bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Sunday’s Illness, 10 Hari Bersama Ibu

Ditulis oleh Sri Sulistiyani
Sunday’s Illness
2.8
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Keterikatan hubungan antara ibu dan anak memang akan selalu menjadi keterikatan yang kuat, tak peduli sudah berapa lama dan sejauh apa mereka terpisahkan. Hal itu pula yang dapat kita rasakan dalam film berjudul Sunday’s Illness

Pada film ini, kita akan melihat bagaimana hubungan antara ibu dan anak yang terasa tak biasa karena keduanya telah terpisahkan puluhan tahun lamanya. Bagaimana kisah selanjutnya? Berikut review dan sinopsisnya!

Baca juga: Film Indonesia Tentang Ibu yang Sangat Menyentuh Hati

Sinopsis

Sunday’s Illness__

Film Sunday’s Illness dibuka dengan adegan saat seorang wanita tua yang kaya raya bernama Anabel menggelar pesta di kediamannya. Di pesta tersebut, ia melihat seorang pelayan yang tampak dikenalinya. Mereka tak saling berbicara dan si pelayan ]hanya memberikan sebuah gumpalan kertas. Keesokan harinya, Anabel kembali bertemu dengan pelayan itu. 

Ia adalah Chiara, anak kandungnya yang ia tinggalkan saat masih usia 8 tahun dan kini telah berpisah selama 35 tahun. Di pertemuan itu, Chiara meminta Anabel untuk menghabiskan sepuluh hari bersamanya. Anabel yang masih panik dan kaget tak segera menyetujuinya. Suami Anabel kemudian meminta Chiara datang ke rumahnya dan ia pun menginterogasinya. 

Anabel akhirnya menyanggupi keinginan Chiara. Mereka pun pergi ke kediaman Chiara yang terletak di atas gunung. Di perjalanan, Chiara juga mengatakan bahwa ayah kandungnya yang juga mantan kekasih Anabel, Mathieu telah meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman dekat rumahnya. Setelah sampai di rumah, Chiara tampak tak memiliki rencana apa pun untuk Anabel. 

Hari ke hari, Chiara lebih banyak membiarkan Anabel seorang diri, sementara ia pun pergi melakukan kegiatannya sendiri. Setelah beberapa hari, mereka mulai mengobrol. Anabel dan Chiara pergi ke komedi putar bersama. Mereka kemudian pergi ke tempat dansa. Disana, Chiara mabuk dan berdansa dengan pria. 

Anabel kemudian membawa pulang Chiara yang sudah mabuk. Di rumah, Chiara pun muntah-muntah dan mengatakan jika dirinya akan meninggal. Namun Anabel hanya menganggap perkataan Chiara gurauan hanya karena ia tengah mabuk. Chiara pun tertidur. Saat terbangun, Anabel mengatakan bahwa Chiara sudah tertidur selama dua hari. 

Saat itu, Chiara memberikan Anabel sebuah ramuan teh dan jamur yang langsung diminumnya. Setelah itu, Chiara mengajak Anabel melihat foto-foto masa kecilnya. Saat menonton foto-foto itu, Anabel mulai tak sadarkan diri. Chiara kemudian bercerita bahwa ia saat ini tengah sakit. Saat Anabel tersadar, Chiara juga menumpahkan kemarahannya hingga membuat dahi Anabel terluka. 

Namun Anabel yang mengetahui kondisi Chiara tak marah dengan semua itu. Anabel justru menawarkan diri untuk merawat Chiara dan tinggal lebih lama bersamanya. Keesokan harinya, mereka bermain kereta luncur bersama. Saat bermain, Chiara pingsan dan Anabel membawanya ke rumah sakit. Anabel kemudian mengetahui kondisi Chiara yang ternyata tengah sekarat.

Setelah sembuh dan kembali ke rumah, Chiara meminta Anabel untuk pulang, namun Anabel menolaknya. Chiara kemudian membisikkan permintaannya pada Anabel, namun Anabel harus pergi jika tak mau melakukan permintaan itu. Setelah mendengar bisikan Chiara, Anabel kemudian pergi. Namun rupanya ia pergi ke Prancis untuk menemui ayah Chiara yang sebenarnya masih hidup. 

Mathieu dan Anabel pun berbincang di sebuah restoran. Mathieu bercerita jika Chiara juga memintanya melakukan hal yang sama, namun ia tak menyanggupinya. Setelah bertemu Mathieu, Anabel kemudian kembali ke rumah Chiara. Ia menemukan Chiara yang kondisinya semakin sekarat tengah berbaring di halaman rumahnya. 

Anabel kemudian membawa Chiara ke tepian danau. Ia lalu membuka bajunya dan baju Chiara. Chiara memeluknya dan untuk pertama kalinya Chiara menyebut Anabel dengan panggilan ibu. Chiara mengatakan jika ia tidak takut, dan Anabel pun membawanya ke tengah danau. Di tengah danau, Anabel menenggelamkan Chiara yang tampaknya merupakan permintaan Chiara padanya. 

Hubungan Ibu dan Anak yang Tak Biasa

Sunday’s Illness_Hubungan Ibu dan Anak yang Tak Biasa_

Tema yang diangkat dalam film Sunday’s Illness adalah tema mengenai ibu dan anak. Namun jangan harap kalian menemukan hubungan ibu dan anak yang haru dan menyentuh seperti pada film-film bertema sejenis. Dalam film ini, kita justru akan melihat bagaimana ikatan antara ibu dan anak dengan nuansa yang tak biasa. 

Di awal film, mungkin kamu menduga jika pertemuan Anabel dan Chiara selama 10 hari akan menjadi pertemuan dengan penuh hal-hal yang mereka lakukan bersama. Namun nyatanya mereka tidak melakukan apa pun. Seperti Anabel, kita pun bingung dengan maksud Chiara membawa ibunya selama sepuluh hari bersamanya. 

Film ini memang lebih banyak memberikan penjelasan mengenai alur ceritanya secara tersirat. Penonton tampaknya dibuat untuk menebak dan menyimpulkan sendiri mengenai apa yang terjadi. Begitu pula dengan ending cerita dari film ini yang menunjukkan seorang ibu membunuh anaknya sendiri untuk mengakhiri penderitaan sang anak, hal yang tentunya sangat tak wajar. 

Suasana Film yang Terasa Sunyi

Sunday’s Illness_Suasana Film yang Terasa Sunyi_

Sepanjang durasi film selama 113 menit ini, kita juga akan merasakan nuansa yang begitu sunyi. Film ini memang tak banyak menyisipkan dialog pada alur ceritanya. Seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya, banyak penjelasan-penjelasan yang dijelaskan secara tersirat tanpa dialog dan hanya menggunakan simbol-simbol belaka. 

Meski minim dialog, para aktor dan aktris dalam film ini mampu memberikan kesan yang kuat pada karakter mereka masing-masing, terutama karakter Anabel dan Chiara. Hubungan keduanya sebagai ibu dan anak memang tampak aneh, namun kedua karakter ini mampu memperlihatkan chemistry dan kasih sayang antara ibu dan anak tanpa perlu banyak berbicara. 

Shot-Shot Panjang dan Tempo Lambat

Sunday’s Illness_Shot-Shot Panjang dan Tempo Lambat_

Nuansa sunyi dalam film Sunday’s Illness tak hanya dibangun dari alur ceritanya yang dibuat minim dialog, namun juga dari konsep sinematografinya. Film ini sangat sering menggunakan shot-shot dengan durasi yang cukup panjang, bahkan mungkin kamu akan sedikit bosan dengan satu durasi shot yang bisa mencapai hitungan menit. 

Tak banyak pergerakan kamera yang digunakan dalam film ini. Dalam satu shot, kita bisa menyaksikan satu adegan utuh yang dilakukan oleh para pemain. Bahkan satu scene dalam film ini juga bisa dilakukan hanya dalam satu shot saja. 

Konsep sinematografi dengan shot-shot panjang ini membuat film Sunday’s Illness terasa memiliki tempo yang cukup lambat dan mungkin bisa jadi membosankan bagi sebagian orang. Namun tampaknya konsep ini juga dibuat untuk menunjukkan bagaimana Chiara si karakter utama melalui waktunya yang membosankan selama ini. 

Itu tadi review dan sinopsis dari film Sunday’s Illness, kisah tak biasa mengenai ibu dan anak yang telah terpisah 35 tahun lamanya. Tampaknya film ini memang membiarkan penontonnya menarik kesimpulan sendiri dari adegan-adegan yang ditampilkan. Jadi, apa kesimpulan yang kamu dapatkan setelah menonton film ini? Ceritakan di kolom komentar yang telah Bacaterus sediakan!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram