bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film The Black Phone, Penculik Misterius

Ditulis oleh Gerryaldo
The Black Phone
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The Black Phone merupakan sebuah film keluaran negeri Paman Sam, Amerika, yang tayang pada tahun 2021 silam dengan genre horror-supernatural. Film ini merupakan adaptasi dari sebuah cerita pendek yang muncul di tahun 2004 dengan judul yang sama oleh sang penulis bernama Joe Hill.

Baca Juga: Daftar Film Horor Terbaik Sepanjang Masa

Film berdurasi 103 menit ini menceritakan tentang seorang penculik misterius yang doyan sekali menculik anak-anak untuk disiksa dan dibunuh. Salah satu korban penculikan ternyata bisa selamat akibat sebuah hal mistis yang ia alami selama dalam kurungan. Hal mistis itu membantunya untuk meloloskan diri.

Sinopsis

The Black Phone_Poster (Copy)

Film dimulai dengan sebuah pertandingan softball yang dilakukan oleh Finney (Mason Thames) bersama dengan tim sekolahnya; yang menjadi lawan Finney saat itu ialah Bruce (Tristan Pravong).

Mereka bermain bersama hingga pertandingan selesai dimenangkan oleh tim Bruce, namun Finney tidak merasa kalah telak, mengingat Bruce merupakan salah satu temannya juga.

Satu saat ketika Bruce sedang berkeliling perumahan menggunakan sepeda, seorang penculik misterius yang dikenal dengan nama The Grabber menangkap Bruce.

Hal ini jelas membuat pinggiran kota Denver jadi mencekam. Finney sedih sekali mengetahui temannya itu menjadi korban penculikan, adik dari Finney yakni Gwen (Madeleine McGraw) lantas menghiburnya.

Kesedihan Finney bertambah ketika ada segerombolan anak suka sekali merundungnya. Namun Finney mendapat back up dari seorang teman baik lainnya bernama Robin (Miguel Cazarez Mora) yang terkenal jago berkelahi. Satu hari, Gwen yang punya kekuatan mimpi psikis yang diturunkan oleh Ibunya mendapatkan sebuah mimpi tentang penculikan Bruce.

Hal itu ia ceritakan pada temannya dan langsung cepat menyebar hingga sampai ke telinga para detektif yang menangani kasus penculikan Bruce yakni Detektif Wright (E. Roger Mitchell) dan Detektif Miller (Troy Rudeseal). Mereka akhirnya mewawancarai Gwen yang tetap pada pendiriannya bahwa Bruce diculik oleh The Grabber.

Beberapa hari kemudian saat berjalan pulang, Finney bertemu dengan The Grabber dan juga diculik. Saat terbangun, ia menemukan dirinya berada di sebuah ruang bawah tanah kecil yang kedap suara.

Finney benar-benar ketakutan dengan The Grabber sampai memohon untuk dilepaskan. The Grabber digambarkan sebagai seorang lelaki yang selalu menutupi mukanya dengan topeng.

Di ruang bawah tanah itu tidak ada apa-apa selain kasur, toilet, karpet dan sebuah telepon hitam terputus yang tak berfungsi. Namun anehnya, Finney selalu mendengar telepon berdering. Penasaran, ia pun akhirnya mengangkat telepon itu, di seberang, ada suara seorang lelaki yang Finney kenal sebagai Bruce, teman softballnya.

Bruce berbicara kepadanya, namun ia tidak dapat mengingat namanya sendiri atau apa yang dia lakukan ketika dia masih hidup. Dia hanya memberitahu Finney tentang ubin lantai yang bisa dilepaskan untuk melarikan diri dengan cara menggalinya. Finney awalnya bingung namun setelah ia telusuri, ternyata benar ada sebuah ubin yang bisa dilepas.

Ayah Finney, Terrence Blake (Jeremy Davies) yang mengetahui anaknya hilang langsung melaporkan kasusnya pada polisi yang segera melakukan pencarian. Namun pencarian yang sudah dilakukan tak kunjung membuahkan hasil. Mereka tidak tahu kalau Finney dikurung di ruang bawah tanah sebuah rumah. 

The Grabber menyukai Finney karena ia menganggap kalau Finney berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia bahkan menyiapkan Finney makanan dan minuman.

Setelah The Grabber pergi, ia mengetahui bahwa pintu ruang bawah tanah tak terkunci, Finney berniat untuk kabur. Namun telepon kembali berdering; kali ini telepon berasal dari Billy yang kondisinya sama dengan Bruce, tidak bisa mengenali apapun.

Billy mengatakan bahwa pintu itu sengaja dibuka sebagai jebakan, apabila Finney keluar, maka The Grabber akan menangkap dirinya dan menyiksanya sampai mati.

Finney yang mendengar hal itu lantas urung melarikan diri. Ia lantas diberitahu oleh Billy kalau ada kabel yang bisa ia pakai untuk keluar dari rubanah itu dengan melilitkannya ke rangka jendela yang ada di atas.

Namun sayang, alih-alih bisa keluar, rangka jendela malah terlepas dan membuat Finney jatuh terjelembab. Merasa sudah tidak ada jalan keluar, Finney mulai menyerah.

Di malam yang sama, Gwen bermimpi tentang kakaknya itu dan segera memberi tahu pada Ayahnya. Ayahnya itu sebenernya tidak mau Gwen seperti Ibunya yang akhirnya tewas akibat kekuatannya sendiri. Tapi dia tidak punya jalan lain.

Detektif Wright dan Miller mulai melakukan pencarian dengan radius yang dipersempit. Ia bertemu dengan seorang warga bernama Max (James Ransone).

Max tinggal bersama saudara laki-lakinya yang ternyata adalah The Grabber namun ia tidak menyadarinya. The Grabber kembali berbicara pada Finney namun berujung kusut membuat The Grabber marah.

Setelah The Grabber pergi, telepon kembali berdering, kali ini berasal dari Griffin. Griffin mengatakan bahwa ada kombinasi kunci yang pernah ia tulis di tembok yang merupakan kode angka dari kunci pintu depan rumah.

Finney lantas mengikuti petunjuk Griffin, saat waktunya dirasa tepat, Finney berusaha keluar namun sayang hanya bisa sampai di halaman depan saja karena kembali tertangkap.

Telepon kembali berdering, kini dari Vance (Brady Hapner) yang mengatakan ada jalan keluar dengan membobol dinding, namun saat dilakukan, tetap saja Finney tidak bisa keluar karena dinding itu tertutup kulkas tebal.

Saat ia pasrah, telepon kembali berdering, kali ini dari teman baiknya yakni Robin. Robin menyemangati Finney dan mengatakan bahwa Finney harus bisa melawan.

Di saat yang sama Gwen mendapatkan petunjuk dari mimpinya dimana kakaknya berada. Ia lantas menghubungi Detektif Wright dan Miller. Max yang telah menyadari penculik misterius itu adalah kakaknya sendiri dibunuh oleh The Grabber.

Saat akan membunuh Finney karena dianggap membuat kakaknya terbunuh, Finney melawan hingga The Grabber tewas. 

Kekuatan Mistik

The Black Phone_Finney (Copy)

Mengetahui bahwa Finney bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal menjadi sebuah pertanyaan besar, apakah kekuatan mistik yang Finney miliki itu berasal juga dari Ibunya?

Ini karena Gwen, adik dari Finney memiliki kekuatan lain yakni bisa bermimpi psikis dan berhasil menemukan banyak petunjuk yang mengarah pada lokasi dimana Kakaknya berada.

Kemungkinan besar kekuatan Ibu Finney juga turun pada Finney yang bisa berbicara pada roh, padahal jelas-jelas, telepon hitam yang berada di rubanah kediaman The Grabber sudah dikatakan tidak berfungsi oleh The Grabber sendiri.

Nyatanya Finney mendapatkan petunjuk dan bantuan dari para roh anak-anak yang menjadi korban The Grabber lewat telepon hitam itu.

Tujuan The Grabber

The Black Phone_The Grabber (Copy)

Sampai sekarang masih menjadi misteri sih apa sebenarnya tujuan The Grabber menculik anak-anak yang sama sekali tidak menyakitinya. Apakah ia melakukan hal itu hanya untuk bersenang-senang atau ada tujuan lain? Hal ini sama sekali tidak diceritakan lengkap dalam film sehingga para penonton hanya bisa menerka-nerka.

Masih banyak alasan lainnya juga yang berpusat pada The Grabber ini. Cerita dalam film ini juga tidak menceritakan kenapa The Grabber selalu menggunakan topeng dan ketakutan ketika Finney berhasil membukan topengnya, kenapa juga ia selalu meninggalkan jejak balon hitam di tempat kejadian perkara dimana korbannya hilang diculik. Hmm…

Sekilas Mirip Film IT

The Black Phone_IT (Copy)

Apabila kamu sadar, film The Black Phone ini somehow terkesan seperti jiplakan dari IT in the other way. Film ini sama-sama memiliki inti cerita mengenai penculik anak-anak dengan bujukan balon. Apabila dalam film IT, balon yang ‘ditawarkan’ berwarna merah, maka di film ini balon yang The Grabber tawarkan adalah balon berwarna hitam. Ring the bell?

Selagi artikel ini dimuat, film The Black Phone masih tayang di bioskop-bioskop. Keuntungan yang mereka peroleh semenjak pemutaran perdananya sudah mencapai $ 52 juta yang bisa dipastikan akan terus bertambah mengingat filmnya masih diputar.

Film ini banyak mendapat respon baik dari beberapa kritikus film. Bacaterus sendiri memberi skor 3/5 untuk film ini.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram