bacaterus web banner retina

Sinopsis & Review Film Resident Evil: Extinction (2007)

Ditulis oleh Desi Puji Lestari
Resident Evil: Extinction
3
/5
PERHATIAN!
Artikel ini mengandung spoiler mengenai jalan cerita dari film/drama ini.

Resident Evil: Extinction (2007) hadir sebagai seri ketiga dari Resident Evil (2002). Ia tayang bagi siapa pun yang sudah rindu terhadap sosok Alice; perempuan tangguh yang dalam film kali ini diceritakan berkelana sendiri menggunakan sebuah motor berukuran besar. Alice berada di lingkungan bebas tapi tetap tak bisa lepas dari Umbrella Corporation.

Di sini, Alice akan menemukan mayat-mayat kloningannya bergelimpangan penuh darah. Dia juga harus berhadapan dengan gagak-gagak zombie dan seorang ilmuwan yang berubah jadi monster akibat suntikan T-Virus. Seperti apa kelengkapan ceritanya? Anda bisa menonton film Resident Evil: Extinction (2007) secara langsung, tapi sebelum itu mari simak sinopsis dan ulasan berikut ini!

Sinopsis

  • Tanggal/Tahun Rilis: 20 September 2007
  • Genre: Action, Horror, Zombie
  • Produksi: Screen Gems, Constantin Film, Davis Films & Impact Pictures
  • Sutradara: Russell Mulcahy
  • Pemeran: Milla Jovovich, Oded Fehr, Ali Larter, Iain Glen

Film dibuka dengan adegan yang sama persis pada Resident Evil (2002); Alice terbangun dalam keadaan kaget dan bingung. Perempuan ini berjalan hingga sampai ke sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan bersenjata laser. Alice mencoba masuk ke ruangan tersebut dan pintu secara tiba-tiba tertutup. Tak lama serangan laser bergaris-garis mulai datang ke arahnya. Beruntung Alice segera menyelamatkan diri dengan melompat ke lorong ventilasi yang ada di atasnya.

Setelah menemukan lubang terbuka, Alice kembali turun dan berpikir bahwa dirinya ada di rumah sakit. Namun, tidak ada siapa pun di sana. Saat dia mencoba keluar ruangan tersebut sebuah benda aneh tiba-tiba muncul dari lantai. Tanpa bisa diantisipasi, Alice terbunuh  dengan luka tembak di bagian perut. Tak lama muncul beberapa orang berpakaian APD lengkap. Salah satunya adalah Dr. Isaac (Iain Glen) yang ternyata sedang melakukan uji coba terhadap Alice.

Jasad Alice kemudian dibawa dan dibuang oleh dua anak buah Dr. Isaac. Di tempat pembuangan tersebut terlihat sudah ada banyak mayat Alice bertumpuk dengan luka yang hampir sama, lengkap dengan pakaian dan sepatu yang sama pula. Scene berpindah ke area luar. Di sana para zombie terlihat masih berkumpul dalam jumlah banyak.

Umbrella Corporation menyangka bahwa mereka berhasil menghentikan penyebaran T-Virus di Racoon City. Sayangnya ini justru menjadi awal kehancuran dunia. Pasalnya hanya dalam waktu beberapa minggu T-Virus sudah menyebar ke se-antero Benua Amerika. Setelah beberapa bulan virus tersebut sudah tersebar ke seluruh negara di dunia.

T-Virus bukan hanya melenyapkan umat manusia melainkan juga menyebabkan kekeringan di mana-mana. Hasilnya, banyak negara menjadi kota mati atau menjadi sebuah padang pasir yang luas dan hanya meninggalkan gedung-gedung tinggi serta landmark ikonik yang tetap kokoh berdiri.

Cerita berlanjut saat Alice terlihat melintas mengendarai sepeda motor di sebuah jalan dengan lingkungan yang tandus di sekitarnya. Alice kemudian tiba-tiba mendapat sebuah transmisi radio yang mengabarkan bahwa ada beberapa orang selamat serta sangat membutuhkan pertolongan. Mereka mengevakuasi diri di sebuah bangunan yang sudah banyak hancur di sana-sini.

Alice lantas memasuki bangunan tersebut untuk memastikan. Alice kemudian bertemu seorang perempuan yang memintanya menyelamatkan sang buah hati. Setelah gendongan dibuka, Alice baru menyadari bahwa dirinya sedang ditipu kawanan penjahat yang coba merampasnya. Saat hendak diperkosa oleh salah satunya, Alice menendang wajah penjahat tersebut hingga membuat orang itu tewas.

Tak terima teman mereka tewas, Alice diikat dan sengaja diumpankan pada zombie anjing di sana. Pertarungan antara dirinya dan zombie anjing pun tidak lagi terhindarkan. Namun berkat kecerdikannya Alice berhasil lolos; meninggalkan para penjahat menjadi santapan para zombie anjing. Alice kemudian mengambil barang-barang yang sudah dirampas darinya dan bergegas meninggalkan bangunan tersebut.

Di sisi lain beberapa mobil terlihat berjalan berurutan. Rombongan mobil tersebut diketahui dipimpin oleh Claire Redfield (Ali Larter). Selain Claire di dalam rombongan itu juga ada Carlos Oliveira (Oded Fehr), seorang ‘mantan’ warga Racoon City yang selamat dari program Nemesis serta kehancuran Racoon City bernama Lloyd Jefferson Wade atau LJ (Mike Epps).

Carlos dan LJ ditemani oleh beberapa orang lain, yaitu seorang gadis remaja yang ditemukan di toko K-Mart sebelum wabah hingga diberi nama K-Mart (Spencer Locke) dan Betty (Ashanti) yang merupakan perawat. Untuk urusan per-komputeran, mereka memiliki Mikey (Christopher Egan) yaitu seseorang yang bisa diandalkan untuk mengoperasikan komputer serta memantau radio untuk mencari korban selamat lain dan memantau kamera perimeter sensor gerak. Mereka juga bersama Chase (Linden Ashby) dan Otto (Joe Hursley) serta beberapa lainnya.

Sekelompok orang itu terus melakukan konvoi, berjalan dari kota ke kota guna menghindari serangan kaum zombie yang sudah sangat banyak. Di tempat lain, tepatnya di sebuah fasilitas rahasia milik Umbrella Corporation yang terletak di bawah tanah, beberapa petinggi terlihat sedang melakukan pertemuan. Salah satunya adalah Dr. Isaac. Sang dokter mengatakan bahwa para zombie yang ada di dekat mereka sekarang ini bisa bertahan hidup selama beberapa dekade.

Fakta ini membuat beberapa petinggi perusahaan mulai khawatir karena mereka merasa tidak sanggup dan tidak mungkin hidup selama puluhan tahun di bawah tanah, terutama karena persediaan makanan juga terbatas. Namun, Dr. Isaac memiliki ide untuk mencegah hal tersebut terjadi, yaitu menggunakan antibody yang terdapat dalam tubuh Alice.

Berkat antibody tersebut Dr. Isaac percaya bahwa dia bisa mengembangkan serum untuk mengendalikan penyebaran T-Virus dan zombie. Lalu benarkah hal tersebut? Apakah Alice sebenarnya punya ‘senjata rahasia’ untuk menangkal bencana ini?

Ada Banyak Plot Hole dari Segi Cerita

Saat menonton seri ketiga dari film Resident Evil ini, Anda akan merasakan cukup banyak plot hole di sana-sini. Pertama, alur yang tidak masuk akal terlihat dalam scene ketika Alice menemukan banyak mayat kloningannya di satu tempat.

Mereka memakai baju yang sama dan tidak ada yang membusuk satu pun. Seolah mayat-mayat tersebut dibuang di hari yang sama. Tidak ada naskah atau narasi yang menjelaskan apakah itu semua karena ulah T-Virus sehingga proses pembusukan tidak terjadi atau Umbrella memang melakukan uji coba terhadap ratusan Alice setiap hari.

Bagian yang tidak masuk akal lainnya adalah sejak awal film, narasi tentang kehancuran dunia diperlihatkan melalui scene-scene saat seluruh kota dipenuhi padang pasir. Ekosistem rusak karena terdampak oleh T-Virus, tetapi orang-orang yang selamat masih bisa mendapatkan makanan dan air, padahal berdasarkan narasi, dua hal itu sangat langka.

Saat semua berubah jadi padang pasir dan lautan mengering karena T-Virus, sudah sewajarnya masalah kelangkaan air dapat porsi besar untuk turut diceritakan dalam film ini, tetapi kenyataannya tidak. Resident Evil: Extinction (2007) masih mengandalkan ratusan zombie sebagai satu-satunya unsur yang dapat mengatrol rasa was-was dan takut. Padahal mati kehausan lebih terasa mungkin daripada digigit zombie.

Similar dengan Day of The Dead (1985)

Karakter Dr. Isaac yang ada di film Resident Evil: Extinction (2007) salah satu hal yang tidak masuk akal di sini. Dia melakukan banyak percobaan pada kloningan Alice tapi sering gagal. Terlihat dari banyaknya mayat Alice yang menumpuk. Sebagai seorang ilmuwan, dia terlihat punya obsesi sendiri hingga dalam salah satu scene Dr. Isaac melakukan sesuatu yang sama sekali tidak perlu, yaitu menyuntikkan darah Alice pada salah satu zombie.

Penyuntikan darah tersebut rupanya membuat si zombie bisa mendapatkan ingatannya lagi. Dengan wajah busuk tidak karuan, dia bisa melakukan panggilan telepon, mengoperasikan handphone, kamera hingga menyusun puzzle. Formula zombie yang ‘pintar’ ini sebelumnya bisa Anda lihat dalam film zombie tahun 1985 berjudul Day of The Dead. Dalam film tersebut, zombie bernama Bub juga ‘dibuat’ pintar melalui berbagai proses penelitian dan percobaan.

Ruangan Laser yang Legendaris

Saat menyaksikan Resident Evil (2002), keberadaan ruangan laser pemotong yang menewaskan beberapa pasukan khusus Umbrella Corporation sangat menarik perhatian; bagaimana sekelebat cahaya bisa mencincang tubuh manusia tanpa ampun. Jika ‘tertarik’ dengan ruangan tersebut, pada Resident Evil: Extinction (2007) Anda bisa kembali menemukannya. Boleh jadi ia menjadi salah satu elemen yang ikonik dari film zombie berseri ini ya?

Dalam film ini, scene ruangan berlaser muncul saat Alice sedang berduel dengan Dr. Isaac yang sudah berubah jadi monster akibat menyuntikkan banyak sekali T-Virus ke tubuhnya. Di sana sang ilmuwan tidak bisa lagi mengelak dari serangan laser dan berakhir menjadi potongan-potongan daging monster. Pada scene ini visual efeknya cukup terasa mengganggu.

Tidak ada perubahan alur cerita yang berarti dari Resident Evil: Extinction (2007) karena film ini masih berkutat pada sosok Alice yang unbeatable. Sekalipun sistemnya sudah dimatikan, perempuan kloningan ini entah bagaimana bisa kembali bangkit dan malah menghancurkan sebuah satelit. Tak lupa gerombolan zombie di mana-mana juga masih jadi senjata utama untuk meningkatkan ketegangan. Sebagai penggemar film zombie, Anda bisa menyaksikannya!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram