bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Bubble (2022), Syuting Film di Saat Pandemi

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
The Bubble
2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Para aktor dan aktris terkenal dikumpulkan kembali di masa pandemi untuk melakukan syuting film terbaru mereka. Menjalani protokol kesehatan dengan jadwal yang ketat, membuat mereka nyaris depresi.

Saat masalah pribadi masing-masing mulai mengganggu proses syuting, mereka berusaha mencari jalan untuk pergi dari tempat itu.

The Bubble adalah film komedi karya Judd Apatow yang dirilis sebagai original film oleh Netflix pada 1 April 2022. Mengumpulkan banyak bintang, membuat film ini terkesan megah dan menarik perhatian.

Terutama dengan premis yang mengangkat masalah protokol kesehatan dan produksi film di masa pandemi yang akan menjadi bahan lelucon khas Apatow.

Akankah The Buble bisa selucu film-film Apatow sebelumnya? Simak dulu review berikut sebelum menontonnya.

Sinopsis

Sinopsis

Karir Carol Cobb sedikit terpuruk ketika aktingnya di film Jerusalem Rising menuai banyak kritikan pedas. Manajernya menawarkan dia untuk ikut dalam produksi film Cliff Beasts 6, franchise film yang mengangkat karirnya.

Tapi dia takut untuk bertemu pemeran lain, karena dia tidak ikut di film kelimanya. Demi karir, dia menerima tawaran ini dan segera berangkat ke London.

Sebagai film yang diproduksi pada awal masa pandemi, protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat. Setelah melalui tes swab, seluruh pemeran ditempatkan di sebuah hotel dan dikarantina di kamar masing-masing selama dua minggu.

Carol mulai kehilangan kewarasannya karena tidak melakukan apa-apa di dalam kamar. Hanya menonton TV dan makan. Setelah karantina usai, semua pemeran diundang ke welcome party. Carol kembali bertemu dengan rekan-rekannya yang setia bermain di seluruh film Cliff Beasts.

Dustin, Howie dan Sean menerima hangat Carol, kecuali Lauren yang masih kesal kepadanya karena mundur dari produksi film kelima. Tapi kemudian Lauren memaafkannya.

Dua pemeran baru dihadirkan, yaitu aktor peraih Oscar Dieter dan sensasi TikTok Krystal. Syuting segera digelar yang dipimpin oleh sutradara Darren Eigan, sineas indie peraih Sundance.

Disela-sela syuting, aktivitas harian mereka dibantu oleh dua asisten kesehatan dan dua karyawan hotel. Dustin tidak setuju dengan naskah yang diberikan dan meminta izin Darren untuk mengubahnya.

Di sesi yoga, Howie merasa tersinggung dan terintimidasi oleh pengarahan Bola. Dia pergi meninggalkan lokasi syuting dan hotel. Akibatnya, karakternya di film diceritakan tewas direncah oleh dinosaurus.

Krystal dan Carla, putri kepala stuntman, mulai bosan dan memilih pergi ke London untuk berpesta. Akibatnya dia menerima sanksi, apalagi videonya yang sedang berpesta tersebar di internet.

Mereka kemudian terindikasi positif terkena influenza yang bersumber dari salah satu kru yang menyediakan kopi. Meski merasa tidak enak badan, mereka dipaksa untuk melanjutkan syuting.

Saat melakukan adegan mendaki tebing, mereka semua merasa mual dan muntah. Akhirnya mereka semua dikarantina lagi. Sementara itu, pihak studio mendatangkan tim keamanan baru yang ketat.

Carol diputuskan oleh kekasihnya. Merasa patah hati dia mendekati pemain sepakbola yang juga menginap di hotel itu. Tapi hubungan ini tidak bisa melangkah ke jenjang serius, karena ternyata dia sudah memiliki istri dan keluarga.

Carol semakin depresi ketika perannya dikurangi dan porsinya diberikan kepada Krystal. Bahkan dia harus melakukan adegan ketakutan hingga kencing di celana.

Di suatu malam, Lauren berlarian di halaman hotel yang sudah dipasangi laser pendeteksi. Salah satu anggota keamanan menembak tangan Lauren hingga telapak tangannya hancur.

Dilarikan ke rumah sakit, Lauren dikeluarkan dari produksi. Merasa tidak diperlakukan dengan baik, Carol mengumpulkan rekan-rekannya dan berencana untuk menuntut hak mereka.

Mereka kemudian menggelar pesta narkoba dan membuat konten TikTok yang berakhir dengan tergeletaknya Dieter di lantai.

Bersama-sama mereka berusaha menyelamatkan nyawa Dieter, tapi belum berhasil juga, hingga Anika datang. Kejadian ini menimbulkan ide bagi mereka untuk bekerja sama sebagai tim agar bisa keluar dari lokasi itu.

Saat syuting, Dustin bertengkar dengan Darren terkait naskah yang dianggapnya buruk. Sementara itu, satu persatu pemeran lain melarikan diri dari lokasi syuting.

Mereka menuju helikopter yang terparkir di halaman depan hotel. Berhasilkah mereka melarikan diri? Atau Mr. Best dan timnya membekuk mereka terlebih dahulu? Tonton terus keseruan film ini hingga akhir!

Menertawakan Protokol Kesehatan

Menertawakan Protokol Kesehatan

Kita tahu, bahwa pada Maret 2020 seluruh aktivitas umat manusia di seluruh dunia terhenti seketika karena merebaknya pandemi Covid-19.

Tidak terkecuali industri film Hollywood. Seluruh syuting dibubarkan dan banyak perilisan film ditunda untuk waktu yang belum pasti. Di bulan Juli 2020, proses syuting Jurassic World: Dominion yang sempat tertunda diputuskan untuk dilanjutkan.

Seluruh pemeran dan kru film ditempatkan di satu hotel dengan protokol kesehatan yang ketat, karena saat itu vaksin belum ditemukan. Dan syuting dilangsungkan di Studio Pinewood. Sempat muncul polemik terkait keputusan Universal Pictures melakukan syuting di tengah pandemi.

Judd Apatow mendapat inspirasi dari peristiwa ini dan menjadikannya sebagai bahan lelucon untuk film barunya ini. Di awal film, kita dibuat tersenyum sendiri melihat Carol melakukan tes swab dan dikarantina di kamar hotel selama dua minggu hingga sedikit mengganggu kewarasannya.

Kita pasti dibuat terkenang pada saat pandemi menyeruak di Indonesia. Bagaimana kita tidak bisa beraktivitas dengan bebas.

Kemudian protokol kesehatan lainnya, seperti bersalaman dan berpelukan yang tidak boleh dilakukan, menimbulkan kecanggungan yang cukup menggelitik.

Satu adegan lucu yang berhubungan dengan hasil tes swab ini terletak pada adegan terakhir, dimana Gunther bilang bahwa dia tidak menyetorkan hasil tes itu ke laboratorium. Bahkan dia tidak tahu harus kemana menyerahkan hasil tesnya.

Performa Apik Para Bintangnya

Performa Apik Para Bintangnya

Lima pemeran utama yang bertahan hingga akhir, tampil dalam performa yang cukup bagus. Karen Gillan mendapat porsi lebih banyak dan dia berhasil mengemban tugasnya dengan baik.

Akting sebagai aktris yang kebingungan dengan situasi di lokasi syuting dan kehidupan pribadinya bisa dibawakan olehnya dengan cukup meyakinkan.

Keegan-Michael Key tampil dalam zona amannya dan stabil hingga akhir film. Iris Apatow sebagai Krystal terlihat masih kaku, namun memiliki potensi akting yang menjanjikan.

David Duchovny berhasil mencuri perhatian di sepanjang film, terutama dengan fisiknya yang terlihat fit dan menggelikan ketika berjoget untuk konten TikTok.

Dan yang paling disayangkan adalah karakter yang dibawakan oleh Pedro Pascal. Meski dia tampil penuh totalitas, karakternya seolah tidak digarap dengan baik, bahkan kisah romantisnya dengan Anika seperti tidak memiliki pondasi yang kokoh dan tanpa chemistry yang padu.

Sepertinya, tanpa kehadiran karakternya dan kisah cintanya, cerita akan tetap berjalan dengan baik. Naskah yang ditulis oleh Judd Apatow dan Pam Brady seperti kedodoran ketika memasuki pertengahan film. Penambahan karakter Mr. Best dan tim keamanannya tampak merusak alur cerita.

Padahal dengan keunikan karakter masing-masing, kekacauan karena konflik perbedaan sikap bisa menjadi cerita yang menarik. Justru keunikan karakter ini tiba-tiba memudar begitu saja.

Sindiran Terhadap Gaya Hidup Kaum Milenial

Sindiran Terhadap Gaya Hidup Kaum Milenial

Selain melemparkan sindiran kepada produksi film yang menggarap syutingnya di dalam studio dengan layar hijau di belakangnya, Judd Apatow juga melemparkan sindiran kepada kaum milenial.

Lewat karakter Krystal yang diperankan oleh putrinya sendiri, Apatow menyorot para content creator yang melejit popularitasnya lewat konten-konten mereka di media sosial, terutama TikTok.

Meski tidak memiliki bakat akting, hanya karena popularitasnya, Krystal diajak bergabung sebagai pemeran utama dalam film Cliff Beasts 6. Selain itu, yang dia pentingkan hanyalah jumlah follower dan komentar-komentar dari mereka saja.

The Bubble memang memiliki cerita yang berlika-liku. Kelucuan semakin berkurang seiring durasi film berjalan. Film ini memang tidak memperhatikan sisi sinematografi, karena semua ditampilkan seolah sebuah dokumentasi dari realita di lokasi syuting.

Selain itu, durasi film yang mencapai 2 jam 6 menit, membuat film ini terkesan kurang efektif dalam bercerita. Meski sebagian besar pemerannya tampil dalam performa yang baik, menampilkan proses syuting dan pandemi sebagai bahan lelucon ternyata tidak begitu mampu mengundang kelucuan.

Tapi jika kita hanya ingin menertawakan kembali situasi yang terjadi di awal pandemi dan suka dengan film-film yang bertabur bintang, maka The Bubble adalah pilihan tepat.

Setidaknya, di sepertiga awal film kita akan dibuat tertawa. Setelah ini, kita harapkan untuk kedepannya, Judd Apatow bisa kembali menampilkan film komedi yang lebih baik dan stabil hingga akhir. Selamat menyaksikan!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram