bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review The Fable: The Killer Who Doesn’t Kill

Ditulis oleh Mutiara Dwi C.K.
The Fable: The Killer Who Doesn’t Kill
2.3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Adalah film yang diadaptasi dari serial manga karya Katsuhisa Minami yang dipublikasikan pada tahun 2014 dengan judul The Fable. Dalam bahasa Jepang, film ini dikenal juga dengan judul Za faburu Korosanai Koroshiya. Serial manga The Fable berhasil memenangkan penghargaan dari Kodansha Manga Award pada tahun 2017 silam.

Film ini merupakan sekuel dari film live action The Fable (2019). Film kali ini menceritakan sisi yang agak berbeda dari film live action sebelumnya.

Secara keseluruhan, film ini lebih menceritakan Fabel yang diberi perintah oleh bosnya untuk hidup normal tanpa harus membunuh. Akankah Fabel kembali membunuh? Berikut ini sinopsis dan review film live action The Fable: The Killer Who Doesn’t Kill (2021).

Sinopsis

sinopsis_

Bermula dari empat tahun yang lalu setelah pembunuhan yang dilakukan oleh Sato Akira (Okada Junichi), kini ia hidup seperti orang-orang pada umumnya. Ia tinggal bersama adik perempuannya Sato Yoko (Kimura Fumino).

Demi menjalankan perintah dari bosnya, kini Sato hidup normal dengan bekerja sebagai seorang desainer grafis di sebuah perusahaan kecil yang dipimpin oleh Takoda (Sato Jiro). 

Suatu ketika, Sato melihat seorang gadis yang memakai kursi roda sedang berjuang untuk berdiri. Ia memperhatikan dari kejauhan dan memberi tahu gadis itu bahwa suatu hari ia pasti bisa berjalan kembali. Namun memang membutuhkan waktu yang cukup lama.

Setelah diusut dan diingat-ingat kembali, ternyata gadis yang lumpuh itu adalah Saba Hinako. Hinako adalah seorang gadis yang empat tahun lalu pernah ia lihat ketika sedang membunuh adiknya Utsubo (Tsutsumi Shinichi). 

Sementara itu, Utsubo yang merupakan salah satu target yang tadinya harus dibunuh oleh Sato, kini bekerja sebagai seorang pengusaha di perusahaan kecil dibidang support untuk anak kecil. Tapi, perusahaan tersebut hanyalah topeng dibalik kejahatannya.

Hinako merupakan salah satu kaki tangan Utsubo, tapi ia sering dijadikan sebagai pelampiasan nafsu birahinya Utsubo. Selain Hinako ada juga Suzuki (Ando Masanobu) yang menjadi pembunuh bayarannya Utsubo.

Sato yang sering memperhatikan Hinako di taman ketika sedang melakukan latihan untuk bisa berdiri kembali, merasa terganggu. Kemudian Hinako memberitahukan hal tersebut pada Suzuki.

Pada keesokan harinya, Sato yang menunggu kehadiran Hinako dihajar oleh Suzuki, agar ia tidak membuntuti Hinako terus menerus.

Di lain tempat, Sato diminta untuk membuat sebuah desain untuk salah satu perusahaan yang telah berlangganan ke kantornya. Tapi, gambar dan perkataan Sato membuat Takoda dan Misaki (Yamamoto Mizuki) tertawa terbahak-bahak. Lalu, Takoda menyuruh Sato untuk mengantarkan flyer kepada pelanggannya.

Tidak disangka ternyata flyer tersebut adalah flyer yang dipesan oleh Hinako. Awalnya Utsubo tidak mengetahui kalau Sato adalah Fabel yang selama ini ia cari-cari untuk membalaskan dendamnya.

Utsubo kemudian memberitahu Hinako, kalau Sato adalah orang yang dulu telah membunuh adiknya juga kedua orangtua Hinako.

Mereka pun lalu merencanakan untuk menjebak Sato dengan berbagai cara, karena Sato dikenal sebagai Fabel, seorang legendaris pembunuh yang bisa melumpuhkan musuhnya hanya dalam enam detik.

Utsubo lalu menghubungi Sato dan menyuruhnya untuk datang menemui dirinya di kantor. Yoko awalnya tidak mengizinkan kakaknya pergi, karena ia yakin kalau itu hanyalah sebuah jebakan. Yoko selalu mengingatkan Sato untuk tidak membunuh siapa pun dan kemudian ikut pergi bersama Sato.

Sesampainya di tempat yang dituju, ternyata itu hanyalah sebuah jebakan. Sato dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran Utsubo sehingga mengakibatkan aksi perkelahian dan saling tembak pun tidak bisa dihindari.

Tapi, Sato sang legendaris Fabel ini memang pandai bertarung dan berhasil lolos dari kejaran para pembunuh bayaran tersebut.

Ketika Sato melihat Suzuki dari kejauhan, ia meminta Yoko untuk membuntuti Suzuki, sementara ia akan mencari cara lain untuk mengejar mereka dari belakang. Sayangnya Yoko tertangkap oleh Suzuki, kemudian ia diikat di pepohonan sambil menunggu kedatangan Sato.

Hinako diberi pistol oleh Utsubo, lalu ia diperintahkan untuk latihan menembak dan yang menjadi sasarannya adalah Yoko. Ketika Hinako siap untuk menembak, ia mengarahkan pistol dan menembak Utsubo. Utsubo pun lantas kesal karena ia merasa dikhianati oleh Hinako.

Kemudian Hinako menjelaskan tentang fakta kejadian kematian kedua orangtuanya. Ia menyebutkan kalau yang membunuh kedua orangtuanya adalah Utsubo. Karena selain dia dan polisi tidak ada lagi yang mengetahui dengan cara apa kedua orang tuanya meninggal.

Utsubo pun terus memanas-manasi Hinako, ia membeberkan semua kejadian tentang kematian kedua orangtua Hinako. Hal itu membuat Hinako semakin kesal kepada Utsubo.

Namun ketika Hinako akan bergerak, Suzuki menyuruh Hinako untuk tetap diam supaya tidak mengaktifkan jebakan bom yang dipasang untuk membunuh Sato.

Tapi, Utsubo terus-menerus memanas-manasi Hinako hingga akhirnya Hinako hampir terjatuh karena menembak ke arah Utsubo.

Beruntung, Sato datang tepat waktu sehingga Hinako tidak jadi terjatuh. Sato pun mengisyaratkan kepada Suzuki untuk menyelamatkan Hinako dari jebakan bom tersebut. Meski ketakutan, Hinako pasrah dan berusaha percaya kepada keputusan Sato.

Lalu, apakah Hinako akan selamat? Dan bagaimana nasib Utsubo yang terpojok dengan kedatangan Sato sementara dua rekannya kini berpihak kepada Sato?

Cerita Action Bercampur Komedi

cerita action bercampur komedi_

Tidak semua film action itu selalu menampilkan adegan-adegan yang serius, salah satunya film live action The Fable: The Killer Who Doesn’t Kill (2021) ini. Meski pun dari awal sudah mulai disuguhi adegan yang cukup menegangkan, tapi ada kalanya diselingi dengan adegan humor yang membuat penonton tertawa.

Biasanya, tokoh pembunuh itu selalu digambarkan dengan sosok yang menyeramkan, tapi tidak dengan Sato. Ia adalah pembunuh legendaris yang memiliki tingkah yang konyol, apalagi kalau dia sudah menonton acara favoritnya, ia akan tertawa terbahak-bahak melihatnya. 

Tidak hanya tokoh Sato yang terkadang melakukan hal konyol, tapi beberapa tokoh lainnya seperti Takoda bos dari tempat kerjanya Sato.

Tingkah dari Takoda ini kadang bikin suasana yang awalnya tegang, mencair dan menjadi hiburan sesaat. Selama 2 jam 13 menit penonton akan dibuat tegang sekaligus terhibur oleh para pemeran dalam film ini.

Dari segi sinematografi film ini bisa memperlihatkan gambaran yang cukup bagus. Apalagi ketika ada adegan action, efek berdarah-darah, efek suara tembakan, tabrakan kendaraan dan efek ledakan yang dihasilkan tidak berlebihan tapi cukup. Dan terkadang, bisa dibuat ngilu juga saat ada adegan-adegan tersebut.

Sisi Lain dari Fabel 

sisi lain dari fabel_

Siapa sangka kalau seorang pembunuh bayaran yang sudah melegenda ini memiliki sisi lain yang unik. Terkadang, ia bisa menjadi orang yang serius ketika harus berhadapan dengan lawan atau musuhnya. Tapi, dibalik aura pembunuhnya tersimpan sisi kemanusiannya juga, lho

Tidak hanya kepada sesama manusia, bahkan ke tumbuhan pun ia bisa untuk tidak menyakiti. Seperti pada adegan saat ia dikejar-kejar oleh musuh, saat turun dan menghindar saat hampir menginjak tumbuhan.

Lalu, ketika ia berusaha menyelamatkan anak kecil yang tidak bisa berbicara dan ketakutan, Sato justru menghiburnya dengan gerakan dari acara komedi televisi yang sering ditonton. 

Untuk segi alur ceritanya cukup ringan dan tidak seberat film bergenre action pada umumnya. Akting dari Okada Junichi ini patut diacungi jempol, karena ia bisa memperlihatkan dua sisi karakter yang berbeda.

The Killer Who Doesn’t Kill

the killer who doesnt kill_

Semua bermula dari rasa dendam Utsubo kepada Sato. Adik kandung Utsubo dibunuh oleh Sato pada kejadian empat tahun yang lalu.

Sementara Hinako merasa dendam kepada Utsubo karena ia adalah sosok yang telah membunuh kedua orangtuanya. Ketika terbakar rasa amarah, Hinako berusaha berdiri untuk menembak Utsubo, tapi ia menginjak jebakan yang dipasang untuk Sato.

Beruntung saat itu Sato segera datang dan berhasil menyelamatkan Hinako dari jebakan bom tersebut. Sementara itu, Suzuki akhirnya menembak mati Utsubo yang melemparkan granat ke arah mereka. Dan Sato mengatakan kalau itu adalah hal yang diinginkan oleh Utsubo.

Karena Sato dilarang untuk membunuh selama satu tahun oleh bosnya, jadi Sato tidak membunuh Utsubo meskipun ia musuh bebuyutannya.

Dan di ending-nya, yang membunuh Utsubo adalah Suzuki yang justru adalah anggota kelompoknya Utsubo. Tapi karena Suzuki peduli dan sudah menganggap Hinako sebagai adiknya, ia lebih memilih untuk menyelamatkan Hinako ketimbang Utsubo.

Kalau kamu menonton film ini, pastikan menonton sampai ke detik-detik terakhir film, ya. Di sana diperlihatkan bos Sato yang selama ini memantau Sato dan adiknya untuk memastikan ia tidak membunuh sesuai perintahnya.

Dan untuk yang mau menonton film ini tidak disarankan usianya sudah 17+ karena terdapat adegan kekerasan juga kata-kata kasar. Selain itu kalau kamu tidak suka dengan adegan yang berdarah-darah, tidak disarankan untuk menonton film ini.

Sekian sinopsis dan review film live action The Fable: The Killer Who Doesn’t Kill  (2021). Film ini bisa ditonton di situs resmi Netflix, ya. Dan jangan lupa juga untuk membaca sinopsis dan review film lainnya di Bacaterus.

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram