bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Film Silam, Antara Horor dan Drama

Ditulis oleh Aditya Putra
Silam
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Terkadang kekurangan bagi seseorang, bisa menjadi kelebihan bagi orang lain. Manusia normal bisa melihat hal-hal yang sifatnya nyata. Sebagian lagi punya kelebihan untuk melihat hal-hal yang nggak kasat mata. Tapi kelebihan itu bagi beberapa orang bisa menjadi sesuatu yang nggak diharapkan.

Bagaimana jadinya kalau seorang anak yang karena sebuah kejadian bisa melihat hal-hal yang sebelumnya nggak bisa dia lihat? Hal itu membuat dia menjalani pengalaman berbeda dan mengungkap hal-hal yang nggak diketahui sebelumnya. Hal itu yang diceritakan dalam film Silam yang diadaptasi dari buku karya Risa Saraswati. Simak review dan sinopsisnya di sini yuk!

Sinopsis

Review silam_Sinopsis

Baskara adalah seorang anak laki-laki yang mengalami kejadian memilukan dalam hidupnya. Setelah enam tahun ayahnya meninggal, hubungannya dengan sang ibu, Fina, berjalan kurang baik. Fina seringkali memarahinya tanpa alasan yang jelas. Hal itu pula yang menyebabkannya rutin mengunjungi makam ayahnya, bahkan sampai setiap hari.

Baskara menemukan sebuah foto ayahnya dengan kembarannya yang bernama Anton. Di belakang foto itu, dia menemukan sebuah alamat yang diperkirakan merupakan alamat rumah omnya. Dia pun menyimpan alamat itu, kalau-kalau sewaktu-waktu dia ingin berkunjung karena kondisi di rumah nggak terlalu kondusif.

Di sekolah, dia menjadi bulan-bulanan dan korban perundungan. Sekolahnya mengadakan studi tur ke sebuah museum. Baskara ditantang dan digertak oleh teman-temannya supaya masuk ke sebuah ruangan. Ruangan itu bukan ruangan biasa, melainkan berdasarkan cerita, pernah ada wanita yang melakukan bunuh diri di dalamnya.

Baskara mencoba melawan teman-temannya tapi malah terjatuh di dalam ruangan museum dan nggak sadarkan diri. Teman-temannya mengunci ruangan. Ketika terbangun, waktu sudah menunjukkan malam hari dan Baskara hanya seorang diri. Dia mulai bisa melihat sosok-sosok astral dan membuatnya ketakutan. Dia pun pergi dari museum.

Merasa bingung di rumahnya, Baskara berniat untuk pergi ke rumah omnya. Untuk itu dia meninggalkan pesan bersama sebuah boneka untuk ibunya. Dia menganggap boneka itu bisa menjadi penjaga untuk sang ibu. Rumah omnya berjarak cukup jauh, sehingga Baskara perlu naik bis untuk sampai ke tujuan.

Sesampainya di rumah Anton, Baskara disambut dengan hangat oleh omnya dan sang istri, Ami. Dia dikenalkan dengan dua orang anak omnya yaitu Amel dan Lia. Dia melihat kehidupan berbeda di rumah omnya. Sebuah keluarga yang terlihat begitu harmonis dan penuh kasih sayang. Sesuatu yang dia rindukan sejak ayahnya meninggal.

Baskara merasakan kasih sayang yang berbeda dari Ami dan Anton. Bahkan mereka berdua membolehkan Baskara untuk tinggal sesuka hati di rumah mereka. Baskara begitu tersentuh karena merasa disambut dengan baik. Hanya saja, pada malam hari dia sering melihat banyak mahluk astral. Terutama sosok seorang nenek yang selalu lewat di depan rumah.

Perlahan-lahan Baskara merasa ada sesuatu yang ganjil. Keluarga Anton melakukan aktivitas yang sama setiap harinya. Baskara mencoba menceritakan hal-hal yang dialaminya pada Irina, anak yang tinggal di pekarangan rumah omnya. Irina meminta Baskara untuk tenang dan beradaptasi dengan kemampuan barunya.

Baskara menceritakan pada Irina bahwa mahluk-mahluk astral bukan hanya tampak, melainkan menyerangnya. Mendengar hal tersebut, Irina meminta bantuan pada sang nenek. Karena mereka berdua, Baskara mulai berhasil menemukan jawaban dari kejanggalan-kejanggalan yang dia temukan. Bukan hanya di rumah Anton melainkan rumahnya sendiri.

Menyeimbangkan Drama dan Horor

Review silam_Menyeimbangkan Drama dan Horor

Kebanyakan film horor terutama yang diproduksi di Indonesia mengandalkan jumpscare. Ditambah dengan scoring yang mendukung nuansa kelam dan hantu yang dirias dengan make-up menyeramkan. Formula itu hampir selalu diandalkan dan menjadi sesuatu yang terasa biasa kalau bukan membosankan. 

Film Silam berbeda dengan film horor Indonesia kebanyakan. Porsi dramanya diberi jatah lebih untuk mendukung cerita. Bahkan di awal film, kita hampir terkecoh karena film ini seperti murni film drama. Bagian bagaimana Baskara merasa kehidupannya di rumah berubah setelah sang ayah meninggal menjadi kuncinya.

Penonton bisa dengan mudah bersimpati kepada sosok Baskara. Kita tahu kalau apa yang dialami Baskara juga dialami oleh banyak anak yang kehilangan sosok ayah. Mulai dari sini, penonton diajak untuk masuk semakin dalam ke kehidupan Baskara. Bukan cuma kesedihan dan kesepiannya, tapi juga ketakutannya ketika dia harus menghadapi kenyataan kalau hidupnya nggak lagi sama.

Plot Kosong dan Reaksi Penonton

Review silam_Plot Kosong dan Reaksi Penonton

Menggabungkan unsur drama dan horor bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Seperti halnya dalam film Silam. Ada beberapa plot kosong yang terasa bisa lebih diungkap lebih dalam untuk mendukung cerita. Salah satu yang paling terasa adalah alasan Fina yang berubah menjadi pemarah pada Baskara. 

Diceritakan kalau alasannya karena dia begitu menyayangi anaknya tapi nggak mendapat sorotan yang cukup. Bagian Baskara yang rutin mendatangi makam ayahnya agak terasa janggal. Pasalnya, dia seringkali melakukannya pada malam hari. Dia digambarkan memang nggak percaya pada hantu tapi untuk anak seusianya berkunjung ke makam pada malam-malam terasa kurang pas. 

Hal itu membuat prasangka bahwa rutinitas itu memang sengaja dibuat agar nuansa horor dihidupkan lebih awal. Sebagian penonton berpendapat kalau bagian ini terlalu dipaksakan. Sebagian lainnya berpendapat kalau bagian ini diciptakan untuk menegaskan kalau sosok Baskara berbeda dengan anak-anak seusianya.

Twist Menarik

Review silam_Twist Menarik

Menuju ke akhir film, Silam menyajikan twist yang menarik. Bisa dibilang tertebak, tapi dari segi pengemasan cukup membuat kita ingin tahu bagaimana kelanjutannya. Perlahan-lahan Baskara mengetahui berbagai kejanggalan yang dia rasakan. Pertanyaan yang menumpuk dalam benak penonton pada akhirnya akan terjawab.

Umumnya, film horor produksi dalam negeri lebih memilih untuk flashback ke masa lalu untuk melihat penyebab kejadian mengerikan. Silam lebih memilih berada di masa sekarang dan menjawab segala kejanggalan. Formula yang cukup unik dan jarang ditemui di film horor lainnya. Terutama untuk produksi dalam negeri.

Ending yang Diperdebatkan

Review silam_Ending yang Diperdebatkan

Bagian yang ditunggu-tunggu ketika melihat film adalah bagaimana akhirnya. Apakah akan sad ending ataukah happy ending? Bahkan akhir dari film bisa disebut sebagai puncak konflik yang membuat penonton tetap duduk di kursi dan menyaksikannya sampai selesai. Silam berhasil membuat konflik dengan twist menarik untuk sampai pada ending-nya.

Ending di film Silam menuai banyak reaksi. Yang bereaksi negatif mempertanyakan kenapa akhir dari film ini terasa terlalu mudah untuk dilakukan. Padahal sejatinya bisa memancing konflik baru dan ketegangan yang jauh lebih besar. Sayangnya, film ini diakhiri dengan terlalu sederhana. Penasaran seperti apa ending-nya? Tonton dulu filmnya.

Kemunculan Silam di tahun 2018 melanjutkan tren film horor yang kembali mengemuka. Pasalnya, film bergenre ini mulai dianggap mati suri sejak kemunculannya yang masif tapi dibumbui unsur dewasa. Untungnya, film ini nggak menggunakan formula serupa dan lebih menekankan pada cerita.

Kalau kamu merindukan film horor produksi dalam negeri dengan cerita yang kuat, film Silam mungkin akan cukup mengobati kerinduan itu. Genre horor memang bukan genre yang dijagokan untuk film produksi dalam negeri, tapi Silam boleh jadi salah satu yang diperhitungkan secara kualitas. Kamu suka film seperti ini? Bagikan pendapatmu di kolom komentar, yuk!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram