bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Star Trek: Generations (1994)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Star Trek: Generations
2
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Kapten Kirk hilang pada peristiwa penyelamatan Lakul oleh Enterprises-B. Salah satu korban selamat dari El Aurian, Dr. Soran terlempar ke masa depan, tepatnya 78 tahun kemudian. Dia mengalami kecelakaan saat melakukan observasi dan diselamatkan oleh Enterprises-D. Dr. Soran memaksa untuk melanjutkan observasinya agar bisa kembali ke Nexus.

Nexus membuatnya sangat terobsesi hingga Dr. Soran tak segan membahayakan nyawa banyak orang. Kapten Picard yang berhasil masuk ke Nexus ingin memanfaatkannya untuk menghentikan Soran. Berhasilkah dia? Sinopsis dan review Star Trek: Generations (1994) di bawah ini sedikit banyak akan membocorkan kelanjutannya. Simak yuk!

Sinopsis

  • Tahun Rilis: November 1994
  • Genre: Sci-Fi, Fantasy, Space Film
  • Produksi: Paramount Pictures (Distributor)
  • Sutradara: David Carson
  • Pemeran: Patrick Stewart, Jonathan Frakes, Brent Spiner, Levar Burton

Kedatangan Kapten Kirk (William Shatner) ke Enterprise disambut oleh Kapten John Harriman (Alan Ruck). Harriman begitu senang menyambut legenda hidup pada penerbangan perdana mereka.

Seorang wartawan mencoba mendapatkan jawaban dari Kirk terkait pendapatnya mengenai pertama kali sejak 30 tahun pesawat luar angkasa Enterprise tidak diperintah olehnya.

Kirk yang sudah pensiun kemudian dikenalkan pada Demora Sulu (Jacqueline Kim) selaku nahkoda Enterprise-B. Untuk penerbangan perdana, Harriman meminta Kirk memberi perintah langsung. Pesawat pun segera meninggalkan pangkalan. Sebagai penerbangan pertama, mereka hanya akan berkeliling dan melakukan beberapa tes.

Tiba-tiba, Harriman mendapat laporan bahwa mereka mendapat panggilan darurat. Panggilan tersebut dari kapal transportasi Lakul yang tertangkap dalam distorsi energi.

Mereka mengabarkan bahwa dua kapal konvoi mereka terjebak dalam distorsi gravimetri yang cukup parah. Mereka tak bisa membebaskan diri dan butuh bantuan segera. Jika tidak kapal tersebut akan semakin terhisap.

Lakul adalah satu dari dua kapal transportasi pengangkut pengungsi El Aurian ke Bumi. Jarak antara kapal Enterprise-B dan Lakul adalah tiga tahun cahaya. Harriman lalu memerintahkan untuk menghubungi kapal terdekat lain, lagipula mereka tidak dalam kondisi melakukan penyelamatan. Pertimbangan lain adalah mereka tidak memiliki awak kapal cukup banyak.

Namun, hanya mereka yang bisa dijangkau oleh Lakul. Harriman akhirnya memutuskan menolong. Demora segera menemukan Lakul tapi kapal mereka terguncang karena menghadapi gravimetri distorsi dari pusat energi.

Mereka harus menjaga jarak agar tidak ikut tertarik kekuatan itu. Harriman mencoba mempertahankan kapal dengan memerintahkan Demora menghasilkan gelombang subspace di sekitar kapal.

Sejurus kemudian dari monitor, mereka melihat salah satu dari kapal yang terjebak itu meledak. Ada sekitar 265 penumpang dalam kapal tersebut. Lambung Lakul sendiri performanya menurun sampai 12%. Harriman yang bingung akhirnya meminta bantuan Kirk. Kirk langsung bergegas memerintahkannya untuk mendekatkan diri dalam jangkauan transporter.

Mereka perlu memindahkan orang-orang dalam kapal tersebut ke Enterprise. Harriman memikirkan distorsi gravimetri yang dia khawatirkan dapat memisahkan mereka. Proses pemindahan pun berusaha dilakukan. Para penumpang Lakul siap ditempatkan di ruang pengobatan Enterprise, tapi ternyata Enterprise tidak memiliki tim medis sama sekali.

Enterprise mengalami kesulitan penguncian pada Lakul sebab Lakul tampaknya berada dalam semacam temporal fluks. Kirk terlihat mulai panik. Scott (James Doohan) yang sesama pensiunan mengatakan bahwa masih ada tanda-tanda kehidupan di sana sehingga mereka harus bisa dikeluarkan dari ruang waktu kontinum.

Sejurus kemudian lambung Lakul mulai runtuh. Pemindahan penumpang harus segera dilakukan. Sayangnya mereka hanya sempat memindahkan 47 orang dari 150 penumpang Lakul. Akibat penyelamatan, Enterprise berguncang. Beberapa mesin pengendali meledak. Benar saja mereka akhirnya terjebak dalam bidang gravimetri.

Keadaan di dalam Enterprise sangat kacau. Selain kehadiran para pengungsi El Aurian, mereka juga harus segera melepaskan diri dari gravimetri. Scott yang sudah berpengalaman sama-sama kebingungan mengeluarkan Enterprise dari gravimetri sebesar itu tapi dia tetap punya cara. Sayangnya, Enterprise belum dilengkapi dengan alat-alat yang dibutuhkan.

Merasa bertanggung jawab Harriman membiarkan dirinya pergi ke dek untuk mengaktifkan deflector yang bisa mensimulasi ledakan torpedo agar Enterprise dapat bertahan dan melepaskan diri dari gravimetri. Saat akan pergi Kirk menahannya. Dia meminta Harriman tetap di kabin biar dia yang pergi ke dek.

Kirk melakukan tugasnya dengan baik dan Enterprise bisa mulai bergerak menjauh. Namun, tetap ada beberapa kerusakan yang terjadi terutama pada lambung kiri kapal.

Saat dikonfirmasi mengenai posisi lambung, rupanya berada di dek tempat Kapten Kirk berada. Scott tidak bisa mendengar kabar dari temannya itu. Dia bergegas menuju dek yang dimaksud dan menemukan kerusakan besar. Sayang dia tak melihat Kirk di sana.

Cerita berlanjut saat 78 tahun kemudian awak Enterprise-D melakukan simulasi holodeck. Para perwira dan awak kapal mempromosikan Letnan Worf (Michael Dorn), seorang Klingon, menjadi Letnan Komandan atas prestasi yang dilakukan dan penghormatan yang dia terima. Sayangnya Worf seperti dipermainkan. Dia bahkan sampai tercebur ke laut.

Melihat hal itu salah satu awak bernama Data (Brent Spiner) merasa kejadian tersebut bukan sesuatu yang lucu sampai membuat orang tertawa. Sebagai bentuk kehidupan buatan, Data merasa telah mencapai jalan buntu.

Selama 34 tahun berusaha menjadi manusia, dia tumbuh melampaui program aslinya. Namun, dia tetap tidak dapat memahami konsep dasar dari humor. Chip emosi mungkin menjadi satu-satunya jawaban.

Tak lama Kapten Picard (Patrick Stewart) mendapat pesan pribadi dari Bumi dan seketika ekspresinya langsung berubah. Kapten Riker (Jonathan Frakes) juga mendapat panggilan darurat dari Observatorium Amargosa. Pesan tersebut berisi bahwa mereka diserang. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Membingungkan untuk Penonton Awam

Sebagai film ke tujuh dari serangkaian Star Trek film series, sepertinya kamu memang harus nonton dari awal untuk bisa menikmatinya, karena kalau enggak, nonton Star Trek: Generations (1994) akan sangat membingungkan. Ia tidak bersahabat untuk penonton baru.

Dari segi alur, film ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Singkatnya ia bercerita mengenai obsesi Dr. Soran, yang diperankan oleh Malcolm McDowell, untuk kembali ke Nexus. Sebuah tempat penuh kebahagiaan yang tak akan membuat siapa pun ingin kembali ketika sudah ada di sana.

Obsesinya itu mengancam keselamatan seluruh planet yang ada di sistem tata surya. Termasuk 230 juta humanoid dari sebuah planet bernama Veridian IV. Sayang, eksekusinya terlalu rumit dengan berbagai penjelasan yang penuh istilah science atau semacamnya.

Baca juga: Mau Nonton Star Trek? Inilah Daftar Urutan Filmnya

Film yang Asyik Sendiri

Star Trek: Generations (1994) sejak awal seperti asyik sendiri. Mereka sudah banyak pamer melalui dialog-dialognya sejak menit-menit pertama film dimulai. Rick Berman dan kawan-lawan terlihat sekali sangat berusaha meyakinkan penonton bahwa setting film ini ada di tahun 2293 dan 2371 dengan segala sistem komputerisasi dan istilah-istilah yang membingungkan.

Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kedalaman cerita, emosi, hingga karakter. Kamu bisa melihatnya pada scene saat Kapten Kirk tak bisa ditemukan setelah dia menyelamatkan Enterprise-B. Scene yang harusnya bisa lebih emosional karena berdasarkan alurnya, dia yang sudah pensiun justru berkorban untuk banyak orang, malah berlalu begitu saja.

Visual Effect Mengagumkan

Di antara semua yang terasa rumit, tampilan visual efek pada film Star Trek: Generations (1994) satu-satunya yang bisa dinikmati. Sebagian besar adegan dalam film ini menggunakan teknik digital. Selain itu teknologi CGI juga mulai digunakan. Hasilnya visual pada Star Trek: Generation (1994) relatif mulus; belum lagi scoring yang juga terdengar meyakinkan dan mendukung.

Selain efek yang cukup mengagumkan untuk ukuran film 1994, selama 1 jam 57 menit kamu juga akan bertemu Klingon dengan riasan tak kalah meyakinkan. Dalam hal sinematografi, Star Trek: Generations (1994) tidak memberikan treatment yang spesial. Sebagian besar gambar diambil menggunakan teknik medium close up yang mengekspos ekspresi setiap karakternya jadi lebih detail.

Secara keseluruhan nonton Star Trek: Generations (1994) lebih bisa dinikmati jika kamu nonton film-film yang terdahulu. Alurnya tidak fokus, eksekusinya terlalu berbelit dengan istilah-istilah sulit untuk penonton awam. Namun, jika kamu penasaran, tidak ada salahnya untuk nonton. Tertarik?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram