bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Stuck Apart, Pertanyakan Makna Kesendirian

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Stuck Apart
4
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Seorang pria dewasa berusia 40 tahun berada dalam krisis paruh baya. Dia mulai bosan dengan kehidupannya dan hanya butuh waktu untuk sendiri, sepanjang hari. Namun, Aziz tidak punya pilihan selain membiasakan diri dengan kakak dan keponakan yang selalu membuat rumah dalam keadaan ramai.

Di sisi lain, seorang pria tua bernama Erbil justru mendambakan seorang teman di sisa-sisa hidupnya. Dia butuh seseorang yang bisa menemaninya berbincang. Itu saja. Cerita dalam film Stuck Apart akan membuat Anda melihat “kesendirian” dari sudut yang berbeda. Penasaran? Anda bisa membaca sinopsis dan ulasannya terlebih dahulu berikut ini!

Sinopsis

  • Tanggal/Tahun Rilis: 8 Januari 2021
  • Genre: Drama, Komedi
  • Produksi: Netflix (Distributor)
  • Sutradara: Durul Taylan, Yağmur Taylan
  • Pemeran: Engin Günaydın, Haluk Bilginer, Binnur Kaya, Öner Erkan

Seorang lelaki usia pertengahan terlihat dan terdengar gelisah dengan kehidupannya. Dia butuh waktu untuk sendiri dan menginginkan ruang pribadi untuk dirinya. Lelaki tersebut bernama Aziz (Engin Günaydın). Sayangnya Aziz berada dalam keadaan serba terjepit karena kakaknya tinggal di rumah dan dia pun kewalahan dengan pekerjaannya di kantor.

Secara tiba-tiba seorang pelayan café menyela monolognya. Aziz sedang menunggu Burcu (İrem Sak), kekasihnya, sembari bicara sendiri, mengeluarkan keluh kesah yang ada di dadanya. Tak lama Burcu datang. Wanita itu duduk di depan Aziz dan ingin mendengar sesuatu yang hendak disampaikan kekasihnya. Namun, pembicaraan terhenti ketika Burcu menyadari Aziz tidak memakai kalung.

Aziz berusaha mengalihkan pembicaraan tapi rupanya tak pandai. Dia pun mulai masuk ke topik yang ingin dibicarakan bahwa dirinya butuh waktu untuk sendirian tapi keadaan di rumah tidak memungkinkan. Alih-alih menanggapi, Burcu kembali membahas kalung. Wanita itu terus bicara mengenai kalung dan tidak peduli pada keresahan kekasihnya.

Burcu bicara tanpa henti dan sangat cepat seolah tak memberi Aziz kesempatan untuk bernapas. Burcu mengatakan “Kau bilang tak akan melepasnya. Di mana kalungnya?” secara berulang dan terus-menerus. Hal ini tentu saja membuat Aziz semakin tertekan. Maksud Aziz mengajaknya bicara untuk mengakhiri hubungan pun tidak tersampaikan.

Di tempat kerja, seorang pria tua yang merupakan rekan kerjanya, Erbil (Haluk Bilginer), menghampiri Aziz dan memintanya menemui sang atasan, Alp (Öner Erkan). Sebelum pergi Aziz bertanya mengenai kalungnya karena barangkali kalung tersebut terjatuh di rumah Erbil saat dia menginap beberapa waktu lalu. Pertanyaan itu terlihat cukup mengganggu Erbil.

Aziz merupakan seorang penyunting video yang ahli, termasuk CGI. Ketika memasuki ruangan atasannya, dia dikenalkan pada sebuah keluarga yang tampaknya kurang harmonis. Mereka adalah Necati (Halit Ergenç), Füsun (Bergüzar Korel) dan putrinya, Cansu (Helin Kandemir). Keduanya bahkan berdebat soal viewers di depan putri mereka. Tak tahan, Cansu pun meninggalkan ruangan.

Keluarga Necati rupanya ingin kembali meningkatkan pamor melalui video-video mereka. Kepopuleran keluarga tersebut merosot setelah video pertengkaran antara Necati dan Füsun direkam Cansu lalu diunggah ke media sosial. Oleh karena itu kemampuan Aziz  sangat diperlukan.

Sepulang kerja, Alp mengajak Aziz merayakan rumah barunya, tapi lelaki itu tampak tidak betah dan segera pulang sebelum acara selesai. Rupanya pesta tersebut sengaja dibuat oleh Alp untuk Aziz. Semua yang ada di sana, termasuk para gadis adalah orang bayaran. Ketika Aziz pulang, pesta pun bubar.

Keesokan paginya, Aziz terbangun dan mendapati ponakan lelakinya, Caner (Göktuğ Yıldırım), berada di kamar. Dia terus bicara dan mengajak pamannya bermain sambil mengancam akan membakar tempat tidur jika Aziz tidak segera bangun. Perdebatan antara paman dan ponakan pun sudah dimulai sejak pagi.

Aziz tetap menjalani hidup tanpa semangat. Bebannya bertambah berat ketika dia melihat Burcu masih berada di café yang sama dan terus mengatakan hal yang sama pula. Terpaksa dia pun mencari kalung tersebut di rumah Erbil, tapi nihil. Erbil lantas mengatakan bahwa kesendirian itu sulit. Dia butuh teman, siapa pun dan apa pun.

Erbil terlihat meracau dan bingung. Rupanya pria itu punya sebuah penyakit yang ingin dia kabarkan pada Aziz, tapi kesulitan mengungkapkannya. Dokter memvonis bahwa umurnya hanya sampai enam bulan lagi. Lalu apa yang akan terjadi antara Aziz dan Erbil? Apakah keduanya bisa saling belajar? Saksikan kelanjutan kisah hidup Aziz dalam film Stuck Apart.

Premis Sederhana Namun Menggelitik

Sebuah film dengan premis sederhana bukan berarti punya jalan cerita yang biasa-biasa saja. Salah satunya Stuck Apart. Premis film ini terbilang cukup sederhana. Ia berusaha menyampaikan kegelisahan seorang laki-laki berusia 40 tahun yang bosan dengan kehidupannya dan hanya butuh ruang untuk dirinya sendiri.

Berangkat dari premis itu, cerita Stuck Apart berkembang dan terjalin dengan sangat baik. Terdapat dialog-dialog serta adegan yang menggelitik, bukan hanya dari karakter utamanya, melainkan juga karakter pendukung. Berawal dari sebuah ide yang sederhana kita diajak melihat permasalahan yang kompleks terkait makna kehidupan, teman dan kesendirian.

Baca juga: Rekomendasi Film Turki Terbaik yang Patut Disaksikan

Konflik Kuat dan Dekat

Tidak ada efek-efek khusus yang memukau atau pertarungan yang menegangkan dalam Stuck Apart, tapi film ini suguhkan konflik yang kuat dan dekat dengan kehidupan banyak orang, terutama mereka yang bosan dengan kehidupannya, bosan dengan kekasihnya, bosan dengan kesendirian, dan bosan-bosan lain.

Dalam film, Anda akan melihat konflik pribadi yang dimiliki seorang Aziz. Lelaki berusia 40 tahunan yang bosan dengan rutinitas dan butuh waktu untuk sendiri. Itu saja. Namun, keinginan yang sederhana tersebut sangat sulit terwujud karena orang-orang di sekitarnya. Menikmati waktu dengan dirinya sendiri adalah sesuatu yang mahal bagi Aziz.

Anda mungkin pernah berada di posisi yang sama dengan Aziz. Saat lelah bekerja, tidak ingin berinteraksi dengan siapa pun tapi dihadapkan pada kondisi yang ramai dan memuakkan. Sedihnya, Aziz juga tidak dalam posisi bisa melampiaskan kepenatannya dengan marah-marah pada mereka. Akhirnya semua beban dan kebutuhan itu dia pendam sendiri.

Film Komedi Satir tentang Kesendirian

Stuck Apart bukan sekadar film drama komedi biasa. Tidak berlebihan jika dia dikategorikan sebagai komedi satir; sebuah cerita yang sebenarnya mengandung sindiran. Sepanjang film, Anda akan merasa diingatkan dan disindir mengenai kesendirian; sebuah isu yang semakin dewasa dan tua, ia akan semakin nyata dan dekat dengan kehidupan manusia.

Aziz yang sangat butuh me time “disindir” oleh kehidupan Erbil yang justru butuh teman di akhir-akhir hidupnya. Aziz yang berharap rumahnya sepi, secara tidak langsung diingatkan oleh Erbil bahwa kesendirian itu sulit, lebih sulit dari yang dibayangkan. Saking butuh teman, Erbil bahkan berbincang dengan mendiang istrinya dalam imajinasi.

Karakter-Karakter Penuh Pelajaran

Film arahan sutradara Durul Taylan dan Yağmur Taylan bukan hanya kuat dari segi narasi atau dialog, melainkan juga penciptaan tiap-tiap karakternya. Kita akan diajak mengenal Aziz dan belajar darinya mengenai waktu berharga yang harus kita miliki untuk diri sendiri.

Walau memiliki peran sebagai makhluk sosial, pada saat-saat tertentu kita butuh menyendiri, kita butuh ketenangan untuk kembali menyegarkan pikiran serta melihat segala sesuatunya lebih jelas. Aziz akan lebih memahami arti sebuah teman dan kehadiran saat dia sudah memenuhi kebutuhannya untuk menyendiri.

Selain Aziz, karakter lain yang akan membuat Anda tergelitik  adalah Erbil. Seorang lelaki tua yang hidup sendiri setelah kematian istrinya pada 2009 lalu. Sekian tahun tanpa teman, kecuali teman di tempat kerja, Erbil kesepian saat harus sendiri di rumah. Secara fisik dan psikologis, siapa pun yang berada pada usia Erbil, selain butuh makan dan minum, dia juga butuh teman.

Dalam salah satu scene ketika dia berbicara dengan foto mendiang istrinya yang ditempel di pintu lemari es, Erbil mengatakan bahwa dia menyukai seorang wanita di tempat kerjanya. Di bayangannya, sang istri mengejek dan mengingatkan untuk sadar karena sebentar lagi Erbil akan meninggal. Lalu Erbil menimpali, “Apakah buruk jika ada seseorang untuk diajak bicara atau memegang tanganku?”

Karakter Erbil terlihat menderita. Dia seperti pengingat bahwa masa tua yang dihabiskan sendirian, dalam keadaan sekarat, lebih menyedihkan daripada tak punya kesempatan untuk me time. Bagaimana pun yang dibutuhkan seorang manusia ketika sudah tidak bisa lagi melakukan apa-apa adalah teman bicara.

Film berdurasi sekitar 96 menit ini benar-benar jadi sebuah potret yang lucu, pedih dan bijak dari seorang laki-laki yang butuh sendiri dan butuh teman. Alih-alih memecahkan, mereka bertahan dengan segala cara. Ingin tahu bagaimana aktor-aktor kawakan asal Turki beradu akting dalam Stuck Apart? Ikuti kisahnya dan tonton melalui Netflix!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram