bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Cheetah Girls: One World (2008)

Ditulis oleh Gerryaldo
The Cheetah Girls: One World
2.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Di awal tahun 2000-an, banyak sekali film-film yang menawarkan sebuah premis film musikal dengan bumbu cerita yang super beragam. Dari semua rumah produksi memulai untuk membuat film dengan premis seperti itu, tak terkecuali Disney. Lagi-lagi Disney tidak mau kalah dari rumah produksi lainnya dengan membuat sebuah film original Disney.

Hasilnya adalah film The Cheetah Girls ini, film yang dibintangi oleh si cantik Adrienne Bailon, Raven, Kiely Williams dan Sabrina Bryan ini menceritakan sebuah girls group bernama The Cheetah Girls yang menemukan kendala saat mereka harus mengejar mimpi mereka menjadi sebuah girls group yang super terkenal. Mampukah mereka melakukannya? 

Sinopsis

The Cheetah Girls_Poster (Copy)

Empat gadis remaja di Manhattan—Galleria (Raven-Symoné), Chanel (Adrienne Bailon), Aqua (Kiely Williams), dan Dorinda (Sabrina Bryan) merupakan anggota dari sebuah girls group ternama bernama The Cheetah Girls. Mereka benar-benar menampilkan semuanya all out demi kesuksesan mereka dalam berkarir.

Satu kali tanpa adanya Galleria karena harus pergi kuliah ke Cambridge, The Cheetah Girls mulai limbung. Mereka mulai kebingungan untuk mendapatkan ide supaya karir mereka sebagai penyanyi tetap dikenal banyak orang. Setelah mengikuti banyak audisi, tidak ada satupun yang mau menerima mereka. Mereka mulai putus asa.

Saat hendak makan di sebuah rumah makan india, Dorinda melihat sebuah patung ganesha dan kagum karena patung tersebut begitu indah dan seakan ingin menyampaikan sesautu padanya. Pemilik tempat makan itu menyadari kalau Dorinda sedang melihat ke arah patung, ia akhirnya membisikan bahwa patung ini bisa membawa keberuntungan.

Belum lama mendengar hal itu, Chanel mendapatkan telepon dan mengatakan mereka akan mengikuti audisi untuk tampil menjadi pemeran utama dalam sebuah film yang Chanel yakini sebagai salah satu film Hollywood. Mendengar hal itu, baik Chanel, Aqua dan Dorinda senang bukan main. Mereka tidak sabar untuk mengikuti audisi tersebut.

Keesokan paginya, mereka benar-benar datang ke studio audisi dan mulai menunjukan keahlian mereka dalam bernyanyi. Seorang sutradara yang mengaudisi mereka, Vikram (Michael Streger) terpesona dan setuju untuk menggunakan mereka sebagai tokoh utama dalam film Bollywood berjudul Namaster Bombay. Mereka senang bukan main.

Namun Dorinda yang menyadari bahwa itu merupakan film Bollywood mulai menunjukan rasa bingungnya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Chanel. Chanel menjelaskan bahwa karena senang ia tidak fokus tentang Hollywood atau Bollywood. Hal ini lantas langsung ditolak mentah-mentah oleh Aqua yang dapat dukungan penuh dari Dorinda.

Tidak mau kesempatan ini dilewatkan begitu saja, Chanel lantas membujuk mereka berdua dan berhasil. Mereka bertiga sepakat untuk pergi ke India untuk shooting film Namaste Bombay bersama dengan Vikram.

Saat itu keadaan sedang tidak baik, Dorinda baru saja putus dengan kekasihnya dan Aqua sedang berharap untuk bertemu dengan calon kekasihnya yang bernama Amar (Kunal Sharma) sedangkan Chanel sedang jomblo.

Saat hendak mulai produksi, para Cheetah terlonjak kaget ketika mengetahui bahwa rumah produksi hanya butuh satu orang pemeran utama saja sedangkan Cheetah ada bertiga. Rasa kekecewaan pun terjadi pada mereka bertiga terhadap Vikram.

Alasan out of budget menjadi hal yang dipusingkan oleh Vikram sebagai sutradara. Mereka akan dipasangkan dengan aktor utama terkenal dari India bernama Rahim (Rupak Ginn).

Vikram berusaha untuk mendapatkan atensi pamannya yang bekerja di rumah produksi. Paman Vikram pun menyanggupi nya. Ia meminta mereka bertiga bertanding tari dan siapa yang kalah akan pulang sementara yang lolos audisi akan terus menetap. Akhirnya para Cheetah Girls mulai berlatih untuk mendapatkan posisi itu secara adil.

Sebelum mendapatkan perintah dari paman Vikram, mereka mengikuti rangkaian latihan. Salah satunya merupakan latihan tari yang berujung. Sepanjang latihan, mereka mendapatkan mentor yang super galak bernama Gita (Deepti Daryanani). Namun berkat kolaborasi yang baik, para gadis makin dekat satu dan yang lain sehingga tidak ada gap.

Saat latihan mereka berjanji bahwa pertandingan siapa yang akan mendapatkan peran harus tidak ada hubungannya dengan pria Siapapun itu. Mereka bahkan menggantung keinginan mereka pada sebuah tali di pohon besar depan hotel tempat mereka berada.

Belum genap dua hari, Chanel sudah dekat dengan Vikram dan Aqua bertemu dengan Amar. Ini membuat Dorinda kesal.

Halangan demi halangan pun terjadi. Kali ini setting tempat shooting yang tidak memadai. Ini membuat Vikram stress. Beruntung ada Amar, ia dengan senang hari membawa semua orang untuk pulang ke kediamannya di kota lain berjarak 2-3 jam dari India. Betapa terkejutnya mereka bahwa Amar tinggal di istana besar dan ia merupakan ahli waris dari semuanya itu.

Mempelajari setting di kediaman Amar, Chanel jadi semakin menempel dengan Vikram dan Amar jadi semakin nempel juga dengan Dorinda. Sedangkan Dorinda hanya dekat dengan Rahim hanya sebagai teman karena Rahim menyukai Gita. Masalah pun jadi timbul dan mengancam hubungan pertemanan para Cheetah. 

Mereka saling punya pandangan buruk terhadap satu dengan yang lain. Chanel dan Aqua menganggap bahwa peran akan jatuh pada Dorinda karena ia dekat dengan bintang utama. Lantas Aqua dan Dorinda menganggap peran akan jatuh apa Chanel karena ia dekat dengan sutradara.

Sementara Dorinda dan Chanel menganggap peran akan didapatkan oleh Aqua karena ia dekat dengan Amar yang mendanai setting film itu.

Saat audisi, Chanel yang memenangkan peran itu. Namun Chanel merasa tidak enak dengan anggota lain. Ia akhirnya lebih mengundurkan diri dan memilih persahabatan. Sebagai gantinya, Rahim beradu akting dengan Gita; sementara para Cheetah menjadi penyanyi dan penari latar untuk film itu sehingga film itu sukses besar.

Film (Terlalu) Musikal

The Cheetah Girls_Musical (Copy)

Sepanjang film, kalian akan menemukan bahwa para Cheetah bernyanyi dengan porsi banyak sekali ketimbang mendalami peran dalam film. Mulai dari opening film ini sudah diisi dengan lagu yang dibawakan para Cheetah saat mereka mengisi satu acara dilanjut dengan jalan cerita lain yang isinya menyanyi terus menerus.

Hal ini membuat ceritanya jadi buyar. Seluruh percakapan berubah menjadi nyanyian yang dinyanyikan terus menerus oleh para Cheetah. Film akhir dari franchise film The Cheetah Girls kali ini akhirnya menjadi film dengan penonton terendah dibanding dua film The Cheetah Girls sebelumnya yang tayang di tahun 2003 dan 2006 silam. 

Baca Juga: 11 Film Musikal Hollywood Terbaik yang Wajib Ditonton

Adrienne Bailon Pencuri Panggung

The Cheetah Girls_Adrienne Bailon (Copy)

Saat kalian menonton film The Cheetah Girls: One World ini kalian pasti akan setuju kalau layar film selalu diisi dengan kehadiran dari Adrienne Bailon ketimbang bintang dari The Cheetah Girls lainnya seperti Raven, Kiely dan Sabrina). Entah kenapa kali ini sang sutradara, Paul Hoen, menjadikan Adrianne sebagai spot.

Hal ini pun menjadi salah satu berita besar karena anggota Cheetah Girls lainnya, yakni Raven tidak muncul dalam produksi. Saat diselidiki, alasan Raven tidak lagi bergabung dalam The Cheetah Girls adalah karena perlakuan yang tidak adil selama film kedua berlangsung di balik layar. Hmmm… ini menjadikan Bailon jadi mencuri perhatian publik karenanya.

Lumayan Membosankan

The Cheetah Girls_Boring (Copy)

Film musikal seperti ini bukan jadi film asing lagi ya seharusnya. Selain mendapatkan cerita bagus, bak bonus, kita juga dapat mendengar lagu-lagu soundtrack dari film tersebut. Namun The Cheetah Girls: One World ini jadi cukup mengecewakan, kalian akan merasa bosan dibuatnya; apakah karena lagu-lagunya yang tidak terlalu bagus? Atau kemampuan akting para bintang yang menurun?

Film ini bahkan disleding oleh film musikal baru Disney lain berjudul High School Musical Trilogy yang meledak di pasaran. Overall, Bacaterus memberi skor 2.5/5 untuk film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya penulis Deborah Greogry. Bagaimana dengan pendapat kalian? Are we on same track about this movie?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram