Review & Sinopsis Sexy Killers, Dokumenter Kontroversial


Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.
Genre dokumenter memang tidak terlalu populer di Indonesia. Hanya ada sedikit saja film dokumenter yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun tak lama ini ada sebuah judul film dokumenter yang menarik perhatian. Film ini tidak ditayangkan di gedung bioskop, melainkan melalui media internet serta pemutaran-pemutaran yang dilakukan oleh para komunitas film di berbagai kota. Film dokumenter tersebut berjudul Sexy Killers.
Sinopsis

Tahun Rilis | 2019 |
Genre | Documentary |
Sutradara | Dandhy Dwi Laksono, Ucok Suparta |
Pemeran | |
Review | Baca di sini |
Sexy Killers merupakan salah satu seri dokumenter yang menjadi rangkaian Ekspedisi Indonesia Biru, sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh rumah produksi WatchDoc untuk berkeliling Indonesia dan mengangkat isu-isu sosial budaya kedalam sebuah film dokumenter. WatchDoc sendiri merupakan sebuah studio film independen yang fokus pada film dokumenter atau jurnalisme investigasi.
Film Sexy Killers dibuka dengan dua orang pasangan yang sedang berada di kamar hotel mewah lengkap dengan fasilitas kamar hotel tersebut, termasuk listrik yang menjadi sumber daya utama seluruh fasilitas yang mereka gunakan. Dari listrik di kamar hotel mewah tersebut, penonton diajak untuk menelusuri dari mana listrik yang kita gunakan tersebut berasal.
Penonton selanjutnya akan melihat proses pengadaan listrik dengan tambang-tambang yang dikeruk dan sawah-sawah warga yang dimusnahkan untuk membentuk PLTU. Kita akan melihat bagaimana para petani-petani kecil yang hanya bisa gigit jari ketika sawah yang menjadi sumber penghasilan mereka harus dimusnahkan.
Begitu pula dengan para nelayan yang terdampak. Penonton akan diajak untuk melihat bagaimana kapal-kapal tongkang pengangkut batu bara yang berseliweran dan merusak ekosistem laut sekitar. Lautan tercemar, para nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan. Pada akhirnya, mereka juga harus kehilangan sumber penghasilan.
Film ini juga memperlihatkan bagaimana pembangunan PLTU merusak alam di sekitar dan membuat warga merasa kesulitan. PLTU tersebut membuat air bersih menghilang, membuat pencemaran udara, bahkan menjadi tempat berbahaya bagi anak-anak yang mulanya sering bermain di daerah tersebut.
Tidak cukup sampai disitu, WatchDoc juga meneruskan investigasinya untuk mengetahui siapa saja orang-orang berkepentingan yang terlibat dalam bisnis listrik dan tambang tersebut. Hal ini cukup mengejutkan karena dalam film diperlihatkan sebuah sistem oligarki mengenai tokoh-tokoh yang menguasai bisnis tersebut.
Pada intinya, film Sexy Killers mengangkat tema mengenai isu sosial yang belum banyak diketahui masyarakat untuk semakin membuka mata banyak orang bahwa ada banyak permasalahan sosial yang harus kita pedulikan.
Investigasi yang Mendalam

WatchDoc memang dikenal sebagai sebuah rumah produksi yang fokus dalam pembuatan film dokumenter yang mereka sebut sebagai jurnalisme investigasi. Sebelum merilis film Sexy Killers, WatchDoc juga sudah terlebih dulu memproduksi film-film dengan tema sejenis, seperti tema kebakaran hutan Sumatera, reklamasi teluk Benoa, atau permasalahan pabrik semen di Jawa Tengah.
Dari seluruh film yang diproduksi, WatchDoc memang selalu mengedepankan unsur investigasi yang sangat mendalam. Mereka tidak hanya memaparkan fakta-fakta yang terlihat di permukaan, namun juga mencari informasi hingga ke akarnya. Ini yang membuat kamu akan selalu mendapatkan informasi atau fakta baru dari film-film WatchDoc, tidak terkecuali dalam film Sexy Killers.
Selain mengulas fakta-fakta secara mendalam, film ini juga begitu detail memberikan setiap kepingan informasi dan menyusunnya menjadi sebuah fakta baru. Informasi-informasi yang disajikan juga tidak berasal dari asumsi belaka, melainkan melalui riset panjang yang sumber-sumber datanya juga selalu disertakan pada setiap bagian film selama durasi 1 jam 28 menit tersebut.
Baca juga: Melihat Dunia Politik dari 10 Film Tentang Presiden Ini
Visual-Visual yang Indah
