showpoiler-logo

Sinopsis & Review Film Southpaw, Perjuangan Sang Petinju

Ditulis oleh Aditya Putra
Southpaw
4
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap pilihan yang dibuat akan melahirkan konsekuensi. Orang-orang yang memilih profesi sebagai atlet harus menanggung berbagai konsekuensi atas pilihannya termasuk mengalami cedera. Terlebih bagi para atlet yang mengharuskan fisik mereka beradu secara langsung dengan kompetitornya seperti tinju yang punya resiko yang berat yaitu kematian.

Sebagaimana olahraga lain, tinju pun mengharuskan para atletnya bertarung dengan menggunakan strategi. Mereka harus tahu bagaimana cara bertahan, menyerang dan memanfaatkan kelemahan lawan.

Di Southpaw, ada seorang petinju yang memilih untuk nggak bertarung dengan gaya defensif. Kemampuannya menahan hantaman merambat ke kehidupan pribadinya. Simak sinopsis dan review filmnya, yuk!

Sinopsis

southpaw-2_

Billy Hope adalah seorang petinju yang diberi julukan “The Great” karena mencatatkan rekor impresif yaitu 42-0. Dia tinggal di New York bersama istrinya, Maureen, dan anak perempuan mereka, Leila. Ketika berhadapan dengan Darius Jones dalam pertandingan tinju, Billy yang menerima pukulan bertubi-tubi sampai mengeluarkan darah dari matanya.

Billy keluar sebagai pemenang dan mempertahankan sabuk kelas berat. Di sisi lain, Maureen ketakutan melihat kondisi sang suami.

Ketika dihampiri oleh para wartawan, Billy diejek oleh seorang petinju bernama Miguel “Magic” Escobar yang menantang Billy untuk bertanding melawannya. Sesampainya di rumah, Maureen meminta Billy untuk berhenti tinju karena khawatir akan keselamatannya.

Maureen berbicara pada manajer Billy, Jordan Mains, tentang keinginannya terhadap Billy. Jordan mendapat tawaran agar Billy bertinju sebanyak tiga kali dalam waktu dua tahun.

Billy membawa serta Maureen dan Leila ke acara penggalangan dana. Billy diproyeksikan akan memberi pidato di acara itu.  Miguel datang ke acara yang sama dan sadar bahwa Billy datang bersama keluarganya.

Ketika Billy hendak pulang, Miguel meledek Maureen dan berkata akan merebut sabuk yang dimenangkan Billy. Pertengkaran pun terjadi dan Maureen tertembak oleh Hector, kakak dari Miguel. Maureen tewas sedangkan Hector berhasil melarikan diri. Meninggalnya Maureen membuat Billy berduka.

Dia melampiaskan rasa sedihnya pada alkohol dan narkoba. Jordan menyarankan Billy untuk menjual rumah demi menyelesaikan masalah keuangan.

Billy malah menyetujui untuk bertanding melawan Kalil Turay demi mendapatkan uang. Sayangnya, Billy malah dihajar habis-habisan sampai handuk dilemparkan. Billy yang cedera matanya, menanduk wasit dan menimbulkan kekacauan.

Billy pun harus menerima konsekuensi dari tindakannya. Dia dihukum selama satu tahun setengah dan harus membayar biaya perawatan wasit yang dicederainya. Alhasil, Billy hidup tanpa penghasilan dan uangnya semakin habis.

Rumah Billy dan hartanya yang lain harus disita. Pun Jordan dan Eli Frost, pelatih Billy yang memutuskan untuk bekerja pada Miguel.

Billy yang semakin frustasi mengendarai mobil dan menabrakannya ke pohon di sekitar rumahnya. Leila yang menemukan Billy terluka parah menelpon 911.

Billy terbangun di rumah sakit dan mendapat kenyataan pahit, Leila harus dimasukkan ke program Child Protective Services. Hal itu dikarenakan Billy sulit membiayai Leila dan kondisi psikologisnya yang kacau.

Merasa nggak punya tempat bernaung, Billy mengunjungi Wills Gym, yang dimiliki pelatih tinjunya dulu, Tick Wills. Billy meminta Tick untuk kembali melatihnya supaya bisa bertanding. Namun Tick menolak ajakan Billy karena mengetahui masalah Billy dengan narkoba. Alih-alih, Tick malah memberi pekerjaan sebagai petugas kebersihan di gym pada Billy.

Billy menemui Angela, petugas Child Protective Services untuk bisa bertemu dengan Leila. Leila menolak bertemu dan menyalahkan sang ayah.

Billy pun menerima tawaran dari Tick untuk bekerja sebagai petugas kebersihan. Dia pun nggak menyerah dengan terus berusaha menemui Leila sampai akhirnya hati sang anak luluh.

Billy kembali bertanding dalam pertandingan amal. Seusai pertandingan, Jordan datang dan menawarkan Billy untuk bertanding melawan Miguel dalam waktu enam minggu ke depan.

Billy menyadari bahwa waktu enam minggu nggak cukup baginya untuk memenangkan pertandingan. Dia pun meminta Tick untuk menjadi pelatihnya. Akankah Billy memenangkan pertandingan melawan Miguel?

Eksekusi Brilian dari Plot Sederhana

southpaw-3_

Film yang menyajikan cerita tentang petinju bukanlah barang baru. Rocky dan Raging Bull merupakan dua contoh film ikonik yang mengambil cerita petinju. Southpaw pun menggunakan pendekatan serupa sebagaimana film-film bertemakan olahraga yaitu perjuangan from hero to zero to hero.

Plot sederhana dalam Southpaw terasa menjadi pengulangan tapi bisa dieksekusi dengan brilian. Cerita yang cukup bisa ditebak berhasil dikombinasikan dengan drama yang sarat akan nuansa emosional. Terlebih pada subplot Billy sebagai ayah yang berusaha memperbaiki hidupnya setelah berkabung dan menjadi ayah yang baik bagi anaknya, Leila.

Unsur drama dalam plot bukannya membuat film ini terkesan lemah. Justru perjuangan Billy untuk bangkit seperti menjadi identifikasi dari gayanya di ring yang bisa tahan dari berbagai hantaman.

Bila terjatuh, dia berusaha bangun lagi untuk kembali menyerang lawannya. Bahkan dalam cerita, hantaman itu bukan hanya dari pekerjaanya saja sebagai petinju melainkan juga dari kehidupan personalnya.

Mengangkat Sisi Personal Seorang Petinju

southpaw-4_

Bagi sebagian orang yang melihat pertandingan tinju, mereka mungkin akan beranggapan bahwa para petinju bertanding setahun hanya satu atau dua kali dengan bayaran besar. Tapi kenyataannya, latihan keras selama berbulan-bulan menjadi persiapan wajib.

Ketika pertandingan selesai, petinju akan dibayar dengan jumlah yang tinggi. Tapi di balik itu semua, kehidupan personal petinju nyaris jarang disorot dan itu ditampilkan dalam Southpaw.

Billy Hope dikenal dengan gaya bertinju yang bisa dibilang serampangan. Walau tetap menggunakan strategi, dia sering mengorbankan diri untuk dipukuli sebelum menemukan momen untuk menyerang balik lawannya. Ganjarannya adalah dia harus terluka parah dan membuat Maureen dan Leila khawatir akan keselamatannya.

Dalam Southpaw, Billy bukan hanya dihajar di atas ring tinju tapi juga dalam kehidupan pribadinya. Istrinya meninggal dan hak asuh terhadap anak yang lenyap menjadi pelengkap pukulan bertubi-tubi pada kehidupan Billy.

Eskalasi dari konflik seorang profesional dalam kehidupan personal itulah yang benar-benar disorot dalam film garapan sutradara Antoine Fuqua ini. Alhasil, kita disuguhi oleh film yang kental dengan unsur drama.

Sebagai film yang menampilkan cerita tentang petinju, adegan-adegan di dalam ring pun ditampilkan. Secara sinematografi, adegan-adegan itu terasa begitu realistis dengan pergerakan kamera yang mengikuti gerakan petinju seakan-akan kita berada di tengah ring. Begitu juga dengan slow motion yang digunakan dalam momen-momen genting pertandingan.

Jake Gyllenhaal Tampil Memukau

southpaw-5_

Jake Gyllenhaal di Southpaw berperan sebagai Billy Hope. Untuk peran ini, dia rela mentransformasikan tubuhnya supaya menyerupai petinju. Bukan hanya dari segi fisik, Gyllenhaal juga berhasil masuk ke dalam karakter Billy yang arogan, temperamental dan dingin ketika berada di ring.

Tapi ketika di rumah, dia menjadi penyayang keluarga. Pendalaman karakter yang kuat membuat karakter Billy berhasil membuat kita terikat secara emosional.

Sebagai penggerak cerita, Gyllenhaal berhasil menampilkan chemistry yang kuat dengan Rachel McAdams yang berperan sebagai Maureen. Begitu juga interaksinya dengan Leila yang diperankan oleh Oona Laurence, bisa memperlihatkan kedekatan hubungan ayah dan anaknya. Bisa dibilang Southpaw merupakan salah satu penampilan terbaik Gyllenhaal.

Southpaw nggak membawa sesuatu yang baru untuk film bertemakan olahraga. Tapi dengan formula yang sudah familiar, film ini bisa menciptakan cerita yang menarik dan membuat penasaran untuk melihat akhir cerita.

Durasi yang cukup panjang selama 123 menit pun bukan menjadi sesuatu yang lama dengan sajian se-apik ini. Suka film bertema olahraga? Kalau punya rekomendasi film lain, bagikan di kolom komentar, yuk!

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram