showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Texas Chainsaw Massacre (2022)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Texas Chainshaw Massacre
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sekelompok pengusaha muda dari kota besar datang ke Harlow untuk memulai investasi mereka. Ternyata, salah satu bangunan masih berpenghuni dan mendatangkan masalah ketika penghuninya wafat di jalan menuju rumah sakit. Sang anak melakukan balas dendam dengan sadis. Siapa yang bisa selamat dari terornya?

Texas Chainsaw Massacre adalah film slasher horror karya David Blue Garcia yang dirilis sebagai original film Netflix pada 18 Februari 2022.

Mengambil cerita 50 tahun setelah peristiwa di film The Texas Chain Saw Massacre (1974), film ini menjadi sequel langsung dan tidak mempedulikan film-film lanjutan lainnya dalam franchise yang sudah memiliki 8 film sebelumnya.

Akankah aksi Leatherface kali ini lebih sadis daripada di film-film sebelumnya? Mengingat hampir 50 tahun dia tidak melakukan pembunuhan, seharusnya kisah ini akan bersimbah darah. Benarkah begitu? Simak review berikut dari film yang syutingnya dilangsungkan di Bulgaria ini.

Sinopsis

texas-chainshaw-massacre-1_

Dua pengusaha muda, Dante dan Melody, mengunjungi Harlow untuk membuka area usaha di kota kecil yang nyaris mati itu. Kisah legendaris tentang pembantaian sadis di tahun 1973 sudah menguap dan tidak ada yang mengingatnya lagi, kecuali pemilik toko di luar Harlow. Dante dan Melody datang ke Harlow ditemani oleh Ruth, kekasih Dante, dan Lila, adik Melody.

Sampai di lokasi, mereka melihat-lihat sekitar dan berusaha mengganti bendera Texas yang sudah usang. Dante dan Melody kemudian menyadari bahwa di bangunan yang dahulunya adalah panti asuhan itu masih dihuni oleh orang, yaitu nenek tua bernama Ginny dan salah satu anak asuhnya yang berbadan besar.

Ketika Dante meminta Ginny keluar dari bangunan itu, Ginny yakin bahwa dia memiliki hak penuh atas bangunan ini disertai surat resminya. Tapi Dante tidak percaya dan memanggil seorang sheriff untuk menggeruduk Ginny.

Tapi Ginny kemudian mengalami serangan jantung dan dibawa ke rumah sakit memakai ambulans. Salah satu anak asuhnya ikut di dalam mobil itu, begitu juga Ruth.

Mendadak Ginny wafat dan anak asuhnya mengamuk dengan membunuh semua penumpang ambulans. Dia menguliti wajah Ginny untuk dipakainya. Setelah itu, dia kembali ke panti asuhan.

Sementara itu, Dante dan Melody menyambut kedatangan bus yang berisi para calon investor. Lila yang bosan menghampiri bengkel Richter, warga setempat.

Melody membaca SMS dari Ruth bahwa Ginny meninggal dunia di jalan. Richter yang mendengar kabar itu menjadi kesal dan menyita kunci mobil dan bis mereka sampai Dante bisa membuktikan surat kepemilikan bangunan panti asuhan itu.

Sementara itu, Sally Hardesty, korban yang selamat dari peristiwa tahun 1973, mendengar kabar pembunuhan di Harlow dan segera bergerak kesana.

Dante dan Melody masuk ke panti asuhan untuk mencari surat kepemilikan bangunan milik Ginny. Melody menemukan surat tersebut yang memang menyatakan bahwa bangunan itu masih milik Ginny.

Tiba-tiba Leatherface datang dan menyobek mulut Dante, lalu mengambil gergaji mesinnya. Dante berhasil keluar dari bangunan. Richter melihatnya, ia langsung mengambil pistol lalu masuk ke dalam panti asuhan.

Melody yang masih bersembunyi menggeser cermin untuk menunjukkan posisi Leatherface kepada Richter. Tapi Richter bukanlah lawan sepadan bagi Leatherface. Dia tewas dengan kepala pecah.

Kunci mobil dan bis diambil kembali oleh Melody yang langsung memberi tahu semua orang untuk tetap di dalam bis. Leatherface kemudian menyerang bis dan membunuh semua orang di dalamnya.

Melody dan Lila berhasil keluar dari bis dan bertemu dengan Sally yang langsung memasukkan mereka berdua ke mobilnya, sementara dia menghadapi Leatherface sendirian.

Tapi sekali lagi, Sally bukanlah tandingan sepadan Leatherface. Ia pun tewas di tangan Leatherface. Mampukah Melody dan Lila menghadapi Leatherface? Atau mereka melarikan diri? Simak ketegangan film ini dengan menontonnya hingga usai.

Jalan Panjang Menuju ke Awal

texas-chainshaw-massacre-2_

Texas Chainsaw Massacre adalah film ke-9 dari franchise horror legendaris ini. Setelah kesuksesan tak terduga dari The Texas Chain Saw Massacre (1974) karya Tobe Hooper yang sederhana namun mencekam, seluruh film lanjutannya tidak ada yang bisa menyaingi kualitas film pertamanya.

The Texas Chainsaw Massacre 2 (1986) lebih mengedepankan unsur black comedy dan tampil layaknya sebuah parodi.

Leatherface: The Texas Chainsaw Massacre III (1990) hadir dengan kualitas buruk dan kerugian besar bagi distributor barunya, New Line Cinema.

Texas Chainsaw Massacre: The Next Generation (1995) menutup kisah asli dari Leatherface dengan kualitas yang lebih buruk dari film sebelumnya, meski dibintangi oleh Renee Zellweger dan Matthew McConaughey yang saat itu adalah rising star.

The Texas Chainsaw Massacre (2003) memulai kembali nafas baru bagi teror Leatherface dalam sebuah remake. Meski kualitasnya buruk, namun film ini mendatangkan keuntungan yang besar dengan pendapatan sebesar $80 juta dari bujet produksi yang hanya sejumlah $9 juta saja.

The Texas Chainsaw Massacre: The Beginning (2006) hadir sebagai prequel dengan setting waktu empat tahun sebelum peristiwa di film produksi 2003. Meski masih untung secara komersil, tapi kualitasnya masih jauh dari harapan.

Texas Chainsaw 3D (2013), sesuai judulnya tampil dalam presentasi 3D dan menjadi sequel langsung dari film produksi 1974, mengabaikan kisah dari film-film sebelumnya.

Meski masih untung dua kali lipat dari bujet produksi, film ini menuai kritikan pedas. Mengambil konsep prequel dari film produksi 1974 dengan cerita asal-usul kegilaan sang penebar teror, hadirlah Leatherface (2017) dengan bintang Stephen Dorff dan Lili Taylor.

Masalah pendistribusian yang tertunda membuat film ini layu sebelum berkembang dan membuat Lionsgate kehilangan hak atas franchise-nya.

Dari 8 film tadi, film mana saja yang sudah kalian tonton? Dan sekarang Netflix, sebagai distributor barunya, merilis Texas Chainsaw Massacre yang kembali menempatkan diri sebagai sequel langsung dari film produksi 1974.

Sama seperti posisi film produksi 2013, film ini mengabaikan lagi semua kisah yang sudah pernah dipersembahkan. Sungguh jalan yang sangat panjang untuk kembali ke kisah awal.

Premis Film yang Salah Arah

texas-chainshaw-massacre-3_

Texas Chainsaw Massacre sudah bermasalah sejak awal produksi. Setelah menyelesaikan syuting di Bulgaria, di lokasi syuting film Leatherface, produksi dipimpin oleh Ryan Tohill dan Andy Tohill sebagai sutradara.

Tapi setelah melihat hasil akhirnya, duet sutradara ini dipecat dan produser merekrut David Blue Garcia sebagai sutradara dengan membuat film dari awal lagi. Meski hasil test screening produksi kedua ini mendapat penyambutan negatif juga, tapi produser menyetujuinya dan merilisnya melalui Netflix.

Film berdurasi 1 jam 21 menit ini sebenarnya memiliki premis yang menjanjikan dengan menampilkan kembali karakter korban yang selamat dari film pertamanya, yaitu Sally Hardesty.

Karakter ini diperankan oleh Olwen Fouere menggantikan pemeran aslinya Marilyn Burns yang wafat di tahun 2014 lalu. Kita pasti menunggu pertemuan mereka kembali setelah 50 tahun berlalu.

Tapi nyatanya, kehadiran Sally dan pertarungannya dengan Leatherface hanya berlangsung dalam hitungan menit saja tanpa bangunan tensi yang baik.

Hal ini karena sebelum pertemuan mereka cerita berjalan dengan alur yang mudah ditebak, kita hanya diminta menghitung jumlah korban dan siapa yang dibunuh terlebih dahulu oleh Leatherface.

Referensi Modern yang Kurang Efektif

texas-chainshaw-massacre-4_

Tidak adanya pembaruan yang diberikan oleh film dengan sinematografi yang cukup apik dalam menampilkan nuansa mencekam lengkap dengan hujan yang terus mengguyur di sepanjang malam ini, membuat kita tidak begitu tertarik untuk menelaah alasan para korban yang ingin membuka usaha di kota mati yang jauh dari keramaian.

Mungkin hanya tampilan referensi modern, seperti penggunaan media sosial, yang coba dimasukkan dan menjadi pembeda dari film lainnya, tapi nyatanya juga tidak efektif. Untung saja, keganasan Leatherface dalam merencah korban-korbannya ditampilkan dalam skala yang hampir maksimal dengan puncratan darah dan hal-hal mengerikan lainnya.

Bagi penikmat film slasher horror, maka Texas Chainsaw Massacre versi Netflix ini akan memuaskan mata dan adrenalin kita dengan semua yang ditampilkan di layar.

Tapi, jangan harap ada kedalaman cerita karena naskah yang ditulis oleh Chris Thomas Devlin ini hanya berada di permukaan saja dan mengulang elemen-elemen klise dari film sejenisnya atau yang sudah ada di dalam franchise-nya sendiri.

Dengan hadirnya Texas Chainsaw Massacre di Netflix, kita berharap film-film lainnya dari franchise ini turut disajikan juga, terutama film pertamanya yang sangat legendaris. Sebelum harapan itu jadi nyata, kita saksikan dulu film terbarunya ini, ya!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram