bacaterus web banner retina

Sinopsis dan Review Serial TV Signs Season 1: Menegangkan?

Ditulis oleh Yanyan Andryan
Signs Season 1
3.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Signs (Znaki) adalah serial TV asal Polandia yang sebenarnya sudah tayang sejak tahun 2018 lalu di negara Eropa Tengah tersebut. Serial bernuansa crime thriller ini sekarang sudah dirilis secara luas dan bisa disaksikan oleh masyarakat dunia lewat layanan streaming Netflix.

Secara garis besar, Signs berkisah tentang seorang kepala polisi baru yang bertugas di sebuah kota kecil, dan harus menyelidiki suatu kasus pembunuhan yang belum terpecahkan.

Serial yang memiliki 8 episode ini tentunya menjadi tontonan yang menarik untuk penyuka genre thriller. Bagi yang penasaran dengan jalan ceritanya, jangan lewatkan pembahasannya yang akan diulas oleh Bacaterus di bawah ini.

Sinopsis

Serial TV Signs Season 1

Di sebuah desa dengan pemandangan pegunungan yang cukup indah, seorang gadis remaja tengah berjalan-jalan sendirian di sepanjang danau yang tenang. Dia terlihat sedang bertengkar dengan ibunya melalui percakapan telepon.

Tanpa diduga, seseorang misterius lalu menembak gadis tersebut tepat di jantungnya sebanyak dua kali. Kasus pembunuhan itu menjadi misteri yang tak pernah terpecahkan.

10 tahun kemudian, kepala polisi baru bernama Michal Trela dipindahtugaskan ke kota terpencil Own Mountains. Setibanya di kantor pusat, ia cukup kelelahan karena harus membereskan tempat kerjanya yang berantakan. Ia bersama putrinya, Nina, berbagi tempat tinggal dengan polisi perempuan yang menjadi anak buahnya, Adrianna Nieradka

Ia lalu bertemu dengan seorang wanita tua, Zofia Blawatska, yang memberinya sebotol “air suci” dari seorang pendeta setempat yang dikenal dengan nama Jonasz. Beberapa saat kemudian, pemimpin agama di Kota Own Mountains, Pastor Wincent, ditemukan meninggal di sebuah taman secara tak terduga.

Setelah datang ke tempat kejadian perkara, Trela menduga bahwa “air suci” yang dijual oleh pendeta Jonasz menjadi penyebab kematian sang pastor. Ia bersama Adrianna lalu pergi ke gereja menemuinya dan menangkap Jonasz, serta menyita semua air suci yang diperjualbelikan.

Air suci tersebut ternyata mengandung zat yang mampu membuat peminumnya merasa tak sadarkan diri hingga pingsan. Jonasz melakukan hal itu agar bisa mendapatkan pengikut yang banyak sehingga mereka tetap terpikat pada jalan kebenaran.

Sementara itu, desas-desus tentang pemindahan Trela ke Own Mountains mulai memanas di kantor barunya. Di tempat lamanya bekerja di Kota Krakow, Trela telah berubah sikap dan mulai kehilangan kehebatannya.

Ia kemudian menjadi seorang pemabuk dan perokok yang sangat candu. Namun, di kota barunya ini ia ingin merubah reputasinya menjadi seorang kepala polisi yang lebih baik lagi.

Selepas berurusan dengan pendeta Jonasz, ia dan Adrianna kemudian menemukan sebuah kasus pembunuhan secara misterius. Kasus tersebut ternyata memiliki pola kesamaan dengan peristiwa pembunuhan yang menimpa seorang remaja perempuan 10 tahun lalu.

Karena mempunyai benang merah yang serupa, Trela dan Adrianna berusaha untuk mengungkapkan pelakunya secepat mungkin. Akan tetapi, orang-orang di Own Mountain sangat enggan untuk dimintai keterangan terhadap kasus lama tersebut.

Mereka seolah-olah berusaha untuk menutupinya dan tidak mau berbicara banyak. Karena hal itu, Trela menganggap semua orang bersalah dan menduga ada sebuah konspirasi yang disembunyikan.

Misteri yang Kurang Mendebarkan

Misteri yang Kurang Mendebarkan
*

Kisah dalam serial ini dimulai dengan gaya misteri pembunuhan yang khas, dan langsung memperkenalkan korban pertamanya yang seorang remaja perempuan.

Cerita lalu melompat jauh ke-10 tahun kemudian, dan memperlihatkan bahwa kasus tersebut kembali diperbincangkan setelah adanya pembunuhan yang identik dengan kejadian di 10 tahun yang lalu.

Dari sini, benang merah mulai sedikit tersusun karena nampaknya kedua kasus itu saling terkait, dan si pembunuh mulai beraksi kembali. Alur tersebut kemudian menjadi premis dasar yang coba dikembangkan untuk membawa Signs ke dalam cerita yang lebih terstruktur.

Serial ini selanjutnya fokus akan aksi penyelidikan kasus pembunuhan itu dengan menghadirkan Trela dan Adrianna. Trela berperan layaknya seperti detektif yang bertindak penuh logika dengan mencurigai semua orang yang ia temui, sedangkan Adrianna terlalu emosional dalam bertindak saat mengawasi kasus yang belum terpecahkan ini.

Di sisi lain, selama 8 episode yang disajikan dalam season pertama ini, Signs tidak terlalu memunculkan petunjuk berarti tentang motif dibalik pembunuhan yang terjadi. Signs seperti tersandung akan konsep cerita yang dibawanya, dan tidak terlalu mengeksplorasi bukti-bukti yang dapat mengarahkan ke pelaku sebenarnya.

Hal itu menimbulkan serangkaian kejenuhan dalam ceritanya sendiri, dan penonton tidak ajak tertarik secara emosional. Serial ini nampak terlihat asyik sendiri dengan segala kerumitan ceritanya sehingga lupa untuk melibatkan penonton di setiap episodenya.

Signs ditulis dengan narasi yang cukup lesu dan mengisahkan misteri pembunuhan lewat pendekatan yang kelam serta menyedihkan. Tokoh utama memiliki karakter yang kurang mendalam, dan Trela adalah sosok protagonis yang tanggung, sedikit berkharismatik, namun mudah untuk dilupakan.

Sementara itu, sikap emosional yang dimiliki oleh Adrianna mengaburkan penilaiannya terhadap setiap bukti yang ditemukan, dan investigasinya tidak efektif.

Dengan akhir episode yang sedikit menggantung, Signs memunculkan banyak pertanyaan-pertanyaan yang masih harus dijawab dalam season 2 nantinya. Beberapa elemen misteri yang dihadirkan ada yang terlihat menonjol, dan sisanya hanya tenggelam tidak memberikan kesan apa-apa.

Ketika dibandingkan dengan serial misteri pembunuhan yang tayang di Netflix, Signs memang tidak terlalu spesial dari aspek kedalaman ceritanya. Meski tak istimewa, Signs tidak terlalu mengecewakan, dan tidak ada salahnya jika kalian ingin mencoba menontonnya.

Terlalu Banyak Subplot yang Bercabang

Terlalu Banyak Subplot yang Bercabang
*

Jika dilihat dari segi konsep ceritanya, Signs sebenarnya menawarkan sesuatu yang sudah tidak asing lagi dalam genre crime thriller. Misteri kasus pembunuhan yang saling berkaitan dari waktu ke waktu sudah banyak diadaptasi ke dalam film layar lebar maupun serial TV lainnya.

Meski Signs menghadirkan cerita pembunuhan bergaya thriller, namun alur dari serial ini cenderung jenuh dan memberikan efek kurang puas bagi yang menontonnya. Pengungkapan jati diri pelaku pembunuhan yang tidak memberikan petunjuk jelas menghadirkan rasa kebosanan di setiap episodenya.

Signs memang sangat bergantung sekali pada premis cerita pembunuhan yang saling terhubung satu sama lain. Alih-alih untuk berfokus pada premis tersebut, Signs terkadang menghadirkan subplot yang membuat alur ceritanya bercabang. Hal itu membuat drama yang disajikan tidak rapi, dan terkesan mengaburkan cerita utamanya.

Subplot yang dimaksudkan bercerita tentang fanatisme agama, orang-orang yang berpaham Nazi, kecemasan remaja, hingga terlalu lama berfokus pada kisah pendeta Jonasz.

Dengan banyaknya hal yang terjadi dalam serial ini, maka tidak mengherankan jika plotnya berkelok-kelok terlalu banyak, membuat ceritanya sulit untuk diingat, dan akhirnya membosankan.

Terlalu banyak hal yang terjadi tersebut membuat penonton tidak bisa berkonsentrasi untuk mengikuti ceritanya. Selain itu, kurangnya kejutan-kejutan seperti plot twist membuat alur Signs dari awal hingga akhir terkesan begitu-begitu saja.

Hal minor yang menjadi perhatian terbesar dalam Signs adalah ketika subplot tersebut tidak diikat dalam satu benang merah yang kuat.

Cerita tentang orang-orang berpaham Nazi yang berasal dari Perang Dunia II, hingga kegelisahan Pendeta Jonasz yang nampaknya mengetahui sang pelaku pembunuhan tidak terlalu jelas akhirnya. Semuanya kemudian terlupakan, mengambang penuh tanda tanya di season pertama ini.

Signs nampaknya mencoba untuk membuat suatu formula dengan menghadirkan beberapa subplot agar penontonnya dapat terkejut di episode akhir. Namun, serial ini cenderung membawa para penonton ke dalam situasi yang membingungkan karena banyaknya cerita bercabang tersebut.

Selain itu juga, Signs kurang menghadirkan ketegangan layaknya sebuah tontonan bergaya thriller yang mencekam. Banyaknya subplot yang terjadi membuat cerita intinya terlalu sedikit dijelaskan, dan kurang dieksplorasi secara baik. Meski begitu, serial ini masih enak ditonton di akhir pekan. Pernah menonton serial ini?

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram