bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Take Me Home, Rumah Terkutuk Wanita Jahat

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Take Me Home
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang pemuda bernama Tan hilang ingatan dan tinggal di rumah sakit selama 10 tahun. Selama itu pula dia mencari tahu informasi mengenai keluarganya. Hingga suatu hari, Tan begitu yakin sudah menemukan sesuatu yang selama ini dia cari. Memutuskan datang ke rumah yang dia yakini merupakan rumah keluarganya, Tan justru berhadapan dengan takdir lain.

Takdir apa yang dimaksud? Siapa Tan sebenarnya? Keutuhan cerita dari film horor yang dibintangi Mario Maurer ini bisa Anda saksikan melalui Take Me Home (2016). Sebelum itu, kita sama-sama simak sinopsis dan ulasannya di bawah ini yuk! 

Sinopsis

Tan kecil berada di sebuah ruangan dengan beberapa lilin menyala dan lukisan di depannya. Bocah itu bicara sendiri dan bertanya pada lukisan tersebut apakah benar dia malaikat. Jika benar bisakah ia berjanji padanya? Lilin pun tertiup angin lalu mati seketika.

Scene berganti memperlihatkan seorang pemuda terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan kepala dibebat perban. Cerita berlanjut ketika Tan (Mario Maurer) yang kini sudah dewasa terlihat mendorong sebuah tempat tidur rumah sakit. Dia disapa oleh salah satu suster yang bekerja di sana.

Tan kemudian bercerita bahwa dia dikirim ke rumah sakit tersebut sekitar sepuluh tahun lalu. Tan mengalami kecelakaan lalu koma dan hilang ingatan. Pemuda itu tak tahu siapa dirinya atau darimana dia berasal. Setiap hari Tan mencari informasi di internet dengan harapan dapat menemukan sedikit kebenaran tentangnya dan kabar tentang keluarganya.

Dia ingin bertemu lagi dengan mereka dan berharap yang sama terhadap keluarganya. Saat Tan kembali menyibukkan diri mencari informasi mengenai keluarganya di internet, pemuda itu mendengar suara wanita samar memanggil namanya. Tiba-tiba sebuah alat rontgen yang ada di dekatnya menyala dan beroperasi sendiri.

Tan bertambah kaget karena printer atau mesin pencetak yang juga ada di dekatnya mengeluarkan sebuah kertas bertuliskan berita mengenai tragedi bunuh diri yang dilakukan seorang arsitek terkenal. Dalam kertas juga tertulis bahwa arsitek tersebut mengalami kebangkrutan dan meninggalkan anak satu-satunya.

Esok harinya Tan menyerahkan setumpuk informasi pada seorang dokter. Pemuda itu mengatakan sudah menemukan masa lalunya dan ingin pulang ke rumah. Dokter wanita yang diajaknya bicara meminta dia untuk mempertimbangkan hal tersebut. Pasalnya Tan sama sekali tak punya identitas apa pun, khawatir terjadi sesuatu di luar sana. Namun, Tan yang sudah terlanjur ingin bertemu keluarga, berkeras untuk pergi.

Menggunakan taksi, Tan sampai di depan gerbang sebuah rumah yang dia yakini sebagai rumahnya. Benar saja, begitu turun dari taksi, seorang wanita paruh baya mengenalinya dan tampak kaget melihat Tan berdiri di sana. Dia segera meminta Tan masuk menemui Tubtim (Wannarot Sonthichai), sang kakak yang pasti senang bisa kembali melihatnya.

Halaman rumah Tan begitu luas dan rimbun. Untuk sampai ke depan rumah, dia beserta wanita paruh baya tadi harus menggunakan sebuah kendaraan kecil. Setelah beberapa lama, Tan sampai di rumah. Dia disambut oleh Tubtim dan suaminya, Cheewin (Nopachai Jayanama).

Tubtim bertanya darimana saja Tan selama ini. Tan menjelaskan bahwa dirinya mengalami kecelakaan dan hilang ingatan. Pemuda itu juga terlihat menyerahkan berkas yang dia kumpulkan untuk sampai ke rumah tersebut. Tubtim mengaku bahwa mereka adalah saudara kembar, tapi Cheewin yang mendengar itu tampak kaget.

Perilaku aneh Tubtim tak hanya sampai di situ. Wanita tersebut bahkan memeluk Tan begitu erat dan terlihat tak ingin melepaskannya. Dia mengatakan bahwa semua akan sempurna seperti sedia kala. Saat Tan meminta Tubtim untuk bercerita lebih banyak tentang keluarga mereka, termasuk mengapa ayah mereka bunuh diri, wanita itu mengalihkan pembicaraan.

Tan lalu bertanya mengenai berita yang menuliskan bahwa dia adalah anak satu-satunya. Cheewin memberikan penjelasan tapi tetap tak memuaskan rasa penasaran Tan. Dia malah mengancam jika Tan berniat buruk, dia akan berhadapan dengan dirinya. Tak puas dengan jawaban tersebut Tan mencari tahu pada wanita paruh baya yang pertama kali bertemu dengannya tadi.

Wanita tersebut mengiyakan bahwa Tubtim dan dirinya adalah saudara kembar. Dia juga mengatakan bahwa ayah Tan bunuh diri karena bangkrut. Lebih lanjut Tan bertanya mengapa dia sampai terpisah dengan keluarga, wanita itu lalu menjawab bahwa Tan lah yang kabur.

Rumah keluarga Tan kemudian dibeli oleh Cheewin dan lelaki itu jatuh cinta pada Tubtim. Jawaban-jawaban tersebut terlihat tak memuaskan Tan, tapi karena masih penasaran dia kembali bertanya mengenai di mana dia berada saat Tubtim tinggal di luar negeri, seperti penuturan Cheewin.

Ketika wanita itu hendak menjawab dengan mengatakan bahwa Tubtim tak pernah ke luar negeri, sebuah vas di dekatnya jatuh dan pecah. Dia belum sempat menyelesaikan jawabannya tapi pembicaraan harus berhenti karena hal tersebut.

Cerita berlanjut saat Tan yang sedang beristirahat di ruangan yang penuh barang-barang tiba-tiba terbangun. Dia menemukan dua anak kecil sedang bersembunyi di balik kain. Mereka adalah Jun dan Jan. Saat kain penutup dibuka Tan memperkenalkan diri sebagai kerabat ibu mereka, tapi Jan, anak yang lebih besar mengatakan bahwa Tubtim bukan ibunya dan dia membencinya.

Tan menyadari di lengan Jan terdapat luka lebam. Pemuda itu pun bertanya mengapa dia bisa terluka. Namun, saat Jun akan bercerita, Jan memotong pembicaraan. Sayangnya begitu Tan bertanya pada Jun mengapa anak-anak itu membenci Tubtim, Jun sama seperti yang lain, mengalihkan pembicaraan. Ada apa sebenarnya dengan Tubtim dan rumah itu? Rahasia apa yang tersembunyi di sana?

Horor Rumah Besar Terkutuk yang Klasik

Take Me Home (2016) merupakan film horor Thailand yang ceritanya berpusat pada sebuah rumah terkutuk dan berkekuatan jahat. Kekuatan jahat tersebut bisa membuat orang-orang di sana mati secara bergiliran. Premis semacam ini sudah banyak diadopsi oleh film-film ber-genre horor. Anda juga pasti sudah tidak asing dengan alur yang seperti ini, kan?!

Saat menonton Take Me Home (2016) Anda akan diajak mengenal sosok Tan, seorang pemuda hilang ingatan yang berusaha keras menemukan kembali ‘rumah’nya dan menemukan kembali jati dirinya. Sayang, di saat bersamaan dia harus menghadapi fakta bahwa masa lalunya ternyata sangat kelam. Dia satu-satunya anggota keluarga yang harus menghadapi dan menyelesaikannya.

Jika Anda sangat menyukai film horor bertemakan masa lalu yang kelam dan terkutuk, karya arahan Kongkiat Khomsiri bisa dijadikan salah satu pilihan. Walau premisnya terhitung klasik, film ini punya suguhan lain sehingga jadi sebuah tontonan yang menegangkan sekaligus mengharukan.

Banyak Elemen Horror yang Creepy

Selama kurang lebih 1 jam 33 menit, Anda akan dibuat merinding dengan jalan cerita film ini, terutama oleh hadirnya beberapa elemen yang creepy. Sejak menit-menit awal, sinematografi Take Me Home (2016) sudah suguhkan sebuah kengerian. Anda akan melihat halaman rumah yang sangat luas dengan pohon besar di sana-sini dan sinar matahari yang mengintip di sela-selanya.

Setting dan pengambilan gambar yang demikian berhasil memberikan satu teror tersendiri. Bayangan betapa rumah tersebut tersembunyi, jauh dari keramaian dan menyimpan rahasia besar yang mengerikan pasti terlintas begitu saja.

Selain itu elemen lain yang membuat film ini creepy yaitu terdapat unsur-unsur tradisional Thailand yang diwakilkan oleh para penari berpakaian khas. Entah kenapa hal-hal yang mengandung unsur tradisional selalu berhasil terasa menakutkan. Seperti ada kekuatan besar dan misterius yang turut ditampilkan.

Plot Antiklimaks

Sayangnya, plot Take Me Home (2016) tidak dikemas menggunakan teknik yang cerdas. Film ini punya dua konflik utama yang coba disuguhkan pada para penonton. Saat menyelesaikan konflik pertama, yaitu rahasia mengenai wanita jahat yang mengutuk rumah Tan dan keluarga, penonton sudah dijejali adegan-adegan menegangkan yang membingungkan.

Ketika bagian ini sudah terasa mencapai puncaknya, tiba-tiba plot seolah kembali ke semula, tensi ketegangan hilang karena alur seperti diulang. Di saat inilah sutradara coba membawa penonton mulai masuk ke konflik kedua, yakni konflik antara Tan dan saudara kembarnya yang buruk rupa serta perjanjian dengan sosok wanita jahat penunggu rumah.

Namun sayang, pada bagian ini sutradara tidak membangun klimaks yang baru. Cerita gagal disusun semenegangkan konflik pertama sehingga yang tersisa hanya antiklimaks. Kengerian yang coba ditampilkan jadi terasa membosankan.

Film Take Me Home (2016) bukan film horor yang menakut-nakuti penonton melalui jump scare di banyak tempat, melainkan mengandalkan sinematografi, elemen-elemen penunjang yang creepy serta ekspresi ketakutan seorang Mario Maurer, yang rasanya hadir sebagai pemain tunggal di film ini. Penasaran dengan jalan ceritanya secara keseluruhan? Film ini bisa disaksikan di Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram