bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Film Horor Korea The 8th Night (2021)

Ditulis oleh Yanyan Andryan
The 8th Night
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

The 8th Night merupakan film asal Korea Selatan yang menggambarkan tentang eksorsisme, dimana seorang mantan biksu bernama Park Jin-soo, yang diperankan oleh aktor Lee Sung-Min, berusaha mengurung lagi sesosok iblis yang telah bangkit kembali dari tidurnya selama 2500 tahun.

Jin-soo pun harus bergelut dengan waktu karena di hari ke-8 setelah kebangkitannya, kekuatan sang iblis akan semakin mengancam manusia.

Film bertemakan thriller misteri ini rencananya bakal ditayangkan pada tahun 2020 lalu. Namun karena adanya pandemi COVID-19, The 8th Night melakukan perilisannya di layanan streaming Netflix di tanggal 2 Juli 2029 kemarin.

The 8th Night kemudian dibintangi oleh Park Hae-joon sebagai detektif bernama Kim Ho-tae, Kim Yoo-jung berperan menjadi Ae-ran, seorang gadis misterius, dan Nam De-reum, yang memerankan karakter biksu muda bernama Cheong-seok.

Sinopsis

Ribuan tahun yang lalu, sesosok iblis jahat membuka gerbang neraka, dan ia berkeliaran bebas di dunia untuk menciptakaan penderitaan abadi kepada umat manusia di muka Bumi. Tak ada satupun manusia yang mampu membunuhnya.

Sang Buddha kemudian turun tangan ke dunia, dan ia pun akhirnya berhasil menghentikan sumber kekuatannya, yakni dengan merobek kedua matanya yang berwarna merah, serta hitam.

Sang Buddha selanjutnya memisahkan kedua mata iblis tersebut di dalam kotak yang berbeda. Dia lalu mengubur satu mata dari iblis itu di pegunungan yang berada wilayah timur Bumi, dan mata yang satu laginya ia kubur di gurun pasir yang ada di belahan barat Bumi.

Sang Buddha mengubur kedua mata tersebut, dan menyegelnya supaya sumber kekuatan dari iblis tidak akan pernah bersatu lagi. Namun setelah beberapa abad kemudian, segel dari Sang Buddha perlahan mulai melemah, dan kebangkitan dari iblis itu pun tinggal menunggu waktu.

Sementara itu di masa sekarang, seorang Professor bernama Kim Joon-cheol berusaha membuktikan mitos tentang mata iblis yang disegel oleh Sang Buddha ribuan tahun silam. Untuk menunjukan keberadaannya, ia kemudian pergi menjelajahi gurun pasir yang ada di barat.

Tanpa disangka, Joon-cheol akhirnya menemukan sebuah lubang pasir berukuran besar di gurun, dan mendapati kotak misterius yang menyimpan mata merah dari iblis tersebut. Dengan mata merah yang sekarang ada di tangannya, ia bersumpah untuk membangkitkan kembali sang iblis ke dunia.

Di tempat lain, biksu Ha-jung merupakan seorang pelindung dari salah satu kotak yang menyimpan mata sang iblis. Ha-jung menyadari jika mata merah telah dibangkitkan kembali, dan ia meminta biksu muda bernama Chung-seok untuk mencari Park Jin-soo, seorang mantan biksu yang mempunyai kemampuan untuk menghentikan kedua mata iblis tersebut agar tidak bersatu lagi.

Chung-seok dan Park Jin-soo kemudian memulai perjalanan mereka dengan terlebih dahulu mesti menemukan seorang perempuan yang dikenal dengan sebutan “Virgin Shaman”. Namun, seorang detektif bernama Kim Ho-tae mengincar Jin-soo karena diduga sebagai dalang atas kasus pembunuhan misterius, yang dimana mayat-mayat korban tewas dengan cara membusuk.

Sajian Misteri Thriller yang Pas

Film The 8th Night tidak terlalu memberikan nuansa horor yang benar-benar mencekam, dan kurang membuat bulu kuduk merinding sepanjang dua jam berjalan. Film ini justru terasa kental akan aspek misterinya, ditambah dengan konten eksorsisme yang melekat di seluruh jalan ceritanya. Meski begitu, The 8th Night masih tetap menawarkan suasana menonton yang cukup mengerikan serta suram.

Sutradara Kim Tae-hyung rasanya seperti sengaja tidak terlalu mengeksplorasi adegan-adegan horor, dan menggantinya dengan perpaduan antara motif eksorsisme alias pengusiran setan, dan misteri thriller yang gelap. Hal tersebut memang cukup berhasil membawa tontonan yang tegang, dan menarik di bagian, awal dan akhir, tetapi kehilangan kekuatannya pada pertengahan cerita yang tensinya mulai mengendur.

Film ini sedari menit awal sebenarnya sudah mampu menarik perhatian, apalagi kisah tentang iblis jahat yang dikalahkan oleh Sang Buddha dinarasikan lewat bahasa sansakerta. Pembukaan tersebut memang terkesan sangat unik, dan menambah unsur kemistisan film The 8th Night. Tetapi sayangnya, alur cerita terasa sangat lamban, dan mau tidak mau kita harus sabar menunggu untuk menuju bagian pertengahan yang justru lebih seru.

Sementara itu pada bagian teknis, perspektif sinematografi yang diberikan oleh The 8th Night sudah cukup menjanjikan dalam memberikan ketegangan yang mencekam. Walaupun tidak terlalu horor, namun penggambaran suasananya sudah cukup misteri, apalagi saat adegan berada di malam hari, lalu ditambah dengan langit mendung, dan suara-suara aneh yang mengundang rasa takut serta kepanikan.

Setiap Karakter Penuh Kerahasiaan

Salah satu poin menarik dalam film ini terdapat pada karakternya, yang dimana sebagian dari mereka berhasil digambarkan penuh kemisteriusan. Karakter gadis bernama Ae-ran (Kim Yoo-jung) menjadi sosok misterius pertama yang awalnya sulit untuk ditebak. Sosoknya itu penuh dengan rahasia dan teka-teki, karena digambarkan secara bias apakah menjadi karakter antagonis atau protagonis.

Selain itu, karakter Ae-ran jarang berbicara di sebagian jalan cerita film ini, dan ia selalu memberikan ekspresi wajah yang menimbulkan rasa penasaran. Karakter ini terlihat sangat unik, hingga pada akhirnya identitas asli Ae-ran pun terungkap dibagian akhir, dan kita bakal cukup terkejut ketika mengetahui fakta yang sebenarnya dari sosoknya itu.

Lalu, karakter misterius lainnya adalah biksu muda bernama Cheong-seok, dan mantan biksu Park Jin-soo. Berbeda dengan Ae-ran, kemisteriusan keduanya kurang mendapatkan “background story” yang benar-benar mendalam.

Padahal, mereka adalah karakter utama di film ini, namun sayangnya alasan Jin-soo melepaskan status biksunya terasa kurang kuat, dan secara tiba-tiba ia harus mengemban misi untuk menghentikan kedatangan sang iblis. Sementara Cheong-seok sendiri, ia hanya digambarkan sebagai sosok biksu muda lugu, bahkan terlalu polos untuk berada dan hidup di perkotaan yang modern.

Tapi setidaknya, chemistry dua karakter ini sangat baik, dan berpadu cukup solid dalam menjalankan tugas berbahaya yang sudah direncanakan. Karakter Cheong-seok yang polos bersinergi lumayan solid dengan sosok Jin-soo yang cenderung keras, dan dingin.

Bukanlah Film Horor Secara Utuh

Film The 8th Night cukup disayangkan juga memberikan penyelesaian cerita yang terasa kurang klimaks, dan terkesan terburu-buru. Selain itu, konfrontasi antara sang iblis yang sudah bangkit saat berhadapan dengan Jin-soo masih kurang menggigit. Momen yang ditunggu-tunggu tersebut hanya menampilkan kesan mendebarkan yang sebentar, sisanya didramatisasi sedemikian rupa, dan tidak lagi menimbulkan kesan menyeramkan lagi.

The 8th Night memang bukanlah film yang sepenuhnya horor secara utuh. Oleh karena itu, jangan heran kalau kita tidak menemukan efek jump scare yang sangat menegangkan. Satu-satunya bagian paling menyeramkan muncul ketika sang mata merah iblis merasuki seorang gadis sekolah. Dengan mimik wajahnya yang aneh, dan cara jalannya yang “creepy”, ia tampil menakutkan bagi kita yang melihatnya.

Pada akhirnya, film ini masih terbilang lumayan menegangkan untuk sebuah film yang mengambil tema misteri, thriller, dan horor. Konsep cerita yang disajikan pun sangat unik, dan menarik, apalagi bagian awal film ini menjadi momen terbaik untuk membuat kita terus mengikuti keseluruhan jalan ceritanya. kemudian, The 8th Night selama dua jam masih tetap layak untuk ditonton bagi penikmat film misteri.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram