bacaterus web banner retina

Review & Sinopsis Sexy Killers, Dokumenter Kontroversial

Ditulis oleh Sri Sulistiyani
Sexy Killers
4.5
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Genre dokumenter memang tidak terlalu populer di Indonesia. Hanya ada sedikit saja film dokumenter yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun tak lama ini ada sebuah judul film dokumenter yang menarik perhatian. Film ini tidak ditayangkan di gedung bioskop, melainkan melalui media internet serta pemutaran-pemutaran yang dilakukan oleh para komunitas film di berbagai kota. Film dokumenter tersebut berjudul Sexy Killers.

Sinopsis

Sexy Killers

Sexy Killers merupakan salah satu seri dokumenter yang menjadi rangkaian Ekspedisi Indonesia Biru, sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh rumah produksi WatchDoc untuk berkeliling Indonesia dan mengangkat isu-isu sosial budaya kedalam sebuah film dokumenter. WatchDoc sendiri merupakan sebuah studio film independen yang fokus pada film dokumenter atau jurnalisme investigasi.

Film Sexy Killers dibuka dengan dua orang pasangan yang sedang berada di kamar hotel mewah lengkap dengan fasilitas kamar hotel tersebut, termasuk listrik yang menjadi sumber daya utama seluruh fasilitas yang mereka gunakan. Dari listrik di kamar hotel mewah tersebut, penonton diajak untuk menelusuri dari mana listrik yang kita gunakan tersebut berasal.

Penonton selanjutnya akan melihat proses pengadaan listrik dengan tambang-tambang yang dikeruk dan sawah-sawah warga yang dimusnahkan untuk membentuk PLTU. Kita akan melihat bagaimana para petani-petani kecil yang hanya bisa gigit jari ketika sawah yang menjadi sumber penghasilan mereka harus dimusnahkan.

Begitu pula dengan para nelayan yang terdampak. Penonton akan diajak untuk melihat bagaimana kapal-kapal tongkang pengangkut batu bara yang berseliweran dan merusak ekosistem laut sekitar. Lautan tercemar, para nelayan tidak bisa lagi menangkap ikan. Pada akhirnya, mereka juga harus kehilangan sumber penghasilan.

Film ini juga memperlihatkan bagaimana pembangunan PLTU merusak alam di sekitar dan membuat warga merasa kesulitan. PLTU tersebut membuat air bersih menghilang, membuat pencemaran udara, bahkan menjadi tempat berbahaya bagi anak-anak yang mulanya sering bermain di daerah tersebut.

Tidak cukup sampai disitu, WatchDoc juga meneruskan investigasinya untuk mengetahui siapa saja orang-orang berkepentingan yang terlibat dalam bisnis listrik dan tambang tersebut. Hal ini cukup mengejutkan karena dalam film diperlihatkan sebuah sistem oligarki mengenai tokoh-tokoh yang menguasai bisnis tersebut.

Pada intinya, film Sexy Killers mengangkat tema mengenai isu sosial yang belum banyak diketahui masyarakat untuk semakin membuka mata banyak orang bahwa ada banyak permasalahan sosial yang harus kita pedulikan.

Investigasi yang Mendalam

Investigasi yang Mendalam
*

WatchDoc memang dikenal sebagai sebuah rumah produksi yang fokus dalam pembuatan film dokumenter yang mereka sebut sebagai jurnalisme investigasi. Sebelum merilis film Sexy Killers, WatchDoc juga sudah terlebih dulu memproduksi film-film dengan tema sejenis, seperti tema kebakaran hutan Sumatera, reklamasi teluk Benoa, atau permasalahan pabrik semen di Jawa Tengah.

Dari seluruh film yang diproduksi, WatchDoc memang selalu mengedepankan unsur investigasi yang sangat mendalam. Mereka tidak hanya memaparkan fakta-fakta yang terlihat di permukaan, namun juga mencari informasi hingga ke akarnya. Ini yang membuat kamu akan selalu mendapatkan informasi atau fakta baru dari film-film WatchDoc, tidak terkecuali dalam film Sexy Killers.

Selain mengulas fakta-fakta secara mendalam, film ini juga begitu detail memberikan setiap kepingan informasi dan menyusunnya menjadi sebuah fakta baru. Informasi-informasi yang disajikan juga tidak berasal dari asumsi belaka, melainkan melalui riset panjang yang sumber-sumber datanya juga selalu disertakan pada setiap bagian film selama durasi 1 jam 28 menit tersebut.

Baca juga: Melihat Dunia Politik dari 10 Film Tentang Presiden Ini

Visual-Visual yang Indah

Visual-Visual yang Indah
*

Meskipun film dokumenter umumnya lebih mementingkan aktualitas fakta dibanding gambar-gambar yang estetik, namun film Sexy Killers tetap memiliki visual-visual yang indah dan menarik untuk ditonton, Banyak beauty shot di daerah-daerah terdampak yang diperlihatkan, sebagaimana pula kondisi daerah tersebut setelah tercemar dengan kegiatan tambang.

Visual-visual yang indah inilah yang tampaknya membuat Sexy Killers tidak tampak membosankan. Film ini tampaknya menyajikan unsur-unsur sinematik yang cukup lengkap, mulai dari sinematografi yang baik hingga naskah yang informatif.

Subjektivitas dalam Film Sexy Killers

Subjektivitas dalam Film Sexy Killers
*

Dari cerita yang disajikan pada film Sexy Killers, jelas terlihat bahwa si pembuat film fokus untuk memperlihatkan bagaimana dampak dari kegiatan tambang dan pembangkit listrik terhadap masyarakat-masyarakat kecil. Film ini akan membuat penontonnya merasakan empati terhadap rakyat kecil yang seolah tidak bisa berbuat dihadapan orang-orang yang berkepentingan.

Sebuah film dokumenter memang sudah seharusnya bersifat subjektif, dan subjektivitas yang diperlihatkan dalam film Sey Killers membuatnya menjadi film dokumenter yang layak diapresiasi. Sexy Killers telah memenuhi salah satu unsur dokumenter, yaitu unsur subjektivitas.

Film ini mengangkat sudut pandang dari sisi masyarakat yang terkena dampak, sehingga para penonton bisa turut merasakan kesulitan dan kesedihan yang mereka alami.

Pemilihan Waktu Rilis Sexy Killers

Pemilihan Waktu Rilis Sexy Killers
*

Pemutaran perdana dan tanggal rilis Sexy Killers kala itu cukup menarik perhatian banyak orang. Bagaimana tidak? WatchDoc memilih untuk menayangkan film yang mengisahkan tentang dampak buruk kegiatan pertambangan batu bara ketika Indonesia sedang bersiap-siap menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar, pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019.

Pemilihan waktu rilis ini cukup menarik perhatian publik karena dalam beberapa scene di film Sexy Killers juga diceritakan mengenai orang-orang yang terlibat dengan kegiatan tambang dan batu bara ini, dimaana banyak diantaranya juga merupakan tokoh-tokoh politik ternama.

Beberapa minggu sebelum penayangan perdananya, WatchDoc juga mengajak para komunitas film di berbagai kota yang ingin melakukan kegiatan pemutaran film ini untuk mendaftar, lalu mereka akan memberikan film Sexy Killers untuk disebarluaskan oleh para komunitas pecinta film tersebut. Kemudian, film ini juga ditayangkan perdana di channel YouTube WatchDoc pada 14 April 2019.

Film Dokumenter yang Menyedot Perhatian

Film Dokumenter yang Menyedot Perhatian

Di Indonesia, tidak banyak film dokumenter yang bisa menarik perhatian banyak orang. Kebanyakan masyarakat Indonesia lebih menyukai film-film bergenre fiksi yang menawarkan kisah-kisah yang dianggap seru dan bisa menjadi hiburan ketika mereka menontonnya. Film bergenre dokumenter biasanya juga tidak cukup populer dibanding film-film fiksi.

Genre film dokumenter seringkali dianggap sebagai film yang membosankan, terlebih jika dokumenter tersebut dibuat dalam durasi yang cukup panjang. Tidak banyak orang yang bisa bertahan menonton film dokumenter hingga selesai.

Namun film Sexy Killers bisa mematahkan anggapan tersebut. Semenjak penayangan perdananya, film dengan durasi hampir dua jam ini menyedot perhatian publik secara luas. Bahkan, film ini mampu menembus 14 juta viewers di channel YouTube hanya dalam lima hari penayangannya. Kala itu, Sexy Killers juga menjadi trending topic di berbagai sosial media.

Banyak orang yang membicarakan film ini, mulai dari orang-orang biasa hingga tokoh-tokoh terkenal yang ikut angkat suara. Diskusi-diskusi mengenai film inipun banyak dilakukan. Hal ini tentu merupakan suatu feedback yang positif untuk dunia dokumenter di Indonesia. Kepopuleran Sexy Killers bisa menjadi inspirasi bagi para sineas-sineas dokumenter lainnya.

Nah, itulah sedikit review dari film dokumenter Sexy Killers. Apakah kamu juga sudah menonton film ini? Bagaimana tanggapan pribadimu? Bagikan review-mu di kolom komentar ya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram