bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Big 4, Mencari Pembunuh Sang Ayah

Ditulis oleh Suci Maharani R
The Big 4
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Siapa nih yang sudah kangen dengan berbagai film gore garapan Timo Tjahjanto? Kalau iya, sepertinya kamu wajib banget nonton The Big 4 (2022).

Film original Netflix ini akan menyuguhkan aksi laga yang brutal, tapi diselingi dengan komedi yang menggelitik. Film ini dibintangi oleh Abimana Aryasatya, Putri Marino, Lutesha, Arie Kriting hingga Kristo Imanuel dan aktor terbaik Indonesia Marthino Lio.

Mengisahkan seorang polisi muda bernama Dina yang bekerjasama dengan empat pembunuh bayaran yang disebut The Big 4. Tak banyak gembar-gembor, The Big 4 (2022) berhasil mendapatkan skor tinggi di Rotten Tomatoes.

Komentar beragam juga diberikan oleh beberapa kritikus film. Namun, bisa dipastikan aksi tembak-tembakannya dijamin bikin penonton melongo.

Kira-kira misteri apa yang harus dipecahkan oleh polisi muda bernama Dina dengan empat pembunuh bayaran dalam The Big 4 (2022)? Buat kamu yang udah penasaran banget, yuk intip sinopsis dan ulasan filmnya hanya di Bacaterus!

Sinopsis

The Big 4_Sinopsis_

Tepat di siang yang terik, Topan (Abimana Aryasatya), Jenggo (Arie Kriting), Alpha (Lutesha) dan Pelor (Kristo Imanuel) berhasil melumpuhkan perusahaan penjualan organ tubuh ilegal milik seorang petinggi.

Mereka membunuh banyak orang dalam aksi tersebut, namun membebaskan anak-anak yang hampir jadi korban penjualan organ. Semua ini tidak akan terjadi tanpa bantuan dan rencana yang matang dari ayah mereka yaitu Petrus (Budi Ros).

Hari itu, mereka berpesta dengan makan nasi padang. Namun dibalik kebahagiaan itu, Papa Petrus mengatakan bahwa ia ingin pensiun dan menjalani hidup normal. Apalagi Papa Petrus memiliki seorang putri bernama Dina (Putri Marino) yang baru saja diterima sebagai polisi muda.

Hal ini membuat anak-anak angkat Papa Petrus merasa sedih, sebab terlalu mendadak dan mereka belum siap bila sang ayah harus pensiun.

Tepat di hari pengangkatannya, Dina dikejutkan dengan ditemukan bapaknya dalam keadaan tidak bernyawa. Sialnya lagi, Dina gagal mengejar pria yang ia duga sebagai pembunuh bapaknya. Bahkan setelah tiga tahun berlalu, kasus pembunuhan sadis yang menimpa bapaknya masih belum menemukan titik terang.

Merasa frustasi dan kesal, Dina memutuskan untuk mencari tahu sendiri siapa orang-orang yang dekat sang ayah. Bermodalkan sebuah foto masa lalu, Dina berniat pergi ke sebuah penginapan bernama Paranais di Pulau Bersi.

Dina tidak peduli jika harus membangkang pada Om Hasan (Donny Damara), yaitu sahabat bapaknya sekaligus atasannya. Kehadiran Dina di Hotel Paranais juga membuat Topan kaget karena tidak menduga putri kandung dari Papa Petrus akan datang.

Tak hanya itu, ternyata Dina diikuti oleh beberapa orang mencurigakan yang ternyata kawanan penjahat dari kelompok lain.

Berusaha keras menutupi hubungannya dengan Papa Petrus, akhirnya Topan mengatakan yang sebenarnya. Ia mengajak Dina bertemu dengan Jenggo yang kini menjelma sebagai seorang guru spiritual untuk orang asing.

Pelor juga tiba-tiba datang ke gubuk kecil di tengah hutan itu dan kaget melihat Dina yang keadaannya agak aneh pasca keracunan minuman.

Sambil berusaha menenangkan Dina yang sikapnya aneh pasca keracunan air kulit kodok, Topan, Jenggo dan Pelor berusaha mencari cara untuk mengatakan yang sejujurnya.

Namun, upaya mereka diganggu dengan serangan brutal dari seorang pria bernama Antonio Sandoval. Ketiga bersaudara ini tidak tahu, apa yang membuat penjahat paling kejam di Asia Tenggara ini menargetkannya.

Tak hanya itu, Antonio juga terlihat berusaha untuk mendapatkan Dina. Pertarungan itu membuat Jenggo dan Topan terluka parah, tapi setidaknya mereka berhasil kabur.

Amarah Dina memuncak saat melihat luka tembak yang dimiliki oleh Topan. Dina tahu persisi, luka itu ia yang membuatnya dan tembakan itu luncurkan ke pembunuh bapaknya.

Tak ingin membuat Dina bingung, Pelor mengajak gadis itu untuk bertemu dengan Alpha. Benar saja, hanya Alpha yang bisa mengatakan dengan jelas hubungan mereka dengan Papa Petrus pada Dina.

Sialnya, serangan dari anak buah Antonio Sandoval kembali hampir membunuh mereka. Apalagi adik paling bontot mereka yaitu Pelor berhasil jadi tawanan Antonio.

Topan merasa sangat bersalah, bahkan hal ini sampai menimbulkan perkelahian dengan Alpha dan Jenggo. Untungnya Dina berhasil melerai mereka dan mengatakan bahwa ia akan membantu Topan, Alpha dan Jenggo untuk membawa pulang Dina.

Topan juga mengatakan, bahwa ada kemungkinan kalau Antonio Sandoval yang membunuh Papa Petrus. Namun apa alasan dibalik hal ini, Topan masih berusaha mencari tahunya. Dari pengakuan Bunglon (Adjie N.A.), Antonio Sandoval memiliki hubungan yang erat dengan Papa Petrus.

Sebenarnya, ada misteri apa dibalik pembunuhan Papa Petrus dan siapa Antonio Sandoval yang sebenarnya? Kenapa pria itu begitu bernafsu untuk memusnahkan The Big 4 dan Dina?

Khas Timo Tjahjanto, The Big 4 Terasa Lebih “Terang”

Khas Timo Tjahjanto, The Big 4 Terasa Lebih “Terang”_

Dikenal sebagai ahlinya film horor dan thriller, Timo Tjahjanto menunjukkan kalau ia bisa menggarap film bergenre apapun. Hal ini bisa kamu lihat dalam The Big 4 (2022). Film garapan Netflix Indonesia ini terasa brutal tapi nggak akan pernah gagal bikin kamu tertawa.

Baca juga: Inilah 9 Film Terbaik yang Disutradarai oleh Timo Tjahjanto

Bicara soal ciri khas Timo Tjahjanto, sutradara Indonesia yang sudah go internasional ini selalu memberikan kesan horor di setiap filmnya. Sisi ini biasanya diperlihatkan dari berbagai adegan gore yang dipenuhi dengan darah dan adegan brutal lainnya.

The Big 4 (2022) juga memiliki hal tersebut. Adegan menembak jarak dekat membuat darah, tulang dan daging berserakan dimana-mana. Adegan aksinya juga tidak kalah seru dari film original Netflix lainnya yaitu The Night Come for Us (2018).

Bicara soal sinematografi, saya menyukai gambar-gambar yang diberikan. Perpindahan scene-nya terasa halus dan berbagai efek slow motion-nya tidak terasa lebay. Timo Tjahjanto juga tidak banyak memakai CGI, tapi efek praktikal yang membuat setiap scene jadi lebih real.

Satu-satunya yang terasa berbeda, The Big 4 (2022) memiliki vibes yang lebih ceria dan colorful. Berbeda dengan berbagai film garapannya yang terasa suram dan mencekam, film ini hadir dengan nuansa tropis yang hangat.

Satu-satunya scene paling mencekam adalah adegan ketika Dina menemukan Petrus tewas mengenaskan. Selebihnya, vibes warna hangat bikin penonton hanyut dengan alur, emosi hingga aksi tembak-tembakan yang terjadi di pesisir pantai.

Drama dan Komedinya Klop Banget

The Big 4_Drama dan Komedinya Klop Banget_

Sejujurnya, The Big 4 (2022) menjadi film yang tidak saya sangka akan datang dari Timo Tjahjanto. Apalagi sang sutradara menambahkan unsur komedi di dalamnya.

Awalnya saya merasa agak khawatir karena tahu bahwa jarang banget Timo Tjahjanto menyentuh genre satu ini. Namun pasca menontonnya, saya sangat puas dengan berbagai celetukan simpel dan familiar yang ditambahkan dalam plot ceritanya.

Hadirnya komika seperti Arie Kriting dan Kristanto Immanuel tidak pernah gagal bikin penonton tertawa. Hal yang mengejutkan, Abimana Aryasatya, Lutesha, Marthino Lio dan Putri Marino juga berhasil mengimbangi dua komika tadi.

Sementara untuk dramanya, film ini memiliki timeline yang jelas, dimana setiap masalah dihadirkan secara runtut. Satu-satunya kekurangan dalam The Big 4 (2022) adalah premis ceritanya yang sangat mudah dibaca.

Berbeda dengan film-film garapan Timo Tjahjanto yang lainnya, tidak ada yang khas dari alur ceritanya. Saya pikir akan ada twist yang lebih mengejutkan, namun ceritanya cenderung flat. Untungnya kesan ini berhasil ditutupi dengan pertarungan besar di akhir dan celetukannya.

Hadirkan Tiga Karakter Wanita Tangguh

The Big 4_Hadirkan Tiga Karakter Wanita Slay_

The Big 4 (2022) memiliki tiga karakter perempuan perkasa yang tidak pernah kamu bayangkan. Untuk pertama kalinya, saya melihat Putri Marino tampil super garang dan sangat lincah.

Soal akting, saya menyukai penampilannya saat Dina terkena alergi kulit katak kering. Sedangkan adegan aksinya, meski masih agak kagok, Putri Marino memberikan adegan pertarungan yang luar biasa. Chemistry dan keselarasannya dengan Lutesha, membuat keduanya jadi grup wanita yang mematikan.

Berbicara soal Lutesha, saya pikir banyak yang kaget dengan karakter Alpha yang diperankannya. Merujuk pada Twitter, saya melihat banyak orang yang protes saat melihat karakter Alpha yang dinilai bahasanya terlalu vulgar dan kasar.

Ternyata Alpha mengidap sindrom tourette, gangguan pada pergerakan dan ucapan berulang kali di luar kendali secara spontan. Bagi saya, Alpha adalah karakter yang paling kaya serta unik. Ia berhasil mengeksekusi berbagai adegan berbahaya dengan baik, sliding sambil menembak.

Terakhir ada Alo, yang diperankan Michelle Tahalea, si tangan kanan Antonio Sandoval. Model yang melebarkan sayapnya ke dunia seni peran ini tampil cukup memukau.

Alo memang tidak banyak berdialog. Justru wanita ini menunjukkan segalanya lewat aksi, salah satunya adalah lewat Bazoka yang jadi senjata andalannya. Meski kalah jauh dari Putri Marino dan Lutesha, saya pikir debut aktingnya terlihat cukup menjanjikan.

Marthino Lio Tampil Liar dan Anti Bosenin

The Big 4_Marthino Lio Tampil Liar dan Anti Bosenin_

Marthino Lio adalah aktor muda yang berhasil dinobatkan sebagai “Aktor Terbaik” di ajang Festival Film Indonesia tahun 2022. Harus saya akui, predikat tersebut memang sangat pas untuknya. Salah satu alasannya karena Marthino Lio selalu mengeksplor setiap karakter yang diperankannya.

Contohnya dalam The Big 4 (2022), Marthino Lio tampil luar biasa dan sangat menghibur. Berperan sebagai villain utama, Marthino Lio berperan sebagai Antonio Sandoval atau Suranto.

Hal yang bikin saya kagum, karakter ini benar-benar terlihat gila, menjengkelkan dan kocak. Antonio Sandoval bisa dikatakan sebagai anak yang tersesat karena ambisinya untuk jadi yang terbaik. Hal inilah yang membuatnya melawan pria yang sudah membesarkan dan melatihnya.

Pria ini tidak memiliki rasa takut dan empati, tapi kecerdikannya membuat Antonio bisa mendapatkan apapun. Tapi yang membuat karakter ini luar biasa, Marthino Lio membuat sosoknya hidup.

Ekspresi wajah dan emosi yang ditampilkannya, semua orang akan hanyut dengan sosok Antonio. Di sisi lain, rasa geli muncul saat melihat Antoni yang begitu enggan dipanggil dengan nama Suranto.

The Big 4 (2022) memang cocok jadi film akhir pekan untuk melepaskan rasa penat. Film garapan Timo Tjahjanto ini memiliki premis yang simpel, tapi adegan aksi dan komedinya sangat menghibur. Selain itu, chemistry dan akting dari seluruh pemeran utamanya bikin enjoyable. Bisa dikatakan The Big 4 (2022) adalah salah satu film original Netflix Indonesia terbaik yang pernah ada.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram