showpoiler-logo

Sinopsis & Review Sand Storm, Melawan Patriarki dalam Keluarga

Ditulis oleh Siti Hasanah
Sand Storm
3.8
/5
showpoiler-logo
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Suka dengan film bertema keluarga? Tidak ada salahnya mencoba menonton film Israel yang berjudul Sand Strom. Film ini mengangkat tentang isu patriarki yang ada di negara tersebut. Sand Storm disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Elite Zexer dan mendapatkan beberapa penghargaan di ajang award bergengsi. 

Film ini dibintangi oleh beberapa aktris dan aktor terkenal dan menceritakan kehidupan para perempuan di tengah budaya patriarki yang kental di negara tersebut.

Jalila (Ruba Blal) dan juga anaknya yang bernama Layla (Lamis Ammar) mencoba melawan sebuah tradisi yang tidak adil untuk kehidupan mereka. Penasaran dengan kisahnya? Yuk simak dulu sinopsis dan review-nya. 

Sinopsis

sand-storm-1_

Film ini diawali dengan adanya sebuah persiapan pesta pernikahan di Desa Bedouin Negev, di Israel Selatan.

Jalila (Ruba Blal) saat itu tengah disibukkan dengan sebuah persiapan pernikahan kedua bagi suaminya, Sulaiman (Hitham Omari). Meskipun dirinya menampakkan wajah yang welcome terhadap calon istri kedua suaminya tersebut, dalam hatinya, ia tetaplah merasa hancur tidak menentu. 

Akan tetapi, Jalila tetap mencoba menerima hal tersebut dengan hati yang sangat lapang. Ia mendekor ruangan yang akan dipakai acara pesta pernikahan serta menata sendiri kamar pengantin yang nantinya akan dipakai oleh suami dan istri keduanya yang memiliki jarak usia yang jauh.

Agar pekerjaannya tersebut cepat selesai, Jalila dibantu oleh anak sulungnya yang bernama Layla (Lamis Ammar) dalam mendekor kamar pengantin suaminya.

Namun, pada saat Jalila sedang melakukan tugasnya, bajunya robek terkena pinggiran ranjang yang cukup tajam. Keduanya bingung karena tidak ada waktu lagi untuk berganti baju sebab rombongan calon pengantin sudah akan datang. 

Akhirnya, Layla mengusulkan agar ibunya memakai baju yang dikenakan Layla. Melihat waktu yang cukup mepet akhirnya Jalila setuju dengan putrinya. Kemudian Layla pun pergi dari kamar tersebut untuk mengganti baju dan memberikan bajunya pada ibunya. Karena saat itu ia sangat terburu-buru, ponselnya pun tertinggal di saku baju tadi.

Pada saat pesta pernikahan tengah berlangsung, ternyata ponsel Layla berdering. Jalila yang mengenakan pakaian Layla mencoba mengangkat panggilan tersebut dan mendapati seorang laki-laki menelpon putrinya. Jalila menanyakan perihal laki-laki tersebut pada Layla. 

Laki-laki itu ternyata teman di kampus sekaligus kekasih dari Layla. Ia pun marah besar kepada putrinya dan menganggap perbuatan Layla bisa mempermalukan keluarga mereka.

Jalila juga mengatakan bahwa Layla dipercaya pergi kuliah untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya bukan untuk berpacaran. Perasaan Jalila semakin kacau. Ia tengah sedih karena suaminya menikah lagi dan sedang berbulan madu dengan istri keduanya, ditambah lagi dengan perilaku putri sulungnya yang menurutnya tidak baik. 

Akan tetapi, Jalila masih merahasiakan hal tersebut dari suaminya. Ia pun memutuskan untuk melarang Layla pergi ke kampusnya untuk sementara waktu.

Namun, Layla bukanlah anak yang menurut begitu saja. Ia malah pergi ke kampus dan menemui kekasihnya yang bernama Anwar (Jalal Masrwa). Layla mengatakan pada Anwar tentang ibunya yang menentang hubungan mereka. 

Setelah mendengar pengakuan dari Layla, Anwar yang sangat mencintai Layla mengusulkan untuk bertemu dengan ayah Layla. Dia ingin meminta restu dari ayah Layla agar bisa menikahi putrinya. Layla pun setuju. Ia menganggap bahwa ayahnya akan berpihak kepadanya dan memberikan restu pada pernikahannya dengan Anwar. 

Setelah kesepakatan yang mereka buat di kampus, keduanya pun pergi menemui Sulaiman. Layla yang sudah yakin ayahnya akan merestui pernikahannya karena berpikir ayahnya tidak kolot dan sudah modern harus menelan kekecewaan yang sangat pahit.

Bukan hanya lamaran Anwar saja yang ditolak, tapi Layla juga ternyata sudah dijodohkan dengan pria pilihan Sulaiman. 

Mendengar putri sulung kesayangannya yang pintar dan juga mempunyai wawasan luas akan dijodohkan, Jalila pasang badan dan menolak mentah-mentah perjodohan tersebut.

Ia memang menentang hubungan asmara Layla dan Anwar, tapi ia lebih marah dengan perilaku suaminya yang semena-mena dan juga seenaknya. Lalu apakah perjodohan Layla dan pria pilihan Sulaiman akan terjadi?

Sebuah Drama Keluarga dengan Alur yang Ringan

sand-storm-2_

Meskipun mengangkat tema yang cukup berat dan mengundang sensasi, film Sand Storm tetap memiliki alur cerita yang cukup ringan dan mudah diikuti oleh semua yang menontonnya.

Konfliknya juga terbilang biasa dan penonton tidak akan diberatkan dengan menebak sebuah teka-teki kemana alur cerita akan berakhir. Kalian hanya perlu duduk dan menikmati setiap adegan tanpa harus berpikir keras. 

Film ini berpusat pada Jalila dan Layla yang merasa bahwa setiap tradisi yang ada di sekelilingnya seakan meruntuhkan dunia mereka dan tidak adil pada kehidupan mereka.

Keduanya mencoba menentang tradisi tersebut meskipun rasanya mustahil berhasil karena budaya patriarki sudah sangat melekat di sana. Jadi, film ini cocok untuk ditonton bersama keluarga tercinta di saat santai di sore hari. 

Perlawanan Layla terhadap Patriarki

sand-storm-3_

Pada film ber-genre drama ini Layla digambarkan sebagai sosok perempuan dengan karakter pemberontak. Saat ayahnya menikah lagi untuk kedua kalinya, Layla belum menyadari bahwa ia hidup di sebuah lingkungan yang memiliki budaya patriarki yang sangat kental.

Ia awalnya menganggap bahwa ayahnya sudah berpikiran maju dan akan mengikuti zaman meski masih berpegang teguh pada agama dan juga kitab suci. Hal itu karena ayahnya memberikan dukungan pada Layla dengan memperbolehkan dirinya berpakaian yang dalam budaya di tempat tersebut dilarang.

Kemudian pada adegan awal film juga penonton akan melihat bagaimana ayahnya begitu mendorong Layla untuk belajar menyetir sedangkan menyetir dianggap sedikit tabu untuk dilakukan oleh para perempuan di tempat tinggalnya tersebut. 

Namun akhirnya setelah ia mengutarakan niatnya untuk hidup dengan pilihan hatinya, ia menyadari bahwa nasibnya tidak akan beda jauh dengan ibunya. Semuanya sudah diatur dan direncanakan. Wanita haruslah menurut serta mengikuti peraturan yang sudah berlaku. Layla merasa dalam budayanya, perempuan diperlakukan seperti seorang budak. 

Layla pun kemudian bertekad untuk melawan ketidakadilan tersebut dengan cara yang ia miliki. Perlawanannya tidak agresif karena pada dasarnya ketika kita hidup dalam budaya ini sangatlah sulit untuk melakukan perlawanan sendirian. Ini disebabkan budaya tersebut sudah seperti sebuah sistem yang mendarah daging. 

Film Berdurasi Pendek yang Syarat Informasi

sand-storm-4_

Isu patriarki memang selalu mendapatkan perhatian dari seluruh belahan dunia. Budaya ini memang terkait dengan sebuah kesetaraan gender.

Budaya patriarki juga disebut-sebut lebih menguntungkan dalam sisi pria dan tidak adil bagi para perempuan. Perempuan harus menjadi penurut dan tidak menentang aturan yang cenderung mematikan potensi perempuan tersebut. 

Banyak film yang telah mengangkat isu ini ke dalam sebuah film atau serial. Film Sand Storm ini juga dibuat dengan riset terhadap kaum badui di Israel selama bertahun tahun. Meski memiliki durasi yang tidak terlalu panjang, yaitu 97 menit, film ini akan memberikan sebuah gambaran bagaimana budaya patriarki yang masih ada di Israel. 

Sinematografi yang Keren

sand-storm-5_

Biasanya Elite Zexer selalu menggarap film pendek dan dokumenter. Film Sand Storm ini adalah debut pertamanya dalam menggarap film feature.

Meskipun ini adalah film feature pertamanya, Elite Zexer mampu membuat film ini masuk ke kancah internasional. Sinematografinya juga terbilang keren karena menampilkan padang pasir yang terlihat indah sekaligus penuh dengan kehampaan. 

Dengan bantuan kamera DOP-nya yang luar biasa, Elite Zexer mengajak semua penonton untuk menjelajahi dunia pedesaan Israel. Dilengkapi dengan pemilihan tata busana yang ciamik, tidak heran film ini mendapat sambutan baik dari para kritikus. 

Banyak yang berkata bahwa sekecil apapun, dengan cara agresif ataupun tidak, perlawanan terhadap patriarki patut untuk diberikan tepuk tangan. Film Sand Storm ini juga mendapatkan sambutan karena sedikit banyaknya merupakan sebuah perlawanan terhadap budaya patriarki yang sudah sejak dulu menjadi sorotan seluruh dunia. 

Tokoh perempuan yang memegang peranan penting dalam film ini juga dimainkan dengan sangat apik dan menjiwai. Emosi yang terkandung dalam film ini bisa tersampaikan dengan ekspresi dan dialog yang ada dalam adegan.

Jadi, penasaran kah dengan langkah Layla memerangi ketidakadilan yang dilakukan oleh lingkungan tempat tinggalnya sendiri?

cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram