Sinopsis & Review Sing, Dance, Act - Kabuki Featuring Toma Ikuta

Melihat Ikuta Toma bermain film atau drama mungkin hal yang biasa bagi pecinta film atau drama Jepang. Tapi, bagaimana pendapat kamu jika melihat Ikuta Toma bermain Kabuki (seni teater tradisional Jepang)?

Sing, Dance, Act Kabuki Featuring Toma Ikuta (2022) merupakan sebuah film dokumenter yang memperlihatkan proses Ikuta Toma bergabung dalam sebuah penampilan kabuki. Ikuta Toma tampil bersama teman lamanya yang merupakan aktor kabuki, Onoe Matsuya.

Penasaran dengan perjalanan Ikuta Toma berperan dalam kabuki? Mari simak ulasan dan review selengkapnya!

Sinopsis

• Tahun Rilis: 2022
• Genre: Documentary
• Produksi: Netflix
• Sutradara: Tadashi Aizawa
• Pemain: Ikuta Toma, Onoe Matsuya

Film Sing, Act, Dance Kabuki Featuring Toma Ikuta, mengikuti cerita aktor Ikuta Toma yang kini berusia 30an dan mencoba menantang dirinya untuk tampil dalam pertunjukan kabuki. Film ini dibuka dengan sebuah wawancara bersama sang aktor. 

Penonton kemudian akan diajak untuk mengetahui awal mula Ikuta Toma akhirnya memutuskan untuk tampil dalam seni teater kabuki bersama teman lamanya, Onoe Matsuya. Pada awalnya, Ikuta Toma dan Onoe Matsuya sempat berjanji akan tampil dalam panggung teater kabuki suatu saat nanti.

Pada 13 Agustus 2021, Ikuta Toma akan mencoba sebuah penampilan new Kabuki. Untuk pertama kalinya dia bergabung dengan musim terakhir seri panggung Kabuki independen yang disebut idomu (Challenge) dan dipimpin oleh Onoe Matsuya.

Selanjutnya penonton akan diajak dalam proses Ikuta Toma melakukan latihan dan persiapan untuk pentas kabuki. Pada 25 Juni 2021, 49 hari menuju ke malam pentas kabuki, dimulai dengan sebuah proses pembuatan katsura awase (mengepaskan wig dengan yang akan memakainya).

Ikuta Toma akan mengenakan dua buah wig dalam pertunjukannya. Kemudian, penonton akan diajak untuk menyelami masa lalu Onoe Matsuya yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk menjadi aktor kabuki. Namun, karena suatu hal, akhirnya Onoe Matsuya mulai memikirkan kabuki secara serius.

Lalu, diperlihatkan proses latihan Ikuta Toma, mulai dari pembacaan naskah, belajar intonasi khas kabuki, tarian dan beberapa istilah penyebutan dalam kabuki. Ditampilkan pula beberapa pendapat tentang Ikuta Toma yang tampil di acara kabuki bersama teman sesama aktor kabuki dan non kabuki yaitu Shun Oguri.

Sementara itu, semakin dekat dengan tanggal pementasan, latihan pun menjadi semakin intens. Gerakan kabuki yang harus dipelajari oleh Ikuta Toma semakin banyak. Belum lagi dia juga harus mengingat semua percakapan, sehingga muncul rasakekhawatiran dalam diri Ikuta Toma.

Pada intinya, film ini fokus pada proses Ikuta Toma mengikuti latihan sampai dengan malam pentas new Kabuki yang berjudul Akadou Suzunosuke. Dan memperlihatkan juga ikatan persahabatan Ikuta Toma dengan Onoe Matsuya.

Sebuah Tantangan Tampil Pada Pentas New Kabuki

Akting dalam sebuah drama atau film merupakan hal yang sudah biasa bagi Ikuta Toma, namun, melakukan sebuah pentas seni Kabuki merupakan hal baru baginya. Seperti dikatakan oleh Ikuta Toma sendiri, dia sebenarnya tidak pernah membayangkan akan benar-benar tampil dalam pentas seni Kabuki. 

Meskipun sama-sama ‘berperan’, tapi akting dalam drama atau film dengan pentas Kabuki sangat berbeda. Untuk mencoba hal baru yang belum pernah dilakukannya, Ikuta Toma pun harus keluar dari zona nyamannya sebagai seorang aktor.

Bagi aktor Kabuki sendiri, untuk melakukan latihan sebenarnya membutuhkan waktu yang sangat lama. Tapi, Ikuta Toma hanya melakukan latihan selama satu setengah bulan saja untuk pentas Kabuki perdananya. 

Dia berpendapat, bahwa peran akting yang selama ini dipelajari sangat jauh berbeda dengan akting dalam Kabuki. Tidak hanya harus menghafalkan naskah, tapi banyak gerakan dan intonasi khas Kabuki yang harus dipelajari. 

Bahkan detail kecil yang diperagakan oleh Ikuta Toma ini mendapatkan pujian dari aktor top Kabuki. Komentar ini membuktikan bahwa Ikuta Toma telah mengerahkan seluruh hati dan jiwanya untuk tampil totalitas dalam tantangan yang dia lakukan pada pentas seni Kabuki. 

Banyak Istilah dalam Kabuki

Selama 1 jam 27 menit, film ini tidak hanya memperlihatkan bagaimana usaha keras dari Ikuta Toma dan kisah persahabatannya dengan Onoe Matsuya, tapi diperkenalkan juga beberapa istilah yang sering digunakan dalam Kabuki. 

Beberapa diantaranya seperti roppou, salah satu metode paling khas dalam Kabuki dan hanya dipraktekkan oleh aktor utama. Kemudian ada mie yang merupakan pose sorotan mata khas Kabuki. Perpaduan antara roppou dan mie ini merupakan sebuah kunci untuk menarik perhatian para penonton. 

Selanjutnya ada tachimawari yang melibatkan banyak unsur di panggung untuk menekankan keindahan.Cara berdiri yang dikenal dengan tachimari pun memiliki teknik khusus dan tak bisa sembarang dilakukan. 

Selain istilah tentang gerakan-gerakan dalam Kabuki, pada film ini juga diperlihatkan beberapa alat khas yang selalu diperdengarkan ketika pentas Kabuki. Alat tersebut dikenal dengan tsukie yang memberikan efek suara khas Kabuki ketika menekankan pada gerakan mie atau roppo.

Masih banyak lagi beberapa istilah yang digunakan dalam Kabuki yang dijelaskan di film ini. Istilah-istilah tersebut pun tentu menjadi sebuah hal baru bagi yang awam terhadap pentas seni Kabuki. Dan menjadi sebuah hal yang menarik untuk diketahui apalagi bagi yang ingin mendalami pentas seni Kabuki. 

Film Dokumenter yang Menyentuh

Film dokumenter ini dikemas dalam teknik pengambilan gambar yang cukup sederhana. Namun, semua penggambaran tersebut sudah cukup memperlihatkan bagaimana Ikuta Toma berusaha keras dalam pentas Kabuki perdananya.

Film ini juga cukup memberikan gambaran ikatan persahabatan yang kuat antara Ikuta Toma dan Onoe Matsuya. Tak ketinggalan, ada pula beberapa hal yang menyentuh pada film dokumenter ini.

Seperti bagaimana sebuah hubungan persahabatan yang sudah berjalan cukup lama serta mewujudkan sebuah janji pada beberapa tahun sebelumnya, meskipun tak pernah menyangka akan benar-benar terwujud.

Seperti kata Ikuta Toma dan Onoe Matsuya sendiri, terwujudnya mimpi mereka ini menjadi suatu hal yang membuat mereka ‘merinding’. Terkuak pula bahwa pertunjukan tersebut ternyata didedikasikan untuk mendiang ayah dari Onoe Matsuya yang juga merupakan seorang aktor Kabuki. 

Kehilangan seorang ayah di usianya yang masih muda dan ‘terpaksa’ harus menjadi kepala keluarga, terasa cukup berat bagi Onoe Matsuya. Dan Ikuta Toma merupakan salah satu teman yang sangat menangisi kepergian ayahnya Onoe matsuya.

Sehingga, hal tersebut selalu mengingatkan Onoe Matsuya pada sahabatnya, Ikuta Toma, untuk tampil bersama di pentas seni Kabuki.

Mungkin anak muda Jepang sudah banyak yang tidak begitu tertarik dengan Kabuki. Namun, Ikuta Toma mengatakan, semenjak pertunjukan perdananya itu, dia merasa kalau Kabuki ada dalam DNAnya. Dan ada kemungkinan kalau Ikuta Toma ingin terus bermain dalam pentas seni Kabuki.

Secara keseluruhan, film dokumenter ini menarik untuk ditonton, terutama bagi saya sendiri. Apalagi ketika melihat persahabatan antara Ikuta Toma dan Onoe Matsuya, hingga akhirnya mereka berhasil mewujudkan cita-citanya untuk pentas bersama. Dari film ini, kita bisa melihat bahwa menjadi aktor Kabuki tidaklah mudah. 

Setelah menonton film dokumenter ini, saya sendiri langsung tertarik untuk menonton film Kabuki yang diperankan oleh Ikuta Toma.

Apakah ada yang sudah pernah menonton filmnya? Jika belum, bisa coba baca ulasan dan review-nya di artikel Sinopsis & Review Kabuki Akadousuzunosuke, ya. Dan bagaimana pendapatmu tentang film dokumenter ini?