Review dan Sinopsis Drama Seri Indonesia Teluh Darah (2023)

Ditulis oleh Suci Maharani R
Teluh Darah
3.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

“Nyawa harus dibalas dengan nyawa,” hal inilah yang akan kamu saksikan saat menonton drama original Disney+ Hotstar berjudul Teluh Darah (2023).

Drama ber-genre horor ini diarahkan dan ceritanya ditulis langsung oleh Kimo Stamboel. Tak heran, kalau drama ini tidak hanya menyuguhkan unsur klenik yang kental tapi memiliki beberapa adegan gore yang terasa thrilling.

Tidak hanya mengisahkan soal ilmu santet, drama ini menampilkan kengerian dari peristiwa berdarah Banyuwangi tahun 1998.

Meski dibintangi oleh deretan aktor papan atas Indonesia, sayangnya akting dari beberapa pemeran terlihat tidak stabil. Lalu, ada juga beberapa plot twist yang menurut saya gagal membuat penonton terkejut.

Kira-kira, apa yang membuat drama ini memiliki celah? Dan, bagaimana kisah seru dari keluarga Kusumawijaya dalam drama seri Teluh Darah (2023) ini? Buat kamu yang penasaran, bisa membaca sinopsis dan ulasan singkat dramanya hanya di Bacaterus.

Sinopsis

sinopsis teluh darah_

Malam itu Esa Prasetyo (Deva Mahenra) berusaha meyakinkan sang ayah untuk melepaskan pisau yang dipegangnya. Nahas, sang ayah menusuk pisau itu ke matanya sendiri sebelum ia tewas terjatuh dari atap rumah sakit.

Sebelum melakukan aksi gila ini, Bondan Prasetyo (Willem Bevers) sempat berkata bahwa ia sudah tidak kuat dengan rasa sakit yang dideritanya.

Di tempat lain, keluarga Ahmad Kusumawijaya (Lukman Sardi) terlihat begitu harmonis dan bahagia. Tapi semuanya berubah semenjak mereka menemukan bangkai musang pandan yang sudah membusuk di atas plafon rumahnya.

Awalnya makanan yang ada di rumah mereka kerap dipenuhi dengan belatung. Bahkan, Wulan (Mikha Tambayong) pernah menemukan rambut hitam dan paku di wastafel kamarnya.

Sementara Ibu Astuti (Imelda Therinne) dan si bungsu Wisnu (Justin Adiwinata) kerap diganggu dengan lebah yang entah dari mana datangnya.

Puncaknya, Ahmad Kusumawijaya meninggal dunia pasca muntah darah yang berisikan paku. Lalu, muncul lah binatang menjijikan dari mulutnya.

Pada awalnya Wulan tidak mau percaya, kalau keluarganya sudah diteluh oleh seseorang. Hadirnya Esa dalam hidupnya, membuka berbagai tabir mengenai masa lalu keluarga mereka.

Keduanya tidak menyangka, bahwa Pak Ahmad dan Pak Bondan saling mengenal satu sama lain. Ibu Astuti mengisahkan, bahwa ayah mereka adalah rekan kerja selama berada di Banyuwangi tahun 1998. Ternyata, dari Banyuwangi lah berbagai teror menakutkan dan tidak masuk akal ini dimulai.

Dari penyelidikan Wulan dan Esa, kedua ayah mereka terlibat dalam kasus pembunuhan sadis seorang karyawan, Hasan. Awalnya, Hasan (Andri Mashadi) ingin memeras Ahmad, hingga Bondan berpikir untuk memberikan efek jera padanya.

Sialnya Hasan tidak sengaja terbunuh, sehingga mereka membuat skenario seolah-olah Hasan adalah korban pembantaian dukun oleh para ninja. Kepala Hasan dipenggal, anak dan istrinya juga dibunuh dengan cara yang sadis.

Sejak kejadian itu, satu persatu preman yang membunuh Hasan pun tewas dengan cara yang tidak wajar. Kini dendam itu mulai mendatangi dalang utamanya, yaitu Ahmad Kusumawijaya dan Bondan Prasetyo.

Singkat cerita, Wulan dan Esa akhirnya menemukan dalang utama di balik santet yang menimpa keluarga mereka. Pria itu bernama Harun (Hingka Moedra), yaitu tukang kebun di rumah Kusumawijaya yang baru bekerja selama beberapa hari.

Anehnya, teror santet pada keluarga Kusumawijaya tidak pernah berakhir meski Harun sudah meninggal. Jadi, benarkah Harun yang mengirim santet? Atau, apakah Harun hanyalah pion yang digunakan oleh seseorang untuk membunuh satu persatu keluarga Kusumawijaya dan Prasetyo hingga ke akarnya?

Riset Mendalam, Alur Cerita yang Menegangkan

teluh darah_

Teluh Darah (2023) ternyata tidak sekedar menampilkan alur mengenai ilmu santet yang membunuh korbannya dengan cara yang tidak wajar. Drama arahan Kimo Stamboel ini menyelipkan kengerian dalam peristiwa Banyuwangi tahun 1998 yang tidak terpecahkan hingga sekarang.

Harus diakui, Kimo Stamboel dan para penulis ceritanya benar-benar melakukan riset mendalam untuk drama ini. Contohnya adalah penggambaran tanda-tanda ketika seseorang menjadi korban santet terlihat sangat nyata dan detail.

Saya ingat, seorang ustadz pernah berkata bahwa tanda-tanda santet diawali dengan suara dentuman di atap, munculnya hewan kecil seperti kecoa dan cicak, penemuan bangkai hewan (musang pandan), hingga halusinasi yang terjadi pada korbannya.

Tanda-tanda yang saya jelaskan tadi juga ditampilkan dalam Teluh Darah (2023). Tanda-tanda ini disuguhkan dengan plot yang terasa sangat mencekam.

1 2»
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram