! Kata Unobtainium sendiri sudah dipakai dari tahun 1950-an oleh para insinyur dan ilmuwan untuk merujuk pada materi yang tidak bisa di dapat untuk memecahkan masalah teknik tertentu.

Film Ilmiah Paling Buruk

The Core_Bad Movie (Copy)

Meski banyak yang suka dengan film besutan sutradara Jon Amiel ini, nyatanya film ini dikategorikan sebagai film ilmiah paling buruk yang pernah tayang. Penulis skenario film ini yaitu John Rogers berusaha untuk membela diri namun tetap saja, jawaban yang diberikan mengambang dan makin membuat film ini jadi kelihatan berantakan.

Hingga akhirnya pada tahun 2009 kemarin, aktor sekaligus pembuat film senior, Dustin Hoffman, memimpin kampanye untuk membuat film ilmiah kudu memasukan lebih banyak sains yang benar-benar nyata ke dalam film fiksi ilmiah. Dustin sendiri dilaporkan merupakan salah satu anggota dewan penasihat Science & Entertainment Exchange.

Lembaga itu merupakan lembaga dari Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika Serikat; yang menjadi wadah untuk para ilmuwan dan para profesional industri hiburan untuk meminimalkan terjadinya kembali sains atau teknologi yang tidak akurat seperti yang ditemukan dalam film The Core. Waduh, kalau menurut kalian bagaimana nih? Bacaterus sendiri memberi skor 2.3/5 untuk film ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram