showpoiler-logo

Sinopsis dan Review Film Sayap Sayap Patah (2022)

Ditulis oleh Mutiara Dwi C.K.
Sayap Sayap Patah
2
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Sayap Sayap Patah merupakan film yang mulai dirilis pada 18 Agustus 2022. Film ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, yang juga pernah menjadi sutradara dalam film Ada Apa Dengan Cinta?. Sementara itu, Nicholas Saputra dan Ariel Tatum merupakan pemeran utama dalam film ini.

Film ini diangkat dari kisah nyata yang ada di Indonesia. Sebuah peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 2018 di Mako Brimob, Depok. Akan seperti apakah adu akting antara Nicholas Saputra dan Ariel Tatum yang berperan sebagai suami istri ini? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Sinopsis

review sayap-sayap patah_Sinopsis_

Surabaya, Mei 2018, anggota polisi sedang melakukan pengintaian terhadap orang yang diduga sebagai komplotan teroris. Mereka telah mengintai orang yang dicurigai tersebut dalam beberapa hari belakangan. 

Di Surabaya di tempat lain, Adji dan Nani, sepasang suami istri tengah bahagia karena sedang menantikan kelahiran buah hati mereka.

Esok harinya, Nani menanyakan Adji apakah ia bisa mengantarnya untuk check up kandungan. Adji awalnya mengiyakan, namun Nani tak memaksa karena tahu suaminya sedang sibuk dengan tugas.

Keesokan harinya, Nani berkunjung ke rumah sakit untuk pemeriksaan kandungan. Nani diberitahu kalau ia mengalami preeklamsia (tekanan darah tinggi).

Dia disarankan untuk tidak terlalu banyak pikiran, agar tidak membahayakan dirinya dan bayi yang dikandungnya. Namun, di rumah, ketika Adji pulang, ia mengatakan kalau ia baik-baik saja.

Adji dan teman-temannya telah berhasil menangkap salah satu komplotan teroris. Di kantor polisi Surabaya, Adji akan segera menyerahkan terduga teroris itu kepada rekannya dari Mako Brimob Depok yaitu Gendis dan Ruslan.

Adji melihat salah seorang lelaki yang mencurigakan dan meminta timnya yang lain untuk mengawasi pria tersebut. Tak berselang lama setelah pria itu pergi, dua rekan kerjanya berlari cepat untuk menghindar dari seorang gadis yang diam di depan pintu kantor polisi. Dan saat itulah terjadi ledakan bom bunuh diri.

Akibat ledakan tersebut, tiga orang polisi dan tiga orang warga yang berada di sana tewas. Sementara Adji dan beberapa temannya yang lain hanya luka ringan. Nani sangat cemas, karena pada saat kejadian dia sedang berkomunikasi melalui telepon bersama sang suami.

Esok harinya, Nani berkunjung ke rumah duka salah seorang istri rekan kerja Adji yang menjadi korban. Pulang dari sana, Nani semakin merasakan kecemasan, sampai-sampai dia marah pada anak-anak yang main petasan di dekat rumahnya.

Sepulangnya Adji, Nani mengatakan dia akan pergi ke Jakarta. Adji melarang, namun Nani bersikeras tetap akan pergi ke sana, karena di rumah pun dia sendirian. Dia sedang hamil besar dan butuh pikiran yang tenang demi keselamatannya dan bayi mereka.

Setelah perdebatan itu, Adji dan Nani sama-sama berdiam diri. Dan pada keesokan harinya, Nani benar-benar berangkat ke Jakarta. Sementara Adji kembali melanjutkan pekerjaannya melakukan pengejaran pelaku teroris.

Dalam waktu yang bersamaan di Mako Brimob, Sadikin yang merupakan komandan polisi, mencari petunjuk dari seorang teroris yang telah tertangkap.

Sementara di Alas Purwo, Banyuwangi, para polisi menyergap tempat persembunyian beberapa komplotan Leong. Dan di Peneleh, Surabaya, Adji dan timnya berhasil menangkap Leong, kepala komplotan teroris.

Keesokan harinya, Adji datang ke Jakarta mengunjungi rumah mertuanya. Adji yang sangat merindukan Nani langsung memeluknya, dan memberi kabar kalau ia telah berhasil menangkap kepala pelaku teroris. Hal itu membuat Nani sangat senang dan merasa bersyukur.

Meski para polisi, Adji dan Nani senang karena kepala pelaku teroris telah tertangkap, tapi mereka tidak mengetahui kejadian yang lebih brutal tengah menghantui mereka.

Terinspirasi dari Kisah Nyata

review sayap-sayap patah_Terinspirasi dari Kisah Nyata_

Film ini terinspirasi dari kisah nyata, yaitu peristiwa kerusuhan di Mako Brimob pada Mei 2018. Pada peristiwa tersebut 155 orang narapidana kabur, satu orang narapidana meninggal dan lima anggota Densus 88 meninggal dunia.

Begitu pun dengan jumlah korban yang ada di film ini, satu orang narapidana dan lima anggota polisi meninggal. Namun, pada film yang berdurasi 110 menit ini, ada beberapa hal yang agak berbeda dengan kejadian nyatanya.

Seperti motif dari Leong yang menguasai Mako Brimob dan juga pemicu kerusuhannya pun agak berbeda. Sepertinya film ini dibuat dengan tujuan mengkampanyekan anti-terorisme. 

Untuk adegan aksinya, menurut saya kurang terlihat mencekam. Mulai dari saat detik-detik penangkapan Leong, adegan baku tembak yang agak kaku, hingga ke scene saat kerusuhan pembobolan lapas pun kurang terasa mencekam. 

Kisah Pilu Adji dan Nani

review sayap-sayap patah_Kisah Pilu Adji dan Nani_

Dibandingkan dengan adegan aksi yang menurut saya biasa saja, untuk bagian drama antara Adji dan Nani terlihat sedikit lebih bagus.

Dari kisah mereka diperlihatkan bagaimana perjuangan Adji sebagai seorang polisi yang harus menjalankan tugasnya. Walaupun sebenarnya Adji ingin menghabiskan banyak waktu dengan istrinya.

Begitu pula dengan Nani, apalagi dia tengah hamil besar. Tentu sangat wajar sebagai seorang istri dia ingin ditemani oleh suaminya.

Namun, Nani pun harus merelakan suaminya pergi menjalankan tugas. Meskipun dia seringkali diselimuti oleh rasa gelisah dengan ketidakpastian suaminya akan pulang dalam keadaan baik-baik saja atau sebaliknya.

Seperti pada dialog Nani yang mengatakan, “Kamu gak paham gimana rasanya jadi istri yang ga tahu suaminya di luar sana aman atau engga. Aku tuh gak tahu apa yang harus aku siapin untuk kamu selimut atau kain kafan?!.” Dialog tersebut memperlihatkan puncak permasalahan yang dirasakan Nani terhadap Adji.

Berakhir Mengharukan

review sayap-sayap patah_Berakhir Mengharukan_

Dari judul dan inspirasi filmnya, akhir dari film ini sebenarnya sangat mudah ditebak. Dan sesuai dengan perkiraan, film ini berakhir dengan sad ending. Alur ceritanya juga sangat mudah untuk diikuti. 

Saran saya, bagi kamu yang cukup mudah terharu, ada baiknya menyiapkan tisu saat menonton film ini. Apalagi ketika diputarkan backsound dengan lirik lagu yang sangat sesuai dengan ending film. Lirik lagunya jadi terasa hidup dan menyatu dengan akhircerita Adji dan Nani.

Untuk akting dari para pemainnya, menurut saya sudah cukup baik. Nicholas Saputra dan Ariel Tatum memerankan sepasang suami istri dengan baik. Dan menurut saya, Iwa K yang berperan sebagai penjahat dan Nugie yang berperan sebagai komandan Mako Brimob pun tampil mengesankan.

Fyi, ada sedikit adegan yang menurut saya kurang pantas ditonton untuk usia remaja di film ini. Meskipun sebenarnya tidak terlalu vulgar, tapi tetap saja kurang pantas untuk ditonton bagi penonton usia remaja.

Sementara untuk segi sinematografi dan visual, pada beberapa scene nuansa suram saat Adji dan Nani bertengkar terasa pas.

Namun, untuk pengambilan gambar suasana mencekam ketika di penjara dan penangkapan para penjahat, menurut saya agak kurang. Begitu juga ketika penyergapan para penjahat, pergerakan kamera terlihat beberapa kali kurang stabil.

Secara keseluruhan bagi saya film ini bisa dinikmati. Mungkin bagi kamu yang merupakan penggemar Nicholas Saputra akan cukup penasaran dengan perannya yang bisa dibilang cukup berbeda dari biasanya. Kamu juga bisa membaca ulasan film Nico lain di artikel 12 Film Terbaik Si Aktor Tampan Nicholas Saputra.

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram