bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Spenser Confidential (2020)

Ditulis oleh Dhany Wahyudi
Spenser Confidential
2.7
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Ketika dua polisi Boston dibunuh, Spenser sebagai mantan polisi bersama teman sekamarnya bernama Hawk berusaha mencari pembunuhnya dan menguak konspirasi yang terjadi di kepolisian. Spenser Confidential adalah original film Netflix bergenre action dengan bumbu komedi yang dirilis secara streaming pada 6 Maret 2020.

Film ini merupakan kolaborasi kelima Mark Wahlberg dengan sutradara Peter Berg setelah Lone Survivor (2013), Deepwater Horizon (2016), Patriots Day (2016) dan Mile 22 (2018). Masih menampilkan adegan aksi yang keras penuh baku hantam dan baku tembak, film ini juga menyimpan cerita misteri konspirasi yang cukup membuat penasaran untuk diikuti.

Simak review kami tentang film yang merupakan adaptasi dari novel Wonderland karya Ace Atkins yang melanjutkan karakter populer karya Robert B. Parker ini.

Sinopsis

Sinopsis

Spenser adalah mantan polisi yang baru saja menyelesaikan masa hukumannya karena tindakan pemukulan terhadap kaptennya sendiri. Berniat pergi dari Boston untuk memulai hidup baru di Arizona sebagai sopir truk, Spenser menumpang sementara di rumah Henry bersama teman sekamarnya, Hawk. Tetapi ketika berita pembunuhan dua petugas polisi menarik perhatiannya, dia mengurungkan niat.

Kedua korban itu ialah Kapten Boylan yang pernah dia pukuli dulu dan Detektif Graham, rekan sewaktu di akademi. Spenser tidak percaya jika Graham bunuh diri setelah membunuh Boylan. Skema ini terlalu mudah ditebak olehnya bahwa ini hanyalah rekayasa. Spenser mengunjungi istri Graham dan diberi petunjuk jika malam itu Graham bertemu dengan rekannya di sebuah bar.

Dengan mengamati rekaman CCTV bar tersebut, Spenser dan Hawk melihat jika Graham bersama seseorang di dalam mobil Corvette kuning. Spenser mendatangi lokasi pembunuhan Boylan dan menemukan tusuk gigi yang biasa digigit oleh Driscoll, mantan rekannya. Spenser mengejar mobil Corvette kuning hingga digigit anjing. Ternyata Hawk sudah menghafal nomor platnya.

Dari nomor plat itu, mereka menemukan identitas pemiliknya, yaitu seorang kriminal bernama Bentwood. Mereka mengamati Bentwood yang juga ternyata sedang diamati oleh FBI. Demi mencari tahu siapa pimpinan kelompok ini, Spenser menanyai salah satu tahanan yang pernah menyerangnya “atas pesanan” sesaat sebelum dia dibebaskan. Spenser mendapat satu kata, Wonderland.

Wonderland adalah sebuah arena pacuan yang sudah lama tidak dipakai. Saat mengunjunginya, lokasi itu sedang dalam tahap pembangunan ulang dan Spenser diusir oleh dua orang penjaganya. Spenser kembali diserang di restoran dan selamat karena bantuan Hawk. Mereka pun menumpang di rumah mantan kekasih Spenser, Cissy, demi keselamatan mereka.

Istri Graham menemukan rumahnya porak-poranda dan kemudian dia menghubungi Spenser untuk memberikan hasil penyadapan suaminya. Di dalamnya terdengar perbincangan antara Graham dan Boylan sesaat sebelum mereka dibunuh yang mengungkapkan kekotoran Boylan dan niat baik Graham. Bukti ini diserahkan ke FBI, tetapi tidak dianggap cukup kuat oleh mereka.

Spenser menginterogasi Bentwood dan mendapatkan jadwal pengiriman narkoba yang akhirnya bisa disabotase oleh Spenser dan Hawk. Bukti ini pun masih dirasa belum cukup kuat oleh teman Spenser, seorang jurnalis. Driscoll menghubungi Spenser dan mengancam akan membunuh Henry jika dia tidak menyerahkan mobil van berisi narkoba itu ke Wonderland.

Cissy menjemput Henry di Wonderland yang kemudian disusul oleh Spenser dan Hawk yang mengendarai truk dan menabrakkannya ke seluruh mobil milik Driscoll dan rekan-rekannya. Spenser kemudian berkelahi dengan Driscoll dan menaklukkannya, kemudian mengikatnya beserta pelaku lainnya dengan tumpukan barang bukti berupa narkoba.

Spenser dianggap pahlawan, nama Graham dibersihkan dan diberikan penghormatan, Driscoll dan rekan-rekannya ditahan atas tuduhan pembunuhan dan penyelundupan narkoba, Spenser dan Cissy berbaikan kembali. Spenser, Hawk, Henry dan Cissy merayakannya dengan makan lobster dimana kemudian terlihat berita di televisi tentang penangkapan yang memancing perhatian Spenser, meski sudah dihalangi.

Karakter Spenser Karya Robert B. Parker

Karakter Spenser Karya Robert B. Parker

Spenser adalah karakter detektif fiktif yang tampil dalam rangkaian novel karya Robert B. Parker yang pertama kali tampil di The Gudwulf Manuscript yang terbit di tahun 1973. Tercatat sudah 40 judul novel karya Parker yang menceritakan petualangan Spenser dalam menguak kasus demi kasus yang melintas di depannya. 8 judul diantaranya sudah diadaptasi ke dalam serial TV dan film TV.

Setelah wafatnya Parker, novel Spenser tetap ada dan ditulis oleh Ace Atkins sejak tahun 2012 yang hingga tahun 2021 sudah menelurkan 9 judul, salah satunya adalah yang diadaptasi menjadi film oleh Netflix ini. Parker juga membuat beberapa karakter lain dalam serial novel lainnya yang masih berada dalam semesta Spenser, antara lain Sunny Randall dan Jesse Stone.

Serial TV Spenser: For Hire adalah yang serial pertama yang menceritakan kisah Spenser. Serial ini ditayangkan di ABC periode 1985-1988 dengan Robert Urich sebagai Spenser. Kemudian hadir empat film TV yang mengadaptasi empat novel Spenser produksi Lifetime periode 1993-1995 masih dengan Robert Urich sebagai Spenser.

Di periode 1999-2001, Spenser diperankan oleh Joe Mantegna dalam tiga film TV produksi A&E. Dari semua aksi Spenser ini, respon yang diterima beragam. Meski lebih banyak yang bernada positif, tapi dari semua serial dan film ini tidak ada yang benar-benar menampilkan sosok Spenser dengan maksimal. Hingga muncul Mark Wahlberg yang memerankannya dalam film produksi Netflix ini.

Performa Akting yang Kering Ekspresi

Performa Akting yang Kering Ekspresi

Lalu apakah Wahlberg pantas membawakannya? Secara popularitas, memang Wahlberg tidak pernah mengecewakan sebagai aktor terutama dalam film action. Tetapi untuk kali ini dia seperti kebingungan untuk bisa masuk ke dalam karakter Spenser versinya. Terlihat jika dia ingin tampil keras, dalam mode pukul dulu bertanya nanti saja, tapi Spenser ini digambarkan dalam novel memiliki intelijensia yang tinggi.

Kerancuan karakter ini terus hadir sepanjang film, meski adegan demi adegan mengalir dengan baik dan Wahlberg berusaha memaksimalkan aksinya. Terutama karena karakternya minim dialog yang berkesan, semuanya seolah copy paste dari film-film sejenis. Dan diakhir film, ketika Spenser melihat berita dan sepertinya ingin beraksi kembali, indikasi sequel, rasanya kita tidak ingin menyaksikannya lagi.

Situasi yang dialami Wahlberg dalam memerankan Spenser ini sama dengan Tom Cruise saat memerankan Jack Reacher. Mereka berdua bisa mengangkat film secara popularitas tapi tidak berhasil masuk lebih dalam ke karakter yang mereka bawakan. Sangat disayangkan memang!

Dan yang lebih disayangkan lagi, hampir seluruh pemeran yang sebenarnya potensial disini berakhir dalam skala datar saja dan kering ekspresi. Alan Arkin yang tampil dalam mode sinis khasnya, kali ini tidak bisa berkutik dengan keterbatasan gerak karakternya. Komedi yang diluncurkan juga terasa kering dan kurang lucu. Begitupun Winston Duke yang sebelumnya tampil baik di Black Panther (2018) dan Us (2019).

Hanya satu pemeran yang berhasil mencuri perhatian, yaitu aktris yang juga seorang comic, Iliza Schlesinger. Karakternya yang terus berceloteh dengan kalimat-kalimat kasar nan sinis, justru menjadi pemicu kelucuan, ditambah dengan sifat temperamennya yang meledak-ledak. Setiap kemunculannya menghadirkan adegan yang menggigit dan merupakan adegan terbaik dalam film ini

Akankah Ada Sequel-nya?

Akankah Ada Sequel-nya

Sebagai sebuah film yang diadaptasi dari novel dengan jilid yang banyak, tentunya bahan cerita untuk film selanjutnya terbuka lebar. Tapi dengan beberapa catatan tentunya. Sebenarnya film ini memiliki potensi yang sangat bagus jika melihat komposisi orang yang terlibat di dalam produksinya. Mulai dari sutradara Peter Berg yang sudah dikenal dengan kualitasnya dalam mengarahkan film-film action.

Kemudian naskah adaptasinya ditulis oleh Brian Helgeland, peraih Oscar dengan beberapa naskah adaptasinya yang sukses. Ditambah dengan faktor cast yang mentereng pada Mark Wahlberg dan Alan Arkin. Tapi semua potensi ini tidak bisa ditampilkan dengan maksimal, terkhusus karena naskah yang lemah dan terkesan klise dengan kadar misteri konspirasi yang sudah bisa ditebak dengan mudah.

Jika ingin ada sequel-nya, tentu saja faktor utama yang harus diperbaiki adalah penulisan naskah yang baik. Jika dirasa sebuah film tidak bisa menampung jalan cerita yang menggigit dalam durasi terbatas, maka jalan terbaik adalah mewujudkannya dalam bentuk serial. Hal ini sukses dilakukan oleh karakter Jack Ryan yang meredup di dunia film dan gemerlap dalam bentuk serial.

Dengan rating 6,2 dari IMDb dan Metascore sebesar 49 saja, maka Spenser Confidential bukanlah termasuk salah satu film action terbaik dan juga bukan film Mark Wahlberg terbaik. Tapi setidaknya film ini masih layak untuk ditonton, terutama bagi penggemar film action dimana film ini dipenuhi adegan aksi yang cukup keras meski berada dalam skala standar saja. Daftarkan dalam watchlist kalian dulu, ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram